Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BANJIR DI JAKARTA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pembimbing
Novritika, M.Pd.
Oleh
Nama: Samuel Sirait
NPM: 0622 4063 2929
Kelas: 1 MBD

PROGRAM STUDI D4 MANAJEMEN BISNIS


JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

PALEMBANG
2022
KATA PENGANTAR

Penulis ucapkan allhamdulilah atas nikmat kesehatan dan nikmat kesempatan yang
diberikan Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul "BANJIR DI JAKARTA" dengan tepat waktu.Makalah disusun untuk
memenuhi tugas Mata Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan tentang banjir bagi para pembaca dan juga bagi penulis.Penulis mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Novritika, M.Pd selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah memberi
masukan dalam pembuatan makalah ini.Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 8 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................

1.3 Tujuan....................................................................................................................

1.4 Manfaat..................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................

2.1 Pengertian Banjir Di Jakarta.....................................................................................

2.2 Upaya Penanggulangan Banjir .................................................................................

2.3 Cara Mengurangi Resiko Terjadinya Banjir .......................................................

BAB III PENUTUP.......................................................................................................

3.1 Kesimpulan............................................................................................................

3.2 Saran ......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Banjir merupakan suatu masalah yang sampai saat masih perlu adanya penanganan
khusus dari berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun masyarakat. Banjir bukan
masalah yang ringan.

Banjir dapat terjadi akibat naiknya permukaan air lantaran curah hujan yang diatas
normal, perubahan suhu, tanggul/ bendungan yang bobol, pencairan salju yang cepat,
terhambatnya aliran air di tempat lain (Ligal, 2008). Sedikitnya ada lima faktor penting
penyebab banjir di Indonesia yaitu faktor hujan, faktor hancurnya retensi Daerah Aliran
Sungai (DAS), faktor kesalahan perencanaan pembangunan alur sungai, faktor
pendangkalan sungai dan faktor kesalahan tata wilayah dan pembangunan sarana dan
prasarana.

Banjir hampir terjadi di setiap musim penghujan tiba. Banjir datang tanpa mengenal
tempat dan siapa yang menghuni tempat tersebut. Banjir bisa terjadi di wilayah
pemukiman, persawahan, jalan, ladang, tambak, bahkan di perkotaan. Bencana banjir
tidak dapat dihindari, tetapi dapat diminimalisir dampaknya dengan cara penaggulangan
terhadap banjir. Banjir sering kali menjadi masalah bagi sebagian warga masyarakat,
terutama masyarakat yang tinggal di daerah dataran rendah maupun di bantaran sungai.
Jarak rumah warga dengan sungai yang terlalu dekat, menjadi faktor utama yang
mengakibatkan terjadinya banjir di pemukiman. Sebagian warga ada yang sudah
mengetahui bagaimana cara menyelamatkan diri ketika banjir datang secara tiba-tiba,
sebagian juga ada yang belum mengetahui cara untuk menyelamatkan diri. Warga yang
telah banyak mengetahui tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir, mereka
akan menyiapkan alat untuk mengevakuasi dirinya sendiri maupun keluarganya.
Banjir menyebabkan berbagai macam resiko, di antaranya yaitu: rumah warga menjadi
kotor, adanya korban jiwa, korban materi, warga terserang berbagai macam penyakit
(penyakit kulit, diare, dan lain-lain), rusaknya bangunan-bangunan, macetnya kegiatan
ekonomi warga, jalan berlubang, bahkan hingg trauma yang dialami oleh warga
msayarakat, dan lain-lain.

Banjir yang kerap terjadi pasti akan berdampak buruk bagi masyarakat, banjir 

merupakan bencana alam yang terjadi akibat alam, namun hal tersebut juga dapat terjadi

akibat aktivitas manusia. Kelalaian masyarakat dalam menjaga lingkungan membawa

dampak yang buruk bagi mereka. Banjir yang terjadi dapat kita cegah atau
ditanggunglangi

dengan cara menanam pohon atau reboisasi, pembangunan berwawasan lingkungan,

mengubah budaya masyarakat kita yang buruk yaitu dengan membuang sampah pada

tempat-nya, mengoptimalkan sungai dan saluran air yang ada agar berfungsi secara
baik 

dan menjaga lingkungan agar selalu bersih dan nyaman.

Kita sebagai manusia harus menjaga lingkungan agar selalu sehat dan bersih, karena

lingkungan yang bersih dan nyaman akan membawa dampak yang baik bagi kita pula.

Alam selalu menyediakan berbagai kebutuhan yang kita butuhkan oleh karena itu jaga
dan rawatlah alam agar selalu lestari.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja dampak yang di akibatkan dari bencana banjir?

2. Bagaimana cara masyarakat mengatasi banjir tersebut?


3. Apa upaya pemerintah untuk mengatasi banjir?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui apa saja dampak banjir

2. Mengetahui tindakan apa yang di lakukan masyarakat dalam mengatasi banjir

3. Mengetahui tindakan apa yang di lakukan pemerintah dalam mengatasi banjir

1.4 Manfaat

1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang dampak banjir

2. Dapat mengetahui apa saja yang dilakukan masyarakat ketika terjadi banjir

3. Dapat mengetahui apa saja yang di lakukan pemerintah ketika terjadi banjir
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Banjir di Jakarta

Banjir di Jakarta terjadi di pantai barat laut Jawa, di muara Sungai Ciliwung di Teluk
Jakarta, yang merupakan sebuah inlet dari Laut Jawa dan telah terjadi pada tahun 1918,
1960, 1979, 1996, 2002, 2007, 2013, 2015, 2018, dan 2020.Daerah Khusus Ibu kota
Jakarta meliputi 662 km2 wilayah daratan dan 6,977 km2 wilayah lautan.[1]

Jakarta terletak di daratan yang datar, rata-rata 7 meter (23 ft) di atas permukaan laut;
[butuh rujukan]yang mana 40% wilayah Jakarta, terutama daerah utara, berada di bawah
permukaan laut,[2] sedangkan bagian selatan relatif berbukit-bukit.

Kebanyakan Sungai di Jakarta mengalir dari Daerah Jonggol dan Puncak, melewati
seluruh kota ke utara menuju Laut Jawa; Sungai Ciliwung, adalah sungai yang membagi
kota ke barat dan timur. Sungai-sungai lain seperti Pesanggrahan, dan Suntnd.

Faktor lain seperti tersumbat pipa pembuangan dan saluran air yang melayani penduduk
Jakarta, selain deforestasi dekat urbanisasi cepat Bogor dan Depok di Jakarta hinterland.

Jakarta adalah kawasan perkotaan dengan masalah sosial-ekonomi kompleks yang


secara tidak langsung berkontribusi untuk memicu bencana banjir.[3]

Penyebab banjir di jakarta

Berkaca pada banjir Jakarta pada awal 2021, kita dapat melihat bahwa jaringan drainase
kota sudah kewalahan menampung air hujan yang turun hingga menimbulkan genangan
di berbagai lokasi. Namun, secara garis besar, selain drainase ada tiga faktor utama yang
kerap dianggap sebagai penyebab banjir di Jakarta:
Pertama, curah hujan ekstrem. Tren curah hujan ekstrem dengan intensitas tinggi dan
durasi singkat semakin sering terjadi. Curah hujan ekstrem adalah dampak nyata dari
krisis iklim.

Kedua, perubahan tutupan lahan. Analisis data tutupan lahan KLHK tahun 2000 dan
2019 menunjukkan peningkatan luas hutan tanaman hingga 117.7% di kawasan hulu
sungai yang mengalir menuju Jakarta, menggantikan dominasi lahan pertanian. Luas
permukiman juga tumbuh pesat hingga 47.4%, menggantikan lahan pertanian dan ruang
terbuka hijau di kawasan tengah dan hilir. Di Jakarta sendiri, luas ruang terbuka hijau
hanya 9.8% di tahun 2019. Hal ini meningkatkan peluang meluapnya sungai dan
jaringan drainase akibat besarnya air limpasan permukaan (runoff), belum lagi ancaman
sedimentasi di sungai akibat laju erosi yang besar di kawasan hulu.

Ketiga, penurunan permukaan tanah. Penurunan permukaan tanah Jakarta mencapai


rata-rata 12 cm/tahun, dan terjadi dengan lebih ekstrem di bagian pesisir utara Jakarta
dengan laju penurunan hingga 25cm/tahun. Menurut Takagi et al. (2015), hingga tahun
2050 diproyeksikan luasan banjir akibat penurunan tanah bertambah hingga 110.5 km2,
setara dengan 75% luas wilayah Jakarta Utara. Beban bangunan di permukaan dan
ekstraksi air tanah berlebih turut mempercepat laju penurunan tanah. Saat ini masih ada
35% warga Jakarta yang menggunakan air tanah untuk kebutuhan harian. Akibatnya,
tinggi muka air tanah di Jakarta semakin dangkal dan kapasitas simpan air menjadi lebih
rendah.

2.2 Upaya Penanggulangan Banjir

Berikut ini ada beberapa cara untuk penanggulangan bencana banjir :

1. Membuat fungsi sungai dan selokan dapat bekerja dengan baik. Sungai dan selokan
adalah tempat aliran air sehingga jangan sampai tercemari dengan sampah atau menjadi
tempat pembuangan sampah yang akhirnya menyebabkan sungai dan selokan menjadi
tersumbat.
2. Melakukan reboisasi tanaman khususnya jenis tanaman dan pepohonan yang dapat
menyerap air dengan cepat.

3. Memperbanyak dan menyediakan lahan terbuka untuk membuar lahan hijau untuk
penyerapan air.

4. Berhenti membangun perumahan di tepi sungai, karena akan mempersempit sungai


dan sampah rumah juga akan masuk sungai.

5. Berhenti membangun gedung-gedung tinggi dan besar, karena akan menyebabkan


bumi ini akan semakin sulit menahan bebanya dan membuat permukaan tanah turun.

6. Hindari penebangan pohon-pohon di hutan secara liar dan juga di bantaran sungai,
karena pohon berperan penting untuk pencegahan banjir. Sebenarnya menebang pohon
tidak dilarang bila kita akan menanam kembali pohon tersebut dan tidak membiarkan
hutan menjadi gundul.

2.3 Cara Mengurangi Resiko Terjadinya Banjir

Terdapat beberapa upaya yang bisa kita lakukan bersama-sama untuk mencegah banjir,
baik di lingkungan rumah maupun di lingkungan tempat tinggal. Berikut cara mencegah
banjir.

1. Jangan membuang sampah ke sungai dan selokan

Penting untuk menjaga sungai dan selokan tetap bersih agar mampu menampung debit
air tinggi ketika musim hujan. Sayangnya, ada yang suka membuang sampah
sembarangan ke sungai atau selokan. Ini akan membuat sungai dan selokan tersumbat
dan berkurang kapasitasnya untuk menampung air.

2. Hindari membuat bangunan di pinggir sungai

Saat ini semakin banyak yang membangun di pinggir sungai, padahal itu bisa
menyebabkan banjir. Pembangunan rumah atau bangunan di pinggir sungai akan
mempersempit sungai. Selain itu, sampah rumah tangga berpotensi masuk ke dalam
sungai.

3. Tebang pilih dan reboisasi

Setelah menebang pohon, sebaiknya ditanam lagi pohon yang baru. Utamakan
menanam pohon berakar besar yang bisa menyerap air dengan cepat.

4. Memperbanyak lahan terbuka hijau

Perkotaan jauh dari hutan. Lahan terbuka hijau di perkotaan bisa menggantikan hutan
dan menambah daerah resapan di perkotaan agar terhindar dari banjir. Area ini bisa
ditanami berbagai pohon yang baik untuk menyerap air.

5. Menjaga dan membersihkan saluran air secara rutin

Perawatan saluran air dan membersihkannya secara rutin bisa mencegah banjir. Hal ini
bisa dilakukan secara bergotong royong oleh warga di sekitar saluran air tersebut. Hal
ini bertujuan untuk memastikan bahwa saluran air siap menampung jika curah hujan
meninggi sehingga tidak terjadi banjir.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Banjir bandang adalah banjir besar yang datang secara tiba-tiba dengan meluap,
menggenangi, dan mengalir deras menghanyutkan benda-benda besar (seperti kayu dan
sebagainya). Banjirini terjadi secara tiba-tiba di daerah permukaan rendah akibat hujan
yang turun terus-menerus. Banjir bandang terjadi saat penjenuhan air terhadap tanah di
wilayah tersebut berlangsung dengan sangat cepat hingga tidak dapat diserap lagi. Air
yang tergenang lalu berkumpul di daerah-daerah dengan permukaan rendah dan
mengalir dengan cepat ke daerah yang lebih rendah. Akibatnya, segala macam benda
yang dilewatinya dikelilingi air dengan tiba-tiba. Banjir bandang dapat mengakibatkan
kerugian yang besar.

3.2 Saran

Jadilah manusia yang arif dan bijaksana dalam mengeksplotasi lingkungan hidup,
sehingga tidak menberikan dampak yang buruk terhadap Manusia lain dan
lingkungannya, kita harus meningkatkan nilai peduli lingkungan. Dalam hal ini kita
harus memenuhi kebutuhan hidup tanpa merusak lingkungan. Agar lingkungan juga
tidak memberikan dampak yang buruk.
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. (29 November 2022). Banjir di Jakarta 2022.

https://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_di_Jakarta

 Retno Wihanesta, Dede Sulaeman, Adi Pradana dan Yudhistira S. Pribadi (WRI, main


author) - 03 Agustus 2021

https://wri-indonesia.org/id/blog/mengapa-jakarta-sering-mengalami-banjir-dan-
bagaimana-adaptasi-nature-based-solutions-nbs-dapat

BPBD Kota Bogor. 22 November 2016. Cara menangulangi bencana Banjir.

https://bpbd.kotabogor.go.id/edukasi/detail/9

Nadia Faradiba. Kompas.com. 09 November 2021

https://www.kompas.com/sains/read/2021/11/09/120000623/cara-mencegah-banjir

Anda mungkin juga menyukai