Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas latsar CPNS 2021

“ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI TERINTEGRASI DI DKI


JAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS
PEMETAAN PEMANGKU KEPENTINGAN”

Oleh:
Sinta, S.Pd. (199205262020122012)
Nena Rosita, S.Pd. (198508052020122009)
Yudi Gustira, S.Pd. (198710122020121010)

LATSAR CPNS 2021 PPSDM REGIONAL BANDUNG

GARUT
2021
Tim Penyusun Analisis Sistem Transportasi Terintegrasi
Di DKI Jakarta Dengan Menggunakan Metode
Analisis Pemetaan Pemangku Kepentingan

Ketua : Sinta, S.Pd.

Anggota : Nena Rosita, S.Pd.

Yudi Gustira, S.Pd.


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas karunia-Nya kami dapat


menyelesaikan makalah Analisis Sistem Transportasi Terintegrasi di DKI Jakarta
dengan menggunakan metode analisis pemetaan pemangku kepentingan.
Makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas kelompok LATSAR CPNS PPSDM
Regional Bandung Angkatan XII.

Analisis tersebut diambil setelah memahami isi video Sistem Transportasi


Terintegrasi di DKI Jakarta. Dengan Analisis ini dapat diketahui pengertian dari
moda transportasi terintegrasi, mengetahui peran stakeholders dalam moda
transportasi di DKI Jakarta, dan menentukan solusi untuk mangatasi moda
transportasi di DKI Jakarta.

Dalam penyusunan makalah ini, kami tentu tidak dapat bekerja sendiri. Oleh
karena itu, terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr Asep Iwa Hidayat,
S. Sos., M. Pd selaku Pemateri.

Dalam penyusunan makalah ini, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun karena makalah ini masih jauh dari sempurna. Semoga Allah SWT.
membalas semua amal kebaikan kita semua, serta makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi kami selaku penulis dan umumnya bagi yang berkepentingan.

Garut, Juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Halaman Tim Penyusun

Kata Pengantar ..................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................... ii

Daftar Tabel ............................................................................................ iii

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 3


C. Tujuan Analisi Masalah ...................................................................... 3

BAB II : PEMBAHASAN .................................................................... 4

A. Moda Transportasi Terintegrasi ......................................................... 4


B. Analisis Pemetaan Pemangku Kepentingan (Stakeholders) ............... 5
C. Hasil Analisis ....................................................................................... 8

BAB III : PENUTUP ............................................................................ 13

A. Kesimpulan ........................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Matriks Koordinat Peran ..................................................... 8


Tabel 2.2 Matriks Empat Kelompok Besar Stakeholders .................... 10
Tabel 2.3 Matriks Kolaborasi Pemangku Kepentingan ........................ 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

The International Transportation Forum tahun 2011 menyebutkan


bahwa sekitar 8 juta perjalanan dilakukan setiap hari di jalan perkotaan
dimana sekitar 47% berbasis transportasi pribadi. Bangkok dan Jakarta,
sebagai contoh, berharap untuk menjadikan daerah peri-urban pada tahun
2025, masing-masing 53% dan 77%. Pemerintah harus merericanakan
dengan memaksimalkan transportasi umum untuk mengurangi kemacetan
parah yang mungkin terjadi dikemudian hari.

Transportasi adalah bagian inti dari DKI Jakarta karena tidak hanya
untuk mendukung kegiatan ekonomi. Oleh karena itu, perlu terus dilanjutkan
upaya untuk menciptakan sistem yang terintegrasi dan tepat yang akan
mendukung kegiatan sehari hari serta mengurangi jumlah kendaraan pribadi
yang akan menyebabkan kemacetan dan polusi udara.

Masalah sosial seperti kemacetan lalu lintas dan polusi udara adalah
contoh dari masalah pelik yang dihadapi kota Jakarta dan sekitarnya. Oleh
karena itu, kebijakan yang dibuat perlu memperhatikan berbagai faktor
pemangku kepentingan dan sektor-sektor yang saling bergantungan.
Masalah pelik di ruang publik membutuhkan kebijakan yang menghasiikan
win-win solution untuk setiap pemangku kepentingan, terutama masyarakat.
Diharapkan dapat menemukan ide-ide yang mendukung integrasi antar
moda transportasi massal sehingga para komuter dapat memperoleh
pengalaman perjalanan yang aman dan lancar.

Menghadapi era Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) akibat panderni


Covid-19 pemerintah mendorong secara maksimal penerapan intelligent
system dan protokol kesehatan pada sistem transportasi seperti contactless
ticketing, cashless payment, digital information, system apps. dan disiplin
physical distancing. Selain itu, proses pembangunan infrastruktur yang

1
2

modem dan terintegrasi melalui pengembangan sistem transit melalui trunk


dan feeder juga terus dilakukan untuk meningkatkan penggunaan
transportasi publik. Kemudahan dan kenyamanan menjadi faktor pentng
untuk mendukung upaya ini. Komitmen nyata dari Kementerian termasuk
integrasi fasilitas yang memadai, sinkronisasi sistem operasi antar moda,
manajemen data dan teknologi waktu-nyata serta keterlibatan pemangku
kepentingan Keberadaan industri ride-hailing dapat dimanfaatkan untuk
mengisi kebutuhan layanan feeder dalam mengoptimalkan ekosistem.
Sebagai layanan berbasis on-demand, layanan ride-hailing dianggap
memiliki keunggulan dari sisi fleksibilitas dibandingkan feeder yang
konvensional, khususnya dalam melayani perjalanan first mile dan last mile.

Gagasan Integrasi Multi Moda dalam Periode Adaptasi Kebiasaan


Baru menyerukan kolaborasi yang lebih kuat antara sektor swasta dan publik
guna mengintegrasikan ekosistem transportasi massal di Jakarta untuk
mendorong lebih banyak masyarakat menggunakan transportasi massal.
Kunci utama dari integrasi multi moda adalah meningkatkan dan
mengoptimalkan layanan dengan prinsip 3ES (Efektif, Efisien, Ekonomis,
dan Sustain). Gubemur DKI Jakarta, Anies Baswedan menuturkan, melalui
program Jak Lingko akan ada integrasi moda transportasi umum di Jakarta.
Artinya, jalumya tersambungkan satu sama lain, demikian juga dengan
tiketnya. Program Jak Lingko sebagai langkah pengembangan transportasi
untuk Kota Jakarta: yang berfokus pada pengembangan fasilitas pejalan
kaki, kendaraan tidak bermotor atau kendaraan bermotor yang ramah
lingkungan, serta mengoptimakan penggunaan transportasi umum sebagai
tulang punggung sistem transportasi. Melalui Program Jak Lingko,
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengembangkan sistem transportasi
terintegrasi dengan menerapkan 'Push and Pull Strategy’, yaitu menekan
(push) penggunaan kendaraan pribadi dan menarik (pull) orang untuk
menggunakan angkutan umum dengan empat prioritas penanganan, antara
lain pejalan kaki dan pesepeda, kendaraan ramah lingkungan, angkutan
umum, dan disinsentif kendaraan pribadi. Ketika menyangkut transportasi
3

umum, transportasi yang memanfaatkan teknologi jaringan komputer


(daring/online) memiliki peran penting.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas mengenai sistem


transportasi terintegrasi yang ada di DKI Jakarta, maka kami akan
menganalisis solusi permasalahan sistem transportasi terintegrasi di DKI
Jakarta dengan menggunakan metode analisis pemangku kepentingan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambl rumusan


masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan moda tranaportasi terintegrasi?


2. Bagaimana peran stakeholders dalam moda tranaportasi di DKI Jakarta?
3. Bagaimana solusi untuk mengatasi moda transportasi di DKI Jakarta?

C. Tujuan Analisis Masalah

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari analisis ini adalah untuk
mengetahui apa pengertian dari moda transportasi terintegrasi dan
bagaimana solusi atas permasalahan moda transportasi di DKI Jakarta.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Moda Transportasi Terintegrasi

Integrasi transportasi publik merupakan salah satu bentuk manajemen


sistem transportasi publik yang mengkombinasikan dua atau lebih moda
transportasi publik guna mewujudkan pelayanan transportasi publik yang
optimal, karena sistem transportasi publik sendri pada dasarnya
diselenggarakan dengan maksud untuk mengkoordinasi semua pergerakan
penumpang dengan cara mengatur setiap komponen dalam proses
transportasi. Dengan adanya pengintegrasian transportasi publik akan
memudahkan mobilisasi seseorang dari satu tempat ke tempat lainnya. Kota
Jakarta sebagai ibukota negara dengan beragam aklvitas yang tentunya
melibatkan banyak sekali individu dalam sistem yang berlaku di dalamnya.
Daerah hinterland yang menjadi tujuan untuk bertempat tinggal adalah
Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi (Bodetabek). Penduduk pinggiran
dalam melakukan aktivitas kesehariannya termasuk kedalam kelompok
penglaju (commuter).

Data yang diperoleh dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta pada tahun
2015 menunjukkan, kebutuhan perjalanan per hari dengan angkutan umum
dari Bodetabek ke Jakarta dan sebaliknya makin meningkat. Pada tahun
2002, misalnya, tercatat 7,3 juta perjalanan per hari, tahun 2010 diperkirakan
menjadi 9,9 juta perjalanan per hari, dan pada tahun 2020 meningkat menjadi
13 juta perjalanan setiap hari Perjalanan Bogor-Depok Jakarta dan
sebaliknya pada tahun 2020 diperkirakan melesat menjadi 1.148.528.
Perjalanan Bekasi-Jakarta dan sebaliknya cenderung lebih rendah dan
diprediksi di tahun 2020 mencapai 940.834. Angka-angka prediksi ini masuk
akal karena pertumbuhan kawasan perumahan baru ke arah Tangerang dan
Banten, juga masih ke arah Depok dan Bogor.

4
5

Macam-macam sistem moda transportasi yang sudah terintegrasi


yang ada di Jakarta ialah KRL Commuter Line, Moda Raya terpadu (MRT),
Lintas Raya Terpadu (LRT), dan TransJakarta. Dalam penyediaan sarana
transportasi juga perlu diperhatikan kualitas layanan, terutama keselamatan.
Hal ini terkait dengan komitmen mutu Pemerintah propinsi DKI Jakarta dalam
hal pelayanan publik yang terintegrasi Pengembangan transportasi publik di
DKI Jakarta dilakukan dengan tiga macam Integrasi. Yaitu integrasi fisik,
integrasi payment, dan integrasi manajemen pengembangan transportasi.
Integrasi fisik dilakukan dengan menghubungkan antar moda transportasi
publik yang ada di Jakarta. Integrasi Payment atau sistem pembayaran ,
sistem ini digunakan untuk berbagai macam moda transportasi publik
terintegrasi melalui satu kartu itu sendiri yaitu Jaklingko. Jaklingko
merupakan sistem integrasi transportasi publik yang memuat integrasi rute,
integrasi manajemen dan integrasi pembayaran. Integrasi ini tidak hanya
melibatkan bus besar, bus medium, dan bus kecil di Transjakarta tetapi juga
akan melibatkan transportasi berbasis rel seperti MRT ,IRT dan komuterline.

B. Analisis Pemetaan Pemangku Kepentingan (Stakeholders)

Pemangku kepentingan atau stakeholder adalah pihak pihak, individu-


individu, atau organisasi yang secara aktif terlibat dalam sebuah
program/proyek atau yang punya kepentingan (interest) dan pengaruh
berpengaruh, baik positif maupun negatif atas terlaksananya program/proyek
tersebut. Berdasarkan pengaruh (infuence) dan kepentingan (interest) yang
dimiliki oleh setiap Stakeholders maka Stakeholders dapat dikategorikan
menjadi empat jenis yaitu (Reed, 2009) :

1. Stakeholder dengan tingkat kepentingan (interest) yang tinggi tetapi


memiliki pengaruh (infuence) yang rendah diklasifikasikan sebagai
Subyek (Subjects). Stakeholders im memiliki kapasitas yang rendah
dalam pencapaian tujuan, akan tetapi dapat menjadi berpengaruh
dengan membentuk aliansi dengan Stakehokders lainnya. Stakeholder
6

ini sering bisa sangat membantu sehingga hubungan dengan


Stakeholders ini harus tetap dijaga dengan baik.
2. Stakeholders dengan tingkat kepentingan (interest) dan pengaruh
(infuence) yang tinggi dikasifikaskan sebagai Pemain Kunci
(KeyPlayers). Stakeholders ini harus lebih aktif dilibatkan secara penuh
termasuk dalam mengevaluasi strategi baru.
3. Stakeholders dengan tingkat kepentingan (interest) dan pengaruh
(influence) yang rendah diklasifikasikan sebagai Pengikut Lain (Crowd).
Diperlukan sedikit pertimbangan untuk melibatkan Stakeholders ini lebih
jauh karena kepentingan dan pengaruh yang dimiliki biasanya berubah
seiring berjalannya waktu. Stakeholders ini harus tetap dimonitor dan
dijalin komunikasi dengan baik.
4. Stakeholders dengan tingkat kepentingan (interest) yang rendah tetapi
memiliki pengaruh (influence) yang tinggi diklasifikasikan sebagai
Pendukung (Contest setters). Stakeholders ini dapat mendatangkan
resiko sehingga keberadaannya perdu dipantau dan dikelola dengan
baik. Stakeholders ini dapat berubah menjadi Keyplalyers karena suatu
peristiwa. Hubungan baik dengan Stakeholder Ini terus dibina. Untuk itu
segala informasi yang dibutuhkan harus tetap diberikan sehingga
mereka dapat terus berperan aktif dalam pencapaian tujuan.

Analisis pemangku kepentingan merupakan suatu pendekatan untuk


memahami suatu sistem, dan perubahan itu, dengan mengidentifikasi pelaku
utama atau pemangku kepentingan dan menilai kepentingan masing-masing
dalam sistem itu. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan yaitu
analisis, fomulasi, penilaian dan evaluasi proyek dan kebijakan, penelitian
tentang pengelolaan sumber daya alam dan perubahan yang terkait,
memberikan dukungan sistematis untuk meningkatkan proses manajemen,
alat manajemen dalam pembuatan kebijakan dan alat untuk identifikasi konflik
(Magure et af. 2012).
7

Analisis pemangku kepentingan dilakukan mengikuti rangkaian analisis


yang dilakukan oleh Reed (2009) yang meliputi:

1. Identifikasi pemangku kepentingan


Pemangku kepentingan dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
a. Pemangku kepentingan utama (primary stakeholder),
merupakan pemangku kepentingan yang secara langsung terkena
dampak, baik positif maupun negatif dari suatu kebijakan.
b. Pemangku kepentingan kunci (key stakehokder),
merupakan pemangku kepentingan yang secara legalitas memiliki
kewenangan atau dengan kata lain memilik pengaruh dan
kepentingan yang tinggi dalam pengambilan keputusan pada proses
pembuatan kebijakan.
c. Pemangku kepentingan pendukung (secondary stakehokdar),
merupakan pemangku kepentingan sebagai perantara dalam proses
implementasi kebijakan ataupun pihak-pihak yang tidak memiliki
kaitan secara langsung tetapi memiliki kepedulian atas keputusan
kebijakan.
2. Pengelompokan dan pengategorian pemangku kepentingan
Pemangku kepentingan dikelompokkan menjadi pemain kunci, dan
Context setters, subjects crowd. Pemain kunci memiliki kepentingan dan
pengaruh yang tinggi memiliki context setters pengaruh yang tinggi tapi
kepentingannya rendah. Subjects memiliki kepentingan yang tinggi tetapi
pengaruhnya rendah, sedangkan adalah crowd pemangku kepentingan
yang memiliki kepentingan dan pengaruh yang rendah.
3. Menyelidiki hubungan antara pemangku kepentingan Analisis data
Untuk menyelidiki hubungan antar pemangku kepentingan digunakan
metode actor link ages matrices yang menggunakan matriks berisi para
pemangku kepentingan dalam tiap kolom dan barisnya dan hubungan
antar pemangku kepentingan hasil identifikasi berupa konflik, pelengkap
atau kerjasama.
8

Dengan demikian, pemangku kepentingan (stakeholders) adalah


kelompok individu yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi dalam
pencapaian tujuan perencanaan dalam proses pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh masyarakat, pemerintah dan swasta sesuai dengan
kepentingannya.

C. Hasil Analisis

Langkah dalam menganalisis menggunakan metode pemangku


kepentingan adalah mengidentifikasi semua stakehlokders dan informasi yang
terkait seperti: peran, kepentingan, pengetahuan, harapan, dan tingkat
pengaruh.
Metode analisis stakeholder cukup beragam. Salah satu yang kerap
dipakai untuk menghasilkan peta pemangku kepentingan adalah sebagai
berikut:

1) Menyusun matrik Kepentingan dan Kekuatan/Sumberdaya, berikut


analisis matriks kepentingan dan kekuatannya.

Tabel 2.1
Matriks Koordinat Peran

Pengaruh Kepentingan
No Stakeholders (power) (interest)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Sektor Pemerintah √ √
2. Sektor Swasta √ √
3. Sektor Masyarakat √ √

Pengaruh
1 : Kondisi 4 : Kelayakan
2 : Kepribadian 5 : Organisasi
3 : Kompensasi
9

Kepentingan
1 : Manfaat 4 : Persentasi Program Kerja
2 : Tingkat Ketergantungan 5 : Peran
3 : Keterlibatan

Stakeholders adalah orang-orang yang berkepentingan atau yang


terlibat dalam pelaksanaan program pembangunan, diantaranya adalah :

a. Instansi Pemerintah
Instansi Pemerintah adalah satuan kerja/satuan
oryanisasikementerianilepartemen, Lembaga Pemerintah Non
Departemen, kesekretariatan lembaga tinggi negara, dan instansi
pemerintah lainnya, baik pusat maupun daerah, termasuk Badan Usaha
Milik Negara, Badan Hukum Milk Negara, dan Badan Usaha Milik
Daerah.
b. Perseorangan
Perseorangan atau dikatakan pemilik tunggal juga menjadi salah satu
pihak terkait dalam sistam transportasi terintegrasi.
c. Masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan individu yang berada dalam satu wilayah.

Tingkat pengaruh pemangku kepentingan dalam sistem transpotasi


terintegrasi di DKI Jakarta menggunakan lima variabel yakni kondisi,
kepribadian, kompensasi, kelayakan, dan organisasi. Kemudian di
klasifikasikan menurut jumlah skor yang didapatkan dar hasil analisis
stakeholder, dapat dilihat pada tabel diatas Berdasarkan penilaian skor
tertinggi dimilki oleh “sektor pemerintah" yang tentu memegang andil besar
dalam pembentukan, pengelola dan tentunya pengembang Skor tertinggi
kedua dimiliki oleh "sektor privat yang tentunya sebagai pihak ketiga
membantu menjalankan sistem ini. Tertinggi ketiga olah “sektor
masayarakat" punya andil dalam memelihara dan mendukung agar sistem
Ini tetap berjalan.
Sedangkan tingkat kepentingan pemangku kepentingan dalam sistem
transportasi terintegrasi di DKI Jakarta menggunakan lima vanabel yaitu
10

manfaat, tingkat ketergantungan, keterlibatan, presentasi program kaja, dan


para yang klasifikasikan menurut jumlah skor yang didapatkan dan hasil
analisis stakeholder, dapat dilhhat pada tabel diatas Skor tertinggi dimilki
oleh “sektor pemerintah” yang memiliki peran pentung dalam menciptakan
sistem ini. Skor kedua dimiliki oleh “sektor masayarakat" yang
berkepentingan dalam menggunakan dan memberikan feedback kepada
pemerintah agar sistem 1m terus menjadi lebih baik. Skor ketiga dimuliki
oleh "sektor privat" hampir sama pentingnya dengan sektor masayarakat,
membantu pemerintah agar sistem wi dapal terus berjalan.

(2) Memetakannya ke dalam matriks Kontribusi, Legitimasi, Kesediaan Terlibat,


Pengaruh, Perlunya Keterlibatan.

Tabel 2.2

Matriks Empat Kelompok Besar Stakeholders

Pengaruh Besar Pengaruh Kecil

Swasta :
Kepentingan Pemerintah : Kemauan berinvestasi Kemauan
Besar Kepentingan politik memberikan pinjaman Kemauan
menangani proyek
Masyarakat :
Pemerintah :
Kepentingan Kemauan untuk menggunakan
Perizinan
Kecil layanan transportasi terintegrasi
Pembebasan lahan
yang murah, nyaman, dan aman
11

Tabel 2.3

Matriks Kolaborasi Pemangku Kepentingan

STAKEHOLDERS PERAN HAMBATAN UPAYA INTEGRASI

✓ Penyusunan ✓ Ahli ✓ Bekerja Penerapan


konsep dibidang sama intelligent
transportasi transportasi dengan sistem dan
terintegrasi terintegrasi pihak protokol
yang sinergi terbatas swasta kesehatan
Sektor ✓ Pengadaan ✓ Alat
Pemerintah alat transportasi
transportasi didatangkan
terintegrasi dari luar
yang negeri
nyaman

✓ Penyedia ✓ Pihak ✓ Membentuk Operasional


modal swasta system dan
✓ Penyedia cenderung kerja yang pemeliharaan
Sektor
pinjaman ingin jelas system
Swasta
✓ Pelaksana menguasai transportasi
proyek seluruh terintegrasi
system
operasional
✓ Pengguna ✓ Tidak ✓ Subsidi Perawatan
sarana semua silang bagi fasilitas moda
transportasi masyarakat masyarakat transportasi
Sektor
terintegrasi bisa yang terintegrasi
Masyarakat
menikmati kurang
layanan mampu
transportasi
terintegrasi
12

Berdasarkan matriks kolaborasi pemangku kepentingan di atas dapat


disimpulkan bahwa pemangku kepentingan adalah seluruh pihak yang terkait
dengan isu dan permasalahan yang menjadi fokus kajian atau perhatian. Peran
pemangku kepentingan di sektor pemerintahan mempunyai andil besar dalam
berjalannya transportasi publik yang terintegrasi, karena mempunyai pengaruh
dan kepentingan yang sangat besar dalam kerjasama yang diwujudkan dalam
pengembangan transportasi terintegrasi.

Pemerintah sebagai stakeholders sekunder memiliki peran sebagai


kelompok yang bermanfaat untuk merumuskan atau menjembatani keputusan
dan opini serta kelompok stakeholders yang paling kritis. Pemerintah selaku
regulator tentu harus hadir dalam rangka membuat Kebijakan dan strategi
menganai pola Integrasi transportasi publik dalam kaitan ini pemerintah melalui
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus di dukung oleh semua pihak. Namun
dalam perkembangannya diperlukan sosialisasi kepada masyarakat agar
penggunaan transportasi publik lebih diminati ketimbang kendaraan pribadi.
Kelompok pemerintah yang dimaksud adalah Kementerian Perhubungan
Republik Indonesia, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Dinas
Perhubungan DKI Jakarta, Transjakarta, dan Grab Indonesia.

Disamping itu, swasta sebagai stakeholders primer memiliki peran sebagai


kelompok stakeholders yang penting namun perlu pemberdayaan. Staksholders
swasta ini sangat berperan dalam pembangunan yakni sebagai kontraktor dalam
mengerjakan proyek, memberikan pinjaman, pelaku usaha dan mengurus
perizinan. Mekanisme kerjasama yang terjalin dalam pemangku kepentingan
sektor swasta, dimana dalam penyelenggaraan transportasi publik yang
terintegrasi memerlukan investasi dalam penyediaan infrastruktur.

Selain itu, masyarakat berperan sebagai pengunjung dan pengguna


layanan moda transportasi terintegrasi. Masyarakat selaku pengguna jasa
transportasi publik diharapkan dengan hadirnya transportasi yang terintegrasi ini
merubah pikiran untuk menggunakan jasa transportasi publik dalam kegiatan
sehar-hari. Tentunya masyarakat juga harus menjaga sarana dan prasarana demi
terciptanya kenyamanan bersama.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan tabel yang telah dijabarkan, serta melihat fakta yang ada
dilapangan. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemetaan stakeholders yang
memiliki kepentingan dalam pengembangan dan pembangunan sarana moda
transportasi terintegrasi adalah pihak pemerintah, pihak swasta dan pihak
masyarakat.
Berdasakan tingkat pengaruh dan kepentingan sektor pemerintah yang
memilki ekor tertinggi karena berperan besar dalam sistem ini. Oleh karena itu,
dalam pemetaan didapatkan sektor pemerintah disebut sebagai “pemain kunci
(Keyplayer)”, sektor swasta sebagai “pendukung (contest setter)”, dan sektor
masyarakat sebagai “subyek (subject)”.
Pemerintah sebagai stakeholders sekunder memiliki peran sebagai
kelompok yang berfungsi untuk menjembatani keputusan. Pihak swasta sebagai
stakeholders primer memiliki peran stakeholders yang penting namun perlu
pemberdayaan. Masyarakat berperan sebagai pengunjung dan pengguna
layanan moda transportasi. Solusi untuk permasalahan moda transportasi
Integrasi di DKI Jakarta adalah adanya kerjasama yang sinergis antara para
stakeholders yang ada di dalamnya seperti pemerintah, pihak swasta, dan
masyarakat.

13
DAFTAR PUSTAKA

Reed, M.S, Graves, A., Dandy, N., Posthumus, H., Hubacek, K., Morris, J., Prell, C.,
Quinn, C.H., and Stringer, L.C, (2009)

Who’s In And Why? A Typology Of Stakeholder Analysis Methods For Natural


Resource Management. Journal of Environmental Management, 90, 1933–1949.

Maguire B, Potss J, Fletcher S. (2012). The role of stakeholders in the marine planning
process stakeholder analysis within the Solent, United Kingdom. Marine Policy 36,
246-257.

http://dephub.go.id/post/read/penggunaan-transportasi-perkotaan-meningkat-di-
masa-pandemi,-menhub-dukung-inovasi-lrt-jakarta-bangun-sistem-transportasi-
terintegrasi

http://www.internationaltransportforum.org/2011/index.htmlhttps://www.google.co.id/
url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://jurnal.uns.ac.id/Arsitektura/article/viewFile/1
5684/12620&ved=2ahUKEwjwh_Sjvp7xAhVQOisKHZ9uBO0QFjAJegQIKhAC&usg=
AOvVaw37B8II0DiLODvgJ3oCkywn

Anda mungkin juga menyukai