Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

STRATEGI ASPEK AKUNTABILITAS


MENGGUNAKAN METODE SWOT TERHADAP
BANJIR KALIMANTAN SELATAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Latsar CPNS

Disusun oleh :

Ayi Yulianty, S.Pd


Hadi Abdul Khalik, S.Pd
Lupy Agustina Dewi, S.Pd

Wati Nurhayati, S.Pd

LATSAR CPNS KABUPATEN GARUT TAHUN 2021


GOLONGAN III ANGKATAN XVIII
PPSDM REGIONAL BANDUNG
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya, kami mampu menyelesaikan tugas makalah “Strategi
Aspek Akuntabilitas Menggunakan Metode SWOT Terhadap Banjir Kalimantan
Selatan”, guna memenuhi tugas latsar CPNS Kabupaten Garut. Makalah ini
disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu serta menambah wawasan
tentang analisis banjir di Kalimantan Selatan menggunakan teknik analisis SWOT
serta alternatif solusi yang dapat diimplementasikan berdasarkan permasalahan
banjir tersebut.

Ucapan terimakasih kami berikan kepada rekan-rekan dan semua pihak


yang telah membantu, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun masih jauh dari
kata sempurna. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai bentuk apresiasi sehingga
kami dapat memperbaiki makalah kami dikemudian hari. Semoga makalah ini
bermanfaat, khususnya bagi pembaca dan umumnya bagi masyarakat luas.

Garut, Juli 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan Makalah ........................................................... 2
D. Sistematika Penulisan Makalah ................................................... 2
BAB III PEMBAHASAN
A. Analisis Faktor KAFI dan KAFE menggunakan pendekata SWOT 3
B. Alternatif Analisis SWOT dari Aspek-Aspek Akuntabilitas ............ 15
BAB IV PENUTUP .................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 19
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan sebuah negara tropis yang memiliki dua musim,
yakni musim hujan dan musim kemarau. Ketika musim penghujan tiba,
sebagian daerah di Indonesia selalu terdampak oleh bencana banjir. Banjir
sendiri merupakan salah satu bencana alam yang selalu menjadi pusat
perhatian pemerintah karena bencana alam tersebut terus meningkat dari
tahun ke tahun.
Terdapat berbagai macam faktor penyebab dari banjir yang terus terjadi.
Beberapa diantaranya dikarenakan faktor alam dan kondisi geografis, dan
sebagian lainnya adalah faktor kelalaian manusia. Banjir yang terjadi tidak
memandang tempat. Pada tahun 2008, Ibu kota Jakarta mulai menghadapi
persoalan Banjir. Setelahnya, banjir terus terjadi dibeberapa daerarah
lainnya, salah satunya yakni di Kalimantan.
Secara geografis, Kalimantan merupakan pulau yang memiliki banyak
sungai dan rawa. Hal tersebut diduga merupakan salah satu pemicu
terjadinya Banjir. Terlebih lagi, terdapat isu alih fungsi lahan secara besar-
besaran yang menyebabkan pohon-pohon sebagai media resapan air
menghilang. Sehingga, bencana alam banjir tak terelakan lagi. Salah satu
kasus banjir yang masih hangat diperbincangkan adalah banjir di Kalimantan
Selatan.
Banjir besar di Kalimantan terjadi pada awal Januari 2021. Bencana
banjir tersebut terjadi hamper setiap tahun. Namun, pada tahun ini berbeda
dari biasanya dikarenakan adanya isu alih fungsi lahan sawit dan
pertambangan batu bara secara besar-besaran. Sehingga menyebabkan
daerah yang terdampak banjir cukup signifikan.
Untuk itu diperlukan adanya analisis secara mendalam terhadap kasus
banjir di Kalimantan Selatan sehingga dapat ditemukan strategi dan
alternative penangggulangan yang tepat agar banjir tersebut tidak terjadi lagi.
Pada makalah ini, akan dipaparkan hasil analisis berdasarkan Kesimpulan
Analisis Faktor Internal (KAFI) dan Kesimpulan Analisis Faktor Eksternal
(KAFE) serta analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat).
Sehingga diharapkan akan memberikan gambaran yang tepat untuk alternatif
penanggulangan banjir di Kalimatan Selatan.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini yaitu,
1. Apa saja faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman berdasarkan
analisis Kesimpulan Analisis Faktor Internal (KAFI) dan Kesimpulan
Analisis Faktor Eksternal (KAFE)
2. Bagaimana strategi dan alternatif penanggulangan banjir di Kalimantan
Selatan berdasarkan analisis SWOT

C. Tujuan Penulisan Makalah


Tujuan dari penulisan makalah ini untuk:
1. Mengetahui faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman melalui
analisis Kesimpulan Analisis Faktor Internal (KAFI) dan Kesimpulan
Analisis Faktor Eksternal (KAFE)
2. Mengetahui stretegi dan alternatif penanggulangan banjir di Kalimantan
Selatan berdasarkan analisis SWOT ( Strength, weakness, Opportunity,
Threat)

D. Sistematika Penulisan Makalah


Pola penyusunan dan penulisan makalah ini tetap mengikuti kaidah umum
yang lazim digunakan dalam menyusun sebuah karya tulis. Dimulai dengan
pendahuluan, pembahasan dan analisis, serta penutup yang memuat
kesimpulan dan saran yang bisa diberikan berdasarkan hasil pembahasan
dan analisis di makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisis Faktor (KAFI) dan (KAFE) Mengunakan Pendekatan SWOT


1. Analisis SWOT Banjir Kalimantan
Banjir di Kalimatan Selatan terjadi pada bulan Januari 2021. Banjir
tersebut merupakan banjir dengan tingkat kerusakan dan kerugian yang
cukup signifikan. Hal tersebut memicu berbagai kontraversi terkait
penyebab dari terjadinya banjir tersebut. Terdapat berbagai jenis faktor
yang menjadi pemicu terjajadinya banjir besar di Kalimantan.
Faktor alam disebut menjadi salah satu pemicu terjadinya Banjir di
Kalimantan Selatan. Kondisi goegrafis yang datar, curah hujan yang tinggi
dari tahun ke tahun, serta daya serap tanah yang kurang merupakan
beberapa faktor alam yang menyebabkan terjadinya banjir pada Januari
lalu. Selain faktor alam yang tidak dapat dihindarkan, terdapat beberapa
faktor eksternal lainnya. Pada 5 tahun terakhir, Kalimantan Selatan telah
menjadi sebuah tempat srtategis yang dijadikan untuk alih fungsi lahan
sawit. Tercatat peningkatan alih fungsi lahan terus meningkat dari tahun
ke tahun, yakni mencapai angka 75%. Dengan masifnya alih fungsi lahan
tersebut, dilansir menjadi pemicu utama terjadinya banjir besar tersebut.
Dalam tabel dibawah ini, akan dijelaskan analisis banjir di
Kalimantan Selatan menggunakan metode SWOT yang melihat dari 4
sudut pandang yakni Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats.
Strengths Weaknesses
1. Sudah adanya deteksi dini terkait 1. Kurangnya penerapan tata
perkiraan cuaca dari BKMG ruang yang sesuai untuk
2. Adanya regulasi untuk pengalihan peruntukannya
fungsi lahan Industri sawit dan 2. Kurangnya perhatian
pertambangan pemerintah dalam memberikan
3. Adanya undang undang mengenai izin terutama pada pelaku
pencegahan dan penanggulangan usaha yang terlibat
banjir
4. Adanya koordinasi aktif baik dari 3. Alih fungsi lahan secara masif
segi pemerintah dan pelaku untuk lahan industri sawit dan
industry. pertambangan
Opportunities Threats
1. Sudah adanya perhatian dari 1. Kerusakan ekosistem dan
Kementrian Lingkungan Hidup kerusakan lahan.
dan Kehutananan 2. Sulitnya air bersih dan beragam
2. Adanya peran serta greenpeace wabah gangguan kesehatan
yang konsen terhadap lebih mudah menyebar
permasalahan banjir di 3. Kerusakan yang menimbulkan
Kalimantan selatan banyak kerugian di berbagai
3. Adanya partisipasi masyarakat sektor.
dalam penanganan banjir

2. Kesimpulan Analisis Faktor Internal (KAFI)


Analisis faktor internal mengidentifikasi faktor-faktor berupa
kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness). Faktor-faktor yang
menjadi kekuatan dan kelemahan pemerintah dalam Banjir Kalsel sebagai
berikut:
a. Kekuatan
1) Sudah adanya deteksi dini terkait perkiraan cuaca dari BKMG
BMKG merupakan Badan yang menyediakan berbagai
informasi seputar prakiraan cuaca di Indonesia. Terdapat website
resmi yang dapat digunakan sebagai acuan untuk memperkirakan
cuaca dan dampak yang diperoleh. Untuk analisis curah hujan,
secara umum wilayah Kalimantan Selatan pada Dasarian I Januari
2021 berada pada kriteria menengah (50-150 mm) sampai dengan
tinggi (150-300 mm). Selain itu terdapat juga beberapa daerah
dengan kriteria rendah (0-50 mm) dan sangat tinggi (> 300 mm).
Berbagai informasi telah tersedia, hanya saja penanggulangan
bencana banjir masih kurang maksimal.
2) Adanya regulasi untuk pengalihan fungsi lahan Industri sawit dan
pertambangan
Berbagai kebijakan telah dilaksanakan oleh pemerintah.
Berbagai regulasi yang mengatur tata cara kelola serta pengalihan
fungsi perkebunan sudah massif dilaksanakan. Salah satunya
yakni Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan No. 2 Tahun 2013
tentang Pembangunan Perkebuna Berkelanjutan. Didalamnya
terdapat berbagai macam regulasi terkait Perizinan Usaha
Perkebunan, Analisis Dampak Terhadap Masyarakat dan
Lingkungan Hidup.
3) Adanya undang undang mengenai pencegahan dan
penanggulangan banjir.
Terdapat beberapa Undang-Undang yang mengatur tentang
pencegahan dan penanggulangan banjir yakni UU No. 24 Tahun
2007, serta UU No. 17 Tahun 2012, serta Peraturan Presiden No.
87 Tahun 2020. Berbagai kebijakan tersebut merupakan perhatian
pemerintah terhadap bencana hidrometeorologis tersebut. Selain
Karen terus meningkatnya angka kasus banjir, kerugian materil,
bahkan nyawa yang melayang. Dengan berbagai kebijakan
tersebut, diharapkan agar dapat menjadi titik dasar dan awal dalam
penanggulangan banjir.
4) Adanya koordinasi aktif baik dari segi pemerintah dan pelaku
industri
Seperti yang telah dicantumkan dalam Peraturan Daerah
Kalimantan Selatan. Pemerintah akan mendukung berbagai prakit
pengelolaan lahan selama tidak bertentangan dengan peraturan
yang ada dan memberikan dapat yang baik untuk kesejahteraan
masyarakat serta daerah di Kalimantan Selatan. Jika terdapat
berbagai macam bentuk pelanggaran yang merugikan daerah dan
masyarakat, maka perizinan tersebut akan dicabut dan
diberhentikan.
b. Kelemahan
1) Kurangnya penerapan tata ruang yang sesuai untuk peruntukannya
Kurangnya perhatian pemerintah terhadap penanganan tata
ruang daerah menjadi poin pertama dalam bencana banjir
Kalimantan Selatan. Daerah yang terkena banjir merupakan
daerah datar dan elevasi rendah serta bermuara di laut sehingga
merupakan daerah akumulasi air. Namun, sayangnya sistem
drainase di daerah tersebut tidak berfungsi dengan baik. Hal itu
menyebabkan volume curah hujan yang sembilan kali lipat lebih
banyak dari biasanya tidak bisa dialirkan dengan baik. Selain itu,
dalam sepuluh tahun terakhir terjadi penurunan luas hutan alam di
Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito di Kalimantan Selatan mencapai
62,8%.
2) Alih fungsi lahan secara masif untuk lahan industri sawit dan
pertambangan
Poin kedua mengenai alih fungsi lahan secara massif untuk
industri sawit dan tambang, mengutip pernyataan Direktur Wahana
Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan Selatan, Kisworo
Dwi Cahyono, tercatat 50% dari lahan di Kalimantan Selatan telah
beralih fungsi menjadi tambang batubara dan perkebunan sawit.
Sebanyak 33% lahan digunakan untuk tambang dan 17% untuk
kelapa sawit.
3) Kurangnya perhatian pemerintah dalam memberikan izin terutama
pada pelaku usaha yang terlibat.
Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh di LAPAN
mengungkapkan jumlah penurunan hutan primer sebesar 13.000
hektare, hutan sekunder 116.000 hektare, sawah dan semak
belukar masing-masing 146.000 hektare dan 47.000 hektare. Hal
itu terjadi antara tahun 2010 sampai 2020. Sebaliknya, area
perkebunan kelapa sawit meluas sampai 219 hektare.
Kurangnya perhatian pemerintah dalam memberikan izin
usaha kepada para pelaku usaha juga turut memberikan andil
terhadap buruknya bencana ekologis yang terjadi di Kalimantan.
Berdasarkan data yang dihimpun Walhi dari Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dalam kurun waktu
2014-2019 terjadi pelepasan kawasan hutan pelepasan kawasan
hutan seluas 418.750 hektare untuk pembukaan lahan kelapa sawit
dan 99 hektare pabrik sawit. Sejak 2016 hingga 2020 terdapat total
592 unit IPPKH atau 241.613,25 hektar luas izin pinjam pakai
kawasan hutan yang dikeluarkan oleh Menteri untuk digunakan
bagi kepentingan non kehutanan termasuk sawit dan
pertambangan. Pemberian izin terhadap usaha-usaha tersebut
turut berkontribusi bagi deforestasi atau kerusakan hutan dan
lingkungan hidup di Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kalsel.

Tabel 2.1 Evaluasi Faktor Internal


Faktor Kesimpulan
Bobot Rating Skor
Kekuatan (Strength) Prioritas
1) Sudah adanya deteksi dini 20 4 80
terkait perkiraan cuaca dari
BMKG
2) Adanya regulasi untuk 30 5 150
pengalihan fungsi lahan
Industri sawit dan
pertambangan 430
3) Adanya undang undang 30 4 120
mengenai pencegahan dan
penanggulangan banjir
4) Adanya koordinasi aktif baik 20 4 80
dari segi pemerintah dan
pelaku industri
Total 100 +
Kelemahan (Weakness)
1) Kurangnya penerapan tata -30 3 -90
ruang yang sesuai untuk
peruntukannya
2) Alih fungsi lahan secara -40 4 -160
masif untuk lahan industri
sawit dan pertambangan -400
3) Kurangnya perhatian -30 5 -150
pemerintah dalam
memberikan izin terutama
pada pelaku usaha yang
terlibat.
Total -100 30
3. Kesimpulan Analisis Faktor Eksternal
Analisis faktor eksternal mengidentifikasi faktor-faktor berupa
peluang (opportunity) dan ancaman (treats). Faktor-faktor yang menjadi
peluang dan ancaman pemerintah dalam Banjir Kalsel sebagai berikut:
a. Opportunity ( Peluang)
1) Sudah adanya perhatian dari kementrian Lingkungan Hidup
terhadap Banjir Yang terjadi di Kalimantan Selatan
Pasca terjadinya banjir Kalsel, ketersedian kajian
komprehensif yang akan menjadi dasar dalam penyusunan
rencana aksi strategis penanganan banjir di Kalimantan Selatan
(Kalsel) penting disusun segera.
Sebelumnya pada Rapat Koordinasi secara daring Wamen
LHK, Alue Dohong dengan Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor, (26/1),
Wamen LHK mengatakan jika paling tidak terdapat 5 (lima) aspek
yang perlu disiapkan dan dilakukan dalam upaya Pemulihan
Lingkungan Pasca Banjir Kalsel. Salah satunya adalah aspek
perencanaan. Untuk menyusun aspek perencanaan ini harus
didukung data yang kuat, dan kerjasama antara Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Pemprov Kalsel,
termasuk penyiapan Early Warning System tentang banjir.
Oleh karenanya Pemerintah Provinsi Kalsel telah menyusun
kerangka rencana aksi integratif berbasis metode rapid
assessment banjir Kalimantan Selatan. Kerangka ini berisi
rencana analisis berbagai faktor, baik faktor alam maupun faktor
antropogenik penyebab banjir Kalsel, untuk kemudian akan
diwujudkan menjadi rencana aksi strategis jangka pendek,
menengah, dan panjang yang meliputi tindakan vegetatif, tindakan
sipil teknis, tindakan pemberdayaan masyarakat, serta tindakan
kebijakan regulasi dan antisipasi, hingga mekanisme pelaksanan
dan strategi pembiayaannya.
Kajian dilakukan fokus pada DAS Barito dan DAS Tabunio,
dengan mempertimbangkan kondisi curah hujan yang
menyebabkan banjir pada Januari 2021 lalu dan 5 tahun terakhir.
Dari kajian awal, terungkap jika perlu dilakukan analisis lebih rinci
di Daerah Tangkapan Air (DTA) Alalak, DTA Amandit, DTA Riam
Kanan, DTA Tabalong Kiwa, DTA Negara, DTA Tapin, DTA Batang
Alai dan DTA Pulau Laut.
Kajian yang lebih rinci tersebut diharapkan akan
menghasilkan Peta dan profil kawasan banjir setiap DTA, Model
banjir setiap DTA, Matrik kebutuhan infrastruktur ekologis,
Rencana aksi tingkat tapak setiap DTA, Skema pembiayaan
pembangunannya, dan Mekanisme pelaksanaannya.
Menanggapi kerangka rencana aksi yang disusun oleh
Pemerintah Provinsi Kalsel tersebut, KLHK sangat mengapresiasi
dan menyambut baik. KLHK menyarankan tambahan beberapa hal
yang harus menjadi pokok perhatian agar hasil kajian semakin
lengkap dan komprehensif agar dapat segera dilaporkan kepada
Presiden untuk segera diputuskan langkah terbaik selanjutnya
2) Adanya peran serta greenpeace yang konsen terhadap
permasalah banjir di Kalimantan Selatan
Green peace adalah suatu organisasi non pemerintahan
yang bergerak di bidang lingkungan hidup. Tujuan dari organisasi
ini adalah untuk menjaga agar bumi yang semakin rapuh ini bisa
menopang kehidupan manusia. Green peace ini bertujuan untuk
menghentikan dan menentang peruksakan lingkungan. Menyikapi
banjir besar yang terjadi di Kalimantan Selatan pada awal tahun
2021 Greenpeace Indonesia menyayangkan langkah pemerintah
yang menganggap bencana banjir di Kalimantan Selatan, murni
karena cuaca buruk. Ia menegaskan bahwa kondisi iklim di sana
banyak berubah, salah satunya karena kerusakan hutan yang
parah. Bencana banjir di Kalimantan Selatan yang membuat 10
kabupaten kota terdampak banjir, dinilai sebagai akumulasi
perubahan alih fungsi lahan dan hutan untuk pertambangan dan
perkebunan sawit. Juru kampanye hutan Greenpeace Indonesia,
Arie Rompas mengatakan, berdasarkan data yang ia miliki, daerah
aliran sungai di sepanjang Kali Barito berkurang sebesar50%.
3) Adanya partisipasi masyarakat dalam penanganan banjir
Masyarakat merupakan objek utama dalam sebuah
ekosistem kehidupan. Terjadinya banjir besar di Kalimantan
Selatan berdampak pada banyaknya korban jiwa dan harta benda.
Selain karena curah hujan yang tinggi, masyarakat juga berperan
aktif dalam menjaga ekosistem lingkungan. Dengan adanya
pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga ekosistem
lingkungan. Menjaga Hutan agar tetap sesuai fungsinya, bersama
sama memperhatikan dan mendindak oknum pengusaha yang
tidak sesuai dengan peraturan.
b. Ancaman
1) Kerusakan ekosistem dan kerusakan lahan
Sejak Aliansi Masyarakat Adat Nasional (AMAN) berdiri tahun
1999, beragam kerusakan alam di Kalimantan memang sudah
terlihat. Gerakan ini dibangun sebagai perlawanan agar hutan tidak
semakin dirusak. Banjir yang terjadi Kalimantan Selatan itulah
salah satu yang dicegah oleh masyarakat adat selama ini. Tapi
pemerintah menutup mata. Pemerintah seakan tidak pernah
mendengar beragam temuan kerusakan alam. Banyak izin usaha
pertambangan maupun kepala sawit diberikan serampangan.
Setidaknya sudah 50 persen lahan di Kalimantan Selatan dikuasai
untuk tambang dan perkebunan. Selama ini warga telah
memperjuangkan supaya wilayah adat di Meratus berhenti
dirampas, dikupas permukaannya, dan dikeruk isi perut bumi dari
tangan tak bertanggungjawab. Sayang usaha itu masih belum dilirik
pemerintah.
2) Sulitnya air bersih dan beragam wabah gangguan kesehatan lebih
mudah menyebar
Air adalah sumber kehidupan utama bagi setiap makhluk
hidup. Dampak dari bencana banjir salah satunya adalah semakin
terbatasnya ketersediaan air bersih untuk diminum oleh manusia
yang dapat menyebabkan daya tahan tubuh mereka menurun.
Selain itu, banjir menyebabkan higienitas dan sanitasi yang kurang
baik sehingga mudah menimbulkan berbagai jenis penyakit.
Anggota Tim Pakar Universitas Lambang Mangkurat (ULM)
Banjarmasin untuk Percepatan Penanganan COVID-19 Prof. Dr.
dr. Syamsul Arifin, M.Pd menyebutkan peningkatan kasus COVID-
19 di Kalimantan Selatan dua bulan terakhir sebagai dampak banjir
dan mobilitas tak terkendali.
3) Kerusakan yang menimbulkan banyak kerugian di berbagai sektor.
Menurut perkiraan Tim Reaksi Cepat Pusat Teknologi
Pengembangan Sumber Daya Wilayah Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT), akibat bencana banjir Kalimantan
Selatan mengalami nilai kerugian sekitar Rp. 1,349 triliun.
"Estimasi dampak kerugian per 22 Januari 2021 dari sektor
pendidikan, kesehatan dan sosial, pertanian, perikanan,
infrastruktur, dan produktivitas ekonomi masyarakat sekitar Rp
1,349 triliun," kata anggota Tim Reaksi Cepat Pusat Teknologi
Pengembangan Sumber Daya Wilayah BPPT Nugraheni
Setyaningum di Jakarta, Senin, 25 Januari 2021.
Menurut estimasi Tim Reaksi Cepat Pusat Teknologi
Pengembangan Sumber Daya Wilayah BPPT, nilai kerugian di
sektor pendidikan sekitar Rp30,446 miliar, sektor kesehatan dan
perlindungan sosial sekitar Rp27,605 miliar, sektor infrastruktur
sekitar Rp424,128 miliar, sektor perikanan sekitar Rp46,533
miliar, sektor produktivitas masyarakat sekitar Rp604,562 miliar,
dan sektor pertanian sekitar Rp216,266 miliar.

Tabel 2.2 Evaluasi Faktor Eksternal


Faktor Kesimpulan
Bobot Rating Skor
Peluang (Opportunity) Prioritas
1) Sudah adanya perhatian 40 5 200
425
dari kementrian Lingkungan
Hidup terhadap Banjir Yang
terjadi di Kalimantan Selatan
2) Adanya peran serta 35 4 150
greenpeace yang konsen
terhadap permasalahan
banjir di Kalimantan selatan
3) Adanya partisipasi 25 3 75
masyarakat dalam
penanganan banjir
Total 100 +
Ancaman (Threats)
1) Kerusakan ekosistem dan -40 5 -200
kerusakan lahan
2) Sulitnya air bersih dan -30 3 -90
beragam wabah gangguan
kesehatan lebih mudah -410
menyebar
3) Kerusakan yang -30 4 -120
menimbulkan banyak kerugian
di berbagai sektor.
Total 100 15

4. Diagram dan Matrix SWOT

Peluang

15
II I
Kelemahan Kekuatan
30

III VI

Ancaman

Berdasarkan diagram kartesius di atas, poin berada di kuartal I. Hal


itu berarti banjir di Kalimantan seharusnya dapat dibenahi melihat faktor-
faktor yanga ada.
Berikut ini penjabaran alternatif tindakan berdasarkan diagram
analisis SWOT
MATRIX SWOT
Faktor Rating Kekuatan (S) Rating Kelemahan (W)
1. Sudah adanya 1. Kurangnya
Faktor Internal deteksi dini terkait penerapan tata ruang
perkiraan cuaca dari yang sesuai untuk
BKMG peruntukannya
2. Adanya regulasi 2. Kurangnya perhatian
untuk pengalihan pemerintah dalam
fungsi lahan Industri memberikan izin
sawit dan terutama pada pelaku
pertambangan usaha yang terlibat
3. Adanya undang 3. Alih fungsi lahan
undang mengenai secara masif untuk
pencegahan dan lahan industri sawit
penanggulangan dan pertambangan
banjir
Faktor Eksternal 4. Adanya koordinasi
aktif baik dari segi
pemerintah dan
pelaku industri
W–O
S–O
(Menggunakan peluang
Rating Peluang (O) (Gunakan Kekuatan untuk
untuk mengatasi
memanfaatkan peluang)
kelemahan)
1. Sudah adanya 1. Saat ini deteksi 1. Kurangnya
perhatian dari peringatan cuaca penerapan tata ruang
Kementrian ekstrem dan bencana dapat ditindaklanjuti
Lingkungan dari aplikasi atau oleh Kementrian
Hidup dan situs BMKG sudah lingkungan hidup
Kehutananan hampir akurat . untuk
2. Adanya peran Pemberitahuan merekomendasikan
serta bencana pun bisa kebijakna dalam
greenpeace diakses oleh siapa perancangan tata
yang konsen saja. Kondisi ini kota yang siaga
terhadap sangat bencana.
permasalahan menguntungkan 2. Green peace dapat
banjir di ditunjang dengan memberikan data-
Kalimantan pemetaan wilayah data kerusakan hutan
selatan rawan bencana banjir danalam Kalimantan
3. Adanya yang dimiliki oleh sebagai
partisipasi Pemerintah Kalsel. pertimbangan
masyarakat Data dan informasi ini pemerintah dalam
dalam bisa digunakan oleh mengambil kebijakan
penanganan Pemerintah Kalsel untuk
banjir untuk membuat memperpanjang atau
kebijakan strategis. memberhentikan
Misalnya, Pemprov penggunaan hutan
Kalsel melakukan untuk kegiatan non
penyuluhan dan kehutanan.
sosialisasi UU 3. Masyarakat dapat
pencegahan dan mengajukan banding
penanggulangan atau protes kepada
bencana banjir pemerintah terkait
kepada masyarakat perusaahan sawit
khususnya yang atau tambang yang
tinggal di daerah produksinya
rawan bencana. Hal merugikan
ini dilakukan untuk masyarakat dan
meminimalisasi lingkungan.
kerugian dan korban
jika terjadi bencana
serupa di kemudian
hari.
2. Melihat partisipasi
masyarakat yang
aktif dalam penangan
bencana, Pemprov
Kalsel dapat dapt
bekerja sama dengan
Green Peace dan
Kementrian
Lingkungan Hidup
untuk mengedukasi
masyarakat
mengenai
pencegahan banjir
dengan membuat
resapan air dan
penghijauan di
lingkungannya.
3. Masyarakat juga bisa
bekerja sama dengan
Green Peace dan
Kementrian LHK
untuk mengawasi
dan mengawal
pelaksanaan regulasi
pengalihan fungsi
lahan untuk industri
sawit dan
pertambangan.
Pengawasan ini perlu
dilakukan agar tidak
ada lagi perusahaan
dengan track record
lingkungan yang
buruk tapi tetap
masih diberikan
IPPKH.
S–T W–T
Rating Ancaman (Menggunakan kekuatan (Memperkecil kelemahan
(T) untuk mengubah dan menghindari
ancaman) ancaman)
1. Kerusakan 1. Pemerintah melalui Perketat penerapan tata
ekosistem dan BMKG bisa lebih ruang dan regulasi
kerusakan cepat tanggap dengan dalam memberi izin
mendeteksi lebih dini pembebasan lahan
lahan.
peringatan cuaca dan untuk alih fungsi menjadi
2. Sulitnya air ekstrem dan bencana lahan pertambangan
bersih dan yang akan terjadi dan industri sawit dapat
beragam wabah demi mencegah mencegah kerusakan
gangguan kerusakan ekosistem ekosistem dan lahan
kesehatan lebih dan kerusakan lahan menjadi lebih parah.
mudah 2. Adanya undang- Serta
undang pencegahan
menyebar
dan penanggulangan
3. Kerusakan yang banjir bisa
menimbulkan mengurangi
banyak kerugian kerusakan-kerusakan
di berbagai yang dapat
sektor. menimbulkan
kerugian dari berbagi
sektor sehingga
perekonomian wilayah
tersebut tidak
memburuk. Serta
pemerintah dengan
pelaku industri bisa
bekerjasama dalam
memberikan bantuan
air bersih dan obat-
obatan bagi korban.

B. Alternatif Analisis SWOT dari Aspek-Aspek Akuntabilitas


Akuntabilitas merupakan kewajiban dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya dengan transparan, adil, nondiskriminatif, serta
konsisten. Ditinjau dari permasalahan Banjir Besar di Kalimantan selatan,
terdapat beberapa alternatif penyelesaian masalah ditinjau dari aspek-aspek
akuntabilitas. Diantaranya:
1. Akuntabilitas Adalah Sebuah Hubungan
Tidak dipungkiri hubungan sinergis antara pemerintah, pemilik
usaha, serta masyarakat akan sangat berpengaruh pada penanggulangan
banjir di Kalimantan. Dengan adanya tujuan bersama yakni
menanggulangi masalah banjir serta lingkungan setiap komponen dapat
memberikan kontribusi terbaik untuk pencapaian alternatif solusi Banjir di
Kalimantan. Sehingga, kedepannya, tidak akan ada lagi bencana banjir
yang melanda Kalimantan Selatan
2. Akuntabilitas Berorientasi Pada Hasil
Dengan adanya sinergitas yang tinggi serta kesadaran akan
tanggung jawab bagi masing-masing komponen (Pemerintah, Pelaku
Usaha, dan Masyarakat), output atau hasil yang diharapkan dapat tercapai
dengan maksimal yakni menjadikan Kalimantan Selatan provinsi yang
maju dengan pemanfaatan lahan yang menguntungkan semua
komponen, serta minim akan resiko terutama resiko yang dapat merusak
lingkungan dan menjadi potensi bencana alam seperti banjir.
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
Pada praktiknya, setiap komponen yang terlibat perlu melaporkan
setiap capaian yang mereka peroleh. Sebagai perwujudan sikap
akuntabel dalam dunia pemerintahan. Dengan adanya pelaporan baik
kinerja maupun keuangan, diharapkan dapat mempermudah evaluasi.
Sehingga setiap penyimpangan yang terjadi dapat segera teridentifikasi.
Untuk memperoleh output yang maksimal.
4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi
Setelah adanya pelaporan secara berkala. Setiap penyimpangan
yang erjadi akan mendapatkan konsekwensi yang sesuai dengan
Peraturan Perundang-undangan serta Peraturan Daerah yang berlaku.
Sehingga, pemerintah dapat mencegah terjadinya kerugian yang lebih
besar Karena perilaku penyimpang dari pemilik usaha ataupun
masyarakat yang tidak bertanggung jawab.
5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja
Dengan adanya penanaman nilai akuntabilitas pada setiap
komponen yang terlibat seperti pemerintah, pelaku usaha, dan
masyarakat, diharapkan akan memperbaiki kinerja masing-masing.
Sehingga semua komponen dapat konsisten melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan bersama yang dapat
menguntungkan setiap komponen yang terlibat serta terhindar dari
berbagai resiko yang dapat merugikan salah satunya permasalahan banjir
di Kalimantan.
BAB II PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap banjir yang
tejadi di Kalimantan Selatan perlu dilakukan langkah langkah strategis dalam
penyelesaian masalah tersebut diantaranya dengan kerjasama aktif semua
pihak baik pemerintahan daerah, pemerintahan pusat serta dengan
membuka kolaborasi aktif dengan organisasi organisasi pemerhati
lingkungan seperti Greenpeace dan masyarakat setempat untuk melakukan
pengawasan aktif terhadap pengalihfungsian lahan. Membuat program
pencegahan bencana banjir dan melakukan penegakan hukum kepada
pengusaha yang tidak sesuai dengan aturan. Dengan dilakukannya strategi
yang sesuai diharapkan kedepannya banjir yang terjadi di Kalimantan
Selatan dapat teratasi dan tidak terulang kembali.
B. Saran
Pemerintah Daerah Kalimantan selatan supaya lebih bersikap pro
aktif dalam mengatasi banjir yang hampir setiap tahun terjadi. melakukan
proses pemulihan bencana dengan cepat dan tepat baik dari segi
infrastruktur, masyarakat dan penataan kembali lingkungan yang tedampak
banjir.
DAFTAR PUSTAKA
Anugrah, Nunu. Siaran pers Nomor: SP. 025/HUMAS/PP/HMS.3/02/2021
tentang Rencana Aksi Strategis Penanganan Banjir dan upaya Pemulihan
Lingkungan Kalsel. Diakses dari http://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-
pers/5801/rencana-aksi-strategis-penanganan-banjir-dan-upaya-pemulihan-
lingkungan-kalsel. 29 Juli 2021, 15.15 WIB.

Khairullah. Risalah Iklim Kalsel Dasarian 1 Januari 2021. Diakses dari


http://iklim.kalsel.bmkg.go.id/index.php/2021/01/2388/risalah-iklim-kalsel-
dasarian-i-januari-2021/. 29 Juli 2021, 15.40 WIB.

Redaksi. Banjir di Kalsel ‘Dipicu’ Berkurangnya Area Hutan Primer dan Sekunder,
KLHK: Penurunan Area Hutan DAS Barito 62,8%. Diakses dari
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-55696841. 20 Juli 2021, 14.30
WIB.

Ryan Aditya, Nicholas. Istana Klaim Tak Obral Izin Tambang dan Sawit, Walhi
Sebut Masih Ada Operasi Rusak Lingkungan. Diakses dari
https://nasional.kompas.com/read/2021/01/23/09280021/istana-klaim-tak-
obral-izin-tambang-dan-sawit-walhi-sebut-masih-ada-operasi?page=all. 20
Jul 2021, 14. 55 WIB.

Ulung Tranggana, Angga. Angkat Bicara Soal Banjir Kalsel, Greenpeace:


Pemerintah Perlu Mereview Izin Kelola Lahan. Diakses dari
https://politik.rmol.id/read/2021/01/21/471520/angkat-bicara-soal-banjir-
kalsel-greenpeace-pemerintah-perlu-mereview-izin-kelola-lahan. 29 Juli
2021, 15.30 WIB.

https://nasional.kompas.com/read/2021/01/25/09112571/klaim-pemerintah-
soal-izin-tambang-dan-sawit-di-kalsel-yang-dibantah-walhi?page=all

https://www.merdeka.com/khas/kegagalan-cegah-banjir-kalimantan-
selatan-bencana-di-kalsel.html

https://www.merdeka.com/peristiwa/total-kerusakan-dan-kerugian-banjir-
kalsel-mencapai-rp-1127-triliun.html

Anda mungkin juga menyukai