BENCANA BANJIR
yulia mardani
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjat kan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas ber
kat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitia
n yang berjudul “BENCANA BANJIR” tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga propos
al penelitian ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada:
“Drs Samsudin Sitepu, Selaku sebagai Guru Geografi di SMAN 15”
Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal penelitian ini sebaik m
ungkin, Saya menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ada kekurangan. O
leh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan proposa
l penelitian ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini berguna bagi
para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
DAFTAR ISI
BAB 3: METODOLOGI
1. Jenis Pendekatan Geografi…………………………………………………
2. Objek dan Subjek Penelitian……………………………………………….
3. Teknik Pengumpulan Data……………………………………….…………
BAB I
PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dalam penelitian i
ni, antara lain ;
1. Bagaimana bentuk-bentuk mitigasi struktural bencana banjir di Desa Ngrombo Kecamata
n Baki Kabupaten Sukoharjo ?
2. Bagaimana mitigasi non - struktural bencana banjir di daerah penelitian tersebut ?
3. Bagaimana tingkat kesiapan organisasi penanggulangan bencana banjir dalam menghada
pi bencana di daerah tersebut?
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN
“Banjir di defenisikan sebagai tergenangnya suatu tempat akibat meluapnya air yang
melebihi kapasitas pembuangan air disuatu wilayah dan menimbulkan kerugian fisik, sosial d
an ekonomi (Rahayu dkk, 2009). Banjir adalah ancaman musiman yang terjadi apabila melua
pnya tubuh air dari saluran yang ada dan menggenangi wilaah sekitarnya. Banjir adalah anca
man alam yang paling sering terjadi dan paling banyak merugikan, baik dari segi kemanusiaa
n maupun ekonomi” (IDEP,2007).
“Banjir merupakan peristiwa dimana daratan yang biasanya kering (bukan daerah raw
a) menjadi tergenang oleh air, hal ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan kondisi top
ografi wilayah berupa dataran rendah hingga cekung. Selain itu terjadinya banjir juga dapat di
sebabkan oleh limpasan air permukaan (runoff) yang meluap dan volumenya melebihi kapasit
as pengaliran sistem drainase atau sistem aliran sungai. Terjadinya bencana banjir juga diseba
bkan oleh rendahnya kemampuan infiltrasi tanah, sehingga menyebabkan tanah tidak mampu
lagi menyerap air. Banjir dapat terjadi akibat naiknya permukaan air lantaran curah hujan yan
g diatas normal, perubahan suhu, tanggul/bendungan yang bobol, pencairan salju yang cepat,
terhambatnya aliran air di tempat lain” (Ligak, 2008).
2. Jenis-Jenis Banjir
Menurut Kodoatie dan Sugiyanto (2002), ‘‘faktor penyebab terjadinya banjir dapat diklasifika
sikan dalam dua kategori, yaitu banjir alami dan banjir oleh tindakan manusia. Banjir akibat a
lami dipengaruhi oleh curah hujan, fisiografi, erosi dan sedimentasi, kapasitas sungai, kapasit
as drainase dan pengaruh air pasang. Sedangkan banjir akibat aktivitas manusia disebabkan k
arena ulah manusia yang menyebabkan perubahan-perubahan lingkungan seperti : perubahan
kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS), kawasan pemukiman di sekitar bantaran, rusaknya drai
nase lahan, kerusakan bangunan pengendali banjir, rusaknya hutan (vegetasi alami), dan pere
ncanaan sistim pengendali banjir yang tidak tepat’’. Peraturan Pekerjaan Umum dan Perumah
an Rakyat Nomor 28 tahun 2015 tentang penetapangaris sepadan sungai dan garis sempadan
danau pada pasal 15 berbunyi untuk bangunan yang terdapat di sempadan sungai minimal jar
ak rumah dari tepi sungai yaitu 10 meter dari tepi kiri dan kanan sungai, dan apabila sungai te
rlalu dalam melebihi 3 meter maka jarak dari sepadan sungai lebih dari 10 meter.
Salah satu cara untuk menyederhanakan pemahaman terhadap kegiatan penanggulangan benc
ana adalah dengan cara melakukan tahapan tahapan sebagai berikut:
A. Pencegahan (prevention) adalah “langkah-langkah untuk melakukan, menghilangkan atau
mengurangi ancaman secara drastis melalui pengendalian dan pengaturan fisik dan lingkunga
n. Tindakan ini bertujuan untuk menekan sumber ancaman dengan mengurangi tekanan, men
gatur dan menyebarkan energi atau bahan ke daerah yang lebih luas atau melalui waktu yang
lebih lama
B. Mitigasi (mitigation) adalah “tindakan fokus pada perhatian untuk mengurangi dampak dar
i ancaman dan dengan demikian mengurangi negatif dampak bencana terhadap kehidupan me
lalui beberapa alternatif yang sesuai dengan ekologi. Kegiatan mitigasi mencakup tindakan n
on-rekayasa seperti peraturan, sangsi dan penghargaan untuk memaksa perilaku yang lebih co
cok dan melalui informasi untuk meningkatkan kesadaran
C. Kesiapan Tanggap Darurat (preparedness) adalah “prediksi tentangkebutuhan masa depan j
ika ada bencana keadaan darurat dan identifikasisumber daya untuk memenuhi kebutuhan, da
n dengan demikian membawa masyarakat di daerah bahaya untuk merespon yang lebih baik t
erhadap kesiapan menghadapi bencana. Berdasarkan pemahaman bahwa kehancuran dalam b
encana tidak dapat dihindari, tanggap darurat menempatkan beberapa pengaturan secara efekt
if. Kesiapan tanggap darurat meliputi pengaturan dan pelatihan rencana tanggap darurat untuk
mengatur, menyiapkan dan menguji sistem peringatan dini, penyimpanan dan kesiapan pasok
an kebutuhan dasar, pelatihan dan simulasi, kesiapan mekanisme alarm dan prosedur tetap.
D. Tanggap Darurat (response) adalah “tindakan sebelum dan setelah bencana. Tindakan dala
m tahap ini seperti identifikasi lokasi bencana, studi cepat tentang kerusakan dan ketersediaan
sumber daya untuk menentukan dengan cepat pemenuhan kebutuhannya. Seiring dengan itu,
mungkin ada pencarian dan penyelamatan korban, pertolongan pertama,
evakuasi, tempat para pengungsi dan fasilitas, pengiriman pasokan darurat dan obat-obatan, s
umber daya bergerak dan pemulihan fasilitator utama seperti komunikasi, transportasi, air, da
n fasilitas publik lainnya
E. Pemulihan (recovery) adalah “tindakan yang bertujuan untuk membantu orang mendapatk
an kembali apa yang sudah hilang dan membangun kembali kehidupan, dan untuk mendapatk
an kembali peluang mereka. Semua ini akan dicapai melalui pembangun kembali dan memfu
ngsikan kembali fasilitas-fasilitas, memulihkan tingkat kemampuan sosial ekonomi mereka sa
ma atau lebih baik dari sebelum bencana bersama dengan penguatan ketahanan mereka untuk
menghadapi bencana di masa mendatang.
BAB III
METODOLOGI
Pendekatan geografi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan keruangan. Pend
ekatan keruangan dipilih karena, pendekatan ini mempelajari tentang penyebaran penggunaan
ruang dan penyediaan ruang, dalam hal ini wilayah- wilayah yang rawan terhadap bencana ba
njir.
Objek dari penelitian saya kali ini adalah manusia atau Masyarakat yang mengalami dampak
dari banjir itu sendiri.Sedangkan Subjek dari penelitian saya kali ini adalah Banjir di Desa Ng
rombo Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo
dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang Dalam
pengumpulan data dimana dokumen atau catatan menjadi sumber data, sedangkan isi dokume
n atau catatan menjadi subjek penelitian atau variabel penelitian pada tahap ini berita terkait p
enelitian dikumpulkan, diorganisir. Selain melihat judul dan isi berita yang ditampilkan, penu
lis juga mengamati posisi berita. sikap redaksional yang tercermin dari pemberitaan, narasum
ber yang dipilih dan ukuran berita yang ditampilkan.