OLEH :
KELOMPOK VI
1. Rostina (1610079)
2. Stevania Nona Nurak (1610082)
3. Syukran Jasila (1610088)
4. Dedi Rikaldi (1610068)
5. Elvina Saranga (1720036)
6. Lesly Ona Sedubun (1820006)
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia yang telah
yang berjudul” Banjir ”. Makalah ini disusun secara sistematis dan diuraikan dengan bahasa
yang sederhana, sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami seluruh isi makalah ini.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada Dosen Pembimbing. yang telah
Kami menyadari masih banyak keterbatasan serta kelemahan dalam penyusunan makalah
ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun, kami sangat harapkan demi
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca serta masyarakat
pada umumnya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ...........................................................................................................ii
A. Kesimpulan .....................................................................................................................13
B. Saran ................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena
volume air yang meningkat. Hampir seluruh negara di dunia mengalami masalah banjir, tidak
Penyebab banjir biasanya dikarenakan adanya curah hujan yang tinggi, permukaan tanah
yang lebih rendah dibandingkan permukaan laut, pemukiman yang membangun pada dataran
sepanjang sungai atau kali, adanya sampah sehingga aliran sungai tidak lancar.
Di saat sekarang ini masyarakat sudah tidak peduli lagi terhadap lingkungan hidup tempat
mereka tinggal. Hal ini telihat dari semakin sedikitnya masyarakat yang peduli terhadap
kelestarian lingkungan. Banyak masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan juga
Berdasarkan kondisi dan keadaan di lingkungan tersebut, kami menyusun makalah ini agar
masyarakat memiliki kesadaran tersendiri bahwa menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Banjir
Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air. Peristiwa banjir timbul jika
air menggenangi daratan yang biasanya kering. Banjir pada umumnya disebabkan oleh air sungai
yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi. Kekuatan banjir
mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya. Air banjir juga membawa lumpur berbau yang
Banjir merupakan hal yang rutin. Setiap tahun pasti datang. Banjir sebenarnya merupakan
fenomena kejadian alam biasa yang sering terjadi dan dihadapi hampir di seluruh negara-negara
di dunia, termasuk Indonesia. Banjir sudah temasuk dalam urutan bencana besar karena
B. Jenis-jenis Banjir
Berdasarkan sumber air yang menjadi penampung di bumi, jenis banjir dibedakan menjadi
tiga, yaitu banjir sungai, banjir danau, dan banjir laut pasang.
1. Banjir Sungai
Terjadi karena air sungai meluap. Contoh ketika banjir sungai Citarum Karawang, Jawa
Barat. Dibawah ini adalah data dari contoh banjir sungai. Banjir Sungai Citarum semakin meluas
pada Rabu (24/3), merendam 10 kecamatan dengan 15.510 rumah di Kabupaten Karawang, Jawa
Barat. Sehari sebelumnya, sembilan kecamatan dengan 9.561 rumah terendam air setinggi rata-
Dampak banjir yang meluas di 10 kecamatan tersebut memicu tanggapan Bupati Karawang
Dadang S. Muchtar yang menyayangkan upaya pengendalian banjir yang dinilai terlambat itu.
6
Menurut Dadang, Perusahaan Umum Jasa Tirta (PJT) II selaku pengelola Waduk Ir.
untuk mencegah banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum di Karawang dan di Bekasi.
Dadang berharap instansi terkait segera menempuh langkah antisipasi untuk mencegah
meluasnya banjir.
PJT II, kemarin, mengoptimalkan penggelontoran air Bendung Curug dan Bendung
Walahar ke tiga saluran induk, yakni Tarum Barat, Tarum Utara, dan Tarum Timur untuk
Langkah itu dilakukan untuk mengurangi luas genangan air di sepanjang aliran sungai yang
meliputi 10 kecamatan. Kesepuluh kecamatan tersebut adalah Karawang Barat (dengan 7.389
rumah terendam), Karawang Timur (412 rumah), Teluk Jambe Timur (3.576 rumah), Teluk
Jambe Barat (494 rumah), Ciampel (81 rumah), Batujaya (250 rumah), Pakisjaya (1.533 rumah),
Rengasdengklok (486 rumah), dan Klari (97 rumah). Kecamatan terakhir yang ikut terendam
banjir, sejak Rabu dini hari adalah Kecamatan Jayakarta (1.192 rumah).
Adapun luas sawah terendam banjir di Karawang mencapai 817 hektar dan tersebar di tujuh
kecamatan, yakni Teluk Jambe Timur (180 ha), Karawang Barat (9 ha), Klari (5 ha), Ciampel
(67 ha), Teluk Jambe Barat (130 ha), Batujaya (32 ha), dan Pakisjaya (342 ha). Usia padi 1-10
Menurut Kepala Dinas Pertanian Karawang Nahrowi Muhamad Nur, luas sawah yang
terendam pada Rabu siang bertambah menjadi 842 ha seiring meluasnya genangan. Penambahan
terjadi di tujuh kecamatan tersebut. Kepala Biro Operasi dan Konservasi PJT II Sutisna
Pikrasaleh menjelaskan, debit yang dialirkan ke tiga saluran dioptimalkan hingga kapasitas
maksimal, yakni 27 meter kubik per detik ke Tarum Barat, 52,5 meter kubik per detik ke Tarum
7
Timur, dan 80 meter kubik per detik ke Tarum Utara. Pemecahan air menuju Tarum Barat dan
Tarum Timur dilakukan di Bendung Curug. Adapun untuk Tarum Utara dilakukan di Bendung
Walahar.
Dilaporkan pula, pelepasan air bendung berangsur-angsur membuat tinggi muka air (TMA)
bendungan utama Waduk Jatiluhur menurun. TMA pada Rabu siang 108,27 meter di atas
permukaan laut (dpl), menurun dibandingkan dengan pada Minggu malam yang mencapai
108,41 meter dpl atau Selasa pagi yang setinggi 108,39 meter dpl. Meski pelepasan air tiga
bendung di Waduk Jatiluhur ke tiga saluran induk telah dioptimalkan, debit air yang mengalir ke
Debit air yang keluar dari Bendung Walahar, Rabu pagi mencapai 1.600 meter kubik per
detik dan merupakan yang tertinggi dalam sebulan ini. Hujan di hulu dan sejumlah anak sungai
kanan dan kiri sungai yang sebelumnya kering, seperti Desa Curug, Kecamatan Klari; Desa
Mulyasejati, Mulyasari, dan Kutapohaci, Kecamatan Ciampel, mulai tergenang air pada Rabu
Jalan Raya Ranggagede, Jalan Raya Tanjung Mekar, dan Rawagempol (Kecamatan Karawang
Barat), Jalan Kertabumi, serta jalanan di beberapa kawasan perumahan, seperti Perum Karaba
Indah, Galuh Mas, Sukaharja, Bintang Alam (Kecamatan Teluk Jambe Timur) juga mulai
tergenang. Banjir juga memicu kemacetan, terutama di akses menuju dan dari Pintu Tol
Karawang Barat.
8
2. Banjir Danau
Terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol. Contoh banjir danau adalah
Berita banjir bandang di Jakarta Jumat pagi (27/3/09) sangat mengejutkan. Dengan korban
lebih dari 50 orang meninggal tentu saja ini sebuah bencana yang cukup serius terjadi di dekat
Ibu Kota lagi. Melihat sepintas pada peta-peta yang dikoleksi kesimpulan sementara yang ada
Kesimpulan ini mungkin mengagetkan karena disana ada sebuah taman wisata yang sangat
bagus. Namun alasan sederhana dibawah barangkali perlu dipikirkan secara saksama.
Terjadi antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi. Dibawah ini adalah data dari
Air pasang kembali melanda kawasan Jakara Utara. Akibatnya beberapa ruas jalan
mengalami kemacetan dan tak jarang motor yang melintas pun akhirnya mogok.
Seperti dilansir situs TMC Polda Metro Jaya, Senin (12/1/2009) air pasang ini terdapat di enam
titik ruas jalan di antaranya, Jalan Martadinata Pos I dengan ketinggian air mencapai 10 cm.
Kemudian, depan Pospol Volker setinggi 30 cm, Jalan Baru Ancol dengan ketinggian air
20 cm, depan Alexis Pademangan setinggi 10 cm, dan Penjaringan tepatnya Muara Baru Ujung
“Untuk di Penjaringan karena ketinggian air pasang cukup tinggi, akibatnya banyak motor yang
Dia menambahkan saat ini walaupun terdapat air pasang, namun sejumlah arus lalu lintas tidak
9
“Masih normal, hanya ketika melintas dititik -titik tersebut kendaraan berjalan harus pelan -pelan
Faktor pertama kerusakan lingkungan, ditandai peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan
daratan bumi (pemanasan global). Kondisi bumi yang memanas menyebabkan perubahan iklim
semakin tidak stabil. Dampak perubahan iklim bagi Indonesia dapat dirasakan dengan semakin
keringnya musim kemarau dan intensitas air hujan yang semakin tinggi di musim penghujan.
Naiknya permukaan air laut disebabkan dataran es di kutub mencair serta merta membuat abrasi
pantai semakin cepat. Kedua fenomena alam tersebut membuat terbenamnya daratan yang
biasanya kering dan dapat ditinggali olehmanusia atau biasa kita kenal dengan istilah banjir.
pengaruh langsung terhadap berkurangnya daerah resapan air, karena hampir seluruh permukaan
tanah berganti dengan aspal atau beton. Kondisi tersebut diperparah dengan penataan bangunan
dan wilayah yang kurang memperhatikan sistem pembuangan air. Kekurang ketersediaan
pepohonan yang dapat berfungsisebagai peresapan air merupakan kombinasi yang semakin
Faktor ketiga yang lebih penting dari kedua faktor diatas adalah manusia.Perbedaan antara
desa dengan kota selain dilihat dari tingkat kepadatannya adalah pola hidup. Orang di desa lebih
mampu bersahabat dengan alam sekitarnya sedangkan di kota seringkali tidak menghiraukan
10
aspek lingkungan. Buktinya adalah di kota-kota besar, gedung bertingkat dan jalanan beton
menggusur tanah- tanah resapan air, memperbanyak mall daripada membangun sungai-sungai.
Sebagai proses alam, banjir terjadi karena debit air sungai yang sangat tinggi hingga
melampaui daya tampung saluran sungai lalu meluap ke daerah sekitarnya. Debit air sungai yang
tinggi terjadi karena curah hujan yang tinggi. Banjir juga dapat terjadi karena kesalahan manusia
Dalam siklus hidrologi, daerah hulu sebenarnya adalah daerah resapan air. Pengelolaan
daerah hulu yang buruk menyebabkan air banyak mengalir sebagai air permukaan yang dapat
menyebabkan banjir. Pengelolaan drainase yang buruk terjadi berkaitan dengan pengembangan
daerah pemukiman atau aktivitas lainnya. Akibat buruknya drainase, air permukaan tidak dapat
mengalir dengan baik sehingga menggenang menjadi banjir. , sungai-sungai menjadi tempat
pembuangan sampah sehingga terhambatnya aliran air tersebut. Banjir tidak dapat dihindari dan
pasti terjadi.
Banjir yang pada hakekatnya proses alamiah dapat menjadi bencana bagi manusia bila proses
itu mengenai manusia dan menyebabkan kerugian jiwa maupun materi.bukan banjir yang datang,
Selain hal di atas Banjir bisa terjadi juga karena beberapa faktor berikut:
Mereka beranggapan bahwa apabila sampah dibakar, maka akan menimbulkan polusi
udara dan bau tidak sedap. Sehingga mereka mengambil jalan pintas tanpa memikirkan
11
Penyumbatan ini juga terjadi karena sedimentasi atau pengendapan yang terjadi di hilir
2. Penggundulan Hutan
Sikap manusia yang tidak berfikir jauh sebelum bertindak, menyebabkan manusia
penebangan hutan yang tidak menggunakan sistem tebang pilih. Akibat yang ditimbulkan
adalah tidak adanya pohon untuk menyerap air sehingga air mengalir tanpa terkendali
Curah hujan yang relatif tinggi, menyebabkan sungai-sungai tidak mampu menampung
Di zaman modern kali ini, daerah serapan sangat jarang ditemukan. Terutama di daerah
perkotaan yang pada dasarnya sangat rentan terhadap banjir, mengingat kondisi kota
berada di dataran rendah. Daerah serap justru banyak tertutup dengan aspal ataupun
sungai. Dengan berkurangnya lebar sungai, menyebabkan air tidak mengalir secara
optimal.
Setiap bencana memiliki dampak bagi kehidupan sekitar. Ada dampak positif dan
dampak negatifnya. Tapi untuk bencana seperti banjir dan tanah longsor dampak yang
ditimbulkan lebih banyak yang negatif. Untuk bencana alam yang memiliki dampak positif
12
cukup besar contohnya adalah letusan gunung vulkanik. Baiklah, berikut adalah beberapa
Banjir yang sering terjadi pada dataran rendah biasanya mencapai kedalaman lebih dari 1
meter. Dengan kedalaman tersebut akan dapat menggenang hingga masuk rumah dan
menenggalamkan pemukiman warga. Dengan begitu, maka aktifitas warga sehari hari pun
akan terhenti. Bahkan jalan ikut tenggelam dan akses transportasi menjadi mustahil
dilakukan.
Selain itu pakaian dan perabotan rumah tangga yang hanyut terbawa banjir
menimbulkan kerugian bagi warga dan bisa menghentikan akitifitas sehari hari misalnya
memasak. Untuk itulah di tempat pengungsian banjir, warga membutuhkan pakaian ganti dan
2. Kerugian Ekonomi
Jika dilihat secara materi, para korban banjir banyak kehilangan aset mereka. Contohnya
adalah televisi, kulkas dan perabotan elektronik lain yang dapat rusak jika terendam air.
Selain itu aktifitas warga untuk bekerja pun ikut terganggu dan akhirnya mereka banyak
Kerugian dalam hal Ekonomi membuat masyarakat sekitar wilayah yang sering terkena
banjir akan susah berkembang lebih maju dan produktif. Oleh sebab itu penghambatan
peningkatan kesejahtraan yang diakibatkan karena banjir yang tidak segera ditangani justru
malah bisa membuat meningkatnya jumlah kemiskinan warga sekitar terjadi bencana karena
13
harus selalu mengeluarkan biaya baik untuk perbaikan rumah, kesehatan dan lain lain dari hal
Air bersih akan sulit didapatkan jika banjir terjadi di hampir seluruh wilayah. Wilayah
yang tergenang air kotor akan menyebabkan warga mendapatkan air bersih untuk keperluan
mandi dan mencuci. Untuk air minum atau untuk konsumsi bisa menggunakan air galon atau
air isi ulang. Tapi untuk keperluan mandi akan kesulitan dan memaksa warga untuk menahan
tidak mandi.
Banjir yang datang biasanya merupakan air kotor. Sehingga, warga yang sudah
terkontaminasi akan mudah terkena penyakit seperti gatal gatal pada kulit. Selain itu,
genangan air kotor di daerah sekitar banjir juga bisa menjadi tempat berkembangnya nyamuk
DBD hal ini bisa berbahaya bagi anak anak korban kebanjiran. Penyakit seperti diare pun
Banjir yang datang dengan begitu derasnya bisa menghanyutkan dan menenggelamkan
warga. Sehingga warga yang hanyut bisa meninggal dunia. Dampak ini juga bisa
14
E. Cara Menanggulangi Banjir
Ini merupakan hal pertama untuk diri sendiri dan gerakan sadar untuk menjaga lingkungan.
Hal seperti membuang sampah sembarangan ke sungai jangan sampai dilakukan karena akan
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa pemukiman di pinggir sungai akan menyebabkan
pendangkalan dan mengurangi daya tampung sungai. Oleh karenanya jangan membuat rumah
Hutan yang ditebang ada baiknya memilih pohon pohon yang sudah besar dan tidak
menebang pohon yang masih kecil. Sehingga cadangan pohon masih tersedia didalam hutan
dan laksanakan program reboisasi. Setelah menebang pohon ada baiknya segera melakukan
Saluran air seperti sungai, selokan dan gorong gorong sangat penting untuk dibersihkan secara
berkala. Hal ini bertujuan supaya air tetap mengalir lancar dan tidak tersumbat yang nantinya
menimbulkan banjir. Anda pun bisa mengusulkan kepada RT/RW untuk mengadakan
program bersih desa khususnya membersihkan saluran air setiap minggu atau minimal setiap
bulan sekali.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Banjir yang pada hakekatnya proses alamiah dapat menjadi bencana bagi manusia bila
proses itu mengenai manusia dan menyebabkan kerugian jiwa, materi maupun kerusakan
lingkungan. Dalam konteks sistem alam, banjir terjadi pada tempatnya. Banjir akan mengenai
manusia jika mereka mendiami daerah yang secara alamiah merupakan dataran banjir. Jadi,
Apabila hal tersebut dapat kita terima, maka bencana banjir yang dialami manusia
sebenarnya adalah buah dari kegagalan manusia dalam membaca karakter alam. Kegagalan
manusia membaca apakah suatu daerah aman atau tidak untuk didiami. Misalnya, kegagalan
manusia membaca karakter suatu daerah sehingga tidak mengetahui daerah tersebut merupakan
daerah banjir. Atau, sudah mengetahui daerah tersebut daerah banjir tetapi tidak peduli. Contoh
ini bisa kita lihat dari orang-orang yang memilih tinggal di tepi aliran sungai atau di lembah-
lembah sungai.
B. Saran
1. Manusia hendaknya berfikir dahulu sebelum bertindak agar tindakan tersebut tidak
16
DAFTAR PUSTAKA
Antarajawabarat.com (2013): 282 DAS Indonesia Dalam Kondisi Kritis. Edisi 2 Februari 2013.
Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (2013): Analisis Hujan Bulan Januari 2013. Buletin
BMKG.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Bandung (2013): Murid SD Perlu Diberi Pelajaran
Kebencanaan.
Faiq, Mohammad Hilmi (2012): Belajar dari banjir bandang Bukit Lawang. Kompas, 24 Agustus
2012.
http://etijaulighani.blogspot.com/2012/10/pengertian-penyebab-dampakaidan-cara.html (24
Januari 2013)
17