Anda di halaman 1dari 8

ANALISA KEMACETAN KOTA DEPOK SEBAGAI EVALUASI MEMBANGUN SISTEM

TRANSPORTASI ESTAFET.

ABSTRAK
Pertumbuhan jumlah penduduk dan meningkatnya kegiatan ekonomi secara makro, telah membuat
perkembangan dan pertumbuhan lingkup kota yang secara tidak langsung menimbulkan manfaat
positif yang di hasilkan, terdapat pula dampak negatif yaitu pertumbuhan kota yang tidak terstruktur.
Kota Depok sebagai penyangga utama dari Ibukota Negara Kota Depok, yang telah mengalami kondisi
yang demikian dan telah berdampak pada sistem transportasi darat yang ada kususnya kemacetan.
Parahnya saat ini pun depok telah banyak mengalami pergeseran-pergeseran peruntukan maupun
fungsi lahan yang banyak dialami oleh bangunan bangunan rumah yang berubah fungsi menjadi
kegiatan bisnis berupa toko, restoran, apotik dan kegiatan perdagangan lainnya. Sedangkan areal-areal
apartemen baru yang berada sepanjang Jalan Margonda Raya ini semakin lama semakin banyak.
Apabila permasalahan tersebut dibiarkan tanpa solusi dan perencanaan, maka akan terjadi pola
perkembangan kota yang tidak terkendali dan kemacetan lain lintas adalah puncaknya Untuk
mengantisipasi munculnya permasalahan yang Iebih kompleks, maka perlu diadakan upaya untuk
menanggulanginya. Tata ruang di kawasan Jalan Margonda Raya yang demikian itu masih pula
diperparah dengan sistem transportasi dan infrastruktur jalan yang ada di Kota Depok, mengingat
bahwa infrastruktur dan sistem tranportasi di kota Depok keberadaannya belum sebanding dengan
tingkat kebutuhan di Depok sebagai kawasan penyangga Ibu kota Kota Depok.
Masalah kemacetan di Jalan Margonda Raya kini menjadi fenomena yang tak terelakkan dan
menjadi masalah serius yang merugikan semua pihak, perlu upaya evaluasi untuk membangun system
transportasi secara kontinyu, estafet dan berkelanjutan

PENDAHULUAN

Masalah kemacetan lalu lintas seringkali terjadi pada kawasan yang mempunyai intensitas kegiatan
dan penggunaan lahan yang tinggi. kemacetan lalu lintas terjadi di sebabkan karena banyak faktor,
baik yang sifatnya teknis maupun non teknis. Bilamana sifat kemacetan lalu lintas tersebut merupakan
suatu kejadian yang rutin, akibatnya bukan saja akan mempengaruhi inefisiensi penggunaan sumber
daya, tetapi juga dapat mengganggu kegiatan di lingkungan yang ada. Selain itu, berdampak luas pula
terhadap kelancaran kegiatan sosial ekonomi kota. Demikian juga yang terjadi di beberapa ruas jalan
yang menghubungkan antara Kota Depok dengan Kota Kota Depok hampir setiap hari kerja maka ruas
jalan ini selalu terjadi kemacetan lalu lintas. Kemacetan lalu lintas yang terjadi di kota depok
merupakan masalah yang harus segera ditangani agar dampak yang ditimbulkannya tidak merusak dan
merugikan masyarakat sekitarnya. Usaha-usaha untuk mencegah dan mengurangi terjadinya
kemacetan lalu lintas harus segera dilakukan. Untuk itu perlu dilakukan analisis untuk mengetahui
penyebab kemacetan lalu lintas yang terjadi sehingga dapat memberikan solusi untuk mengatasi
kemacetan .

Teguh Patriot/1806244181/Teguhptik61@gmail.com
METODOLOGI
Tujuan penelitian ini adalah memahami dan menganalisis tentang penyebab kemacetan di Kota
Depok secara umum sebagai Analisa awal untuk membantu output bagi Instansi terkait dalam
melakukan perbaikan, renovasi system transportasi secara kontinyu. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif, karena berusaha menemukan fakta tentang penyebab kemacetan di kota depok
secara mikro sense. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena mengamati dan
menangkap realitas dan mengkaji perilaku individu dan kelompok serta pengalaman sehari-hari.
Sumber data utama penelitian dengan menggunakan kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data
tambahan, maupun dokumen.

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan / survey yang dilakukan, maka penyebab kemacetan yang sering
terjadi di depok, adalah sebagai berikut :
1. Kebijakan Tata Ruang Kota Depok
Penataan ruang dalam hal ini tata guna lahan merupakan masalah terbesar yang mempengaruhi
sistem transportasi. Status Depok menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II dikukuhkan oleh
UndangUndang No.15 tahun 1999, perkembangannya berlangsung sangat pesat bahkan diperkirakan
akan Iebih pesat lagi pada masa rnasa yang akan datang. Padahal sebelum Depok berstatus sebagai
kota otonom pun, kota ini telah banyak mengalami pergeseran-pergeseran peruntukan maupun fungsi
lahan, Pergeseran dan perubahan fungsi lahan tersebut banyak dialami oleh bangunan bangunan rumah
yang berubah fungsi menjadi kegiatan komersial berupa toko, restoran, apotik dan kegiatan
perdagangan lainnya. Sedangkan areal-areal permukiman Baru hotel, apartemen, dan hunian lainnya
semakin lama semakin banyak. Pola perkembangan dan perubahan kota Depok ini, tidak terlepas dari
tekanan-tekanan akibat kedekatannya secara geografis dengan Kota Kota Depok sebagal ibukota
negara Indonesia dan pengembangan sistem megapolitan Jabodetabek. Sejalan dengan tekanan-
tekanan perkembangan kota berikut perubahan perubahan yang mengikutinya tersebut, maka hal ini
akan berpengaruh terhadap perkembangan transportasi baik sarana prasana transportasi termasuk
dengan jumlah kendaraannya
Adapun jumlah sepeda motor di Kota Depok terus meningkat, pada tahun 2010 terdapat 613.487
unit dan melonjak hingga 817.850 pada tahun 2014. Untuk mobil pribadi pada tahun 2010 sebanyak
87.503 unit menjadi 155.510 unit pada 2014. Angkutan umum dari tahun 2010-2014, jumlahnya flat
sebanyak 6.508. Komposisi tersebut menunjukkan tingginya penggunaan kendaraan non-bus
(mayoritas kendaraan pribadi) dibandingkan bus sebagai sarana angkutan umum.

Tabel. 1 Jumlah Kendaraan Bermotor di Kota Depok, Depok, Tangerang, dan Bekasi s/d Bulan
Desember 2015
Sumber: http://Kota Depok.bps.go.id/backend/pdf_publikasi/Statistik-Transportasi-DKI-Kota Depok-2015.pdf

Teguh Patriot/1806244181/Teguhptik61@gmail.com
2. Kondisi Angkutan Umum Kota Depok
Angkutan kota selalu menjadi permasalahan transportasi perkotaan dikarenakan jumlah yang tidak
seimbang dan tidak teraturnya waktu dan tempat berhenti yang sering membuat kemacetan di jalan
raya. Tak terkecuali di jalan Margonda yang dilewati 6 trayek angkot. Angkutan umum tidak
memenuhi standar baik dari segi faktor muatan maupun waktu antara(headway) kendaraan. Sehingga
diperlukan perencanaan ulang dengan mempertimbangkan moda lain sehingga menghasilkan sistem
angkutan umum yang efektif. (Jachrizal S/ journal angkutan umum depok eng.unila.ac.id/wp-
content/uploads/2015/08/RT169.pd)

3. Karakter Sosial Budaya Masyarakat


Masalah transportasi kota Depok tidak dipengaruhi oleh faktor faktor tehnis dan non tehnis saja
namun juga di pengaruhi oleh faktor sis budaya baik pribadi seeorang maupun lingkungan. Dengan
kondisi sarana angkutan umum yang belum memadai, mendorong masyarakat lebih memilih
menggunakan kendaraan pribadi. Sementara dari sisi sosial budaya, keinginan seseorang untuk
memiliki kendaraan pribadi sedikit banyak dipengaruhi adanya pandangan bahwa memiliki kendaraan
pribadi membuat esensi efektifitas dalam membantu kebutuhan pribadi di banding angkutan umum.
Akibatnya ruas-ruas jalan yang dibangun di kota lebih banyak dipenuhi oleh kendaraan pribadi yang
notabene hanya mengangkut penumpang jauh lebih sedikit dibandingkan daya angkut sarana angkutan
umum massal.
Peminatan untuk naik kendaraan umum sangat kecil dindonesia dimana alasan-alasan yang telah
disebutkan, mulai dari cuaca yang berbeda, pelayanan, kondisi trnasportasi umum dan keseriusan
pemerintah sendiri dengan mode angkutan umum untuk masyarakat Indonesia, dan serta pula sejarah
Indonesia sendiri dan sikap individu yang tinggi akan harta yang dimilikinya menyebabkan minimnya
angka peminat penggunaan transportasi umum. (Iqball,Univ Airlangga 2014)

4.Padat Penduduk
Kota depok memiliki penduduk 1.87 juta penduduk di tahun 2014, Bps.depokkota.go.id, dengan
pendatang yang meningkat pertahunnya untuk mencari peruntungan di Kota Depok,mereka yang datan
ke Kota Depok kebanyakan akan membuka wira swasta mandiri demgan membuka usaha ekonomi
sederhana di pinggir jalan dan tak jarang menggunakan badan jalan yang menyebabkan kemacetan

Teguh Patriot/1806244181/Teguhptik61@gmail.com
Sumber: http://disdukcapil.depok.go.id/wp-content/uploads/2014/01/Peta.png

5. Kendaraan Pribadi Lebih Banyak


Warga Indonesia khususnya Kota Depok bersifat konsumtif, Sekarang kita bisa melihat contoh
grafik pertumbuhan jumlah kendaraan motor dari tahun 2004 sampai dengan 2011, kenaikannya
relatif tinggi setiap tahunnya dari awalnya 100.000 motor pada tahun 2004 menjadi sekitar 450.000
motor pada tahun 2011 ( kenaikannya sekitar 50.000 motor per tahun). Sekarang kita lihat kenaikan
jumlah penambahan jalannya. mereka lebih memilih untuk membeli dari pada menggunakan fasilitas
yang di berikan oleh pemerintah.

6 .Kurang Layaknya kendaraan Umum


Dengan warga yang begitu banyaknya yang berada di Kota Depok, pemerintah seharusnya
memperbaiki fasilitas yang di berikan kepada penduduk Kota Depok agar warga Kota Depok lebih
memilih kendaraan umum dibandingkan pribadi. Ekspetasi masyarakat terhadap pelayanan dan
kondisi angkutan umum sebagai bagian dari pelayanan dasar (public service) tentu sangat maksimal.
Dapat diidentifikasi sekurang-kurangnya harapan masyarakat terhadap angkutan umum adalah: aman
(safety and secure), nyaman (a.l.: bersih, tidak pengap, tidak berdesakan), tarif terjangkau (tarif yang
pantas), tepat waktu (on schedule), bahkan door to door (sedikit mungkin pergantian moda angkutan).

7. Kapasitas dan volume


Kemacetan di kota depok terjadi secara komplek dan menyeluruh pada waktu waktu tertentu
kususnya di jam sibuk dan jam padat kendaraan. Hal tersebut sangat terkait dengan sarana dan
prasarana jalan yang tidak sebanding dengan dengan jumlah kendaraan. Kapasitas kendaraan sanagt
tinggi sekali dimana volume kendaraan setiap waktu tertentu dititik tertik tertentu terlihat tinggi. Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Endang 2016 dalam jurnal Analisa kinerja jalan
margonda raya kota depok yang menyebutkan bahwa hasil yang didapat pada kondisi Volume Lalu
Lintas Maksimum kinerja Jalan Margonda Raya adalah bahwa kapasitas jalan sebesar 2937 smp/jam
hasilnya lebih besar dibandingkan dengan volume kendaraan maksimum pada setiap segmennya.
Kemacetan yang terjadi di sepanjang jalan Margonda Raya Kota Depok terjadi pada tiga tempat utama
yaitu didepan kanpus D Universitas Gunadarma, depan Mall Depok dan depan Terminal depok baik
arah ke Depok ataupun kearah Jakartadi sebabkan oleh angkutan kota yang berhenti tidak sesuai
dengan tempat pemberhentian (Halte) dan Pejalan kaki yang tidak disiplin, karena tidak memanfaatkan

Teguh Patriot/1806244181/Teguhptik61@gmail.com
fasilitas yang telah disediakan (jembatan penyebrangan) terutama dilokasi survey di depan Mall Depok
dan Terminal Depok

SOLUSI
Kemacetan lalulintas serius di kota depok merupakan kejadian sehari-hari yang sering dijumpai di
beberapa kota besar seluruh Indonesia. Hal ini sebagai ciri khusus daerah perkotaan di negara sedang
berkembang dan tumbuh baik di tingkat perekonomian dan jumlah penduduk. Masalah ini sebenarnya
dapat dipecahkan melalui peran serta pemerintah, swasta, dan masyarakat, serta merupakan tanggung
jawab bersama. Untuk menanggulangi masalah ini secara tuntas jelas diperlukan penanganan yang
serius. Seperti telah dijelaskan di atas bahwa permasalahan kemacetan lalulintas disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain tingginya masalah tata ruang, social budaya, pelayanan angkutan umum, ,
pesatnya tingkat pertumbuhan jumlah penduduk dan pemilikan kendaraan, serta sistem angkutan
umum perkotaan yang tidak efisien. Tetapi yang paling penting yang dapat disimpulkan sementara
sebagai penyebab permasalahan transportasi ini adalah tingkat pertumbuhan prasarana transportasi
tidak bisa mengejar tingginya tingkat pertumbuhan kebutuhan transportasi.

Sistem transportasi berkelanjutan


Center for Sustainable Development (1997) mendefinisikan sistem transportasi yang berkelanjutan
sebagai suatu sistem yang menyediakan akses terhadap kebutuhan dasar individu atau masyarakat
secara aman dan dalam cara yang tetap konsisten dengan kesehatan manusia dan ekosistem, dengan
keadilan masyarakat saat ini dan masa dating. Transportasi yang berkelanjutan (sustainable
transportation) merupakan salah satu aspek keberlanjutan menyeluruh (global sustainability) yang
memiliki tiga komponen yang saling berhubungan, yakni lingkungan, masyarakat, dan ekonomi.
Dalam interaksi tersebut, transportasi memegang peran penting dengan perencanaan dan penyediaan
sistem transportasi harus memperhatikan segi ekonomi, lingkungan, dan masyarakat.
Sedangkan GIZ membuat site plan solusi kemacetan melalui perbaikan system transportasi
berkelanjutan dengan 10 action diantaranya;
1. Perencanaan kota yang terpadu dan berorientasi manusia
2. Optimalkan jaringan jalan dan penggunaannya
3. Bangun kota berorientasi angkutan umum
4. Giatkan berjalan kaki dan bersepeda
5. Terapkan perbaikan sistem angkutan umum
6. Kontrol penggunaan kendaraan
7. Atur perpakiran
8. Promosikan kendaran yang ramah lingkungan
9. Komunikasikan solusi
10. Atasi tantangan secara komprehensif

Teguh Patriot/1806244181/Teguhptik61@gmail.com
Manajemen sistem transportasi
Peranan transportasi darat memiliki posisi penting dan strategis, sehingga kebijakannya perlu
dipadukan dalam satu kesatuan kebijakan manajemen transportasi darat dan dampaknya terhadap
perekonomian masyarakat di Kota Depok. Berbagai kebijakan telah dikeluarkan, untuk
meminimalisasi masalah transportasi darat tersebut, namun sebaik apa pun kebijakan tidak akan
berhasil secara maksimal selama manajemen system transportasi kususnya transportasi daratnya
kurang dibenahi. Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog Vol. 03 No. 1, Maret 201.
Banyak teori dan research tentang manajemen di lakukan oleh para ahli misalnya oleh bapak
perencanaan management oleh George R Terry adalah POAC. Adalah kepanjangan dari Planning,
Organiting, Actuating dan Controlling.yang pada intinya secara global bahwa dimana manajemen itu
selalu berhubungan dengan Planning. Penekanan disini bahwa dalam membangun system transportasi
yang selalu relative berubah, maka di perlukan didalamnya skill menyusun planning, manajemen
transportasi yang tepat, karena planning yang kurang tepat, atau manajemen control yang tidak benar
akan membawa dampak dalam sistem transportasi di kususnya di jalan. Alih-alih planning yang di
susun serta manajemen yang di jalankan bukan membawa dampak positif, namun diam di tempat atau
bahkan menambah kesemerawutan system transportasi.

Transportasi nasional.
Bahwa Transportasi nasional yang di bawahnya terdapat transportasi propinsi, kota, dan kabupaten,
sifatnya bukan hanya sebagai program, namun transportasi nasional ini sifatnya sebagai pemecah
masalah kemacetan. Dengan adanya transportasi nasional berarti memberikan peranan kewilayahan
dimana pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya termasuk didalamnya fungsi pemindahan/
transportasi keseluruh wilayah. Siafatnya aktif yakni sebagai infrastruktur/generating factor/trade
follow the ships, ataupun sifatnya pasif yakni sebagai servicing factor/ faktor penunjang/ships follow
the trade pemerintah dalam hal ini pusat, propinsi dan kota serta kabupaten mempunyai kewajiban
untuk membangun jaringan jalan beserta sarana dan prasarananya.

Political will and political action.


Dari semua pemecah masalah kemacetan di kota depok, menurut saya bahwa akar permasalahan
subtansial berada pada political will yang ada. Keseriusan pemerintah daerah dalam menyelesaikan
msalah kemacetan di kota depok tidak akan pernah selesai dan hanya sebagai bahasan isu politik untuk
di jadikan komoditas politik tentunya, terlepas fakta di lapangan bahwa kota depok saat ini sudah benar
benar butuh penyeleaian dalam hal kemacetan yang mengakibatkan banyak hal baik ari segi ekonomi,
efisiensi, isu lingkungan dll. Jadi tidak heran bahwa banyak dari pakar transportasi, instansi maupun
masarakat menyebutkan bahwa permaslahan kemacetan kota depok disebabkan oleh keinginan para
pemangku kebijakan kota depok sendiri yang tidak mau menyelesaikan masalah tersebut. Hal ini
sesuai dengan pernyataan dari dinas perhubungan bandung yangtelah melakukan riset terhadap
kemacetan di Kota Bandung pada tahun 2015 mengklasifikasikan 9 faktor penyebab kemacetan di
Kota Bandung secara berurutan dan political will dan political action merupakan urutan 1 sebagai
penyebab kemacetan.Dinas perhubungan bandung 2015.

Teguh Patriot/1806244181/Teguhptik61@gmail.com
KESIMPULAN
Kota depok saai ini telah menjadi kota hyper untuk cepat tumbuh dan berkembang menjadi kota
yang besar. Sejalan dengan pertunbuhan kota yang setiap hari berkembang ternyata telah membawa
dampak yang besar pula dalam hal transportasi yakni kemacetan dalam skala mikro yang telah terjadi
berulang ulang lamanya tanpa solusi dan pemecahan masalahnya.
Banyak riset dan penelitian baik dalam hal tehnik, kinematika, social, ekonomi dan banyak lainya
tentang solusi pemecahan masalah kemacetan kota depok beserta solusi . penelitian tersebut sudah di
uji serta merujuk kepada penelitian sebelumnya serta litelatur, buku dan jurnal banyak lainya untuk
memberikan celah dan solusi terbaik dalam hal mengurangi kemacetan kota depok.
Namun alangkah baiknya jika solusi, inovasi dan jalan keluar dalam hal menyelesaikan
permasalahan kemacetan kota depok di iringi oleh landasan planning dan pengelolaan manajemen
dalam menjalankan progam tersebut yang berimplikasi akan membawa masalah baru jika salah atau
keliru dalam menjalankannya.
Terlebih tanpa dukungan politik will dari pemangku kepentingan pemerintah daerah kususnya kota
depok untuk secara konsisten berkesinambungan estafet membantu permasalahan kemacetan kota
depok. Sebesar apapun solusi, masukan dan rujukan penyelesaian masalah kemacetan di kota depok
jika tanpa dukungan politik will maka tidak akan selesai dan hanya akan di jadikan isu politik oleh
para pemangku jabatannya.

Teguh Patriot/1806244181/Teguhptik61@gmail.com
REFRENSI.

Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog) - Vol. 03 No. 1, Maret 2016 17

https://www.adb.org/sites/default/files/institutional-document/33652/files/ino-transport-assessment.pdf

Pengembangan Bandung Command Center - PKP2A I LAN Bandung.


bandung.lan.go.id/uploads/document/2015%20-%20PM%20BCC%20Final.pdf
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog Vol. 03 No. 1, Maret 201.

A.qodry.A. 2007, Change management dalam reformasi birokrasi

https://www.sutp.org/en/resources/publications-by-topic/social-issues-in-transport.html

Ofyar Z. Tamin, Menuju Terciptanya Sistem Transportasi Berkelanjutan Di Kota-Kota Besar Di


Indonesia,Jurnal Transportasi Vol. 7 No. 2 Desember 2007
Endang,2015, Jurnal Analisa Kinerja Jalan Margonda Raya Kota Depok.

Bps.depokkota.go.id

Iqball,2014,jurnal Minat Masyarakat Indonesia Akan Transportasi Umum,airlangga

Jachrizal.S & Miftah Fakultas Teknik Universitas Indonesia Depok, Evaluasi Kinerja Angkutan Umum
Kota Depok Yang Beroperasi Di Jalan Margonda Raya Depok
Depok.bps.go.id/backend/pdf_publikasi/Statistik-Transportasi-DKI-Kota Depok-2015.pdf

Teguh Patriot/1806244181/Teguhptik61@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai