Anda di halaman 1dari 7

Konsep Sistem Transportasi pada Moda Transportasi Udara di Indonesia

Lucky Steffano Samuel Situmorang

ABSTRACT
Transportasi udara telah menjadi bagian penting, terutama di Indonesia sebagai negara
kepulauan. Jasa transportasi udara merupakan salah satu unsur penting dalam menggerakkan
dinamika pembangunan, mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa serta mendukung
pengembangan dan perekonomian wilayah di Indonesia. Perkembangan industri penerbangan
ini terjadi pada semua jenis maskapai, khususnya maskapai low cost carrier. Low Cost
Carrier (LCC) telah meningkatkan market share dan merubah industri penerbangan dunia
dengan cepat. Tujuan dari paper ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa permasalahan
sistem transportasi udara di Indonesia dan mengusulkan langkah-langkah taktis yang yang
diharapkan membantu menyelesaikan permasalahan tersebut

Keywords: Sistem, Transportasi, Udara

1. Pendahuluan
Sistem adalah suatu bentuk keterkaitan antar variable / komponen dalam tatanan yang
terstruktur, sehingga berkelakuan sebagai suatu keseluruhan dalam menghadapi rangsangan
yang diterima dibagian manapun. Jika satu komponen dalam sistem berubah, akan
berpengaruh terhadap komponen yang lain / keseluruhan.
Sistem transportasi adalah suatu bentuk keterkaitan dan keterikatan antara penumpang,
barang, sarana dan prasarana yang berinteraksi dalam rangka perpindahan orang atau barang
yang tercakup dalam tatanan baik secara alami maupun buatan.
Maksud Sistem transportasi diselenggarakan dengan maksud untuk mengkoordinasikan
proses pergerakan penumpang dan barang dengan cara mengatur komponen-komponennya
yaitu prasarana sebagai media dan sarana sebagai alat yang digunakan dalam proses
transportasi.
Tujuan Sistem transportasi diselenggarakan dengan tujuan agar proses transportasi
penumpang dan barang dapat dicapai secara optimum dalam ruang dan waktu tertentu dengan
pertimbangan factor keamanan, kenyamanan, kelancaran dan efisiensi atas waktu dan biaya.
Sistem transportasi ini merupakan bagian integrasi dan fungsi aktifitas masyarakat dan
perkembangan teknologi. Secara garis besar transportasi ini dapat dibagi menjadi :
1. Transportasi Udara
2. Transportasi Laut
3. Transportasi Darat
4. Jalan raya
5. Jalan rel
Perkembangan transportasi yang pesat merupakan sumbangan bagi kualitas kehidupan
manusia di masyarakat. Hal ini karena transportasi telah ikut meratakan hasil-hasil
pembangunan dan memberikan pelayanan pergerakan orang dan barang hampir keseluruh
penjuru negeri sehingga memberi andil bagi pengembangan serta kemajuan daerah dan
membuka isolasi daerah terpencil.

2. Tinjauan Pustaka
A. Terminologi Transportasi
Transportasi memiliki beberapa definisi, seperti menurut Steebrink (1974) transportasi ialah
perpindahan orang atau barang menggunakan kendaraan dan atau lainnya, diantara tempat-
tempat yang terpisah secara geografis. Sedangkan menurut Morlock (1978) transportasi
didefinisikan lebih sederhana, yaitu pemindahan atau pengangkutan sesuatu dari suatu tempat
ke tempat lain. Definisi transportasi dipaparkan pula oleh Papacostas (1987), yaitu suatu
sistem yang terdiri dari fasilitas tetap (fixed facilities) atau prasarana, besaran arus (flow
entities) atau sarana, dan sistem pemngendalian (control system) yang memungkinkan orang
atau barang dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat lain secara efisien setiap waktu
untuk mendukung aktivitas manusia. Pengertian transportasi dengan kata lain ialah
perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik
yang digunakan oleh tenaga manusia, hewan, atau mesin. Perpindahan tersebut melalui jalur
perpindahan yaitu prasarana alami, seperti jalur udara, sungai, dan laut, maupun prasarana
yang berupa man made, contohnya jalan raya, jalan rel, dan pipa. Objek yang diangkut dapat
berupa orang maupun barang, alat / sarana angkutan yang berupa kendaraan, pesawat, kapal,
kereta, dan pipa, serta dengan sistem pengaturan dan kendali tertentu yaitu manajemen lalu
lintas, sistem operasi, maupun prosedur perangkutan.
Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan (trip) antara asal (origin) dan tujuan
(destination). Perjalanan adalah pergerakan orang dan barang anatara dua tempat kegiatan
yang terpisah untuk melakukan kegiatan perorangan atau kelompok dalam masyarakat.
Perjalanan dilakukan melalui suatu lintasan tertentu yang menghubungkan asal dan tujuan,
menggunakan alat angkut atau kendaraan dengan kecepatan tertentu. Jadi perjalanan adalah
proses perpindahan dari suatu tempat ke tempat yang lain (Sukarto, 2006).
Terdapat lima unsur yang merupakan pokok-pokok dari transportasi, yaitu manusia, barang,
kendaraan, jalan, dan organisasi. Manusia dalam hal ini dikatakan sebagai unsur utama karena
manusialah yang membutuhkan adanya transportsi tersebut, sedangkan barang merupakan
sesuatu yang diperlukan manusia. Kendaraan sebagai sarana, jalan sebagai prasarananya, dan
organisasi sebagai pengelola transportasi. Kelima unsur transportasi ini saling berkaitan satu
sama lain, sehingga memiliki kepentingan yang sama. Hal ini diwujudkan dengan terjaminnya
penumpang atau barang yang diangkut akan sampai ke tempat tujuan dalam keadaan baik
seperti pada saat awal diangkut (Sukarto, 2006).
Moda transportasi berdasarkan jenis modanya terbagi menjadi 3, yaitu transportasi darat,
transportasi sungai, dan transportasi udara. Transportasi darat seperti kendaraan bermotor,
kereta api, gerobak yang ditarik oleh hewan (kuda, sapi, kerbau), atau manusia. Moda
transportasi darat dipilih berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Jenis dan spesifikasi kendaraan;
b. Jarak perjalanan;
c. Tujuan perjalanan;
d. Ketersediaan moda;
e. Ukuran kota dan kerapatan permukiman; dan
f. Faktor sosial-ekonomi.
Pada transportasi air, digunakan jalur sungai, danau, dan laut, serta dengan alat transportasi
berupa kapal, tongkang, perahu, dan rakit. Sedangkan pada transportasi udara digunakan
pesawat terbang sebagai alat transportasinya. Transportasi udara dapat menjangkau tempat-
tempat yang tidak dapat ditempuh dengan moda darat atau laut, di samping mampu bergerak
lebih cepat dan mempunyai lintasan yang lurus, serta praktis bebas hambatan.
Secara garis besar, transportasi dapat diklasifikasikan sebagi suatu sistem dengan 3 komponen
utama yang saling mempengaruhi. Ketiga komponen tersebut antara lain:
1. Sub sistem tata guna lahan
Sub sistem ini mengamati penggunaan lahan tempat aktivitas-aktivitas masyarakat dilakukan.
2. Sub sistem penyediaan prasarana transportsi (transportasi supply)
Sub sistem ini merupakan penyediaan penghubung fisik antara tata guna lahan dan manusia
pelaku aktivitas dalam masyarakat.
3. Lalu lintas
Lalu lintas merupakan akibat langsung dari interaksi anatar tata guna lahan dan penyediaan
prasaran transportasi yang berupa pergerakan barang dan jasa.
Sedangkan secara keseluruhan tahap dalam perencanaan transportasi dilaksanakan dalam 4
tahap, antara lain:
1. Bangkitan Perjalanan (Trip Generation), hal ini bertujuan untuk mengestimasi jumlah
perjalanan dari atau menuju tempat tertentu pada waktu tertentu;
2. Distribusi Perjalanan (Trip Distributiori), distribusi ini bertujuan untuk mengkalibrasi
persamaan-persamaan berdaasrkan proyeksi pertumbuhan suatu daerah, hambatan perjalanan,
frekuensi pergerakan yang melewati hambatan, sehingga akan didapat persamaan yang akurat.
3. Pemilihan Moda (Moda Choice), model pemilihan moda bertujuan untuk mengetahui
proporsi perjalanan yang akan menggunakan suatu jenis moda yang satu dengan moda yang
lain.
4. Pelimpahan Rute (Network Assigment), model pelimpah rute bertujuan untuk memprediksi
pemilihan rute perjalanan yang akan digunakan.

B. Fungsi Transportasi
Transportasi diperlukan untuk mengatasi kesenjangan jarak dan komunikasi antara tempat
asal dan tempat tujuan. Oleh karena itu dikembangakan sistem transportasi dan komunikasi,
dalam wujud sarana (kendaraan) dan prasarana (jalan). Awal timbulnya jasa angkutan untuk
memenuhi kebutuhan transportasi dari satu tempat ke tempat lain. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa transportasi dan tata guna lahan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
Transportasi memiliki peranan penting dalam usaha mencapai tujuan pengembangan ekonomi
dalam suatu bangsa. Adapun tujuan pengembangan ekonomi yang dapat diperankan oleh jasa
trasnportasi ialah:
1. Meningkatkan pendapatan nasional, disertai dengan distribusi yang merata antara penduduk
bidang usaha dan daerah;
2. Meningkatkan jenis dan jumlah barang jadi dan jasa yang dapat dihasilkan para konsumen
industri dan pemerintah;
3. Mengembangkan industri nasional yang dapat menghasilkan devisa dengan mensupply
pasar dalam negeri; dan
4. Menciptakan dan memelihara tingkatan kesempatan kerja bagi masyarakat.
Ada peranan transprtasi dalam kegiatan non ekonomis yaitu sebagai sarana mempertinggi
integritas bangsa, transportasi menciptakan dan menigkatkan standar kehidupan masyarakat
secara menyeluruh, memepertinggi ketahan nasional bangsa Indonesia (Hankamnas) dan
menciptakan pembangunan nasional.
Fungsi transportasi berhubungan dengan sistem jaringan transportasi. Struktur tatanan
transportasi terdiri dari transportasi jalan, penyeberangan, sungai, kereta api, transportasi pipa,
transportasi laut dan transportasi udara. Sistem transportasi terbagi menjadi empat bagian
yaitu kota, regional, nasional dan internasional yang masing-masing di dalamnya terdapat
sistem lingkungan sebagai faktor eksternal dan juga faktor internal yang mencakup bidang
ekonomi, politik, sosial, budaya, fisik, dan teknologi yang semuanya terintegraasi dengan
sistem kelembagaan yang di dalamnya terdapat sistem kegiatan, sistem jaringan, dan sistem
pergerakan. Perubahan sistem kegiatan akan mempengaruhi sistem jaringan dalam bentuk
perubahan tingkat pelayanan pada sistem pergerakan. Perubahan sistem jaringan akan
mempengaruhi sistem kegiatan dalam bentuk perubahan mobilitas dan aksesibilitas
pergerakan.
C. Manfaat Transportasi
Dalam transprotasi terdapat beberapa manfaat, diantaranya yaitu manfaat sosial, ekonomi,
politik, dan fisik.
1. Manfaat Sosial
Transportasi yang merupakan salah satu alat terpenting untuk mencapai standar kehidupan
yang tinggi. Dalam kehidupan sosial / bermasyarakat terdapat bentuk-bentuk hubungan yang
bersifat resmi, seperti hubungan antara lembaga pemerintah dengan swasta, maupun
hubungan yang bersifat tidak resmi, seperti hubungan keluarga, sahabat, dan sebagainya.
Untuk kepentingan hubungan sosial ini, transportasi sangat membantu dalam menyediakan
berbagai fasilitas dan kemudahan, seperti:
• Pelayanan untuk perorangan maupun kelompok;
• Pertukaran dan penyampaian informasi;
• Perjalanan pribadi maupun sosial;
• Mempersingkat waktu tempuh antara rumah dan tempat bekerja; dan
• Mendukung perluasan kota atau penyebaran penduduk menjadi kelompok-kelompok yang
lebih kecil.
2. Manfaat Ekonomi
Transportasi merupakan salah satu dari jenis kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan
manusia, yaitu dengan cara mengubah letak geografi orang maupun barang. Adanya
transportasi dapat mempermudah dalam perpindahan suatu barang dari satu tempat ke tempat
yang lain, contohnya pengangkutan suatu barang oleh produsen ke pasar untuk dijual kepada
konsumen. Para konsumen yang akan membeli barang tersebut pula membutuhkan sarana
transportasi untuk mencapai ke lokasi barang yang akan dibelinya.
Kegiatan ekonomi masyarakat memliki kaitan yang erat kepada produksi, distribusi, dan
pertukaran kekayaan. Kegiatan tersebut memtuhkan moda transportasi yang dapat membawa
barang tersebut ke darah tujuan. Distribusi barang karena adaya transportasi akan berdampak
pada beberapa hal, diantaranya yaitu:
• Terjadi transaksi penjual dan pembeli;
• Persediaan barang antar daerah dapat disamakan;
• Harga barang antar daerah dapat disamakan;
• Spesialisasi dalam kegiatan ekonomi dapat dibedakan; dan
• Timbul komunikasi dalam pertukaran barang antar masyarakat.
Manfaat lain transportasi terhadap ekonomi ialah faktor ekonomi dari produksi barang dan
jasa. Beberapa manfaatnya ialah:
• Memeberikan ‘nilai tambah’ pada aktivitas ekonomi;
• Memfasilitasi economies of scale;
• Mempengaruhi harga lahan; dan
• Mempengaruhi spesialisasi wilayah.
3. Manfaat Politik
Transportasi merupakan faktor vital dari perekonomian nasiona, karena transportasi penentu
dalam meningkatkan, membangun, dan membentuk perekonomian nasional. Beberapa
manfaat politik dari transportasi ialah:
• Transportasi menciptakan persatuan nasional yang semakin kuat dengan meniadakan isolasi;
• Transportasi mengakibatkan pelayanan kepada masyrakat dapat dikembangkan atau
diperluas secara lebih merata pada setiap bagian wilayah negara;
• Keamanan negara sangat bergantung pada transportasi yang efisien untuk memudahkan
mobilisasi kemampuan dan ketahuan nasional, serta memungkinkan perpindahan pasukan
selama masa perang atau untuk menjaga keaamanan dalam negeri
• Sistem transportasi yang efiesien memungkinkan perpindahan penduduk dari daerah
bencana.
4. Manfaat Fisik
Transportasi mendukung perkembangan kota dan wilayah sebagai sarana penghubung.
Rencana tata guna lahan kota harus didukung secara langsung oleh rencana pola jaringan jalan
yang merupakan rincian tata guna lahan yang direncanakan. Pola jaringan jalan yang baik
akan mempengaruhi perkembangan kota yang direncanakan sesuai dengan rencana tata guna
lahan. Ini berarti transportasi mendukung penuh perkembangan fisik suatu kota atau wilayah.
Dengan meningkatnya urbanisasi, jumlah penduduk di perkotaan bertambah, yang berarti
penggunaan kendaraan bermotor bertambah, dan berakibat dengan kemacetan lalu lintas,
sehingga perlu dibangun lebih banyak jalan. Akibat meningkatnya jumlah penduduk di
perkotaan, maka luas kota berkembang, sehingga jarak perjalanan juga bertambah. Smeed
(1967) mengatakan, bahwa jarak perjalanan rata-rata berbanding lurus dengan akar kuadrat
dari luas kota. Apabila jumlah orang yang melakukan perjalanan meningkat 100 kali, maka
luas jalan yang dibutuhkan untuk tiap orang akan meningkat kira-kira 12 kali. Jadi dengan
bertumbuhnya kota, diperlukan pula pembangunan lebih banyak jalan untuk kendaraan
bermotor. Namun demikian harus ada batasannya, karena tidak mungkin semua lahan harus
dijadikan jalan, di samping bertambah banyaknya kendaraan di jalan ditambah dengan
kemacetan yang terjadi, akan meningkatkan kebisingan dan pencemaran udara akibat gas
buang kendaraan bermotor yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia.

D. Permasalahan Transportasi Udara di Indonesia


Permasalahan utama yang ditimbulkan transportsi udara di Indonesia ialah tidak efektifnya
manajemen operator transportasi udara yang berada di Indonesia. Ketidak efektifan ini banyak
menimbulkan berbagai akibat yang membuat manfaat dari transportasi udara tidak terasa
maksimal. Banyaknya kasus kecelakaan pesawat yang terjadi di Indonesia membuat
kekhawatiran pengguna untuk mempergunakan moda transportasi ini. Jeleknya manajemen
lalu lintas bandara baik di darat maupun udara juga membuat permasalahan sendiri akan
ketatnya waktu keberangkatan dan kedatangan pesawat. Ketidakdisiplinan waktu operasional
juga membuat publik kecewa dalam menggunakan moda ini.

3. Pembahasan
Pengelolaan bandara merupakan salah satu unsur yang menarik dan perlu diperhatikan.
Bandara sebagai penghubung antara dunia internasional dengan dalam negeri merupakan hal
yang wajib dikelola secara professional. Bandara / bandar udara mencakup suatu kumpulan
aneka kegiatan yang luas dengan berbagai kebutuhan yang berbeda dan sering bertentangan.
Bandara merupakan terminal tentunya.
Definisi terminal adalah suatu simpul dalam sistem jaringan perangkutan. Oleh karena itu
bandara dapat kita samakan dengan terminal, yang mempunyai fungsi pokok sebagai tempat :
1. Sebagai pengendali dan mengatur lalu lintas angkutan udara dalam hal ini adalah
pesawat.
2. Sebagai tempat pergantian moda bagi penumpang.
3. Sebagai tempat naik atau turun penumpang dan bongkar muat barang/muatan.
4. Sebagai tempat operasi berbagai jasa seperti: perdagangan, fasilitas umum, fasilitas
sosial, fasilitas transit, promosi, dan lain-lain.
5. Sebagai elemen tata ruang wilayah, yakni titik tumbuh dalam perkembangan wilayah.
Dalam melakukan pengelolaan bandara yang baik tentunya harus didasarkan pada usaha yang
efektif dan efisien. Efektif dan efisien adalah dua konsepsi utama untuk mengukur kinerja
pengelolaan / manajemen. Efektif ini dalam pengelolaan bandara dalam diterjemahkan dalam
usaha berikut ini :
1. Kapasitas mencukupi. Dalam artian prasarana dan sarana cukup tersedia untuk memenuhi
kebutuhan pengguna jasa.
2. Terpadu. Dalam artian antarmoda dan intramoda dalam jaringan pelayanan saling
berkaitan dan terpadu.
3. Cepat dan lancar. Dalam artian penyelenggaraan layanan angkutan dalam waktu singkat,
dengan indikasi kecepatan arus per satuan waktu.
Efisien ini dalam pengelolaan bandara dalam diterjemahkan dalam usaha berikut ini :
1. Biaya terjangkau. Dalam artian penyediaan layanan angkutan sesuai dengan tingkat daya
beli masyarakat pada umumnya dengan tetap memperhatikan kelangsungan hidup usaha
layanan jasa angkutan.
2. Beban publik rendah. Artinya pengorbanan yang harus ditanggung oleh masyarakat
sebagai konsekuensi dari pengoperasian sistem perangkutan harus minimum, misalnya:
tingkat pencemaran lingkungan.
3. Memiliki kemanfaatan yang tinggi. Dalam artian tingkat penggunaan prasarana dan
sarana optimum, misalnya: tingkat muatan penumpang dan/atau barang maksimum.
Selain itu juga ada faktor lain yang mempengaruhi juga untuk mengukur kinerja pengelolaan /
manajemen agar berkualitas baik yaitu ke-andalan bandara tersebut.
Andal ini dalam pengelolaan bandara dalam diterjemahkan dalam usaha berikut ini :
1. Tertib. Dalam artian penyelenggaraan angkutan yang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan norma yang berlaku di masyarakat.
2. Tepat dan teratur. Berarti dapat diandalkan, tangguh, sesuai dengan jadwal dan ada
kepastian.
3. Aman dan nyaman. Dalam artian selamat terhindar dari kecelakaan, bebas dari gangguan
baik eksternal maupun internal, terwujud ketenangan dan kenikmatan dalam perjalanan.

4. Kesimpulan
Bandara sebagai suatu simpul dari suatu sistem transportasi udara dewasa ini memiliki peran
yang sangat penting sebagai salah satu pintu gerbang negara dari negara lain. Selain itu juga
bandara merupakan salah satu infrastruktur transportasi yang wajib ada dalam setiap negara
ini sangat berperan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena setiap waktu terjadi
pergerakan lalu-lintas pesawat yang datang dan pergi ke atau dari sebuah bandar udara baik
dari dalam maupun luar negeri, yang meliputi data pesawat, data penumpang, data barang
angkutan berupa cargo, pos dan bagasi penumpang yang tentunya hal ini berarti terjadi
aktivitas ekonomi.
Pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur bandara tentunya hal yang mutlak dan wajib
dilakukan oleh operator bandara agar terjadi kelancaran dalam kegiatan yang berlangsung
dibandara tersebut. Hal yang perlu dicermati adalah cara pengelolaan bandara tersebut harus
sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen dalam pengelolaan dan pemeliharaan yaitu
efektifitas, efisien, dan andal. Dimana dengan menerapkan hal tersebut, maka bandara
tersebut agar sesuai kualitasnya dengan standar internasional.
Bandara dewasa ini memiliki peran sebagai front input dari suatu rantai nilai transportasi
udara, dituntut adanya suatu manajemen pengelolaan barang maupun manusia yang aman,
efektif, dan efisien sesuai standar yang berlaku secara internasional. Oleh karena itu sangat
dituntut adanya kebijakan umum yang sanggup menjamin terwujudnya tata manajemen
bandara yang paling efisien, efektif dan andal dalam pengelolaannya.

5. Referensi
Horonjeff, R & McKelvey, F.X. “Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara”. Penerbit
Erlangga, Jakarta. 1988.
Miro, Fidel. “Perencanaan Transportasi : Untuk Mahasiswa, Perencana dan Praktisi”. Penerbit
Erlangga. Jakarta. 2005.

Warpani, Suwardjoko. “Merencanakan Sistem Perangkutan”. Penerbit ITB. Bandung. 1990

The Urban Land Institute and The National Parking Association. “The Dimensions of
Parking. Third Edition”. Washington, D.C.: ULI – NPA, 1993.

Anda mungkin juga menyukai