Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MAKALAH GEOGRAFI

PENCEMARAN AIR SUNGAI DI BANJARMASIN OLEH LIMBAH

DOMESTIK, INDUSTRI DAN PERTANIAN

Disusun Oleh Kelompok 5 :

1. Aniq Raisa Zahra


2. Ghiaz Atqiya NH
3. Ibnu Gusay Abdudi
4. Mar’atus Sa’adah
5. Nurfitriana Umahlatifah

SMAN 1 TAMBUN SELATAN

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

2023

1
PENDAHULUAN

Puji syukur kami selaku penyusun ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya serta memberikan kemudahan dan kesehatan bagi
kami sehingga kami mampu menyelesaikan sebuah makalah kelompok mengenai
pencemaran air sungai di Banjarmasin oleh limbah domestik , Tidak lupa shalawat dan
salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya,
sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Makalah yang telah kami susun sedemikian rupa ini bertujuan untuk menyelesaikan
tugas mata pelajaran Geografi yang harus digarap bersama-sama karena membutuhkan
waktu, tenaga dan pikiran yang besar. Setelah melewati pergumulan dan diskusi yang
rumit dan panjang tiada akhirnya, kami pun akhirnya berhasil menyelesaikan tugas ini.

Kemudian tidak lupa makalah berikut dapat rampung berkat pihak-pihak yang telah
membantu, kami ucapkan terima kasih sebesar besarnya kepada guru sosiologi kami
yang telah membimbing kami, Ibu Fitri, tidak lupa kami ucapkan juga terima kasih
kepada seluruh narasumber yang sudah berkenan untuk kami wawancara untuk
keperluan dalam penyusunan makalah ini sendiri, dan kami juga menyadari pentingnya
peran sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan
informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini
sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.

Kami pun menyadari jika isi makalah ini jauh dari sempurna karena keterbatasan
kami. Oleh sebab itu, kami harapkan adanya umpan balik berupa kritik dan saran yang
membangun agar di kemudian hari kami sanggup makalah yang lebih
maksimal.Akhirnya, semoga makalah yang sudah kami susun bersama-sama bisa
bermanfaat bagi dunia pendidikan.

2
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN............................................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BAB 1............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................................4
B. INDETIFIKASI MASALAH....................................................................................................5
C. PEMBATASAN MASALAH...................................................................................................5
D. PERUMUSAN MASALAH...................................................................................................5
E. TUJUAN DAN MANFAAT....................................................................................................6
BAB 2............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
A. PENGERTIAN....................................................................................................................7
B. FAKTOR PENCEMARAN AIR..............................................................................................8
C. CARA MENAGGULANGI PENCEMARAN SUNGAI.............................................................11
D. DAMPAK PENCEMARAN SUNGAI....................................................................................12
E. KONDISI SUNGAI-SUNGAI DI BANJARMASIN..................................................................12
F. PERAN PEMERINTAH......................................................................................................14
G. PERAN MASYARAKAT.....................................................................................................15
H. FAKTOR PENGHAMBAT...................................................................................................16
I. CARA MENGATASI DAN MENANGGULANGI....................................................................17
BAB 3..........................................................................................................................................18
PENUTUPAN...............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................20

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sungai atau disebut juga sebagai bengawan, dalam bahasa Inggris: river adalah
aliran air di permukaan besar dan berbentuk memanjang yang mengalir secara terus-
menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sungai merupakan tempat
mengalirnya air secara gravitasi menuju ke tempat yang lebih rendah. Arah aliran sungai
sesuai dengan sifat air mulai dari tempat yang tinggi ke tempat rendah. Sungai bermula
dari gunung atau dataran tinggi menuju ke danau atau lautan. Air dalam sungai
umumnya terkumpul karena presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, dan lain-lain.

Banjarmasin, kota terluas di provinsi Kalimantan Selatan merupakan sebuah kota


dengan luas 98,46 km² yang wilayahnya merupakan delta atau kepulauan yang terdiri
dari sekitar 25 buah pulau kecil dan setiap pulau-pulau tersebut dipisahkan oleh sungai-
sungai. Oleh sebab itu Banjarmasin disebut sebut sebagai “Kota Seribu Sungai”, namun
sayangnya banyak dari sungai tersebut mengalami pencemaran dan pendangkalan
termasuk sungai terbesar di Indonesia.

Sungai adalah salah satu sumber daya alam utama yang dijadikan masyarakat
Indonesia, terutama warga Banjarmasin sebagai kebutuhan dalam bidang ekonomi,
transportasi, dan juga rumah tangga, meningkatnya jumlah penduduk Indonesia
khususnya di Banjarmasin ditambah dengan imigran yang berdatangan ke pulau
Kalimantan membuat keperluan untuk membangun tempat tinggal maupun usaha
banyak diperlukan. Hal ini membuat aktivitas di kota Banjarmasin bertambah dan
kelalaian baik dari menjaga kebersihan lingkungan maupun menaati peraturan pun
dilakukan.

Limbah domestik (rumah tangga) merupakan limbah cair hasil buangan dari
kegiatan rumah tangga, perdagangan dan sejenisnya, contoh limbah domestik adalah
seperti air deterjen, sabun, dan air tinja, sedangkan limbah padat seperti plastik,
pempers, dan masih banyak lagi. Sungai yang mengalami kerusakan akan menghambat
fungsi dari sungai itu sendiri, dan jika fungsi dari sungai tersebut terhambat maka hal

4
tersebut akan sangat berpengaruh kepada aktivitas manusia, bahkan kebutuhan manusia
tidak dapat terpenuhi.

B. INDETIFIKASI MASALAH
Air sebagai komponen lingkungan hidup akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
komponen lainnya. Air yang kualitasnya buruk akan mengakibatkan lingkungan hidup
menjadi buruk sehingga akan mempengaruhi kesehatan dan keselamatan manusia serta
makhluk hidup lainnya. Penurunan kualitas air akan menurunkan daya guna, hasil guna,
produktivitas, daya dukung dan daya tampung dari sumber daya air yang pada akhirnya
akan menurunkan 7 kekayaan sumber daya alam. Suatu sungai dikatakan mengalami
penurunan kualitas air, jika air tersebut tidak dapat digunakan sesuai dengan status mutu
air secara normal.

C. PEMBATASAN MASALAH
Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terfokus dan terarah sehingga
tidak keluar dari sasaran pokok penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus
utama penelitian yaitu terkait dengan implementasi pengelolaan dan pencegahan air
limbah dan domestik di Kota Banjarmasin sehingga tidak mencemari aliran sungai.

D. PERUMUSAN MASALAH
Dari rumusan masalah yang telah dijelaskan diatas, masalah-masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran air?


2. Bagaimana kondisi sungai-sungai di Banjarmasin?
3. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan air sungai tercemar?
4. Apa peran pemerintah dalam menangani pencemaran air sungai yang terjadi di
kota Banjarmasin?
5. Seperti apa cara masyarakat mencegah pencemaran sungai di kota Banjarmasin?
6. Bagaimana cara mengatasi dan menanggulangi pencemaran sungai yang terjadi
di kota Banjarmasin?

5
7. Apa saja faktor-faktor yang menghambat penormalisasian kondisi sungai-sungai
yang ada di kota Banjarmasin?

E. TUJUAN DAN MANFAAT


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan makalah ini dibuat adalah :

1. Untuk menambah pengetahuan penulis maupun pembaca mengenai pencemaran


sungai yang disebabkan oleh limbah domestik
2. Untuk mengetahui peran pemerintah dalam pencegahan dan penormalisasian
masalah pencemaran sungai
3. Untuk mencari tahu cara menanggulangi masalah-masalah yang disebabkan oleh
pencemaran sungai

Maka manfaat yang dapat diambil dari makalah ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah daerah kota Banjarmasin untuk dapat
menjaga kelestarian air sungai yang merupakan sumber air yang sangat
dibutuhkan makhluk hidup.
2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat kota Banjarmasin yang menggunakan
air Sungai, setelah mengetahui kualitas air sungai supaya dapat menggunakan
dengan cara yang lebih higienis.
3. Bagi perusahaan, Menggugah perusahaan agar memperhatikan penanganan
limbah cair sebelum di buang ke sungai yang ada.
4. Bagi peneliti, sebagai sumber informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan
wawasan dan pengetahuan mengenai kualitas air sungai.

6
BAB 2
PEMBAHASAN

F. PENGERTIAN

Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat atau komponen lain ke dalam
perairan seperti laut, sungai, danau, waduk dan sebagainya akibat aktivitas manusia.
Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi dan
revisi kebijakan sumber daya air, Menurut PP No. 20 tahun 1990, pencemaran air adalah
masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke
dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas dari air tersebut turun hingga batas
tertentu yang menyebabkan air tidak berguna lagi sesuai dengan peruntukannya.

Telah dikatakan bahwa polusi air adalah penyebab terkemuka di dunia untuk
kematian dan penyakit,[2][3] dan tercatat atas kematian lebih dari 14.000 orang setiap
harinya, dan hampir 500 juta orang tidak memiliki akses terhadap air minum yang
aman.

Tanda bahwa air telah tercemar dapat diamati melalui indikator berikut:

1. Perubahan pada temperatur air


2. Perubahan pH atau konsentrasi ion hidrogen
3. Perubahan warna, bau, dan rasa
4. Mikroorganisme yang berlebih atau kurang
5. Muncul endapan, bahan terlarut, koloidal
6. Peningkatan radioaktivitas pada air lingkungan

Pencemaran air sungai dapat disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya penyebab
utama pencemaran air sungai adalah aktivitas manusia yang menciptakan limbah
(sampah) pemukiman atau limbah rumah tangga. Limbah pemukiman mengandung
limbah domestik yang berupa sampah organik dan sampah anorganik serta deterjen.
Sampah organik yaitu sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri
contoh: sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-daunan. Sampah anorganik ini tidak dapat

7
diuraikan oleh bakteri, Penyebab lainnya juga berasal dari limbah industri. Industri
membuang berbagai macam polutan ke dalam air antara lain: logam berat, toksin,
minyak, nutrien, dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang
dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.

Pencemaran air dapat diukur melalui Indeks Kualitas Air (IKA) seperti yang
digariskan oleh Standard Kualitas Air Negara (ANNEX). Keperluan Oksigen Biokimia
(Biochemical oxygen demand, BOD) dan Keperluan Oksigen Kimia (Chemical Oxygen
Demand, COD) adalah dua daripada parameter terpenting untuk mengukur tahap
pencemaran air. Makin besar nilai BOD semakin tinggi pula tingkat pencemarannya.
(Sentra-edukasi, 2010). Air limbah tersebut memiliki harga BOD yang tingi, sehingga
dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar limbah berat .Selain diakibatkan oleh
limbah pemukiman (rumah tangga) sumber atau penyebab pencemaran air juga
disebabkan oleh limbah pertanian dan di beberapa tempat tertentu diakibatkan oleh
limbah pertambangan.

G. FAKTOR PENCEMARAN AIR

Pada dasarnya pencemaran air sungai di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya yaitu:

1. Limbah Industri

Berkembangnya industri-industri di Indonesia akhir-akhir ini menjadi salah satu


penyebab utama terjadinya pencemaran air di sungai-sungai. Limbah industri dari
sebuah pabrik mempunyai zat-zat yang sangat berbahaya. Hal ini perlu adanya
penanganan khusus untuk pengendalian limbah industri tersebut. Apabila limbah
industri tersebut tidak ditangani secara baik atau dengan membuang ke saluran air
umum, maka akan membahayakan lingkungan di sekitarnya. Jenis-jenis limbah industri
tersebut dapat dibedakan seperti berikut ini :

• Limbah organik, berasal dari industri pabrik kertas atau limbah pabrik tekstil.
• Limbah anorganik, mempunyai beberapa jenis seperti limbah yang mengandung
asam belerang dengan baunya yang sangat menyengat. Limbah ini berasal dari
limbah pabrik emas, cat, pupuk organik, dan farmasi. Jenis limbah ini jika

8
dibuang ke saluran air akan menyebabkan penyakit dan dapat merusak
ekosistem lingkungan tersebut.
• Limbah logam berat, mempunyai zat yang berbahaya apabila dialirkan ke
sungai. Hal ini dapat membuat sungai tersebut tercemar dan bisa membahayakan
jika dikonsumsi. Jenis limbah ini yaitu timbal, raksa, dan kadmium.

2. Limbah Pertanian

Air dapat tercemar melalui limbah yang dihasilkan dari limbah pertanian, berupa
cairan pestisida yang digunakan untuk pembasmi hama atau organisme pengganggu di
lahan pertanian. Apabila dalam penggunaan pestisida secara berlebihan akan berdampak
buruk bagi keseimbangan ekosistem air tersebut.

Penggunaan pupuk secara berlebihan dapat mengakibatkan blooming algae yang


tumbuh subur dipermukaan air tersebut. Jenis tumbuhan ganggang dapat mempengaruhi
proses fotosintesis fitoplankton yang ada di dalam air tersebut. Hal ini membuat
kandungan oksigen pada air menurun dan merugikan kehidupan di dalamnya.

3. Sampah

Penyebab dari terjadinya pencemaran air adalah karena adanya sampah yang
mengandung senyawa organik dan menggenang di air. Sampah jenis ini biasanya berupa
sampah industri makanan, sampah sisa rumah tangga, kotoran hewan hingga manusia.
Sampah-sampah sisa tersebut apabila dibuang ke air, nantinya akan menyebabkan
pencemaran hingga menimbulkan pelarutan, pengendapan, maupun pembentukan
koloidal. Perlu diketahui, apabila sampah-sampah tersebut mengalami pelarutan dan
pengendapan, tentu saja akan membuat warna air menjadi keruh.

4.Endapan Tanah

Untuk penyebab pencemaran ini, biasanya karena adanya pengaruh dari lingkungan
sekitar yang berupa tanah atau lumpur dari erosi. Terutama di sungai yang berdekatan
dengan gunung meletus, pasti airnya akan tercemar oleh sisa-sisa material yang
dikeluarkan oleh gunung tersebut. Biasanya, warna air sungai akan menjadi keruh
akibat adanya tanah atau lumpur yang masuk ke dalamnya. Tidak menutup
kemungkinan juga bahwa nantinya, air sungai menjadi sulit untuk dipergunakan
manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Meskipun dari adanya fenomena alam

9
seperti gunung meletus, badai, hingga gempa bumi juga menyebabkan pencemaran air,
tetapi kenyataan di lapangan adalah kegiatan manusia yang paling dominan
mencemarkan kualitas air.

5. Limbah Rumah Tangga


Limbah rumah tangga merupakan limbah yang berasal dari hasil samping kegiatan
perumahan. Seperti limbah rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah penginapan
(hotel), rumah makan, dan puing-puing bahan bangunan serta besi-besi tua bekas mesin-
mesin atau kendaraan. Limbah rumah tangga dapat berasal dari bahan organik,
anorganik, maupun bahan berbahaya dan beracun. Limbah organik adalah limbah
seperti kulit buah sayuran, sisa makanan, kertas, kayu, daun dan berbagai bahan yang
dapat diuraikan oleh mikroorganisme.

Limbah yang berasal dari bahan anorganik, antara lain besi, aluminium, plastik,
kaca, kaleng bekas cat, dan minyak wangi. Di perairan, sampah mengalami proses
penguraian oleh mikroorganisme. Akibat penguraian tersebut, kandungan oksigen dalam
perairan juga menurun. Menurunnya kandungan oksigen dalam perairan akan
merugikan kehidupan biota di dalamnya.

Bahan pencemarannya dapat dikelompokkan menjadi:

1. Sampah yang dalam proses penguraiannya memerlukan oksigen yaitu sampah yang
mengandung senyawa organik, misalnya sampah industri makanan, sampah industri
gulatebu, sampah dari tanaman air seperti enceng gondok yang mati, sampah rumah
tangga(sisa-sisa makanan, kotoran manusia dan kotoran hewan ternak), dll. Untuk
proses penguraian sampah-sampah tersebut memerlukan banyak oksigen, sehingga
apabila sampah-sampah tersebut berada di dalam air, maka perairan tersebut akan
kekurangan oksigen.

2. Bahan pencemar penyebab terjadinya penyakit yaitu bahan pencemaran


yangmengandung virus dan bakteri misal bakteri coli. Bahan pencemar ini berasal dari
limbahrumah tangga, limbah rumah sakit atau dari kotoran hewan/manusia.

3. Bahan pencemar senyawa organik/mineral misalnya logam-logam berat seperti


merkuri(Hg), cadmium (Cd), timah hitam (Pb), tembaga (Cu), garam-garam anorganik.

10
4. Bahan pencemar organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yaitu
senyawaorganik yang berasal dari pestisida, herbisida, polimer seperti plastik, deterjen,
seratsintesis, limbah industri dan limbah minyak.

5. Bahan pencemar berupa makanan tumbuh-tumbuhan seperti senyawa nitrat dan


senyawa fosfat.

6. Bahan pencemar berupa zat radioaktif yang biasanya berasal dari limbah PLTN dan
dari percobaan- percobaan nuklir lainnya.

7.Bahan pencemar berupa endapan/sedimen seperti tanah dan lumpur akibat erosi pada
tepi sungai atau partikulat-partikulat padat/lahar yang disemburkan oleh gunung berapi
yang meletus.

8. Bahan pencemar berupa kondisi (misalnya panas), berasal dari limbah pembangkit
tenaga listrik atau limbah industri yang menggunakan air sebagai pendingin

H. CARA MENAGGULANGI PENCEMARAN SUNGAI

1. Melakukan pengolahan limbah dengan benar


2. Menggunakan bahan - bahan yang ramah lingkungan
3. Tidak membuang sampah di sungai atau sumber air lainnya
4. Menggunakan detergen yang ramah lingkungan
5. Rutin melakukan upaya pembersihan sumber air
6. Menanam pohon di setiap lahan yang tersedia
7. Menjauhkan sumber polutan dari sumber air
8. Tidak mendirikan kawasan industri yang dekat dengan sumber air
9. Tidak menggunakan pupuk kimia berbahaya dan pestisida secara berlebihan
10. Pembuatan Kolam Stabilisasi

Dalam kolam stabilisasi, air limbah diolah secara alamiah untuk menetralisasi zat-zat
pencemar sebelum air limbah dialirkan ke sungai. Kolam stabilisasi ini dapat digunakan
oleh semua kalangan karena mudah memilikinya dan murah harganya.

11. IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)

11
Pengolahan air limbah ini menggunakan alat-alat khusus. Pengolahan ini dilakukan
melalui tiga tahapan, yaitu primary treatment (pengolahan pertama), secondary
treatment (pengolahan kedua), dan tertiary treatment (pengolahan lanjutan).

I. DAMPAK PENCEMARAN SUNGAI

1. Meracuni sumber air minum

Misalnya air yang tercemar oleh logam-logam berat yang masuk ke dalam tubuh
melalui minuman dapat tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti ginjal, hati, limpa,
saluran pencernaan lainnya sehingga mengganggu fungsi organ tubuh tersebut. Selain
itu pencemaran yang disebabkan oleh zat radioaktif dapat menyebabkan penyakit
kanker serta merusak sel dan jaringan tubuh lainnya.

2. Mengakibatkan penularan penyakit

Yaitu air yang tercemar oleh virus dan bakteri. Misalnya bakteri coli yang dapat
menyebabkan penyakit saluran pencernaan (disentri, kolera, diare, types) atau penyakit
kulit.

3. Merusak ekosistem

Disebabkan karena penguraian sampah organik yang dalam penguraiannya


memerlukan banyak oksigen sehingga kandungan oksigen dalam air menjadi semakin
sedikit yang mengakibatkan ikan-ikan dan organisme dalam air kekurangan oksigen dan
akhirnya mengakibatkan kematian.

Bahan pencemaran organik yang tidak dapat diuraiakan oleh mikroorganisme


sehingga akan menggunung dan mencemari air sungai yang dapat mengganggu
kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup di dalamnya.

4. Mengakibatkan terjadinya bencana alam

Seperti banjir yang diakibatkan karena tersumbatnya aliran sungai oleh sampah
masyarakatsehingga merugikan kehidupan masyarakat itu sendiri dan makhluk hidup
lain di sekitarnya.

12
J. KONDISI SUNGAI-SUNGAI DI BANJARMASIN

Sebagai daerah dengan julukan ”Kota Seribu Sungai”, Banjarmasin seakan


melupakan jati dirinya sebagai kota sungai yang berkelanjutan. Sungai-sungai yang
dulunya berfungsi sebagai jalan air sebagian sudah diuruk, tertutup bangunan, dan
mengalami pendangkalan. Banjir besar pada awal 2021 memperlihatkan rapuhnya
ketahanan kota ini terhadap bencana. Banjarmasin yang dijuluki ”Kota Seribu Sungai”
sebetulnya sudah tidak begitu banyak lagi sungainya. Banyak sungai di Banjarmasin
sudah tertutup bangunan, tersumbat sampah plastik, dan mengalami pendangkalan
karena tingginya sedimentasi.

Kota yang berjuluk seribu sungai yaitu Banjarmasin memiliki berbagai macam
masalah, terutama pada sumber air bersih karena sungai-sungai yang terdapat pada kota
Banjarmasin mengalami penurunan kualitas air akibat industri domestik, dan kegiatan
yang lainnya akan mempengaruhi kualitas air, Sehingga dapat menyebabkan gangguan,
kerusakan, dan bahaya lainya terhadap makhluk hidup yang bergantung pada sumber
daya airnya.

Ada banyak jenis faktor yang mencemari sungai, salah satunya adalah gaya hidup
masyarakat Banjarmasin sebagai penyebab utamanya, seperti aktivitas mandi, cuci,
kakus (MCK) yang selalu berada di bantaran sungai. Tangki septik terbuat dari kayu,
sehingga mencemari air tanah dan ekosistem sungai. Sampah domestik seperti sampah
organik (sisa makanan), sampah anorganik (plastik, gelas, barang kaleng) dan bahan
kimia (deterjen, baterai) juga berperan penting dalam pencemaran air, baik air
permukaan maupun air tanah /bakteri, dan perubahan sifat fisik dan kimia air. Di badan
air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat (dari kegiatan pertanian) telah menyebabkan
pertumbuhan tanaman air yang tidak terkendali (eutrofikasi berlebihan). Ketika tanaman
air ini mati, dekomposisi mereka membutuhkan lebih banyak oksigen. Akibatnya ikan
akan mati dan aktivitas bakteri akan menurun.

13
K. PERAN PEMERINTAH

Pengelolaan sungai memerlukan sinergitas dari berbagai pihak. Pengelolaan sungai


juga harus berkelanjutan dan dilakukan mulai dari hulu sampai ke hilir. Pemerintah dan
masyarakat perlu saling bahu membahu dalam upaya pengelolaan sungai. Pengelolaan
sungai memerlukan tata kelola yang kolaboratif dari berbagai pihak. Tata Kelola yang
baik akan terwujud apabila ada kerja sama antara pemerintah, pihak swasta dan
masyarakat. Pengelolaan sungai dilakukan secara menyeluruh, terpadu dan berwawasan
lingkungan dengan tujuan untuk mewujudkan kemanfaatan fungsi sungai yang
berkelanjutan. Pengelolaan sungai sebagaimana diatur dalam pasal 3 ayat (2) PP 38
Tahun 2011dilakukan oleh pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota
sesuai dengan kewenangannya. Pengelolaan sungai meliputi: konservasi sungai;
pengembangan sungai; dan pengendalian daya rusak air sungai.

Kegiatan pengelolaan sungai yang dilakukan oleh pemerintah daerah Kalimantan


Selatan melalui Balai Wilayah Sungai Kalimantan III (BWSK III) sudah berjalan sejak
lama. BWSK III khusus menangani sungai-sungai besar seperti Sungai Barito. Khusus
untuk Kota Banjarmasin pengelolaan sungai dalam perkotaan dilakukan oleh Dinas
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Bidang Sungai.

Berikut disajikan gambar program Pemerintah Kota Banjarmasin terkait dengan proses
pemeliharaan dan normalisasi sungai dalam perkotaan di Kota Banjarmasin :

14
Berikut merupakan upaya pembersihan sungai di Banjarmasin oleh pemerintah
daerah dengan cara pengerukan dan pembersihan sungai dalam perkotaan menggunakan
kapal biyoko dan kapal sapu-sapu. Tahapan pengelolaan sungai selanjutnya adalah
melakukan revitalisasi sungai dan penataan daerah bantaran sungai. Pada tahapan ini
dilakukan pertimbangan perumusan skala prioritas berdasarkan skala kebutuhan.
Pertimbangan tersebut sangat penting, karena dalam pelaksanaannya memerlukan
anggaran yang besar serta membutuhkan banyak tenaga. Selain itu juga
mempertimbangkan aspek non teknis karena akan bersentuhan langsung dengan hukum
dan masyarakat terutama masyarakat yang ada di pinggiran sungai. Pemerintah Kota
Banjarmasin harus membebaskan lahan-lahan di pinggir sungai yang sudah terlanjur
dijadikan bangunan atau pemukiman warga.

Gambar diatas merupakan peta daerah yang akan mengalami revitalisasi.

L. PERAN MASYARAKAT

Pembangunan permukiman di atas lahan sempadan sungai juga menimbulkan


risiko bagi penghuni karena adanya penggenangan air periodik pada musim hujan dan
lahan sempadan yang cenderung labil dan rawan longsor akan membahayakan
masyarakat penghuni rumah di sempadan sungai. Persepsi masyarakat yang
menganggap sungai dan bantaran sebagai tempat sampah juga akan meningkatkan
pencemaran sungai. Berkembangnya permukiman di sempadan akan meningkatkan

15
jumlah masyarakat yang membuang sampahnya ke sungai dan semakin meningkatkan
beban pencemaran ke sungai. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa pengelolaan
sungai memerlukan sinergitas dari berbagai pihak. Pengelolaan sungai juga harus
berkelanjutan dan dilakukan mulai dari hulu sampai ke hilir. Pemerintah dan masyarakat
perlu saling bahu membahu dalam upaya pengelolaan sungai agar sungai dapat
menjalankan fungsi normalnya lagi.

Peran yang dapat dilakukan oleh masyarakat Kota Banjarmasin dalam menjaga
kebersihan sungai dan menanggulangi pencemaran yang terjadi di sungai-sungai adalah
dengan cara bergotong royong membersihkan sampah-sampah yang menambang di
sungai, tidak mencuci baju di aliran sungai, dan tidak melakukan kegiatan mandi, BAK,
maupun BAB di pinggiran sungai. Masyarakat harusnya sadar untuk menjaga
kebersihan air sungai karna hal tersebut merupakan demi kepentingan dan kebutuhan
hidup mereka sendiri, hal yang dapat mereka lakkan seperti, membangun toilet-toilet
desa yang memiliki tempat penampungan (septic tank), membuat tempat-tempat sampah
umum dan sebagainya.

Pemahaman masyarakat bahwa sampah merupakan salah satu hal yang dapat
menyebabkan banjir karena membuat sungai menjadi dangkal dan menyumbat aliran
serta dapat menimbulkan bibit penyakit, memunculkan kesadaran masyarakat untuk
tidak membuang sampah disungai. Perilaku masyarakat sangat positif juga dapat dilihat
dari tindakan masyarakat dalam memelihara sungai. Perilaku memelihara sungai terlihat
dari tindakan untuk membersihkan sungai. Tindakan yang dilakukan untuk
membersihkan sungai ini bisa terlihat dari diadakannya kerja bakti yang dilakukan
untuk membersihkan sungai.

M. FAKTOR PENGHAMBAT

Tidak bisa disangkal bahwa berbagai kasus lingkungan hidup yang terjadi sekarang
ini, baik pada lingkungan global maupun lingkup nasional, sebagian besar bersumber
dari perilaku manusia. Kasus-kasus pencemaran dan kerusakan bersumber pada perilaku
manusia yang tidak bertanggung jawab, tidak peduli dan hanya mementingkan diri
sendiri, secara umum, karakteristik masyarakat yang tinggal di kawasan bantaran sungai

16
khususnya di daerah perkotaan seperti perumahannya tidak tertata dengan baik,
ketersediaan sarana dan prasarana yang tidak memadai.

Meskipun warga telah menyatakan dan mengakui bahwa kotor dan tercemarnya
sungai sangat mengganggu kehidupan sehari-hari mereka, hal itu tidak mempengaruhi
perilaku masyarakat membuang sampah ke sungai. Hal ini dibuktikan dengan masih
banyaknya masyarakat yang membuang sampah di sungai.

Selain itu, keterbatasan sumber daya manusia dan alat-alat khusus untuk melakukan
penanggulangan pencemaran sungai yang dimiliki oleh pemerintahan menjadi salah satu
faktor penghambat penormalisasian sungai-sungai di Banjarmasin. Akan tetapi
meskipun seperti itu pemerintah tetap melakukan upaya terbaik mereka untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang menyerang sungai-sungai di sana.

Dan juga hubungan pemerintah dengan masyarakat menjadi salah satu faktor
penghambat terbesar yang membuat sungai-sungai terhambat dilakukan
penormalisasian, juga banyaknya pertimbangan perumusan skala prioritas berdasarkan
skala kebutuhan. Pertimbangan tersebut sangat penting, karena dalam pelaksanaannya
memerlukan anggaran yang besar serta membutuhkan banyak tenaga. Selain itu juga
mempertimbangkan aspek non teknis karena akan bersentuhan langsung dengan hukum
dan masyarakat terutama masyarakat yang ada di pinggiran sungai.

N. CARA MENGATASI DAN MENANGGULANGI

1. Mengatur perundang-undangan baru mengenai kebijakan penggunaan sungai dan


pendirian tempat tinggal di pinggiran sungai.

2. Pemerintah memberikan sanksi yang tegas kepada masyarakat yang melanggar


kebijakan tersebut.

3. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang tinggal di sekitaran sungai agar


mereka sadar untuk menjaga kebersihan sungai.

4. Membuat tempat-tempat sampah dan tempat pengumpulan sampah agar masyarakat


tidak membuang sampah ke sungai.

17
5. Membuat kamar mandi atau toilet desa agar masyarakat tidak melakukan kegiatan
mandi BAK maupun BAB di pinggiran sungai.

BAB 3
PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

1) Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya penyebab
pencemaran air adalah aktivitas manusia yang menciptakan limbah (sampah)
pemukiman atau limbah rumah tangga. Selain itu pencemaran air juga disebabkan dari
limbah industri yang dibuang sembarangan di sungai, selokan, laut, dan lain-lain. Hal
itu mengakibatkan terjadinya bencana banjir, erosi, tanah longsor, dan lain-lain.

2) Selain dari limbah rumah tangga, pencemaran air sungai juga berasal dari limbah
industri atau limbah pabrik dan limbah pertanian. Pabrik-pabrik yang belum dapat
mengolah limbah pengeluarannya dengan maksimal banyak membuang limbahnya ke
sungai-sungai terdekatnya, selain itu penggunaan pupuk kimia dan pupuk pestisida yang
berlebihan dalam pertanian juga menjadi salah satu faktor utama pencemaran air sungai.

3) Upaya penanggulangan pencemaran air dimulai dari pengertian yang baik dan
perubahan dari masyarakat. Dimulai dengan tidak membuang sampah rumah tangga
sembarangan di sungai sampai pada pengertian untuk mengolah sampah agar tidak
mencemari air. Selain hal itu, penanggulangan pencemaran air dengan cara penanaman
pohon dapat mencegah longsor dan dapat menyerap banyak air bersih.

4) kerja sama penuh antara masyarakat dengan pemerintah merupakan faktor pendorong
terpenting dalam penormalisasian sungai-sungai yang tercemar, pengelolaan sungai
memerlukan sinergitas dari berbagai pihak, Pemerintah dan masyarakat perlu saling

18
bahu membahu dalam upaya pengelolaan sungai agar sungai dapat menjalankan fungsi
normalnya lagi.

5) Pencemaran air sungai dapat mempengaruhi kualitas kehidupan masyarakat di suatu


pedesaan, karna air sungai merupakan pendukung hidup terpenting bagi masyarakat
pinggiran sungai tersubut, sungai yang tercemar dapat menjadi tempat penyebaran virus
dan penyakit penyakit berbahaya, maka dari itu merupakan suatu kewajiban masyarakat
sendiri untuk memelihara kebersihan sungai di daerahnya.

B. SARAN

Melihat banyak dan bahayanya dampak negatif yang ditimbulkan dari pencemaran
air sungai maka masyarakat Indonesia diharapkan dapat menjaga dan melestarikan air
sungai dengan penuh kesadaran agar air sungai tersebut tidak tercemar dan dapat
berguna serta bermanfaat bagi seluruh makhluk hidup. Semua lapisan masyarakat
diharapkan terus menjaga dan merawat aliran sungai serta terus belajar dan
mengembangkan wawasannya mengenai cara menanggulangi pencemaran air sungai
khususnya di Indonesia agar pencemaran air sungai di Indonesia tersebut dapat
dikurangi atau bahkan diatasi dan kehidupan makhluk hidup di Indonesia menjadi lebih
sejahtera.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Kodoatie.2008.   Air Merupakan Sumber Kehidupan. Jakarta:PustakaSentra-


edukasi.blog.spot, 2010.(Diunduh tanggal 1 Oktober 2014), diakses pada 27/05/2023
2. Harpani Matnuh, Dian Agus Ruchliyadi, Dedy Ari Nugroho. 2022. OPTIMALISASI
PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SUNGAI DI KELURAHAN
SUNGAI MIAI KECAMATAN BANJARMASIN UTARA KOTA BANJARMASIN,
https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/btj/article/view/3905, diakses pada 27/05/2023
3. Eva Alviawati, Parida Angriani. 2022. Peran Pemerintah Kota Banjarmasin dalam
Pengelolaan Lingkungan Hilir Sungai Barito – Kalimantan Selatan,
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/jpg , diakses pada 27/05/2023

4. Dwi Ramadhani. 2021. Pencemaran Kualitas Air Sungai di Kota Banjarmasin.


https://www.kompasiana.com/dwiramadani28/61ad883b06310e5ff97ad2c2/
pencemaran-kualitas-air-sungai-di-kota-banjarmasin, diakses pada 27/05/2023
5. M. Rahim Arza. 2022. Upaya Memulihkan Sungai-sungai di Banjarmasin,
https://www.mongabay.co.id/2022/02/05/upaya-memulihkan-sungai-sungai-di-
banjarmasin/, diakses pada 27/05/2023
6. Muhammad Helmi. 2022. BAB di Sungai Masih Jadi Sumber Pencemar,
https://radarbanjarmasin.jawapos.com/banua/17/08/2022/bab-di-sungai-masih-jadi-
sumber-pencemar/, diakses pada 27/05/2023
7. 2023. Air Sungai Banjarmasin Tercemar Berat,
https://environment-indonesia.com/articles/air-sungai-banjarmasin-tercemar-berat/,
diakses pada 27/05/2023
8. Profesor Madya Ts. ChM. Dr. Rizafizah Othaman, 2022. Mengukur Pencemaran Air
Melalui BOD dan COD, https://www.majalahsains.com/mengukur-pencemaran-air-
melalui-bod-dan-cod/, diakses pada 27/05/2023

20
9. JUMARTO YULIANUS. 2023. Sungai Dilupakan, Musibah Kerap Menyambangi
Kota Banjarmasin, https://www.kompas.id/baca/nusantara/2023/05/11/bencana-
mengancam-banjarmasin-saat-sungai-dilupakan, diakses pada 27/05/2023
10. Detik edu. 2023. Pencemaran Air: Pengertian, Penyebab dan Dampaknya bagi
Lingkungan, https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5693376/pencemaran-air-
pengertian-penyebab-dan-dampaknya-bagi-lingkungan, diakses pada 27/05/2023

21

Anda mungkin juga menyukai