Anda di halaman 1dari 15

Laporan Analisis Kegiatan

dalam Pembuktian Hukum Kekekalan Massa


Guru Pengajar : Kacuk Sudarmono, S.Pd

Nama anggota kelompok 4 dari kelas X IPA 2 :


Andreas Edward Putra J (6866)
Gracesia Meylani Waruwu (6866)
Jesica Abigail Constantia (6872)
Jessica Roselyn (6873)
Vincent Santoso (6882}

SMA TARUNA NUSA HARAPAN


Jl. Letkol Sumarjo No. 67, Kec. Magersari, Mojokerto
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya, kami sebagai anggota kelompok 4 dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Adapun tema dari makalah kami adalah “Kasus Banjir di
Ibukota Jakarta”.

Pada kesempatan ini kami inigin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada guru mata pelajaran geografi atas tugas yang telah diberikan.
Pemberian bimbingan dan materi sebelum pembuatan makalah, juga berperan
penting dalam kelancaran pembuatan makalah. Kami juga ingin mengucapkan
terima kasih pada pihak-pihak yang turut membantu dalam bentuk apapun selama
masa pembuatan.

Kami mohon maaf atas kekurangan yang ada. Makalah ini jauh dari kata
sempurna dikarenakan keterbatasan pengalaman dan kemampuan yang kami
miliki. Kami berharap makalah ini dapat memberikan informasi maupun wawasan
yang bermanfaat bagi diri kami sendiri maupun umtuk para pembaca. Bahkan
kami berharap lebih jauh agar makalah ini bisa menjadi referensi pembelajaran
maupun pengerjaan tugas lain. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran,
masukkan maupun kritikan dari berbagai pihak termasuk guru dan para pembaca.

Mojokerto, 29 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1-2

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................2

BAB II ISI.........................................................................................................3-10

A. Awal Mula dan Perkembangan Banjir di Ibukota Jakarta....................3-4


B. Awal Mula dan Perkembangan Banjir di Ibukota Jakarta....................4-7
C. Dampak banjir dalam berbagai bidang.................................................8
D. Cara Pencegahan maupun Penanganan Banjir.....................................9-10

BAB III PENUTUP..........................................................................................11

A. Kesimpulan...........................................................................................11
B. Saran.....................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Banyak bencana alam yang terjadi di dunia. Pastinya negera kita


juga mengalami hal tersebut. Salah satunya bencana alam tersebut adalah
banjir. Siapa yang tidak pernah mendengar kata banjir? Banjir bukan
masalah yang asing bagi masyarakat Indonesia. Fenomena banjir memiliki
dampak besar bagi pihak yang mengalaminya.

Tidak sampai di situ banjir juga telah menimbulkan berbagai


masalah lain. Tentunya banjir terjadi karena suatu sebab, yang pada
umunya disebabkan oleh ulah masyarakat itu sendiri. Jakarta adalah
Ibukota dari negara kita yang dalam segi geografisnya terletak didataran
rendah. Oleh karena letaknya, Jakarta memiliki risiko dari ancaman
bahaya banjir.

Selain faktor tersebut, pola hidup atau kegiatan dari masyarakat


yang ada di Jakarta lebih berdampak besar dalam terjadinya banecana
banjir. Namun, pada kenyataannya sebagian besar dari mereka tidak
menyadari penyebab, pencegahan dan penanganan yang dapat dilakukan
tiap-tiap pribadi. Atau sudah mengetahuinya, memilih tidak peduli atau
mengabaikan masalah ini. Ditambah seiring berjalannya waktu kasus ini
semakin menjadi. Oleh karena itu, kami ingin menjadikan banjir,
khususnya yang terjadi di Ibukota, menjadi objek masalah pada makalah
kali ini.

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana awal dan perkembangan kasus banjir di Ibukota?


2. Apa faktor yang menjadi penyebab terjadinya banjir?
3. Apa dampak yang disebabkan oleh bencana banjir?
4. Bagaimana cara mencegah dan menangani banjir di Jakarta?

C. Tujuan

1. Mengetahui awal mula dan perkembangan banjir di Ibukota Jakarta


2. Mengetahui penyebab terjadinya banjir di Ibukota dengan
pendekatan geografi yang sesuai
3. Mengetahui dampak dari terjadinya masalah banjir
4. Mengetahui dan mempelajari pencegahan maupun penanganan
dalam mengatasi banjir

2
BAB II

ISI

A. Awal Mula dan Perkembangan Banjir di Ibukota Jakarta

Jika kita perhatikan banjir termasuk gejala hidrosfer dalam ilmu


geografi. Alasannya adalah dari definisinya yang memiliki arti lapisan air,
baik itu di udara, di permukaan maupun di bawah permukaan bumi.
Menurut catatan, Jakarta mulai dilanda banjir sejak tahun 1621. Ada
catatan perkembangan banjir di Jakarta dari tahun 1918, 1960, 1979, 1996,
2002, 2007, 2013, 2015, 2018, dan 2020. Tercatat Jakarta mengalami banjir
besar beberapa kali sejak tahun 1918. Pada bulan Februari 1960, banjir
terjadi di pinggiran kota Jakarta.Ini adalah krisis pertama untuk Presiden
Soekarno. Lalu banjir besar terjadi pada tahun 1996 yang mana 5,000 hektar
lahan terendam banjir. Banjir besar juga terjadi pada tahun 2007, setidaknya
190.000 orang jatuh sakit akibat banjir yang berhubungan dengan penyakit.

Banjir Jakarta pada pertengahan Januari 2013 yang menyebabkan


Jakarta dinyatakan dalam keadaan darurat. Banjir ini sebenarnya dimulai
sejak Desember 2012- Januari 2013. Banjir Jakarta 2015 adalah bencana
banjir yang melanda sejak 9 Februari 2015. Banjir terjadi akibat curah hujan
tinggi yang melanda Jakarta dan sekitarnya sejak 8 Februari 2015. Banjir
Jakarta 2018 adalah rangkaian banjir di Jakarta pada sekitar puncak musim
hujan pada 5 Februari dan 15 Februari 2018. Menurut data BPBD Jakarta,
diperkirakan 53 RW di 18 kelurahan di seluruh wilayah Jakarta tergenang
banjir. Banjir ini menyebabkan 11,824 warga DKI mengungsi. Banjir 2020
melanda DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan sejumlah di
daerah lain pulau Jawa. Banjir ini terjadi sejak 1 januari 2020 setelah tahun
baru. Oleh karena itu semua, sampai saat ini Jakarta masih dikenal sebagai
“Kota Banjir”.

3
Selain Informasi perkembangan tersebut, berikut data tentang jumlah
kejadian banjir di Ibukota Jakarta dari tahun 2008-2021:

B. Faktor atau Penyebab Terjadinya Banjir di Ibukota

Setelah melihat perkembangan kejadian banjir dari tahun ke tahun, dapat


terlihat beberapa penyebab banjir. Namun masih ada penyebab lain yang
akan dipaparakan di sini. Faktor atau penyebab terjadinya bencana banjir
dapat dibagi menjadi dua faktor yaitu alami dan manusia. Faktor bencana
banjir alami antara lain :

 Curah hujan tinggi


Tidak bisa dipungkiri bahwa hujan dengan intensitas tinggi juga dapat
menyebabkan banjir. Ini dapat berdampak pada meningkatnya volume air
di daratan, jika air tidak bisa terserap dengan sempurna oleh tanah atau
dialirkan ke sungai. Berikut data dampak dari adanya curah hujan.

 Kapasitas dan tersumbatnya drainase


Drainase adalah saluran berupa pembuangan massa air. Jika
kapasitas drainase kecil lalu ditambah dengan sumbatan maka
drainase tidak dapat membantu mengurangi kelebihan air.

4
 Letak pada dataran rendah
Daerah dataran yang rendah juga bisa menjadi faktor penyebab
terjadinya banjir. Ketika air turun dari dataran yang lebih tinggi,
tentu akan mengalir ke dataran rendah. Hal inilah yang harus
diwaspadai, karena derasnya air tersebut bisa memorakporandakan
tembok-tembok rumah.

 Kondisi Topografis
Semakin curam suatu lereng, maka kecepatan aliran air juga akan
semakin cepat. Tentunya, hal ini dipengaruhi oleh kondisi
tapografis di wilayah tertentu. Sejumlah daerah di Indonesia seperti
di Kabupaten Jayapura, yang didominasi oleh kemiringan lereng
curam, juga berisiko mengalami banjir bandang.

Faktor bencana banjir oleh aktivitas manusia antara lain :

 Membuang sampah sembarangan

Penyebab terjadinya banjir selanjutnya, yaitu membuang sampah


sembarangan. Kebiasaan membuang sampah yang tidak pada tempatnya
pasti akan memberi dampak buruk bagi lingkungan. Kawasan yang tidak
terawat dan banyak sampah, terutama pada saluran air akan menjadi
pendukung terjsdinya bencana banjir. Ketika sampah-sampah tersangkut,
baik di saluran air maupun sungai (drainase) akan membuat aliran air
tertahan dan volumenya akan semakin membesar, lalu terjadilah banjir.
Maka dari itu membuang sampah pada tempatnya sangatlah penting
karena hal ini bisa mencegah risiko banjir.

 Hilangnya vegetasi alam atau tumbuhan


Penyebabnya karena alih fungsi lahan hutan sebagai pemukiman,
pertanian, atau industri. Padahal vegetasi alam dapat membantu
mengurangi risiko banjir dengan menjadi penghalang air banjir

5
agar mengalir dengan merata dan mengurangi arusnya sehingga air
tidak akan tergenang. Lalu sebagai alat penyerap air ke dalam
tanah dan membantu mengurangi sedimen yang masuk dalam
sungai. Salah satu contoh tumbuhan yang paling dikenal oleh
masyarakat adalah pohon.

 Sistem pengendalian bencana banjir yang tidak tepat dan


kurangnya kesadaran untuk menjaga lingkungan
Memang pada kenyataannya sistem pengendalian bencana banjir
telah ada dan dilaksanakan. Namun pelaksanaannya tidak optimal
dan tidak merata. Selain itu pendukung utama dari sistem
pengendalian banjir itu sendiri tidak berjalan yaitu kesadaran
masyarakat dalam menjaga lingkungan. Padahal hanya dengan
membuang sampah pada tempatnya, membersihkan saluran air dan
menanam beberapa tumbuhan bisa menjadi solusi banjir yang
dapat dilakukan oleh setiap orang.

Setelah membahas penyebab terjadinya banjir, kita dapat mengetahui


bahwa banyak jenis faktor yang mempengaruhi terjadinya banjir. Dengan
banyaknya faktor tersebut maka pendekatan geografi yang dilakukan juga
bervariasi berdasarkan penyebabnya, yaitu :

1. Pendekatan Keruangan
Pendekatan ini merupakan metode analisa yang menekankan pada
keberadaan ruang yang difungsikan sebagai pengakomodir
kegiatan manusia. Dalam kasus banjir, pendekatan ini digunakan
untuk menganalisa kesiapan tanah pada ruang tersebut dalam
meresap air, kondisi lahan dan pemukiman yang diterjang banjir,
apakah penduduk pada wilayah tersebut membuang sampah pada
saluran air sehingga turut memperparah banjir dan lain sebagainya.

2. Pendekatan Kelingkungan

6
Pendekatan kelingkungan menekankan pada perilaku manusia dan
bagaimana pengaruhnya terhadap lingkungan alam di sekitarnya.
Dengan pendekatan ini, kita bisa mengkaji penyebab terjadinya
banjir bandang dengan meneliti perilaku manusia pada lingkungan
tersebut.

3. Pendekatan Kewilayahan

Pendekatan kewilayahan menekankan pada hubungan aspek-aspek


pada wilayah yang satu dengan wilayah lainnya untuk mempelajari
suatu kejadian atau gejala geografi. Untuk kasus banjir, pendekatan
ini dipergunakan untuk mengkaji hubungan kewilayahan antara
titik yang menjadi sumber banjir dan titik atau wilayah lain yang
terkena dampaknya.

Dengan diketahuinya berbagai penyebab banjir dan cara


pendekatan geografis yang digunakan, maka daerah rawan banjir
Ibukota dapat diketahui, salah satunya melalui peta SIG berikut:

C. Dampak banjir dalam berbagai bidang

7
1. Bidang kesehatan : Saat terjadi bencana banjir banyak air kotor yang
menggenang yang dapat menyebabkan masalah kesehatan. Seperti
masalah kulit, diare hingga malaria dan demam berdarah akibat genangan
air yang menjadi sarang nyamuk.

2. Bidang ekonomi : Terjadinya kerusakan pada rumah dan bangunan serta


fasilitas umum dapat menimbulkan kerugian dalam ekonom, bahkan
terkadang beberapa tempat yang strategis bisa terjadi kerusakan, seperti
pasar, toko, swalayan, jalanan (area terjadinya kegiatan distribusi) dan
tempat lain. Kerusakan maupun penutupan tempat-tempat tersebut bisa
memperlambat perputaran roda ekonomi.

3. Bidang sosial

Terhambatnya aktivitas warga dapat terjadi akibat daerah di sekitar tempat


dimana warga berkegiatan tergenang air. Misalnya sekolah, jalanan,
tempat ibadah, pusat perbelanjaan harus ditutup demi keamanan. Lalu
dampak banjir bagi masyarakat yang paling sederhana adalah terendamnya
rumah sehingga membuat mereka harus melakukan penanganan terlebih
dahulu sebelum beraktivitas.

Selain dampak di atas ada dampak lain, seperti:

 Munculnya korban jiwa. Ini merupakan dampak banjir yang paling


parah, yaitu munculnya korban jiwa. Peristiwa ini terjadi
dikarenakan terseret arus atau luapan air dengan kapasitas tinggi
misalnya banjir bandang yang tidak dapat diprediksi.
 Kesulitan akses air bersih. Saat ada banjir otomatis air kotor dari
sampah, tanah, lumpur dan lain-lain membuat air kotor meningkat
dan air bersih berkurang.

D. Cara Pencegahan maupun Penanganan Banjir

8
 Cara pencegahan banjir

1.) Menjaga lingkungan sekitar

Yang utama adalah menjaga lingkungan sungai atau selokan,


sungai sebaiknya di pelihara dengan baik. Sungai atau selokan
tidak boleh tempat pembuangan sampah. Jika sampah menumpuk,
bisa menyebabkan banjir saat curah hujan tinggi.

2.) Menghindari membuat rumah di pinggiran sungai

Ada banyak warga yang membangun rumah di pinggir sungai, ada


baiknya pinggiran sungai tidak dijadikan rumah penduduk karena
menyebabkan banjir dan tatanan masyarakat tidak teratur.

3.) Melaksanakan program tebang pilih dan reboisasi

Pohon yang telah ditebang sebaiknya ada penggantinya. Menebang


pohon yang telah berkayu kemudian di tanam kembali tunas pohon
yang baru.

4.) Rajin Membersihkan Saluran Air

Perbaikan dan pembersihan saluran air tentu harus ada. Di wilayah


tertentu bisa diadakan secara gotong royong. Penjagaan ini harus
dilakukan secara terus menerus dengan waktu berkala, agar saluran
sungai tidak tersumbat.

 Upaya penanganan dampak banjir

9
Tentunya dengan segala catatan peristiwa banjir yang ada, tidak
mungkin penanganan banjir tidak pernah dilakukan. Tentu saja
penanganan ini membutuhkan banyak pihak dalam pelaksanaanya.
Beberapa penanganan yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan
masyarakat untuk mengurangi dampak banjir adalah :

1. Melakukan evakuasi masyarakat di sekitar wilayah banjir.


2. Menyediakan tempat pengungsian.
3. Menyediakan kebutuhan pokok (obat, makanan, pakaian dll)
4. Memperbaiki tanggul dengan alat seadanya untuk mengurangi arus
banjir.
5. Menjaga masyarakat yang terdampak dengan petugas dan alat
medis yang memadai.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Banjir adalah gejala hidrosfer dimana air berkumpul dan


menggenang di daratan dengan volume tertentu. Penyebab terjadinya
banjir terdiri atas dua jenis yaitu karena faktor alam dan faktor dari ulah
manusia. Banjir adalah bencana yang sangat rawan terjadi karena
penyebab banjir sering muncul terkhusus di Ibukota Jakarta. Hal tersebut
dapat terjadi karena kondisi geografis, alam maupun ulah masyarakat

10
Ibukota Jakarta yang sering menjadi peningkat risiko banjir. Maka tidak
heran jika Jakarta dijuluki “Kota Banjir”.
Dampak yang ditimbulkan banjir, dapat mempengaruhi berbagai
bidang seperti ekonomi, kesehatan dan sosial. Selain itu kurangnya air
bersih dan munculnya korban jiwa juga dampak yang negatif dari bencana
banjir. Tentu saja banjir dapat dicegah dengan banyak. Namun ketika
banjir terjadi penanggulan harus dilakukan, dan penanggulangan hanya
bisa dilakukan jika pemerintah dan masyarakat bekerja sama.

B. Saran

Dalam menganalisis kasus banjir ini, ada 3 pendekatan yang dapat


digunakan yaitu keruangan, kewilayahan, dan kelingkungan. Dengan cara
analisis diatas banyak solusi-solusi masalah banjir yang dapat ditemukan.
Kami sebagai penulis juga mengharapkan agar kita semakin sadar umtuk
menjaga lingkungan dan mengetahui adanya bahaya yang berdampak dari
bencana banjir.

DAFTAR PUSTAKA

Kodoatie, R. J., dan Sugianto. (2002). Banjir: Beberapa Penyebab dan Metode
Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Banjir
Jakarta 2007

Mujino Maruf. 2021.https://id.wikipedia.org/w/index.php?


title=Banjir_Jakarta_2007&oldid=18554304 Badan Penanggulangan Bencana Daerah,
diakses pada 29 Oktober 2021 16.40

Jevi Nugraha.2021. https://www.merdeka.com/jateng/8-penyebab-terjadinya-banjir-yang-


perlu-diwaspadai-begini-cara-mencegahnya-kln.html, diakses pada 28 Oktober 2021
15.21

Yulia M.SI.2015. https://ilmugeografi.com/bencana-alam/proses-terjadinya-banjir-


dengan-menggunakan-prinsip-geografi, diakses 29 Oktober 2021 14.03

11
Gita Amanda.2020. https://m.republika.co.id/berita/qlbrts423/apa-upaya-pemerintah-
menangani-banjir-saat-ini, diakses pada 30 Oktober 2021 10.24

Ahmad. 2020. http://bpbd.pamekasankab.go.id/penanggulangan/, diakses pada 30


Oktober 2021 11.47

12

Anda mungkin juga menyukai