Anda di halaman 1dari 11

Nama : Azzahra Putri Utami

NIM : 17021105002

Prodi : Perencanaan Wilayah dan Kota

TUGAS INDIVIDU

A. Pengertian Karya Tulis Ilmiah

Menurut Brotowidjoyo (dalam Arifin 2008) karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan
yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan bahwa karya ilmiah berupa makalah sebagai
berikut.
a. tulisan tentang suatu pokok yang dimaksudkan untuk dibacakan dimuka umum dan sering
disusun untuk diterbitkan.
b. karangan yang termasuk tugas peserta didik selama dalam pendidikan di sekolah.

Sedangkan menurut John (dalam Amir 2007) karangan ilmiah yang ditujukan kepada masyarakat
tertentu (profesional) yang bersifat ilmiah tinggi. Karya ilmiah seperti itu disebut juga karya tulis
penelitian. Menurut Sukohardjono (2007) Karya tulis ilmiah adalah berbagai macam tulisan yang
dilakukan oleh seseorang atau kelompok dengan menggunakan tatacara ilmiah. Dengan kata lain
karya tulis ilmiah adalah laporan tertulis hasil kegiatan ilmiah.

Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu permasalahan. Pembahasan itu
dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu
penelitian. Karya tulis ilmiah melalui penelitian ini menggunakan metode ilmiah yang sistematis
untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang diteliti.

B. Jenis Karya Ilmiah

Jenis karya ilmiah:

• hasil penelitian: laporan penelitian (skripsi, tesis dan disertasi), buku, dan makalah.

• tinjauan atau usulan/gagasan sendiri: buku (buku pelajaran, diktat, modul) dan makalah.
C. Contoh Karya Ilmiah

PEMANFAATAN RUNNING TEXT DALAM MENGATASI KEMACETAN MENUJU


MEDAN BERHIAS
Oleh Syafrida Hani

BAB I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Pertumbuhan jumlah kenderaan di kota Medan yang semakin pesat dan tidak diikuti dengan
peningkatan sarana dan prasarana jalan yang memadai berdampak pada terjadinya kemacetan lalu
lintas terutama pada jam-jam sibuk. Tingginya arus lalu lintas Pagi hari diantara jam 7.30 wib
sampai dengan jam 9.30 wib siang hari pada jam istirahat jam 12.00 wib sd. Jam 13.30 dan sore
hari mulai dari jam 16.30 wib sd. 19.00 wib. Wilayah kemacetan terjadi di jalan-jalan utama di
pusat kota terutama di wilayah perkantoran, pusat perbelanjaan dan daerah industri.

Dari data statistik Kota Medan bahwa pertumbuhan kenderaan sebesar 19,85% dapat dilihat bahwa
perkembangan jumlah kenderaan dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan yang sangat
signifikan. Walaupun kondisi kemacetan belum separah kota Jakarta tetapi alangkah lebih baik
jika pihak pemerintah kota Medan sudah harus berbenah diri dari sekarang sebelum semua menjadi
lebih parah. Melihat tingkat pertumbuhan ekonomi yang juga semakin meningkat, tentu saja akan
meningkatkan daya beli masyarakat sesuai kebutuhan sarana transportasi. Apalagi sarana angkutan
umum di kota Medan ini masih kurang diminati kalangan menengah ke atas dengan alasan rawan
tindakan kriminal, supir yang ugal-ugalan, panas dan berbagai ketidaknyamanan dialami saat naik
kenderaan umum.

Kepadatan arus lalu lintas berdampak pada kenyamanan dan keasrian kota, kondisi jalan yang
belum memadai ditambah lagi dengan maraknya perbaikan dan pembangunan drainase disetiap
ruas jalan yang rawan banjir, menyebabkan semakin tidak lancarnya lalu lintas di Kota Medan.
Debu dan asap yang menyesak dada dan rongga pernafasan disaat cuaca panas. Becek dan banjir
dimana-mana di saat hujan, menyebabkan ketidaknyamanan para pengguna jalan dan masyarakat
di sekitar.
Semakin padatnya jumlah arus lalu lintas kenderaan, sedangkan untuk menambah jumlah sarana
jalan raya dan prasarana lainnya butuh waktu dan perencanaan yang panjang dan tentu saja
berbiaya tinggi. Maka dibutuhkan ide-ide kreatif dan inovatif untuk dapat membantu pihak
Pemerintah Kota Medan untuk memanfaatkan saran prasana yang sudah ada demi kelancaran dan
kenyamanan di jalan raya.

Berbagai upaya yang selama ini dilakukan pun masih belum mampu mengantisipasi tingkat
kemacetan yang terjadi. Layanan traffic light yang disertai dengan waiting time, pelebaran jalan,
dan kebijakan penerapanan jalan satu arah pada ruas jalan tertentu juga menimbulkan kemacetan
pada jalan lainnya. Sementara menunggu kebijakan untuk pelebaran jalan dan sarana lainnya tentu
membutuhkan biaya yang tinggi dan waktu yang lama.

Tulisan ini ingin memberikan solusi alternative yang dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan
fasilitas umum yang sudah ada, dan dapat ditambahkan kemanfaatannya sehingga dapat membantu
pemerintah Kota Medan dalam mengatasi semakin tingginya tingkat kemacetan di Kota Medan.
Salah satu fasilitas umum yang sudah ada dan memungkinkan untuk dapat ditambah fungsinya
adalah running text, jika alat ini dijadikan sebagai sarana informasi situasi dan kondisi jalan
diharapkan dapat memberikan informasi bagi pengendara dan penguna jalan untuk menghindari
kemacetan jalan.

Dalam kesempatan ini penulis akan mencoba menguraikan apa dan bagaimana peranan running
text dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif untuk mengantisipasi kemacetan lalu lintas
di Kota Medan.

b. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peranan Pemerintah Kota Medan dalam mengatasi kemacetan lalu lintas?
2. Bagaimana solusi alternatif yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas running
text bagi pemerintah kota Medan dalam mengatasi kemacetan lalu lintas?

c. Maksud dan tujuan

Maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Untuk memberikan masukan dan solusi alternative bagi pemerintah Kota Medan dalam
mengatasi kemacetan lalu lintas di Medan
2. Untuk memberikan kemudahan layanan lalu lintas bagi pengguna jalan di kota Medan untuk
dapat menghindari kemacetan di jalan raya melalui layanan running text.

d. Kerangka Teori

Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang
disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Budi Baihaki (2012).
Banyak hal yang dapat menyebabkan kemacetan, antara lain jumlah kenderaan yang melewati
jalan telah melampaui kapasitas jalan, traffic light tidak menyala, terjadi kecelakaan, perbaikan
jalan ataupun parit, banjir, parkir yang tidak tertata rapi, acara tertentu yang menggunakan badan
jalan seperti pesta atau kemalangan dll. Termasuk sekolah-sekolah yang berada di jalan-jalan
utama, bahkan untuk di kota Medan secara khusus prilaku supir kenderaan umum (angkot) yang
sering ugal-ugalan di jalan, sembarangan memberhentikan kenderaan untuk menaikkan dan
menurunkan penumpangnya, sehingga mengganggu pengguna jalan yang lain.

Kemacetan lalu lintas menurut Budi Baihaki (2012) memberikan dampak negatif yang besar yang
antara lain disebabkan:
- Kerugian waktu, karena kecepatan perjalanan yang rendah
- Pemborosan energi, karena pada saat berhenti kenderaan tetap menyala sehingga menambah
konsumsi bahan bakar
- Keausan kendaraan lebih tinggi, karena waktu yang lebih lama untuk jarak yang pendek, radiator
tidak berfungsi dengan baik dan penggunaan rem yang lebih tinggi,
- Meningkatkan polusi udara karena pada kecepatan rendah konsumsi energi lebih tinggi, dan
mesin tidak beroperasi pada kondisi yang optimal,
- Meningkatkan stress pengguna jalan,
- Mengganggu kelancaran kendaraan darurat seperti ambulans, pemadam kebakaran dalam
menjalankan tugasnya

Sedangkan Baroto Setyo (2004) mengungkapkan adanya hubungan kemacetan lalu lintas terhadap
kualitas hidup penduduk, tingkat kualitas hidup penduduk diukur berdasarkan indikator kesehatan
akibat pencemaran udara oleh kemacetan lalu lintas, yaitu dengan variabel gangguan kesehatan,
biaya pengobatan dan waktu tidak penuh kerja.
Kemacetan lalu lintas di jalan raya umumya disebabkan karena tidak sebandingnya jumlah
kenderaan yang melintasi jalan dengan saran jalan yang ada. Belum optimalnya kualitas pelayanan
prasarana jalan, ditandai dengan banyaknya kondisi jalan rusak sehingga menimbulkan
keterbatasan akses darisatu temapt ke tempat lainnya. Menurunnya kualitas pelayanan prasarana
jalan yang ada di jalur-jalur ekonomi tersebut disebabkan muatan dan dimensi berlebih, serta
terbatasnya dana pemeliharaan. Hal tersebut mengakibatkan biaya operasi kendaraan dan biaya
distribusi barang menjadi mahal dan tingkat kompetitifnya menurun (penelitian Balitbang Prov
Sumatera Utara, 2010). Kemacetan lalu lintas berdampak pada pemborosan bahan bakar,
pencemaran udara, tingginya tingkat kematian akibat kecelakaan lalu lintas, hilangnya akses bagi
pejalan kaki, sehingga kota tidak menarik bagi pariwisata (Hairulsyah, 2006).

Pada umumnya langkahlangkah yang diambil untuk mengatasi kemacetan lalu lintas dilakukan
dengan peningkatan kapasitas jalan, memperlebar atau memperluas jalur dan meningkatkan
kapasitas persimpangan melalui lampu lalu lintas, persimpangan tidak sebidang/flyover, dan
mengembangkan inteligent transport sistem (Budi Baihaki, 2009). Hal lain yang dapat dilakukan
oleh pemerintah kota adalah pengembangan jaringan pelayanan angkutan umum memperbaiki
kualitas pengawasan manajemen lalu lintas dengan meningkatkan penegakan hukum oleh aparat
pengawas. (Barata Setyono, 2004).

Jika mengacu kepada kebijakan pemerintah pusat yang berupaya membatasi pemilikan kendaraan
pribadi melalui peningkatan biaya pemilikan kendaraan, pajak bahan bakar, pajak kendaraan
bermotor, bea masuk yang tinggi. Sedangkan pemerintah DKI Jakarta banyak hal yang dapat
dicontoh untuk mengatasi kemacetan, walaupun semua kebijakan yang telah dilakukan masih
belum dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi. Kebijakan yang telah dilakukan antara lain,
pembatasan lalu lintas tertentu memasuki kawasan atau jalan tertentu, seperti diterapkan di Jakarta
yang dikenal sebagai kawasan 3 in 1 atau contoh lain pembatasan sepeda motor masuk jalan tol,
pembatasan mobil pribadi masuk jalur busway, rencana lebih lanjut pemerintah DKI berencana
melakukan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi menuju suatu kawasan tertentu seperti yang
direncanakan akan diterapkan di Jakarta melalui Electronic Road Pricing (ERP), dan telah
diterapkan di Singapura dan London.

Running text saat ini sangat marak penggunaannya di kota-kota besar di seluruh dunia, tak
terkecuali Kota Medan sebagai kota metropolitan terbesar di Sumatera. Umumnya running text
digunakan hanya sebagai promosi dan iklan yang dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk
menyampaikan informasi produk ataupun menarik minat konsumen. Bagi pihak pemerintah
running text ini digunakan sebagai sarana informasi dan komunikasi untuk menyampaikan
program kerja dan informasi umum berkaitan dengan pemerintahan.

Dalam kesempatan ini penulis mencoba mengembangkan ide untuk memanfaatkan running text
sebagai salah satu alat yang dapat digunakan oleh Dinas Perhubungan dan Polisi Lalu Lintas untuk
menginformasikan kondisi lalu lintas di waktu-waktu tertentu. Hal ini tidak akan merugikan pihak
manapun, justru hal ini akan meningkatkan manfaatnya menjadi informan yang handal dalam
semua aspek.

e. Metode Penulisan

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumenter yakni salah satu metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sosial untuk menelusuri data historis (Burhan
Bungin, 2007, hal 121). Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data berupa dokumen
tulisan dan artikel dari media cetak dan media elektronik.

Data dokumenter yang telah dikumpulkan nantinya akan diurai dan dianalisis dengan
menggunakan analisa isi dokumen (Content analysis document). Metode penulisan Content
analysis document adalah yakni teknik yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha
menemukan karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan sistematis (Moleong, 2007,
220).

BAB II. PEMBAHASAN

a. Identifikasi masalah

Kondisi jalan di Kota Medan saat ini terus mengarah pada perbaikan, pihak pemerintah dalam hal
ini dinas perhubungan bekerjasama dengan Dinas Pekerjaan umum juga terus berbenah untuk
menyediakan sarana dan prasana guna kelancaran arus lalu lintas di Kota Medan. Namun kondisi
yang terjadi saat ini infrastuktur yang ada belum menunjukkan hasil yang baik. Tingginya tingkat
kemacetan di Kota Medan sudah mulai mengahambat aktivitas berbagai pihak, dimana waktu
tempuh dari satu tempat ke tempat lainnya menjadi lebih lama dan menimbulkan ketidaknyamanan
bagi semua pengguna jalan dan masyarakat sekitar. Kemacetan terjadi buka hanya di jalan-jalan
utama, tetapi juga hampir disetiap ruas jalan menuju jalan utama (daerah kota dan perkantoran).
Dampak lainnya adalah lingkungan menjadi tidak asri dan tidak sehat disebabkan polusi udara
karena debu dan asap kenderaan.

Permasalahan utama yang harus dicarikan solusinya adalah bagaimana menghindari ataupun
meminimalisir terjadinya kemacetan lalu lintas. Jika dilihat dari aspek pembangunan sarana dan
prasarana tidak memungkinkan dalam waktu dekat. Pemerintah kota Medan melalui Dinas
Perhubungan dalam jangka panjang sudah merencanakan peningkatan sarana dan prasarana untuk
mengantisipasi kemacetan di jalan raya dan dana yang dibutuhkan untuk merealisasikan rencana
tersebut cukup besar dan masa waktu yang tidak singkat. Maka dalam kesempatan ini penulis
mencoba mengemukan ide kreatif dengan memanfaatkan running text yang saat ini sudah sangat
banyak disetiap sudut persimpangan jalan. Running text yang dikelola langsung oleh pihak
Pemeintah Kota Medan maupun Swasta ini akan dapat dimanfaatkan sebagai salah satu solusi
alternatif untuk membantu mengatasi kemacetan.

b. Analisis Masalah

Selama ini informasi mengenai kepadatan lalu lintas dan kondisi jalan raya biasanya dapat
diperoleh pengguna jalan melalui media komunikasi terutama dari siaran radio. Tidak dapat
dipungkiri peranan radio bagi pengguna kenderaan terutama mobil menjadi satu-satunya informasi
yang paling update untuk mengetahui kondisi jalan apakah lancar atau tidak. Sementara pihak
pemko melalui Dinas Perhubungan yang dibantu oleh pihak kepolisian jalan raya biasanya turun
ke jalan setelah terjadi kemacetan yang panjang. Media radio-lah yang sudah menginformasikan
terlebih dahulu kepada pengguna jalan melalui program acara yang sengaja disampaikan pada
pendengarnya di jam-jam sibuk.

Sebenarnya jika dilihat dari penggunaan fasilitas layanan informasi yang masih banyak hal yang
dapat dikembangkan oleh pemerintah kota Medan, salah satunya adalah running text. Pengelolaan
running text selama ini dilakukan secara manual oleh masing-masing pengelola sesuai informasi
yang ingin mereka sampaikan. Bagi pemerintah pemanfaatan running text ini masih hanya
berisikan informasi-informasi kegiatan pemerintah, prestasi, informasi kebijakan dan informasi
lainnya yang bersifat umum. Sedangkan bagi pihak swasta running text digunakan untuk sarana
promosi dan memperkenalkan produk mereka.
Beberapa lokasi yang penulis dapat amati running text yang dikelola Pemerintah Kota Medan
antara lain, simpang jalan Ahmad Yani dan jalan Pemuda, Merdeka Walk, Jalan Imam Bonjol,
Jalan Sudirman, Jalan Pattimura, Jalan Gatot Subroto. Posisi letak running text yang berada pada
kawasan padat lalu lintas sangat cocok untuk dimanfaatkan memberikan informasi lalu lintas, baik
mengenai pantauan kepadatan jalan maupun jalan-jalan alternatif yang dapat dipilih pengguna
jalan untuk menghindari kemacetan di jalan. Sedangkan yang dikelola oleh Swasta ini sangat
banyak dan menurut penulis dapat dimanfaatkan untuk membantu menginformasikan kondisi arus
lalu lintas di jalan raya. Seperti yang diungkap Hairulsyah dalam penelitiannya, dengan
meningkatkan peranan dan melibatkan beberapa pihak saja akan memungkinkan untuk
meminimalisir terjadinya kemacetan yang bertambah parah.

Teknis Kerja running text untuk mengatasi kemacetan Lalu Lintas

1. Pihak yang Terkait

Untuk dapat melaksanakan kegiatan ini tentunya akan melibatkan berbagai pihak maka, dalam hal
ini yang harus berperan adalah: :
a. Pihak pemerintah Kota Medan dalam hal ini Dinas Perhubungan, berperan sebagi pihak yang
akan memantau kondisi jalan, dan arus lalu lintas
b. Kepolisian Lalu Lintas, berperan sebagai pihak yang mengelola kepatuhan pengguna jalan
terhadap peraturan lalu lintas.
c. Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda), berperan sebagi pihak yang mengetahui dan memiliki data
pihak swasata yang memiliki dan memasang running text pada usahanya. Karena running text
adalah sarana promosi dan iklan yang oleh Pihak Dipenda data tersebut digunakan untuk
memungut pajak atas reklame.

2. Cara Kerja

Pihak yang paling berperan untuk melakukan kegiatan ini adalah pihak Dinas Perhubungan.
Langkah-langkah yang harus dilakukan secara sederhana dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Dinas perhubungan melakukan pendataan berdasarkan data yang diterima dari Dipenda Kota
Medan, dan sangat lebih baik dan akurat jika dilakukan pendataan langsung di setiap jalan-jalan
yang diprioritaskan untuk 1q25
b. Menghubungi setiap pengelola running text dan membuat kesepakatan untuk mau terlibat dalam
penyampaian informasi lalu lintas, baik yang berasal dari dinas perhubungan maupun
kepolisian. (Untuk kelancaran hal ini kemungkinan harus ada surat edaran dari pihak Walikota
Medan mengenai keharusan dan kerjasama dari pihak pengelola running text terutama
pengelola swasta).
c. Setelah terdata dan ada kesepakatan kerjasama, maka Dinas perhubungan harus menyiapkan
personil (informan) yang setiap saat mengadakan pengawasan atau melakukan pemantauan
lapangan di setiap ruas jalan raya secara bergantian setiap hari setiap jam. Informan ini juga
dapat memanfaat pengguna jalan dengan memberikan line telepon atau sms kepada operator
yang stand by setiap saat.
d. Operator sebagai pusat informasi yang menerima informasi dan kondisi lalu lintas dari seluruh
informan di jalan raya akan menghubungi setiap pengelola running text untuk menyampaikan
informasi tentang kondisi jalan mana yang mengalami kemacetan dan memberikan jalur
alternative yang dapat digunakan pengguna jalan untuk menghindari kemacetan.
e. Informasi mengenai jalur alternatif ini tentu saja juga berdasarkan informasi dari informan,
pengguna jalan dan tentu saja pihak kepolisian lalu lintas.

Langkah yang diuraikan diatas ini menurut penulis dapat masih harus dikembangkan, dan langkah
tersebut masih sangat sederhana.

Penulis meyakini bahwa tulisan ini merupakan salah satu alternatif untuk mengantisipasi
kemacetan dengan berbiaya murah dan mudah hanya perlu memanfaatkan sarana yang sudah ada
selanjutnya dikemas dengan menggunakan tambahan teknologi komunikasi dan kordinasi kepada
pihak terkait maka kemanfaatan dari running text menjadi sarana komunikasi yang dapat
meminimalisir tingkat kemacetan di Kota Medan.

BAB III. PENUTUP

Untuk mengatasi kemacetan lalu lintas diperlu kerjasama dan komitmen yang tinggi dari pihak
pemerintah dalam memikirkan dan mencari solusi alternatif sebelum terjadi kondisi yang lebih
parah. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kemacetan lalu lintas ini
adalah dengan menambah sarana dan prasarana jalan raya yang memadai seperti penambahan jalur
dan perluasan jalan raya melalui pelebaran dan pembangunan jembatan fly over, perbaikan jalan,
dan lain-lain. Rencana tersebut tentu sudah menjadi pemikiran dan perencanaan yang mendalam
dari pihak pemerintah Kota Medan. Namun hal tersebut tidak mudah diwujudkan, karena
membutuhkan waktu yang lama (bertahun-tahun) dan biaya yang tidak sedikit.

Dalam kesempatan ini penulis menawarkan pemanfaatan running text untuk digunakan sebagai
sarana mengantisipasi kemacetan lalu lintas. Ide kreatif ini sangat sederhana dalam
pelaksanaannya dan sangat mungkin untuk diterapkan. Biaya murah karena sarana sudah ada,
cukup dengan meningkatkan peran aktif semua pihak yang terkait maka program ini akan
membantu percepatan mewujudkan Medan Berhias. Dengan kordinasi dan kerjasama dari
beberapa pihak maka Medan akan “berhias” dalam makna berhias yang sebenarnya. Berhias untuk
mempercantik pelayanan pemerintah dalam pelayanan jalan raya dan kenyamanan pengguna jalan.
running text tidak hanya mempercantik kota dan menimbulkan kesan eksklusif bagi pihak yang
memasangnya, tetapi juga akan memberikan informasi yang akurat bagi pengguna jalan raya.

DAFTAR PUSTAKA

Baroto Setyono, Hubungan Kualitas Hidup Penduduk Kota dengan Kemacetan Lalu Lintas: Studi
Kasus Kota Depok, Thesis Universitas Indonesia

Budhi Baihakki, 2012, Kemacetan Transportasi dan Kurang Baiknya Infrastruktur di Ciputat,
http://kuliahtantan.blogspot.com/2 012/10/proposal-penelitiankemacetan.html diakses 27
September 2013

Bungin, M Burhan 2008. Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu
social Lainnya. Penerbit Kencana , Jakarta

Balitbang Provinsi Sumatera Utara, 2010, Kajian Mengatasi Kemacetan Jalan Medan – Brastagi
di Sumatera Utara, Laporan Akhir Penelitian Balitbang Pemko Medan

Hairulsyah, 2006, Kajian tentang Transportasi di Kota Medan dan Permasalahannya (Menuju
Sistem Transportasi yang berkelanjutan), Jurnal Pembangunan dan Pengembangan Wilayah
Wahana Hijau, Volume 1 No.3 h. 110-120.

Moleong, Lexi J, 2007, Metode Penelitian Kualitatif, Penerbit Remaja Rosda Karya Bandung
www.pemkomedan.go.id.
Sumber Tugas Keseluruhan :

https://pemkomedan.go.id/file/Buku%20Kumpulan%20LKTI%202014.pdf (diakses pada 9


September 2019, 20.19 WITA)

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/196808231994032-
SITI_FATIMAH/19_KTI-PLPG.pdf (diakses pada 9 September 2019, 21.10 WITA)

Anda mungkin juga menyukai