Anda di halaman 1dari 17

BANJIR

OLEH :

KELOMPOK VI

1. Rostina (1610079)
2. Stevania Nona Nurak (1610082)
3. Syukran Jasila (1610088)
4. Dedi Rikaldi (1610068)
5. Elvina Saranga (1720036)
6. Lesly Ona Sedubun (1820006)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)


YAYASAN PENDIDIKAN TAMALATEA
MAKASSAR
2019
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia yang telah

dilimpahkan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah

yang berjudul” Banjir ”. Makalah ini disusun secara sistematis dan diuraikan dengan bahasa

yang sederhana, sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami seluruh isi makalah ini.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada Dosen Pembimbing. yang telah

memberikan dukungan dan motivasi yang sangat berarti.

Kami menyadari masih banyak keterbatasan serta kelemahan dalam penyusunan makalah

ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun, kami sangat harapkan demi

perbaikan dimasa yang akan datang.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca serta masyarakat

pada umumnya.

Makassar, November 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR ...........................................................................................................ii

DAFTAR ISI .........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................1

A. Latar Belakang ................................................................................................................1


B. Rumusan Masalah ..........................................................................................................1
C. Tujuan .............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................3

A. Pengertian Banjir ............................................................................................................3


B. Jenis-Jenis Banjir .............................................................................................................3
C. Penyebab Banjir ...............................................................................................................7
D. Dampak Terjadinya Banjir ...............................................................................................9
E. Cara Menanggulangi Banjir .............................................................................................11

BAB III PENUTUP ..............................................................................................................13

A. Kesimpulan .....................................................................................................................13
B. Saran ................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena

volume air yang meningkat. Hampir seluruh negara di dunia mengalami masalah banjir, tidak

terkecuali di negara-negara yang telah maju sekalipun.

Penyebab banjir biasanya dikarenakan adanya curah hujan yang tinggi, permukaan tanah

yang lebih rendah dibandingkan permukaan laut, pemukiman yang membangun pada dataran

sepanjang sungai atau kali, adanya sampah sehingga aliran sungai tidak lancar.

Di saat sekarang ini masyarakat sudah tidak peduli lagi terhadap lingkungan hidup tempat

mereka tinggal. Hal ini telihat dari semakin sedikitnya masyarakat yang peduli terhadap

kelestarian lingkungan. Banyak masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan juga

menggundulkan hutan. Merusak lingkungan atau mengeksploitasi lingkungan secara berlebihan

dapat menyebabkan terjadinya banjir.

Berdasarkan kondisi dan keadaan di lingkungan tersebut, kami menyusun makalah ini agar

masyarakat memiliki kesadaran tersendiri bahwa menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan

itu sangat penting.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian banjir ?

2. Apa penyebab banjir ?

3. Apa dampak banjir ?

4. Bagaimana cara mencegah banjir ?

5. Bagaimana cara menanggulangi banjir ?

4
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian banjir

2. Untuk mengetahui penyebab banjir

3. Untuk mengetahui dampak dari banjir

4. Untuk mengetahui cara menanggulangi banjir

5. Untuk mengetahui cara mencegah terjadinya banjir

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Banjir

Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air. Peristiwa banjir timbul jika

air menggenangi daratan yang biasanya kering. Banjir pada umumnya disebabkan oleh air sungai

yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi. Kekuatan banjir

mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya. Air banjir juga membawa lumpur berbau yang

dapat menutup segalanya setelah air surut.

Banjir merupakan hal yang rutin. Setiap tahun pasti datang. Banjir sebenarnya merupakan

fenomena kejadian alam biasa yang sering terjadi dan dihadapi hampir di seluruh negara-negara

di dunia, termasuk Indonesia. Banjir sudah temasuk dalam urutan bencana besar karena

memakan korban besar.

B. Jenis-jenis Banjir

Berdasarkan sumber air yang menjadi penampung di bumi, jenis banjir dibedakan menjadi

tiga, yaitu banjir sungai, banjir danau, dan banjir laut pasang.

1. Banjir Sungai

Terjadi karena air sungai meluap. Contoh ketika banjir sungai Citarum Karawang, Jawa

Barat. Dibawah ini adalah data dari contoh banjir sungai. Banjir Sungai Citarum semakin meluas

pada Rabu (24/3), merendam 10 kecamatan dengan 15.510 rumah di Kabupaten Karawang, Jawa

Barat. Sehari sebelumnya, sembilan kecamatan dengan 9.561 rumah terendam air setinggi rata-

rata tiga meter.

Dampak banjir yang meluas di 10 kecamatan tersebut memicu tanggapan Bupati Karawang

Dadang S. Muchtar yang menyayangkan upaya pengendalian banjir yang dinilai terlambat itu.

6
Menurut Dadang, Perusahaan Umum Jasa Tirta (PJT) II selaku pengelola Waduk Ir.

Juanda Jatiluhur seharusnya sejak awal mengoptimalkan pelepasan/penggelontoran air waduk

untuk mencegah banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum di Karawang dan di Bekasi.

Dadang berharap instansi terkait segera menempuh langkah antisipasi untuk mencegah

meluasnya banjir.

PJT II, kemarin, mengoptimalkan penggelontoran air Bendung Curug dan Bendung

Walahar ke tiga saluran induk, yakni Tarum Barat, Tarum Utara, dan Tarum Timur untuk

mengurangi debit air yang mengalir ke hilir Sungai Citarum.

Langkah itu dilakukan untuk mengurangi luas genangan air di sepanjang aliran sungai yang

meliputi 10 kecamatan. Kesepuluh kecamatan tersebut adalah Karawang Barat (dengan 7.389

rumah terendam), Karawang Timur (412 rumah), Teluk Jambe Timur (3.576 rumah), Teluk

Jambe Barat (494 rumah), Ciampel (81 rumah), Batujaya (250 rumah), Pakisjaya (1.533 rumah),

Rengasdengklok (486 rumah), dan Klari (97 rumah). Kecamatan terakhir yang ikut terendam

banjir, sejak Rabu dini hari adalah Kecamatan Jayakarta (1.192 rumah).

Adapun luas sawah terendam banjir di Karawang mencapai 817 hektar dan tersebar di tujuh

kecamatan, yakni Teluk Jambe Timur (180 ha), Karawang Barat (9 ha), Klari (5 ha), Ciampel

(67 ha), Teluk Jambe Barat (130 ha), Batujaya (32 ha), dan Pakisjaya (342 ha). Usia padi 1-10

hari (persemaian) dan sekitar 50 ha usia 11-100 hari.

Menurut Kepala Dinas Pertanian Karawang Nahrowi Muhamad Nur, luas sawah yang

terendam pada Rabu siang bertambah menjadi 842 ha seiring meluasnya genangan. Penambahan

terjadi di tujuh kecamatan tersebut. Kepala Biro Operasi dan Konservasi PJT II Sutisna

Pikrasaleh menjelaskan, debit yang dialirkan ke tiga saluran dioptimalkan hingga kapasitas

maksimal, yakni 27 meter kubik per detik ke Tarum Barat, 52,5 meter kubik per detik ke Tarum

7
Timur, dan 80 meter kubik per detik ke Tarum Utara. Pemecahan air menuju Tarum Barat dan

Tarum Timur dilakukan di Bendung Curug. Adapun untuk Tarum Utara dilakukan di Bendung

Walahar.

Dilaporkan pula, pelepasan air bendung berangsur-angsur membuat tinggi muka air (TMA)

bendungan utama Waduk Jatiluhur menurun. TMA pada Rabu siang 108,27 meter di atas

permukaan laut (dpl), menurun dibandingkan dengan pada Minggu malam yang mencapai

108,41 meter dpl atau Selasa pagi yang setinggi 108,39 meter dpl. Meski pelepasan air tiga

bendung di Waduk Jatiluhur ke tiga saluran induk telah dioptimalkan, debit air yang mengalir ke

hilir Citarum tetap tinggi.

Debit air yang keluar dari Bendung Walahar, Rabu pagi mencapai 1.600 meter kubik per

detik dan merupakan yang tertinggi dalam sebulan ini. Hujan di hulu dan sejumlah anak sungai

membuat debit tetap tinggi.

Naiknya muka air Citarum memperluas genangan banjir di Karawang. Persawahan di

kanan dan kiri sungai yang sebelumnya kering, seperti Desa Curug, Kecamatan Klari; Desa

Mulyasejati, Mulyasari, dan Kutapohaci, Kecamatan Ciampel, mulai tergenang air pada Rabu

pagi. Petani pun mempercepat panen untuk menyelamatkan padi.

Sejumlah jalan antarkecamatan dan antardesa/kelurahan yang sebelumnya kering, seperti

Jalan Raya Ranggagede, Jalan Raya Tanjung Mekar, dan Rawagempol (Kecamatan Karawang

Barat), Jalan Kertabumi, serta jalanan di beberapa kawasan perumahan, seperti Perum Karaba

Indah, Galuh Mas, Sukaharja, Bintang Alam (Kecamatan Teluk Jambe Timur) juga mulai

tergenang. Banjir juga memicu kemacetan, terutama di akses menuju dan dari Pintu Tol

Karawang Barat.

8
2. Banjir Danau

Terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol. Contoh banjir danau adalah

banjir ketika melanda situ gintung pada tahun 2009.

Berita banjir bandang di Jakarta Jumat pagi (27/3/09) sangat mengejutkan. Dengan korban

lebih dari 50 orang meninggal tentu saja ini sebuah bencana yang cukup serius terjadi di dekat

Ibu Kota lagi. Melihat sepintas pada peta-peta yang dikoleksi kesimpulan sementara yang ada

adalah “keringkan saja danau ini, dan jangan dibendung lagi“.

Kesimpulan ini mungkin mengagetkan karena disana ada sebuah taman wisata yang sangat

bagus. Namun alasan sederhana dibawah barangkali perlu dipikirkan secara saksama.

3. Banjir Laut pasang

Terjadi antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi. Dibawah ini adalah data dari

contoh banjir laut pasang.

Air pasang kembali melanda kawasan Jakara Utara. Akibatnya beberapa ruas jalan

mengalami kemacetan dan tak jarang motor yang melintas pun akhirnya mogok.

Seperti dilansir situs TMC Polda Metro Jaya, Senin (12/1/2009) air pasang ini terdapat di enam

titik ruas jalan di antaranya, Jalan Martadinata Pos I dengan ketinggian air mencapai 10 cm.

Kemudian, depan Pospol Volker setinggi 30 cm, Jalan Baru Ancol dengan ketinggian air

20 cm, depan Alexis Pademangan setinggi 10 cm, dan Penjaringan tepatnya Muara Baru Ujung

setinggi 40 cm serta Teluk Gong setingi 30 cm.

“Untuk di Penjaringan karena ketinggian air pasang cukup tinggi, akibatnya banyak motor yang

mogok ketika melintas,” ujar petugas Satwil Jakut Aiptu Guntur.

Dia menambahkan saat ini walaupun terdapat air pasang, namun sejumlah arus lalu lintas tidak

sampai dialihkan oleh petugas.

9
“Masih normal, hanya ketika melintas dititik -titik tersebut kendaraan berjalan harus pelan -pelan

karena situasi benar-benar padat ,

C. Penyebab Terjadinya Banjir

Faktor pertama kerusakan lingkungan, ditandai peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan

daratan bumi (pemanasan global). Kondisi bumi yang memanas menyebabkan perubahan iklim

semakin tidak stabil. Dampak perubahan iklim bagi Indonesia dapat dirasakan dengan semakin

keringnya musim kemarau dan intensitas air hujan yang semakin tinggi di musim penghujan.

Naiknya permukaan air laut disebabkan dataran es di kutub mencair serta merta membuat abrasi

pantai semakin cepat. Kedua fenomena alam tersebut membuat terbenamnya daratan yang

biasanya kering dan dapat ditinggali olehmanusia atau biasa kita kenal dengan istilah banjir.

Faktor kedua adalah sistem pengelolaan lingkungan. Pengelolaan lingkungan semakin

berpengaruh terhadap kehadiran bencana banjir, seiring dengan kecenderungan semakin

meningkatnya wilayah perkotaan. Semakin padatnya jumlah penduduk terutama di wilayah

perkotaan, berdampak pada peningkatan kebutuhan. Meluasnya wilayah pemukiman memiliki

pengaruh langsung terhadap berkurangnya daerah resapan air, karena hampir seluruh permukaan

tanah berganti dengan aspal atau beton. Kondisi tersebut diperparah dengan penataan bangunan

dan wilayah yang kurang memperhatikan sistem pembuangan air. Kekurang ketersediaan

pepohonan yang dapat berfungsisebagai peresapan air merupakan kombinasi yang semakin

sempurna untuk mendatangkan bencana banjir.

Faktor ketiga yang lebih penting dari kedua faktor diatas adalah manusia.Perbedaan antara

desa dengan kota selain dilihat dari tingkat kepadatannya adalah pola hidup. Orang di desa lebih

mampu bersahabat dengan alam sekitarnya sedangkan di kota seringkali tidak menghiraukan

10
aspek lingkungan. Buktinya adalah di kota-kota besar, gedung bertingkat dan jalanan beton

menggusur tanah- tanah resapan air, memperbanyak mall daripada membangun sungai-sungai.

Sebagai proses alam, banjir terjadi karena debit air sungai yang sangat tinggi hingga

melampaui daya tampung saluran sungai lalu meluap ke daerah sekitarnya. Debit air sungai yang

tinggi terjadi karena curah hujan yang tinggi. Banjir juga dapat terjadi karena kesalahan manusia

dengan membuang sampah disungai-sungai dan saluran-saluran air lainnya,pengelolaan daerah

hulu sungai yang buruk, dan pengelolaan drainase yang buruk.

Dalam siklus hidrologi, daerah hulu sebenarnya adalah daerah resapan air. Pengelolaan

daerah hulu yang buruk menyebabkan air banyak mengalir sebagai air permukaan yang dapat

menyebabkan banjir. Pengelolaan drainase yang buruk terjadi berkaitan dengan pengembangan

daerah pemukiman atau aktivitas lainnya. Akibat buruknya drainase, air permukaan tidak dapat

mengalir dengan baik sehingga menggenang menjadi banjir. , sungai-sungai menjadi tempat

pembuangan sampah sehingga terhambatnya aliran air tersebut. Banjir tidak dapat dihindari dan

pasti terjadi.

Banjir yang pada hakekatnya proses alamiah dapat menjadi bencana bagi manusia bila proses

itu mengenai manusia dan menyebabkan kerugian jiwa maupun materi.bukan banjir yang datang,

justru manusia yang mendatangi banjir.

Selain hal di atas Banjir bisa terjadi juga karena beberapa faktor berikut:

1. Penyumbatan aliran sungai ataupun selokan

Penyumbatan ini terjadi karena masyarakat terbiasa membuang sampah di sungai.

Mereka beranggapan bahwa apabila sampah dibakar, maka akan menimbulkan polusi

udara dan bau tidak sedap. Sehingga mereka mengambil jalan pintas tanpa memikirkan

sebab dan akibatnya.

11
Penyumbatan ini juga terjadi karena sedimentasi atau pengendapan yang terjadi di hilir

sungai. Pengendapan ini mengurangi kemampuan sungai untuk menampung air.

2. Penggundulan Hutan

Sikap manusia yang tidak berfikir jauh sebelum bertindak, menyebabkan manusia

bertindak secara sewenang-wenang terhadap lingkungan. Tindakan ini dapat berupa

penebangan hutan yang tidak menggunakan sistem tebang pilih. Akibat yang ditimbulkan

adalah tidak adanya pohon untuk menyerap air sehingga air mengalir tanpa terkendali

3. Curah hujan tinggi

Curah hujan yang relatif tinggi, menyebabkan sungai-sungai tidak mampu menampung

volume air yang melampaui kapasitas.

4. Sedikitnya daerah serap

Di zaman modern kali ini, daerah serapan sangat jarang ditemukan. Terutama di daerah

perkotaan yang pada dasarnya sangat rentan terhadap banjir, mengingat kondisi kota

berada di dataran rendah. Daerah serap justru banyak tertutup dengan aspal ataupun

pembetonan sehingga air tidak dapat meresap ke dalam lapisan tanah.

5. Pendirian rumah di sepanjang sungai

Masyarakat yang mendirikan rumah di pinggir sungai, cenderung mengurangi lebar

sungai. Dengan berkurangnya lebar sungai, menyebabkan air tidak mengalir secara

optimal.

D. Dampak Terjadinya Banjir

Setiap bencana memiliki dampak bagi kehidupan sekitar. Ada dampak positif dan

dampak negatifnya. Tapi untuk bencana seperti banjir dan tanah longsor dampak yang

ditimbulkan lebih banyak yang negatif. Untuk bencana alam yang memiliki dampak positif

12
cukup besar contohnya adalah letusan gunung vulkanik. Baiklah, berikut adalah beberapa

dampak yang ditimbulkan dari banjir.

1. Menghentikan Aktifitas Warga

Banjir yang sering terjadi pada dataran rendah biasanya mencapai kedalaman lebih dari 1

meter. Dengan kedalaman tersebut akan dapat menggenang hingga masuk rumah dan

menenggalamkan pemukiman warga. Dengan begitu, maka aktifitas warga sehari hari pun

akan terhenti. Bahkan jalan ikut tenggelam dan akses transportasi menjadi mustahil

dilakukan.

Selain itu pakaian dan perabotan rumah tangga yang hanyut terbawa banjir

menimbulkan kerugian bagi warga dan bisa menghentikan akitifitas sehari hari misalnya

memasak. Untuk itulah di tempat pengungsian banjir, warga membutuhkan pakaian ganti dan

alat masak jika diperlukan.

2. Kerugian Ekonomi

Jika dilihat secara materi, para korban banjir banyak kehilangan aset mereka. Contohnya

adalah televisi, kulkas dan perabotan elektronik lain yang dapat rusak jika terendam air.

Selain itu aktifitas warga untuk bekerja pun ikut terganggu dan akhirnya mereka banyak

mengalami kerugian dalam hal ekonomi.

Kerugian dalam hal Ekonomi membuat masyarakat sekitar wilayah yang sering terkena

banjir akan susah berkembang lebih maju dan produktif. Oleh sebab itu penghambatan

peningkatan kesejahtraan yang diakibatkan karena banjir yang tidak segera ditangani justru

malah bisa membuat meningkatnya jumlah kemiskinan warga sekitar terjadi bencana karena

13
harus selalu mengeluarkan biaya baik untuk perbaikan rumah, kesehatan dan lain lain dari hal

yang disebabkan oleh Banjir.

3. Sulit mendapat air bersih

Air bersih akan sulit didapatkan jika banjir terjadi di hampir seluruh wilayah. Wilayah

yang tergenang air kotor akan menyebabkan warga mendapatkan air bersih untuk keperluan

mandi dan mencuci. Untuk air minum atau untuk konsumsi bisa menggunakan air galon atau

air isi ulang. Tapi untuk keperluan mandi akan kesulitan dan memaksa warga untuk menahan

tidak mandi.

4. Timbulnya wabah penyakit

Banjir yang datang biasanya merupakan air kotor. Sehingga, warga yang sudah

terkontaminasi akan mudah terkena penyakit seperti gatal gatal pada kulit. Selain itu,

genangan air kotor di daerah sekitar banjir juga bisa menjadi tempat berkembangnya nyamuk

DBD hal ini bisa berbahaya bagi anak anak korban kebanjiran. Penyakit seperti diare pun

juga sering menyerang para korban banjir khususnya anak anak.

5. Korban meninggal dunia

Banjir yang datang dengan begitu derasnya bisa menghanyutkan dan menenggelamkan

warga. Sehingga warga yang hanyut bisa meninggal dunia. Dampak ini juga bisa

menyebabkan anggota keluarga mendapat efek psikologi yang tidak baik.

14
E. Cara Menanggulangi Banjir

1. Menjaga Kebersihan Lingkungan

Ini merupakan hal pertama untuk diri sendiri dan gerakan sadar untuk menjaga lingkungan.

Hal seperti membuang sampah sembarangan ke sungai jangan sampai dilakukan karena akan

menyumbat aliran air.

2. Tidak membuat rumah di pinggiran sungai

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa pemukiman di pinggir sungai akan menyebabkan

pendangkalan dan mengurangi daya tampung sungai. Oleh karenanya jangan membuat rumah

di sekitar pinggir sungai.

3. Melaksanakan tebang pilih dan reboisasi (penghijauan kembali)

Hutan yang ditebang ada baiknya memilih pohon pohon yang sudah besar dan tidak

menebang pohon yang masih kecil. Sehingga cadangan pohon masih tersedia didalam hutan

dan laksanakan program reboisasi. Setelah menebang pohon ada baiknya segera melakukan

reboisasi supaya hutan tidak gundul.

4. Rajin membersihkan saluran air

Saluran air seperti sungai, selokan dan gorong gorong sangat penting untuk dibersihkan secara

berkala. Hal ini bertujuan supaya air tetap mengalir lancar dan tidak tersumbat yang nantinya

menimbulkan banjir. Anda pun bisa mengusulkan kepada RT/RW untuk mengadakan

program bersih desa khususnya membersihkan saluran air setiap minggu atau minimal setiap

bulan sekali.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Banjir yang pada hakekatnya proses alamiah dapat menjadi bencana bagi manusia bila

proses itu mengenai manusia dan menyebabkan kerugian jiwa, materi maupun kerusakan

lingkungan. Dalam konteks sistem alam, banjir terjadi pada tempatnya. Banjir akan mengenai

manusia jika mereka mendiami daerah yang secara alamiah merupakan dataran banjir. Jadi,

bukan banjir yang datang, justru manusia yang mendatangi banjir.

Apabila hal tersebut dapat kita terima, maka bencana banjir yang dialami manusia

sebenarnya adalah buah dari kegagalan manusia dalam membaca karakter alam. Kegagalan

manusia membaca apakah suatu daerah aman atau tidak untuk didiami. Misalnya, kegagalan

manusia membaca karakter suatu daerah sehingga tidak mengetahui daerah tersebut merupakan

daerah banjir. Atau, sudah mengetahui daerah tersebut daerah banjir tetapi tidak peduli. Contoh

ini bisa kita lihat dari orang-orang yang memilih tinggal di tepi aliran sungai atau di lembah-

lembah sungai.

B. Saran

1. Manusia hendaknya berfikir dahulu sebelum bertindak agar tindakan tersebut tidak

mengganggu keseimbangan lingkungan.

2. Sebelum banjir melanda negeri, kita sebaiknya melakukan langkah-langkah pencegahannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

A, Ritonga. 2001. Lingkungan Hidup. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.

Antarajawabarat.com (2013): 282 DAS Indonesia Dalam Kondisi Kritis. Edisi 2 Februari 2013.

Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (2013): Analisis Hujan Bulan Januari 2013. Buletin

BMKG.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (2013): Bencana di Indonesia 2012.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Bandung (2013): Murid SD Perlu Diberi Pelajaran

Kebencanaan.

Brown, L.R. 1992. Penanggulangan Banjir. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Darmawijaya, Isa. 1990. Bencana Banjir. Yogyakarta: Gajahmada University Press.

Faiq, Mohammad Hilmi (2012): Belajar dari banjir bandang Bukit Lawang. Kompas, 24 Agustus

2012.

http://blogger-indonessia.blogspot.com/2012/01/cara-mengatasi-banjir-html (24 Januari 2013)

http://etijaulighani.blogspot.com/2012/10/pengertian-penyebab-dampakaidan-cara.html (24

Januari 2013)

http://pinrangword.blogspot.com/2012/08/cara-mencegah-banjir.html (24 Januari 2013)

http://solusibsjirindonesia.wordpress.com/2012/04/28/jenis-jenis-banjir/ (24 Januari 2013)

http://www.g-excess.com/499/pengetahuan-penyebab-banjir/ (24 Januari 2013)

http://www.google.co.id/search?hl=id = banjir+laut+pasang =UTF (24 Januari 2013)

http://yuliee.wordpress.com/2010/02/20/pengertian-banjir/ (24 Januari 2013)

17

Anda mungkin juga menyukai