Oleh:
Sinta, S.Pd. (199205262020122012)
Nena Rosita, S.Pd. (198508052020122009)
Yudi Gustira, S.Pd. (198710122020121010)
GARUT
2021
Tim Penyusun Analisis Sistem Transportasi Terintegrasi
Di DKI Jakarta Dengan Menggunakan Metode
Analisis Pemetaan Pemangku Kepentingan
Dalam penyusunan makalah ini, kami tentu tidak dapat bekerja sendiri. Oleh
karena itu, terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr Asep Iwa Hidayat,
S. Sos., M. Pd selaku Pemateri.
Dalam penyusunan makalah ini, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun karena makalah ini masih jauh dari sempurna. Semoga Allah SWT.
membalas semua amal kebaikan kita semua, serta makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi kami selaku penulis dan umumnya bagi yang berkepentingan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Halaman Tim Penyusun
A. Kesimpulan ........................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Transportasi adalah bagian inti dari DKI Jakarta karena tidak hanya
untuk mendukung kegiatan ekonomi. Oleh karena itu, perlu terus dilanjutkan
upaya untuk menciptakan sistem yang terintegrasi dan tepat yang akan
mendukung kegiatan sehari hari serta mengurangi jumlah kendaraan pribadi
yang akan menyebabkan kemacetan dan polusi udara.
Masalah sosial seperti kemacetan lalu lintas dan polusi udara adalah
contoh dari masalah pelik yang dihadapi kota Jakarta dan sekitarnya. Oleh
karena itu, kebijakan yang dibuat perlu memperhatikan berbagai faktor
pemangku kepentingan dan sektor-sektor yang saling bergantungan.
Masalah pelik di ruang publik membutuhkan kebijakan yang menghasiikan
win-win solution untuk setiap pemangku kepentingan, terutama masyarakat.
Diharapkan dapat menemukan ide-ide yang mendukung integrasi antar
moda transportasi massal sehingga para komuter dapat memperoleh
pengalaman perjalanan yang aman dan lancar.
1
2
B. Rumusan Masalah
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari analisis ini adalah untuk
mengetahui apa pengertian dari moda transportasi terintegrasi dan
bagaimana solusi atas permasalahan moda transportasi di DKI Jakarta.
BAB II
PEMBAHASAN
Data yang diperoleh dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta pada tahun
2015 menunjukkan, kebutuhan perjalanan per hari dengan angkutan umum
dari Bodetabek ke Jakarta dan sebaliknya makin meningkat. Pada tahun
2002, misalnya, tercatat 7,3 juta perjalanan per hari, tahun 2010 diperkirakan
menjadi 9,9 juta perjalanan per hari, dan pada tahun 2020 meningkat menjadi
13 juta perjalanan setiap hari Perjalanan Bogor-Depok Jakarta dan
sebaliknya pada tahun 2020 diperkirakan melesat menjadi 1.148.528.
Perjalanan Bekasi-Jakarta dan sebaliknya cenderung lebih rendah dan
diprediksi di tahun 2020 mencapai 940.834. Angka-angka prediksi ini masuk
akal karena pertumbuhan kawasan perumahan baru ke arah Tangerang dan
Banten, juga masih ke arah Depok dan Bogor.
4
5
C. Hasil Analisis
Tabel 2.1
Matriks Koordinat Peran
Pengaruh Kepentingan
No Stakeholders (power) (interest)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Sektor Pemerintah √ √
2. Sektor Swasta √ √
3. Sektor Masyarakat √ √
Pengaruh
1 : Kondisi 4 : Kelayakan
2 : Kepribadian 5 : Organisasi
3 : Kompensasi
9
Kepentingan
1 : Manfaat 4 : Persentasi Program Kerja
2 : Tingkat Ketergantungan 5 : Peran
3 : Keterlibatan
a. Instansi Pemerintah
Instansi Pemerintah adalah satuan kerja/satuan
oryanisasikementerianilepartemen, Lembaga Pemerintah Non
Departemen, kesekretariatan lembaga tinggi negara, dan instansi
pemerintah lainnya, baik pusat maupun daerah, termasuk Badan Usaha
Milik Negara, Badan Hukum Milk Negara, dan Badan Usaha Milik
Daerah.
b. Perseorangan
Perseorangan atau dikatakan pemilik tunggal juga menjadi salah satu
pihak terkait dalam sistam transportasi terintegrasi.
c. Masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan individu yang berada dalam satu wilayah.
Tabel 2.2
Swasta :
Kepentingan Pemerintah : Kemauan berinvestasi Kemauan
Besar Kepentingan politik memberikan pinjaman Kemauan
menangani proyek
Masyarakat :
Pemerintah :
Kepentingan Kemauan untuk menggunakan
Perizinan
Kecil layanan transportasi terintegrasi
Pembebasan lahan
yang murah, nyaman, dan aman
11
Tabel 2.3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan tabel yang telah dijabarkan, serta melihat fakta yang ada
dilapangan. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemetaan stakeholders yang
memiliki kepentingan dalam pengembangan dan pembangunan sarana moda
transportasi terintegrasi adalah pihak pemerintah, pihak swasta dan pihak
masyarakat.
Berdasakan tingkat pengaruh dan kepentingan sektor pemerintah yang
memilki ekor tertinggi karena berperan besar dalam sistem ini. Oleh karena itu,
dalam pemetaan didapatkan sektor pemerintah disebut sebagai “pemain kunci
(Keyplayer)”, sektor swasta sebagai “pendukung (contest setter)”, dan sektor
masyarakat sebagai “subyek (subject)”.
Pemerintah sebagai stakeholders sekunder memiliki peran sebagai
kelompok yang berfungsi untuk menjembatani keputusan. Pihak swasta sebagai
stakeholders primer memiliki peran stakeholders yang penting namun perlu
pemberdayaan. Masyarakat berperan sebagai pengunjung dan pengguna
layanan moda transportasi. Solusi untuk permasalahan moda transportasi
Integrasi di DKI Jakarta adalah adanya kerjasama yang sinergis antara para
stakeholders yang ada di dalamnya seperti pemerintah, pihak swasta, dan
masyarakat.
13
DAFTAR PUSTAKA
Reed, M.S, Graves, A., Dandy, N., Posthumus, H., Hubacek, K., Morris, J., Prell, C.,
Quinn, C.H., and Stringer, L.C, (2009)
Maguire B, Potss J, Fletcher S. (2012). The role of stakeholders in the marine planning
process stakeholder analysis within the Solent, United Kingdom. Marine Policy 36,
246-257.
http://dephub.go.id/post/read/penggunaan-transportasi-perkotaan-meningkat-di-
masa-pandemi,-menhub-dukung-inovasi-lrt-jakarta-bangun-sistem-transportasi-
terintegrasi
http://www.internationaltransportforum.org/2011/index.htmlhttps://www.google.co.id/
url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://jurnal.uns.ac.id/Arsitektura/article/viewFile/1
5684/12620&ved=2ahUKEwjwh_Sjvp7xAhVQOisKHZ9uBO0QFjAJegQIKhAC&usg=
AOvVaw37B8II0DiLODvgJ3oCkywn