Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ANALISIS KONSESI MASYARAKAT DI ATAS


TANAH NEGARA MENGGUNAKAN METODE
ANALISIS SWOT

Diajukan Untuk Memenuhi Salahsatu Tugas Latsar CPNS PPSDM Regional


Bandung Angkatan XVIII Kelompok I

Disusun Oleh : Kelompok I


Widiana Gumilar, S.Pd : 198610102020121005
Nining Winingsih, S.Pd : 199512022020122010
Tantri Marlinda, S.Pd : 199410182020122014
Reni Yulianti, S.Pd : 199607222020122018
Ari Lutfi Nurdiansyah, S.Pd : 199201252020121007

PELATIHAN DASAR CPNS ANGKATAN XVIII


PPSDM KEMENDAGRI REGIONAL BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan lancar.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya
makalah ini tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai
pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan
baik dari penyusunan hingga tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga makalah yang
kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Garut, Juli 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... ii


DAFTAR ISI ........................................................................................ iii
DAFTAR TABEL.................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 3
C. Tujuan Masalah .................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 4
A. Pengertian Konsesi.................................................................... 4
B. Analisis SWOT ......................................................................... 5
BAB III PEMBAHASAN ...................................................................... 8
A. Pengertian Konsesi Tanah .................................................... 8
B. Analisis SWOT ..................................................................... 8
BAB III PENUTUP .............................................................................. 13
A. Kesimpulan ............................................................................ 13
B. Saran ..................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 14

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 SWOT Video Hak Atas Tanah ............................................. 9


Tabel 3.2 Analisis Kekuatan dan Kelemahan pada Video Hak Atas
Tanah .................................................................................. 9
Tabel 3.3 Analisis Peluang dan Ancaman pada Video Hak Atas
Tanah .................................................................................. 10
Tabel 3.4 Kriteria Dan Strategi Dari Analisis Swot .............................. 11

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan Negara terhadap warga negaranya merupakan amanat yang
tercantum dalam UUD 1945 dan diperjelas kembali dalam UU No. 25 tahun 2009
tentang Pelayanan Publik. Berbicara pelayanan publik, beberapa konsep
terangkum (dalam Rosalia, 2012:12), dalam beberapa aspek yang melingkupi
pelayanan publik, yaitu: Pertama, pelayanan publik adalah pelayanan
penyelenggara pelayanan (Pemerintah) kepada masyarakat. Pelayanan
merupakan fungsi utama dari suatu pemerintahan, karena itu tidak ada suatu
pemerintahan tanpa pelayanan dan tidak ada suatu masyarakat dalam suatu
negara yang kehadiran dan keberadaannya tanpa membutuhkan pelayanan
pemerintahan. Kedua, pemerintahan merupakan satu-satunya institusi formal
yang mendapatkan legitimasi politik (political legitimation) dan penerimaan sosial
(social acceptability) dari masyarakat untuk mengelola masyarakat dalam suatu
negara. Ketiga, tujuan utama pembentukan suatu pemerintahan adalah untuk
mewujudkan sistem ketertiban, keadilan, kemandirian serta kesejahteraan
masyarakat melalui pelayanan yang berkualitas dalam berbagai bidang
pembangunan.
Layanan publik merupakan hak masyarakat (Dwiyanto, 2008:184- 185),
posisi masyarakat sebagai pihak yang tidak hanya berperan sebagai customer
saja namun juga sebagai owner atau pemilik pemerintah yang memberikan
pelayanan publik. Pentingnya pelayanan kepada masyarakat karena berkaitan
dengan kepentingan umum bahkan kepentingan rakyat secara keseluruhan,
sehingga dapat dikatakan bahwa pelayanan umum yang diselenggarakan
pemerintah merupakan hak masyarakat atas pelayanan tersebut. Parameter
yang digunakan untuk menentukan apakah suatu pemerintahan berfungsi atau
tidak diantaranya adalah apakah pemerintahan tersebut sudah menjalankan
fungsi pelayanannya kepada masyarakat atau tidak (Wasistiono, 2003:53-54).
Baik atau buruknya pelayanan akan menjadi tanggungjawab. Pendapat Dwiyanto
adalah rangkuman tulisan dari Wray et.all ; 2000, Minzberg; 1996, Schimidt dan
1
Strickland; 1998 serta Frederickson; 1992. Pemerintah selaku pelaksana
pelayanan yang dilaksanakan oleh aparaturnya yang terlibat dalam menjalankan
fungsi pelayanan publik (Effendi, 1987:3). Pelayanan pertanahan merupakan
salahsatu bentuk pelayanan publik.
Hak masyarakat atas kepemilikan tanah diberikan oleh pemerintah dalam
bentuk pelayanan publik khususnya pelayanan bidang pertanahan.
Sebagaimana diarahkan dalam ketentuan Undang-Undang Pokok Agraria
(UUPA) No 5 tahun1960, kegiatan pelayanan bidang pertanahan merupakan
implementasi sebagian dari pelaksanaan tugas pemerintahan dalam rangka
mewujudkan misi dan wewenang negara. Pemerintah berkewajiban memberikan
pelayanan publik terutama dalam rangka pengaturan dan pengelolaan proses
penyelenggaraan pelayanan administrasi pertanahan. Pelayanan publik bidang
pertanahan ditangani oleh Instansi Badan Pertanahan Nasional (BPN), yang
dibentuk dengan Keputusan Presiden Nomor 26 tahun 1988 tentang Badan
Pertanahan Nasional.
Negara mengamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam Pasal 18B ayat (2) yang berbunyi “Negara
mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta
hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam
undang-undang”. Negara telah menjamin keberadaan masyarakat hukum adat
dengan syarat-syarat yang diatur dalam Undang-Undang. Ketentuan dalam
Pasal 18B ayat (2) UUD NRI 1945 diperkuat dengan Pasal 28I ayat (3) bahwa
identitas budaya dan masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.
Masyarakat hukum adat adalah kesatuan masyarakat yang bersifat
teritorial atau geologis yang memiliki kekayaan sendiri, memiliki warga yang
dapat dibedakan dengan masyarakat hukum lain dan dapat bertindak ke dalam
atau ke luar sebagai satu kesatuan hukum (subjek hukum) yang mandiri dan
memerintah diri mereka sendiri. Masyarakat adat di Indonesia merupakan
komunitas-komunitas yang hidup berdasarkan asal-usul leluhur secara turun-
temurun di atas suatu wilayah adat. Mereka memiliki kedaulatan atas tanah,

2
kekayaan alam, dan kehidupan sosial budaya yang diatur oleh hukum adat dan
lembaga adat yang mengelola keberlangsungan kehidupan masyarakatnya.
Namun, eksistensi mereka terancam di tengah banyak upaya penjarahan sumber
daya alam dan pengalihan fungsi hutan yang menyingkirkan hak-hak masyarakat
adat. Tahun 2016, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnasham) telah
merilis Inkuiri Nasional tentang Hak Masyarakat Hukum Adat Atas Wilayahnya di
Kawasan Hutan memperlihatkan realitas adanya pelanggaran hak masyarakat
adat yang disertai pendekatan kekerasan, intimidasi dan bahkan kriminalisasi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul dari makalah “Analisis Konsesi Masyarakat Di Atas
Tanah Negara Menggunakan Metode Analisis SWOT”, maka dari hal itu perlu
adanya beberapa rumusan masalah yang harus dilakukan. Adapun rumusan
masalah yang disusun oleh kelompok kami adalah sebagi berikut ini.
1. Apa itu Konsesi tanah?
2. Bagaimana analisis swot terhadap Konsesi Masyarakat Di Atas Tanah
Negara?

C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan makalah ini dapat diuraikan sebagai mana kami menyusun
makalah dengan judul “Analisis Konsesi Masyarakat Di Atas Tanah Negara
Menggunakan Metode Analisis SWOT”. Adapun tujuan dari makalah tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui apa itu konsesi tanah sehingga dapat menambah
wawasan dan pengetahuan bagi kelompok kami mengenai konsesi
masyarakat di atas tanah negara.
2. Untuk dapat mengetahui analisis SWOT terhadap Konsesi Masyarakat di
Atas Tanah Negara dan dapat memberikan solusi alternatif.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Konsesi
Konsesi adalah suatu penetapan administrasi negara yang secara yuridis
dan kompleks, oleh karena merupakan seperangkat dispensasi-dispensasi, ijin-
ijin, serta lisensi-lisensi disertai dengan pemberian semacam wewenang
pemerintah terbatas pada konsensionaris. Konsesi tidak mudah diberikan
karena banyak bahaya penyelundupan, kekayaan bumi dan kekayaan alam
negara dan kadang-kadang merugikan masyarakat yang bersangkutan.
Wewenang pemerintah diberikan kepada konsensionaris walupun terbatas
dapat menimbulkan masalah pilitik dan sosial yang cukup rumit, oleh
karena perusahaan pemegang konsesi tersebut dapat memindahkan kampong,
dapat membuat jaringan jalan, listrik dan telepon, membentuk barisan
keamanan, mendirikan rumah sakit dan segala sarana laiannya.
Undang-undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan, pada pasal 1 poin 20 memberikan definisi tentang konsesi.
Konsesi diartikan sebagai keputusan pejabat pemerintahan yang berwenang
sebagai wujud persetujuan dari kesepakatan badan dan/atau pejabat
pemerintahan dengan selain badan dan/atau pejabat pemerintahan, dalam
pengelolaan fasilitas umum dan/atau sumber daya alam dan pengelolaan lainnya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Khusus untuk pengelolaan tanah berupa hutan, diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 34 tahun 2002 tentang Tata Hutan dan
Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan, dan
Penggunaan Kawasan Hutan. Pada pasal 49 PP tersebut, diatur soal hapusnya
izin, yaitu sebagai berikut ini.
1. Izin pemanfaatan hutan dapat menjadi hapus, apabila:
a. jangka waktu izin telah berakhir;
b. izin dicabut oleh pemberi izin sebagai sanksi yang dikenakan kepada
pemegang izin;
c. izin diserahkan kembali oleh pemegang izin dengan pernyataan tertulis

4
kepada pemberi izin sebelum jangka waktu izin berakhir; atau
d. target volume atau berat yang diizinkan dalam izin pemungutan hasil
hutan telah terpenuhi.
2. Sebelum izin diterima kembali oleh pemberi izin sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) huruf c, terlebih dahulu diaudit secara komprehensif.
3. Berdasarkan hasil laporan audit sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),
pemberi izin dapat menerima atau menerima dengan persyaratan atau
menolak pengembalian izin tersebut.
4. Hapusnya izin atas dasar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) tidak membebaskan kewajiban pemegang izin untuk:
a. Melunasi seluruh kewajiban finansial serta memenuhi kewajiban-
kewajiban lain yang ditetapkan oleh Pemerintah atau Pemerintah
Daerah;
b. Melaksanakan semua ketentuan-ketentuan yang ditetapkan berkaitan
dengan berakhirnya izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. Pada saat hapusnya izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) barang
tidak bergerak dan atau tanaman yang telah dibangun dan atau ditanam
dalam areal kerja menjadi milik negara.
6. Dengan hapusnya izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pemerintah
dan atau Pemerintah Daerah tidak bertanggung jawab atas kewajiban
pemegang izin terhadap pihak ketiga.

B. Analisis SWOT
Strength, Weakness, Opportunities, Threats adalah kepanjangan dari
SWOT. Analisis SWOT merupakan suatu teknik perencanaan strategi yang
bermanfaat untuk mengevaluasi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness),
peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek. Disini juga
akan dibahas mengenai contoh Analisis SWOT untuk perusahaan. Namun
pastinya, baik analisis untuk sebuah project yang sedang berlangsung maupun
yang memang sedang dalam perencanaan baru. Analisis SWOT pertama kali
diperkenalkan oleh Albert S Humphrey pada tahun 1960-an dalam memimpin
proyek riset di Stanford Research Institute yang menggunakan data dari
perusahaan-perusahaan Fortune 500.
5
Metode analisis SWOT merupakan alat yang tepat untuk menemukan
masalah dari 4 (empat) sisi yang berbeda, di mana aplikasinya adalah:
• Bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan dari
sebuah peluang (opportunities) yang ada.
• Bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah
keuntungan.
• Bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats)
yang ada.
• Bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu
membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah
ancaman baru.
Dengan saling berhubungannya 4 faktor tersebut, maka membuat analisis
ini menjadi lebih baik. Terdapat 2 faktor pokok yang akan memengaruhi keempat
komponen dasar pada analisis SWOT. Faktor eksternal dan internal yang akan
mempengaruhi analisis Strength, Weakness, Opportunities, Threats yaitu:
1. Faktor Internal (Strength dan Weakness)
Untuk faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam terdiri dari dua
poin yaitu kekuatan dan kelemahan. Keduanya akan berdampak lebih baik
dalam sebuah penelitian ketika kekuatan lebih besar dibandingkan
kelemahan. Dengan demikian kekuatan internal yang maksimum jelas akan
memberikan hasil penelitian yang jauh lebih baik. Adapun bagian bagian dari
faktor internal itu sendiri, antara lain sumber daya yang dimiliki, keuangan
atau finansial, kelebihan atau kelemahan internal organisasi, serta
pengalaman-pengalaman organisasi sebelumnya (baik yang berhasil
maupun yang gagal).
2. Faktor Eksternal (Opportunities dan Threats)
Ini merupakan faktor dari luar entitas, di mana faktor ini tidak secara
langsung terlibat pada apa yang sedang diteliti dan terdiri dari 2 poin yaitu
ancaman dan peluang. Adanya peluang serta ancaman ini tentu saja akan
memberikan data yang harus dimasukkan dalam jurnal penelitian sehingga
menghasilkan strategi untuk menghadapinya. Beberapa poin yang termasuk
pada faktor eksternal, antara lain tren, budaya, sosial politik, ideologi, maupun

6
perekonomian, sumber-sumber permodalan, peraturan pemerintah,
perkembangan teknologi, peristiwa-peristiwa yang terjadi, dan lingkungan.
3. Strategi Kombinasi Analisis SWOT
Dalam analisis tersebut, Anda dapat memfokuskan diri pada satu
kombinasi dari dua poin dari SWOT untuk menentukan langkah strategis
bisnis Anda. Kombinasi fokus tersebut antara lain:
a. Fokus pada kekuatan-peluang (S-O) untuk memperoleh alternatif ofensif
dengan menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang
eksternal.
b. Fokus pada Kelemahan-ancaman (W-T) untuk memperoleh alternatif
defensif dengan memanfaatkan kelemahan internal untuk mengurangi
ancaman eksternal.
c. Fokus pada Kekuatan-ancaman (S-T) dengan menggunakan kekuatan
internal untuk mengurangi ancaman eksternal.
d. Fokus pada Kelemahan-peluang (W-O) dengan menopang kelemahan
internal untuk mengambil keuntungan dari kesempatan eksternal.
Sebagaimana sebuah metode pada umumnya, analisa SWOT ini
hanya dapat membantu menganalisa situasi yang sedang dihadapi oleh
perusahaan atau sebuah organisasi. Artinya pada prinsipnya metode ini
bukan sebuah jawaban pasti yang mampu memberikan solusi pada tiap
masalah yang sedang dihadapi. Namun minimal akan memecah persoalan
yang ada dengan mengurainya menjadi bagian-bagian kecil yang akan lebih
tampak sederhana.

7
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsesi Tanah


Definisi konsesi dalam Ketentuan Nomor 20 pada Pasal 1 UU No. 30
Tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan diartikan sebagai keputusan
pejabat pemerintahan yang berwenang sebagai wujud persetujuan dari
kesepakatan badan dan/atau pejabat pemerintahan dengan selain badan
dan/atau pejabat pemerintahan dalam pengelolaan fasilitas umum dan/atau
sumber daya alam dan pengelolaan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Jauh sebelum adanya UU tersebut, konsesi sendiri telah termasuk dalam
ranah hukum administrasi negara sebagai perizinan yang bersifat publik.
Pola konsesi yang diberikan pemerintah Indonesia kepada pihak
perusahaan swasta ataupun individu, biasanya digunakan untuk keperluan
Tambang, Perkebunan, sampai pembangunan Ruas Jalan Tol.

B. Analisis SWOT
Secara Geografis dilihat dari posisi wilayah di permukaan Bumi, Indonesia
terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia serta dua
samudera yaitu samudera Pasifik dan samudera Hindia. Berada di antara dua
benua, membuat Indonesia memiliki iklim muson. Saat dilalui angin musim barat
dari asia yang kaya uap air, akan terjadi musim hujan. Saat dilalui angin muson
timur dari Australia yang kurang uap air, akan terjadi musim kemarau. Indonesia
juga tidak memiliki musim dingin, menjadikan semua aktivitas pertanian,
peternakan, dan perikanan dapat berlangsung sepanjang tahun. Berdasarkan
informasi dari Badan Informasi Geospasial, luas wilayah Indonesia untuk daratan
ialah 1.922.570 km2 dan perairan 3.257.483 km2. Bila ditotal, luas Indonesia
wilayah Indonesia adalah 5.180.053 km2, berikut adalah Tabel Hasil Analisis
SWOT :

8
Tabel 3.1
SWOT Video Hak Atas Tanah

Kekuatan Kelemahan
1. 70% dari daratan Indonesia sudah
1. Masih berlakunya hukum adat di
di klaim oleh Negara sebagai
masyarakat
kawasan hutan negara Indonesia
2. Kesadaran akan tumbuhnya konflik
2. Prinsip kolonial masih digunakan
agraria
3. Pemerintah telah mengadakan
3. Tata guna lahan masih berpihak pada
program sertifikasi atas tanah
perusahaan bukan pada rakyat
pribadi
Peluang Ancaman
1. Adanya surat keputusan MK 1. Adanya ekspansi besar-besaran
No.35/PUU-XI/2012 perkebunan dan pertambangan

2. Sertifikasi atas tanah pribadi membuat


2. Adanya konsesi masyarakat atas
masyarakat egois tidak peduli dengan
tanah Negara
kampungnya lagi

3. Jika tanah-tanah tersebut masuk ke pasar


bebas maka masyarakat akan terusir dari
kampungnya sendiri

Tabel 3.2
Analisis Kekuatan dan Kelemahan pada Video Hak Atas Tanah

No Kekuatan Skor Bobot Nilai Total


70% dari daratan Indonesia sudah di klaim
1 oleh Negara sebagai kawasan hutan 50 4 200
negara Indonesia
Kesadaran akan tumbuhnya konflik
2 30 2 90
agraria
Pemerintah telah mengadakan program
3 sertifikasi atas tanah 40 3 120
pribadi
Nilai Total Kekuatan (a) 310

9
No Kelemahan Skor Bobot Nilai Total
Masih berlakunya hukum adat di
1 20 5 100
masyarakat
2 Prinsip kolonial masih digunakan 10 2 20
Tata guna lahan masih berpihak pada
3 20 4 80
perusahaan bukan pada rakyat

Nilai Total Kelemahan (b) 200


Selisih (x) = Kekuatan (a) – Kelemahan (b) 110

Tabel 3.3
Analisis Peluang dan Ancaman pada Video Hak Atas Tanah

No Peluang Skor Bobot Nilai Total


1 Adanya surat keputusan MK 50 4 200
No.35/PUU-XI/2012
2 Adanya konsesi masyarakat atas 50 4 200
tanah Negara
Nilai Total Peluang (c) 400
No Ancaman Skor Bobot Nilai Total
Adanya ekspansi besar-besaran
1 40 3 120
perkebunan dan pertambangan
Sertifikasi atas tanah pribadi
2 membuat masyarakat egois tidak 30 3 120
peduli dengan kampungnya lagi
Jika tanah-tanah tersebut masuk ke
3 pasar bebas maka masyarakat akan 40 3 120
terusir dari kampungnya sendiri

Nilai Total Ancaman (d) 360


Selisih (y) = Peluang (c) – Ancaman (d) 40

10
Hasil akhir skoring SWOT (x, y) = (110, 40)

Peluang

KUADRAN I (+, +)

Kelemahan Kekuatan

Ancaman

Kuadran I (+,+)
Merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Masyarakat memiliki peluang
dan kekuatan internal juga sangat kuat sehingga dapat memanfaatkan peluang
yang ada. Strategi yang tepat dan sesuai untuk diterapkan dalam kondisi ini
adalah mendukung segala kebijakan pertumbuhan yang agresif.

Tabel 3.4
Kriteria Dan Strategi Dari Analisis Swot

Kuadran 1 Merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Masyarakat


memiliki peluang dan kekuatan internal juga sangat kuat sehingga
dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang tepat dan
sesuai untuk diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung
segala kebijakan pertumbuhan yang agresif.

11
Kuadran 2 Meskipun menghadapi berbagai macam ancaman yang datang,
masyarakat ini masih memiliki kekuatan dari sisi internal. Strategi
yang sesuai dan tepat untuk diterapkan dalam kondisi ini adalah
dengan memanfaatkan kekuatan internal yang ada untuk
menghadapi berbagai macam ancaman dengan cara diversivikasi
sehingga dapat memaksimalkan keuntungan yang diperoleh.
Kuadran 3 Dalam kondisi ini, masyarakat memiliki peluang eksternal yang
sangat besar dan potensial, namun dilain sisi mereka menghadapi
berbagai kendala/kelemahan internal. Strategi yang sesuai untuk
diterapkan dalam kondisi seperti ini adalah meminimalisir masalah-
masalah yang ada di internal sehingga dapat memanfaatkan
peluang eksternal dengan maksmimal.
Kuadran 4 Kondisi ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,
masyarakat menghadapi berbagai ancaman dari luar, dan juga
menghadapi berbagai masalah internal. Strategi yang sesuai untuk
diterapkan pada kondisi ini adalah dengan bertahan (defensif)
sehingga dapat mencegah keadaan menjadi semakin buruk.

12
BAB IV
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
1. Bahwa perlindungan Hak tanah adat di wilayah secara yuridis dalam
bentuk peraturan daerah belum ada. Keberadaan Hak tanah adat di
beberapa daerah merupakan bukti nyata, bahwa hingga saat ini
keberadaan Hak tanah adat masih diakui dan dimiliki oleh masyarakat
tertentu. Terkait dengan izin usaha perkebunan kelapa sawit yang
banyak mengelola tanah di Indonesia, perusahaan merasa bahwa
pihaknya sudah menempuh langkah-langkah prosedural dalam
melaksanakan usaha perkebunan yang dilakukan dengan alasan sudah
ada izin lokasi yang diberikan.
2. Bahwa yang menjadi kendala perlindungan hukum atas tanah adat
adalah belum adanya peraturan khusus dalam bentuk Perda, sehingga
pihak masyarakat maupun pihak pemerintah daerah dan pihak ketiga
lainnya tidak memiliki acuan atau pedoman yuridis. Yang ada hanya
wujud pengakuan secara de facto belum diikuti secara de yure.

B. Saran
1. Pemerintah harus lebih tegas lagi untuk melakukan pencabutan konsesi
lahan milik swasta jika tidak memberikan sebagian lahan kepada
masyarakat sekitar.
2. Hak-hak masyarakat yang telah lama hidup di atas konsesi lahan tidak
boleh diabaikan.
3. Masyarakat yang betul betul sudah memiliki hak atas tanah namun tidak
memiliki bukti secara otentik dan tidak didaftarkan segera membuat
sertifikat secara gratis tanah melalui Program pemerintah yatitu PTSL
atau Program Sertifikat Tanah Gratis.

13
DAFTAR PUSTAKA

Kartika. (2020). Mengapa Perlu Analisis SWOT Untuk Perusahaan?. [Online].


Diakses dari: https://www.jurnal.id/id/blog/fungsi-manfaat-tujuan-juga-
faktor-internal-dalam-analisis-swot-adalah-berikut/. [Diakses 30 Juli
2021]

Anonim. (2019). Mengenal Konsesi Tanah, Tantangan Jokowi untuk


Dikembalikan ke Negara. [Online]. Diakses dari:
https://kumparan.com/kumparanbisnis/mengenal-konsesi-tanah-
tantangan-jokowi-untuk-dikembalikan-ke-negara-
1551064975595014056/full. [Diakses 30 Juli 2021]

Mohamadi, Rijal Fahmi. (2019). Analisis SWOT: Manfaat, Faktor, dan


Contohnya. [Online]. Diakses dari: https://www.jurnal.id/id/blog/2017-
manfaat-faktor-yang-memengaruhi-dan-contoh-analisis-swot/. [Diakses
30 Juli 2021]

Online, We. (2020). Ahli Hukum: Konsesi Tidak Bisa Dilakukan Tanpa Izin
Pemilik Lahan. [Online]. Diakses dari:
https://www.wartaekonomi.co.id/read312875/ ahli-hukum-konsesi-tidak-
bisa-dilakukan-tanpa-izin-pemilik-lahan. [Diakses 30 Juli 2021]

Zik611. Hukum dan Perijinan. [Online]. Diakses dari


https://wonkdermayu.wordpress.com/kuliah-hukum/hukum-perijinan/.
[Diakses 30 Juli 2021]

14

Anda mungkin juga menyukai