DISUSUN OLEH :
- ALIF IRDI S.
- YANSA ALSANDI
- ANGGUN S.
IX F
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia pada
semester 2 di tahun ajaran 2016/2017, dengan judul ”Penyebab dan Dampak Negatif dari
Banjir serta Cara Menanggulanginya”. Dengan membuat tugas ini kami diharapkan
mampu untuk lebih peduli terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan sehingga tidak
rawan terjadinya bencana banjir.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan
oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan
dari pihak lain, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Karena itu, sudah sepantasnya kami
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Irni yang tidak lelah dan bosan untuk memberikan
arahan dan bimbingan kepada kami setiap saat.
Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan
makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi.
Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini dapat berguna bagi kita semua.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….............................
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….....................…...
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………………......
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………….
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………………………...
1.4 Metode Penulisan…………………………………………………………………………......
1.5 Kegunaan Masalah……………………………………………………………………………
1.6 Sistematika Penulisan…………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Banjir ……………………………………………………………………………..
2.2 Jenis-Jenis Banjir ..………………………………………………………………………........
2.3 Penyebab Terjadinya Banjir ………………………………………………………………….
2.4 Dampak Negatif Banjir ………………………………………………….. ……………........
2.5 Cara Mencegah Banjir …………………………………………………………………........
2.6 Cara Penanggulangan Banjir ………………………………………………………………..
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………… ………
3.2 Saran ……………………………………………………………. ………………………….
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………...……………...........
BAB I
PENDAHULUAN
.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Banjir
Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air. Peristiwa banjir timbul jika
air menggenangi daratan yang biasanya kering. Banjir pada umumnya disebabkan oleh air
sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi.
Kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya. Air banjir juga
membawa lumpur berbau yang dapat menutup segalanya setelah air surut.
Banjir merupakan hal yang rutin. Setiap tahun pasti datang. Banjir sebenarnya merupakan
fenomena kejadian alam biasa yang sering terjadi dan dihadapi hampir di seluruh negara-
negara di dunia, termasuk Indonesia. Banjir sudah temasuk dalam urutan bencana besar
karena memakan korban besar.
A. Banjir Sungai
Terjadi karena air sungai meluap. Contoh ketika banjir sungai Citarum Karawang, Jawa
Barat. Dibawah ini adalah data dari contoh banjir sungai.
Banjir Sungai Citarum semakin meluas pada Rabu (24/3), merendam 10 kecamatan dengan
15.510 rumah di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Sehari sebelumnya, sembilan kecamatan
dengan 9.561 rumah terendam air setinggi rata-rata tiga meter.
Dampak banjir yang meluas di 10 kecamatan tersebut memicu tanggapan Bupati Karawang
Dadang S. Muchtar yang menyayangkan upaya pengendalian banjir yang dinilai terlambat
itu.
Menurut Dadang, Perusahaan Umum Jasa Tirta (PJT) II selaku pengelola Waduk Ir. Juanda
Jatiluhur seharusnya sejak awal mengoptimalkan pelepasan/penggelontoran air waduk untuk
mencegah banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum di Karawang dan di Bekasi.
Dadang berharap instansi terkait segera menempuh langkah antisipasi untuk mencegah
meluasnya banjir.
PJT II, kemarin, mengoptimalkan penggelontoran air Bendung Curug dan Bendung Walahar
ke tiga saluran induk, yakni Tarum Barat, Tarum Utara, dan Tarum Timur untuk mengurangi
debit air yang mengalir ke hilir Sungai Citarum.
Langkah itu dilakukan untuk mengurangi luas genangan air di sepanjang aliran sungai yang
meliputi 10 kecamatan. Kesepuluh kecamatan tersebut adalah Karawang Barat (dengan 7.389
rumah terendam), Karawang Timur (412 rumah), Teluk Jambe Timur (3.576 rumah), Teluk
Jambe Barat (494 rumah), Ciampel (81 rumah), Batujaya (250 rumah), Pakisjaya (1.533
rumah), Rengasdengklok (486 rumah), dan Klari (97 rumah). Kecamatan terakhir yang ikut
terendam banjir, sejak Rabu dini hari adalah Kecamatan Jayakarta (1.192 rumah).
Adapun luas sawah terendam banjir di Karawang mencapai 817 hektar dan tersebar di tujuh
kecamatan, yakni Teluk Jambe Timur (180 ha), Karawang Barat (9 ha), Klari (5 ha), Ciampel
(67 ha), Teluk Jambe Barat (130 ha), Batujaya (32 ha), dan Pakisjaya (342 ha). Usia padi 1-
10 hari (persemaian) dan sekitar 50 ha usia 11-100 hari.
Menurut Kepala Dinas Pertanian Karawang Nahrowi Muhamad Nur, luas sawah yang
terendam pada Rabu siang bertambah menjadi 842 ha seiring meluasnya genangan.
Penambahan terjadi di tujuh kecamatan tersebut.
Kepala Biro Operasi dan Konservasi PJT II Sutisna Pikrasaleh menjelaskan, debit yang
dialirkan ke tiga saluran dioptimalkan hingga kapasitas maksimal, yakni 27 meter kubik per
detik ke Tarum Barat, 52,5 meter kubik per detik ke Tarum Timur, dan 80 meter kubik per
detik ke Tarum Utara. Pemecahan air menuju Tarum Barat dan Tarum Timur dilakukan di
Bendung Curug. Adapun untuk Tarum Utara dilakukan di Bendung Walahar.
Dilaporkan pula, pelepasan air bendung berangsur-angsur membuat tinggi muka air (TMA)
bendungan utama Waduk Jatiluhur menurun. TMA pada Rabu siang 108,27 meter di atas
permukaan laut (dpl), menurun dibandingkan dengan pada Minggu malam yang mencapai
108,41 meter dpl atau Selasa pagi yang setinggi 108,39 meter dpl. Meski pelepasan air tiga
bendung di Waduk Jatiluhur ke tiga saluran induk telah dioptimalkan, debit air yang mengalir
ke hilir Citarum tetap tinggi.
Debit air yang keluar dari Bendung Walahar, Rabu pagi mencapai 1.600 meter kubik per
detik dan merupakan yang tertinggi dalam sebulan ini. Hujan di hulu dan sejumlah anak
sungai membuat debit tetap tinggi.
Naiknya muka air Citarum memperluas genangan banjir di Karawang. Persawahan di kanan
dan kiri sungai yang sebelumnya kering, seperti Desa Curug, Kecamatan Klari; Desa
Mulyasejati, Mulyasari, dan Kutapohaci, Kecamatan Ciampel, mulai tergenang air pada Rabu
pagi. Petani pun mempercepat panen untuk menyelamatkan padi.
Sejumlah jalan antarkecamatan dan antardesa/kelurahan yang sebelumnya kering, seperti
Jalan Raya Ranggagede, Jalan Raya Tanjung Mekar, dan Rawagempol (Kecamatan
Karawang Barat), Jalan Kertabumi, serta jalanan di beberapa kawasan perumahan, seperti
Perum Karaba Indah, Galuh Mas, Sukaharja, Bintang Alam (Kecamatan Teluk Jambe Timur)
juga mulai tergenang. Banjir juga memicu kemacetan, terutama di akses menuju dan dari
Pintu Tol Karawang Barat.
B. Banjir Danau
Terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol. Contoh banjir danau adalah banjir
ketika melanda situ gintung pada tahun 2009.
Berita banjir bandang di Jakarta Jumat pagi (27/3/09) sangat mengejutkan. Dengan korban
lebih dari 50 orang meninggal tentu saja ini sebuah bencana yang cukup serius terjadi di
dekat Ibu Kota lagi.
Melihat sepintas pada peta-peta yang dikoleksi kesimpulan sementara yang ada adalah
“keringkan saja danau ini, dan jangan dibendung lagi“.
Kesimpulan ini mungkin mengagetkan karena disana ada sebuah taman wisata yang sangat
bagus. Namun alasan sederhana dibawah barangkali perlu dipikirkan secara saksama.
b) Pendangkalan sungai;
c) Pembuangan sampah yang sembarangan, baik ke aliran sungai mapupun gotong royong;
d) Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat;
e) Pembuatan tanggul yang kurang baik;
f) Air laut, sungai, atau danau yang meluap dan menggenangi daratan.
3.1 KESIMPULAN
Bencana banjir ini sangatlah rawan dan banyak terjadi di berbagai daerah di negeri kita,
misalnya di Jakarta, Bandung, dan kota lainnya yang tidak kalah besar dan banyak memakan
korban.
Sebenarnya penyebab utama dari banjir itu adalah akibat dari perbuatan manusia sendiri,
misalnya saja adanya penebangan pohon secara liar di hutan, maka terjadilah banjir,
kemudian adanya pembuangan sampah sembarangan sehingga mengakibatkan aliran air
tersumbat, maka terjadilah banjir.
Cara yang paling efektif untuk mencegah banjir adalah dengan adanya sikap atau perilaku
menjaga kebersihan lingkungan hidup kita. Dan cara yang efektif untuk menganggulangi
ketika terjadinya banjir adalah membuat rumah akrab banjir.
3.2 SARAN
Saran dari penyusun adalah “Marilah Kita Menjaga Lingkungan Ini Agar Tidak Terjadi Hal-
hal yang Tidak Diinginkan Semisal Banjir”.
Lingkungan ini adalah lingkungan kita yang penting untuk dijaga kebersihan dan
kelestariannya untuk meningkatkan kualitas hidup kita.
Jaga kebersihan dan kelestarian lingkungan juga merupakan kewajiban bagi kita agar
terhindar dari bencana banjir yang akan membawa bencana yang lainnya, seperti kematian
yang diakibatkan penyakit yang menyerang saat banjir.
DAFTAR PUSTAKA
Situs Web
http://www.google.co.id/search?hl=id = banjir+laut+pasang =UTF (24 Januari 2013)
http://yuliee.wordpress.com/2010/02/20/pengertian-banjir/ (24 Januari 2013)
http://www.g-excess.com/499/pengetahuan-penyebab-banjir/ (24 Januari 2013)
http://pinrangword.blogspot.com/2012/08/cara-mencegah-banjir.html (24 Januari 2013)
http://blogger-indonessia.blogspot.com/2012/01/cara-mengatasi-banjir-html
(24 Januari 2013)
http://solusibsjirindonesia.wordpress.com/2012/04/28/jenis-jenis-banjir/
(24 Januari 2013)
http://etijaulighani.blogspot.com/2012/10/pengertian-penyebab-dampakaidan-cara.html (24
Januari 2013