REKAYASA LINGKUNGAN
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5 KELAS B
AURA NIRVANA
ADAM
ANJAR
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“ INTRUSI AIR LAUT ”. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Rekayasa Lingkungan. Penyusunan makalah ini dapat diselesaikan atas
bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu saya menyampaikan ucapan
terima kasih kepada Bapak Dr.Ir. Khairul Amri., S.T., M.T., IPM selaku dosen
pembina matakuliah Rekayasa Lingkungan. Beserta teman-teman yang telah
memberi saran dan masukan atas kesempurnaan makalah ini. Kami menyadari
bahwa dalam menyusun makalah ini masih memiliki kekurangan dan masih jauh dari
kata sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga makalah yang
kami buat bermanfat bagi kita semua dan bagi pembaca pada umumnya.
Bengkulu, 27 Febr
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................................................2
1.3 TUJUAN....................................................................................................................................2
1.4 MANFAAT................................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................................3
2.1 Intrusi Air Laut.........................................................................................................................3
2.2 Air Tawar..................................................................................................................................4
BAB III..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................................6
3.1 Proses Terjadinya Intrusi Air Laut............................................................................................6
3.2 Faktor-faktor penyebab terjadinya Intrusi Air Laut..................................................................8
3.3 Dampak Terjadinya I ntrusi Air Laut.........................................................................................9
3.4 Cara mengatasi Intrusi Air Laut..............................................................................................10
BAB IV................................................................................................................................................11
KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................................................11
4.1 Kesimpulan............................................................................................................................11
4.2 Saran.....................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................12
II
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kondisi yang alami dan kondisi sudah terjadi intrusi..............................6
II
BAB I
PENDAHULUAN
1
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami mengambil judul makalah ini
dengan judul “INTRUSI AIR LAUT”.
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui bagaimana Intrusi air laut dapat terjadi
b. Mengetahui apa saja penyebab dan faktor-faktor yang menyebabkan
Intrusi air laut
c. Mengetahui apa saja dampak terjadinya Intrusi air laut
d. Mengetahui bagaimana cara mengatasi intrusi air laut
1.4 MANFAAT
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah mengetahui bagaimana
intrusi air laut tersebut dapat terjadi, apa saja faktor-faktor penyebab terjadinya
intrusi air laut dan bagaimana pencegahan dan konservasi yang dapat dilakukan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Gambar 2.1 Jenis-jenis Aquifer
Pada kondisi aliran normal, Gambar 2, air tawar dengan rapat massa 2f =
1000 kg/m3 mengalir dari darat ke laut di bagian atas zone percampuran, sedang air
laut dengan rapat massa 2s > 1025 kg/m3 mengalir ke darat di bagian bawah.
Pasang surut mengakibatkan elevasi muka air laut berubah tiap saat, misal pasang
atau muka air tinggi (High Water Level, HWL) dan surut atau muka air rendah (Low
Water Level, LWL). Elevasi permukaan air tanah juga berubah menyesuaikan
pasang surut. Zona litoral merupakan zona yang tidak stabil akibat erosi dan akresi
oleh gelombang, angin, atau pun sebab lainnya. Zona transisi merupakan zona
pertemuan antara air tawar dan air asin. Makin ke bawah, kadar garam di zona ini
makin besar karena campuran air tawar dan laut bersifat terlarut (miscible fluids).
Lokasi zona ini sangat sulit ditentukan secara teoritik maupun pengukuran di
lapangan (Das Gupta-Gaikwad, 1988 dalam Istiarto, 1990).
4
dilalui air tanah disebut lapisan impermeable, seperti lapisan lempung atau geluh.
Lapisan yang dapat menangkap dan meloloskan air disebut akuifer.
Macam – macam Air Tanah Menurut Krussman dan Ridder (1970) dalam
Utaya (1990:41-42) bahwa macammacam akifer sebagai berikut:
a. Akifer Bebas (Unconfined Aquifer) yaitu lapisan lolos air yang hanya sebagian
terisi oleh air dan berada di atas lapisan kedap air.
b. Akifer Tertekan (Confined Aquifer) yaitu aquifer yang seluruh jumlahnya air
yang dibatasi oleh lapisan kedap air, baik yang di atas maupun di bawah,
serta mempunyai tekanan jenuh lebih besar dari pada tekanan atmosfer.
c. Akifer Semi tertekan (Semi Confined Aquifer) 7 yaitu aquifer yang seluruhnya
jenuh air, dimana bagian atasnya dibatasi oleh lapisan semi lolos air dibagian
bawahnya merupakan lapisan kedap air.
d. Akifer Semi Bebas (Semi Unconfined Aquifer) yaitu aquifer yang bagian
bawahnya yang merupakan lapisan kedap air, sedangkan bagian atasnya
merupakan material berbutir halus, sehingga pada lapisan penutupnya masih
memungkinkan adanya gerakan air.
5
BAB III
PEMBAHASAN
6
Gambar 3.1. Kondisi yang alami dan kondisi sudah terjadi intrusi
7
Gambar 3.3 Aliran air tanah di daerah pantai
z=40 hf
Keterangan :
Hf = Elevasi muka air tanah di atas muka air laut (m)
Z = kedalaman interface di bawah muka air laut (m)
Ps = berat jenis air laut (g/cm3)
Pf = berat jenis air tawar (g/cm3)
1. Aktivitas manusia
Aktivitas manusia terhadap lahan maupun sumber daya air tanpa
mempertimbangkan kelestarian alam tentunya dapat menimbulkan banyak
dampak lingkungan. Bentuk aktivitas manusia yang berdampak pada
sumberdaya air terutama intrusi air laut adalah pemompaan air tanah
(pumping well) yang berlebihan dan keberadaannya dekat dengan pantai.
8
2. Faktor batuan
Batuan penyusun akuifer pada suatu tempat berbeda dengan tempat yang lain,
apabila batuan penyusun berupa pasir akan menyebabkan air laut lebih mudah
masuk ke dalam airtanah. Kondisi ini diimbangai dengan kemudahan pengendalian
intrusi air laut dengan banyak metode. Sifat yang sulit untuk melepas air adalah
lempung sehingga intrusi air laut yang telah terjadi akan sulit untuk dikendalikan atau
diatasi
3. Karakteristik pantai
Pantai berbatu memiliki pori-pori antar batuan yang lebih besar dan bervariatif
sehingga mempermudah air laut masuk ke dalam airtanah. Pengendalian air laut
membutuhkan biaya yang besar sebab beberapa metode sulit dilakukan pada pantai
berbatu. Metode yang mungkin dilakukan hanya Injection Well pada pesisir yang
letaknya agak jauh dari pantai, dan tentunya materialnya berupa pasiran.
Pantai berterumbu karang/mangrove akan sulit mengalami intrusi air laut sebab
mangrove dapat mengurangi intrusi air laut. Kawasan pantai memiliki fungsi sebagai
sistem penyangga kehidupan. Kawasan pantai sebagai daerah pengontrol siklus air
dan proses intrusi air laut, memiliki vegetasi yang keberadaannya akan menjaga
ketersediaan cadangan air permukaan yang mampu menghambat terjadinya intrusi
air laut ke arah daratan. Kerapatan jenis vegetasi di sempadan pantai dapat
mengontrol pergerakan material pasir akibat pergerakan arus setiap musimnya.
9
2.Menyebabkan daun menjadi layu dan perubahan metabolisme akar.
Berkurangnya kualitas air tanah karena sudah bercampur dengan air asin/ garam
dan susah untuk mendapatkan air bersih. Bila hal ini dibiarkan, maka akan
berdampak lebih besar terutama menganggu keseimbangan air tanah dengan air
asin. Selain itu juga daerah yag terkena intrusi ini akan semakin luas terutama
bagian hilirnya.
10
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Intrusi air laut adalah sesuatu yang dapat merusak lingkungan apabila
dibiarkan dan tidak ada upaya yang dilakukan terutama bagi kelangsungan
hidup manusia. berbagai upaya harus perlu dilakukan agar intrusi air laut
tidak terjadi diantaranya: Mangrovisasi merupakan aktivitas penanaman
mangrove (bakau) di pinggir pantai dan menjaga kelestariannya.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan; (1)Sebagian kawasan pesisir
kota Bengkulu terkena dampak intrusi laut karena mengingat kondisi litologi
pantai Kota Bengkulu yang berupa endapan aluvial muda dengan banyaknya
lensa-lensa pasir (Juri, 1992), Pada beberapa kejadian air tanah asin tersebut
merupakan air laut yang terjebak pada sedimen saat proses sedimentasi
(connate water). (2) Faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya intrusi air
laut di kawasan pesisir kota Bengkulu antara lain pada wilayah dengan
kondisi geologi pada wilayah denganmaterial alluvium, kondisi geohidrologi
pada wilayah produktifitas akuifer sedang, kepadatan penduduk yang tinggi
dan penggunaan lahan tambak. Faktor jarak dari garis pantai tidak
berpengaruh besar terhadap terjadinya intrusi air laut di daerah penelitian
4.2 Saran
Beberapa pokok penting yang perlu dilakukan oleh pemerintah kota Bengkulu
:
1. Memperbanyak jumlah sumur dalam untuk penyediaan air baku kolektif
bagi penduduk miskin di daerah intrusi air laut
2. Mempertegas pengendalian izin pembuatan sumur dalam pribadi maupun
industri
3. Mensinergikan pemanfaatan lahan pesisir untuk perdagangan,
pertambaan, wisata, dan jasa terhadap penyediaan buffer zone.
4. Pengoptimalan daerah resapan di DAS
11
DAFTAR PUSTAKA
Afrianita, R., Edwin, T. and Alawiyah, A., 2017. Analisis intrusi air laut dengan pengukuran Total
Dissolved Solids (TDS) air sumur gali di Kecamatan Padang Utara. Jurnal Dampak, 14(1),
pp.62-72.
Barlow, P.M. 2003. Ground Water in Freshwater 2 Saltwater Environments of the Atlantic Coast.
Circular 1262. Reston, Virginia: The U.S. Geological Survey (USGS).
Herdyansah, A. and Rahmawati, D., 2017. Dampak Intrusi Air Laut pada Kawasan Pesisir Surabaya
Timur. Jurnal Teknik ITS, 6(2), pp.C253-C257.
Istiarto. 1990. Pengaruh Pemompaan terhadap Intrusi Air Asin di Daerah Pantai. PIT VII HATHI dan
Seminar PAU-IT UGM. Yogyakarta 24 > 25 September 1990.
McWhorter, D.B. dan Sunada, D.K. 1977. Ground-Water Hydrology and Hydraulics. Hal: 156>168.
Colorado: Water Resources Publication.
Nurrohim, A., Sanjoto, T.B. and Setyaningsih, W., 2012. Kajian Intrusi Air Laut Di Kawasan Pesisir
Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Geo-Image, 1(1).
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/ MenKes/Per/IX/1990 tentang Standar Parameter Air
Baku.
Setiadi, H. 2000. Penyelidikan Potensi Cekungan Air bawah Tanah Pekalongan – Pemalang.
Departemen Geologi Tambang dan Lingkungan (DGTL).
Wahyudin, Haryadi T., dan Budi J.P. 2006. Pemodelan Cekungan Air Tanah Pekalongan – Pemalang
Provinsi Jawa Tengah. Pusat Lingkungan Geologi Departemen Energi dan Sumber daya
Mineral Badan Geologi.
12