Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIDU

FORMULASI KEBIJAKAN PENCEGAHAN BANJIR


KABUPATEN GORONTALO

OLEH : SALMA HULINGGI


NPM.201810060

Dosen Pengampuh MK: Bapak DR. Sofyan Alhadar,MPA

FAKULTAS ADMINISTRASI DAN ILMU SOSIAL


PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BINA TARUNA GORONTALO
TAHUN AKADEMIK 2021

Kata Pengantar

1
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis

dapat menyelesaikan Tugas Makalah yang berjudul "Formulasi Kebijakan Pencegahan

Banjir Di Kabupaten Gorontalo”

Penulis menyadari bahwa Tugas Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya,

diharapkan saran dan kritik yang membangun agar penulis menjadi lebih baik lagi di

masa mendatang.

Semoga Tugas Makalah ini menambah wawasan dan memberi manfaat bagi pembaca.

Gorontalo Utara, November 2021

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ i


2
DAFTAR ISI........................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..................................................... 1

B. Identifikasi Masalah............................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebijakan Pemerintah...................................... 4

B. Pengertian Kebijakan......................................................... 4

C. Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan.............................. 4

D. Kebijakan Penaggulangan Banjir....................................... 5

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................... 7

B. Saran.................................................................................. 7

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Banjir adalah peristiwa tergenangnya daratan yang biasanya kering oleh karena

volume air pada suatu badan air meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang

berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, pecahnya bendungan sungai, es yang

mencair atau naiknya permukaan laut. Banjir menjadi suatu bencana ketika terjadi pada

daerah yang merupakan tempat aktifitas manusia . Menurut Arifin (2012) Secara umum

3
ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya banjir. Faktor-faktor tersebut adalah

kondisi alam (letak geografis wilayah, kondisi toporafi, geometri sungai dan sedimentasi),

peristiwa alam (curah hujan dan lamanya hujan, pasang, arus balik dari sungai utama,

penurunan muka, pembendungan aliran sungai akibat longsor, sedimentasi dan aliran

lahar dingin), dan aktifitas manusia (pembudidayaan daerah dataran banjir, peruntukan

tata ruang di dataran banjir yang tidak sesuai, belum adanya pola pengelolaan dan

pengembangan dataran banjir, permukiman di bantaran sungai, sistem drainase yang

tidak memadai, terbatasnya tindakan mitigasi banjir, kurangnya kesadaran masyarakat di

sepanjang alur sungai, penggundulan hutan di daerah hulu, terbatasnya upaya

pemeliharaan bangunan pengendali banjir).

Masalah banjir di kabupaten Gorontalo sudah menjadi pemikiran serius bagi pejabat

dan para ahli tata ruang Kabupaten akhir akhir ini. Sebab, hampir setiap bulan-bulan

tertentu banjir ini rutin.Utamanya bila curah hujan melebihi daya tampung permukaan

tanah Desa yang sebagian sudah ditutupi semen dan pavin block.

Faktor penyebab banjir dapat disebabkan secara alami dan juga dikarenakan oleh

perubahan.Di daerah pedesaan dominan penyebab banjir adalah akibat dari kegiatan

manusia yang menyebabkan terjadinya perubahan tata ruang dan berdampak pada

perubahan alam.Degradasi lingkungan seperti hilangnya tumbuhan penutup tanah pada

catchment area, pendangkalan sungai akibat sedimentasi, penyempitan alur sungai dan

sebagainya juga dapat disebabkan akibat tindakan manusia.

Secara umum penyebab utama banjir adalah perubahan dan eskalasi perilaku

manusia dalam mengubah fungsi lingkungan. Di kawasan budidaya telah terjadi

perubahan tata ruang secara massive, sehingga daya dukung lingkungan menurun

drastis. Pesatnya pertumbuhan permukiman dan industri telah mengubah keseimbangan

fungsi lingkungan, bahkan kawasan retensi banjir (retarding basin) yang disediakan alam
4
berupa situ-situ telah juga dihabiskan. Keadaan ini secara signifikan menurunkan

kapasitas penyerapan air secara drastis. Kondisi ini diperparah dengan sistem drainase

permukiman yang kurang memadai, sehingga pada curah hujan tertentu, menimbulkan

genangan air di mana-mana. Selain itu, lemahnya penegakan hukum ikut mendorong

tumbuh dan berkembangnya permukiman ilegal di bantaran sungai, bahkan masuk ke

badan sungai. Keadaan ini makin memperburuk sistem tata air lingkungan, karena

kapasitas tampung dan pengaliran sungai menurun dan terjadilah luapan air.

Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Gorontalo

khususnya dalam meminimalkan kerugiaan akibat dari bencana banjir dan cuaca ekstrim,

melalui program jangka pendek (membuat tanggul atau saluran air untuk mempercepat

aliran air, membuat sumur resapan dan biopori di rumah-rumah warga, kantor Instansi

Pemerintahan maupun swasta, dan sekolah-sekolah, serta membuat embung) dan

program jangka panjang (gerakan menanam pohon dan rehabilitasi hutan). Upaya yang

telah dilakukan ini belum membuahkan hasil maksimal bagi masyarakat dikabupaten

gorontalo karena pelibatan masyarakat secara langsung untuk mitigasi bencana belum

terlaksana maksimal.

B. Identifikasi Masalah penyebab Utama Banjir

1. kurangnya kepedulian masyarakat menjaga lingkungan;

2. kurangnya kesadaran masyarakat mematuhi peraturan yang berlaku dan menjaga

kebersihan lingkungan;

3. kurangnya partisipasi masyarakat, bahkan cenderung tergantung pada bantuan

pemerintah;

4. peraturan daerah masih sangat terbatas;

5. lemahnya penegakan hukum;

5
6. kurangnya koordinasi antar lembaga pemerintah;

7. terbatasnya dana pemerintah.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebijakan Pemerintah

Kebijakan Pemerintahan Kebijakan pemerintahan adalah pemerintah (Public) itu

merupakan pengambilan keputusan (decision making) dan pengambilan kebijakan (policy

making), yaitu memilih dan menilai informasi yang ada untuk memecahkan masalah

B. Pengertian Kebijakan

Kebijakan (policy) adalah suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seorang

pelaku atau sekelompok politik, dalam usaha memilih tujuan dan cara untuk mencapai

tujuan itu. 15kebijakan publik dikatakan sebagai apa yang tidak dilakukan maupun apa

yang dilakukan oleh pemerintah. Pokok kajian dari hal ini adalah Negara.

6
C. Faktor yang mempengaruhi kebijakan pemerintahan daerah
1. Kebijakan pemerintah daerah tentang penanggulangan masih sangat

terbatas.Peraturan daerah yang sudah tersedia terbatas pada kegiatan

prevention.Sedangkan kebijakan pada saat bencana menggunakan pedoman-

pedoman yang dikeluarkan pemerintah pusat, dan belum berbentuk peraturan

daerah.Demikian halnya pada tahap rehabillitas paska bencana

2. Faktor sumber daya implementor kebijakan.Keterbatasan sumber daya pemerintah

baik hal fasilitas, sarana dan prasarana, tenaga ahli dan pendanaan.Diposisi yang

bururk atau resisten/menolak dan tidak sungguh-sungguh dalam implementasi

kebijakan berdampak pada penyediaan sumberdaya

3. Faktor komunikasi.Informasi dan transmisi yang jelas tidak menjamin

pelaksanaan/implementasi berjalan dengan baik.Faktor komunikasi yang sudah

terpenuhi tanpa didukung oleh disposisi implementor, membuat kebijakan tidak

berjalan.Namun dalam penanganan bencana banjir, diskresi perlu dilakukan

mengingat penanganan bencana menuntut respon yang cepat.Kenyataannya

pemerintah tidak berani melakukan diskresi karena tidak adanya payung hukum

yang mendasari dan takut terjebak masalah hukum

4. Klasifikasi terhadap daerah menimbulkan polemik terkait pembentukan Badan

Penanggulangan Bencana Daerah yang harus mengikuti prasyarat terkait

kemampuan sumberdaya, kebutuhan daerah dan tingkat resiko bencana. Apabila

suatu daerah memiliki tingkat resiko bencana tinggi namum kemampuan

sumberdayanya terbatas, tentu pemerintah daerah akan bingung. Pemberian

klasifikasi ini perlu di kaji ulang

D. Kebijakan penanggulangan bencana daerah dalam menanggulangi bencana

banjir di Kabupaten Gorontalo yaitu:

7
a. Penanggulangan bencana

b. Pelaksanaan kaji cepat

c. Penetapan status tanggap darurat bencana

d. Pengunaan Dana Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk tangap darurat bencana

e. Distribusi bantuan logistik saat tangap darurat bencana.

f. Pelaksana rehabilitas paska bencana.

1) Menginventasi jumlah korban harta, benda maupun nyawa beserta fasillitas-

fasilitas umum.

2) Melakukan rehabilitas dan rekontruksi secara terkoordinasi dilapangan.

3) Menyampaikan rencana dan program penanganan secara terpada kepada

instansi terkait.

4) Memulihkan perekonomian masyarakat di lokasi bencana.

Rehabilitasi sebagaimana dilakukan melalui kegiatan

a. Perbaikan lingkungan daerah bencana.

b. Perbaikan prasarana dan sarana umum.

c. Pemberian bantuan perbakan rumah masyarakat.

d. Pemulihan sosial psikologis.

e. Pelayanan kesehatan.

f. Pemulihan sosial.

g. Pemulihan keamanan.

h. Pemulihan fungsi pemerintahan

i. Pemulihan fungsi pelayanan publik.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebijakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam Menanggulangi

Bencana Banjir Di Kabupaten Gorontalo meliputi, pertama pelaksana pemberi bantuan

terhadapa korban bencana banjir dengan sigap dan cepat, kedua melakukan

kesiapsiagaap terhadap bencana, ketiga tanggap darurat apa bila terjadi bencana, ke

empat rehabilitas dan rekontruksi setelah tejadinya bencana.

B. Saran

Penulis menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan baik

dari segi teknik penulis dan ketajaman analisis terhadap peristiwa yang terjadi dilapangan

yang disebabkan keterbatasan ilmu pengetahuan waktu dan tenaga serta pendanaan

maka diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk menyempurnakan segala

kekurangan dalam penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai