OLEH:
KELOMPOK II
KAYLA NAMIRA ALMAIDA, NADHIRA INTAN AZZALIA, RIZKY
SAFFAREL, AFRIZAL FATHONI
Proposal penyusunan penelitian ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi siswa kelas
X SMAN 108 Jakarta dalam projek profil Pancasila.
Proposal penelitian ini disusun atas kerjasama dan berkat bantuan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
Besar harapan penyusun akan saran dan kritik yang bersifat membangun. Akhirnya
Penyusun berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan bagi pembaca
sekalian.
Penyusun
Kayla Namira Almaida
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................7
2.1 BENCANA BANJIR..................................................................................................................7
2.2 Korban dan dampak yang terkena bencana Banjir..................................................................8
2.3 Kapan terjadinya banjir tersebut...............................................................................................9
2.4 Di lokasi mana bencana yg akan diobservasi itu terjadi............................................................9
2.5 Cara Menanggulangi Bencana Banjir.................................................................................9
BAB III LAPORAN RENCANA AKSI..................................................................................10
2.7 Merumuskan rencana aksi:......................................................................................................10
2.8 Pelaksanaan Aksi......................................................................................................................10
BAB IV PENUTUP...............................................................................................................12
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................12
Mengapa kita memilih lokasi tersebut...........................................................................................12
3.2 Saran.........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSAKA...............................................................................................................13
3
BAB I PENDAHULUAN
Banjir limpasan ini ciri-cirinya antara lain debit puncak yang tinggi dan waktu datangnya
banjir (time to peak) yang sangat cepat, sehingga tidak memberikan kesempatan
penduduk untuk persiapan mengungsi. Diperlukan suatu analisis untuk mengetahui
sumber asal banjir dan daerah yang rawan terkena banjir, sehingga sebelum terjadi banjir
dapat dilakukan langkah-langkah pengendalian banjir.
Banjir disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor hujan, faktor hancurnya retensi
Daerah Aliran Sungai (DAS), faktor kesalahan perencanaan pembangunan alur sungai,
faktor pendangkalan sungai dan faktor kesalahan tata wilayah dan pembangunan sarana
dan prasarana (Maryono, 2005). Beberapa daerah di Indonesia mengalami peningkatan
jumlah populasi manusia karena adanya daya pikat yang dapat mempengaruhi manusia
untuk pindah dari desa ke kota. Lahan- lahan yang sebenarnya untuk daerah preservasi
dan konservasi untuk menjaga keseimbangan lingkungan setempat, diambil alih untuk
pemukiman, pabrik- pabrik, industri, dan lainnya (Kodoatie, 2002).
Selain itu, menurut Seyhan (1977) bencana alam banjir yang terjadi juga ditentukan oleh
aspek yang lain, yaitu
1) aspek meteorologis-klimatologis terutama karakteristik curah hujan yang mampu
membentuk badai atau hujan maksimum.
2) karakteristik DAS dari aspek bio-geofisikal yang mampu memberikan ciri khas
tipologi DAS tertentu
3) aspek sosial ekonomi masyarakat terutama karakteristik budaya yang mampu
memicu terjadinya kerusakan lahan DAS, sehingga wilayah DAS tersebut tidak
mampu lagi berfungsi sebagai penampung, penyimpan, dan penyalur air hujan
yang baik.
4
Ketiga aspek tersebut secara garis besar yang dapat dipakai sebagai dasar penentuan
apakah wilayah DAS ataupun bagian DAS mana (hulu, tengah, hilir) termasuk kritis berat
ataupun potensial kritis. Dengan kata lain, apakah wilayah DAS ataupun bagian DAS
mana yang sudah termasuk klasifikasi rawan atau sangat rawan banjir. Sehingga sebelum
terjadi bencana banjir di wilayah DAS tersebut sudah diketahui terlebih dahulu di
wilayah DAS atau di bagian DAS mana yang rawan/sangat rawan banjir atau kritis/sangat
kritis, dengan demikian ada waktu untuk mengantisipasi ataupun berbuat sesuatu sebelum
banjir itu datang, dan menjadi bencana.
Risiko dan dampak terhadap timbulnya bencana akibat banjir yang sering terjadi di DAS
Bogowonto, dapat dikurangi atau diminimalkan dengan upaya mitigasi yang dimulai
dengan menganalisis dan memetakan daerah yang rawan atau rentan terhadap banjir.
Analisis kerentanan banjir dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis dapat
dilakukan dengan cepat, mudah dan akurat. Kerentanan banjir dapat diidentifikasi melalui
Sistem Informasi Geografis dengan menggunakan metode tumpang susun terhadap
parameter-parameter banjir, seperti : infiltrasi tanah, kemiringan lereng dan penggunaan
lahan. Melalui Sistem Informasi Geografis diharapkan akan mempermudah penyajian
informasi spasial khususnya yang terkait dengan penentuan tingkat kerentanan banjir
serta dapat menganalisis dan memperoleh informasi baru dalam mengidentifikasi daerah-
daerah yang sering menjadi sasaran banjir. Untuk melakukan kajian kerentanan dan
daerah rawan banjir di wilayah DAS, khususnya Sub DAS Bogowonto, perlu dilakukan
identifikasi data kondisi biogeofisik DAS, yang disusun dalam suatu basis data spasial
yang terstruktur dengan baik, sehingga mudah untuk diperbaharui, dianalisis, diaktifkan
5
dan diwujudkan dalam bentuk peta. Kemajuan teknologi penginderaan jauh
memungkinkan proses identifikasi kondisi biogeofisik DAS dapat diperoleh dengan lebih
cepat, akurat dan dapat menghemat waktu, biaya dan tenaga. Selain itu berkembang pula
teknologi Sistem Informasi Geografis yang memungkinkan bagi para pengguna data
spasial untuk menyimpan, mengolah dan menganalisis data spasial yang dimiliki dengan
lebih mudah, lebih cepat dan interaktif. Oleh karena itu kajian kerentanan dan daerah
rawan banjir limpasan Sungai Bogowonto dalam upaya pengelolaan Daerah Aliran
Sungai perlu untuk dilakukan.
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah sebagaimana diuraikan di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
6
BAB II PEMBAHASAN
Bencana banjir merupakan bencana alam yang sering terjadi setiap musim penghujan
melanda Indonesia. Definisi banjir adalah keadaan dimana suatu daerah tergenang oleh
air dalam jumlah besar. Kejadian bencana banjir tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor
alam berupa curah hujan diatan normal dan adanya pasang naik air laut.
Banjir adalah sebuah bencana yang di akibatkan oleh air. Air yang menggenang atau
bahkan mengalir deras pada tidak tempatnya. Inilah yang sering terjadi pada akhir-akhir
ini sangat akrab dengan masyarakat Indonesia. Terutama pada beberpa tahun terakhir ini.
Banyak masyarakat yang kehilangan harta benda mereka. Bahkan, nyawa mereka akibat
banjir. Oleh karena itu alangkah bijaksananya jika kita mencari cara agar banjir itu tidak
lagi di alami oleh masyarakat Indonesia.
a. Banjir karena sungainya meluap Banjir ini biasanya terjadi akibat dari sungai tidak
mampu lagi menampung aliran air yang ada di sungai itu akibat debit airnya sudah
melebihi kapasitas. Kalo sudah seperti ini, airnya itu akan mencari tempat lain, tempat itu
ada di kanan kiri sungai yang biasanya merupakan daerah dataran banjir. air ini bisa juga
terjadi akibat kiriman, bila curah hujan tinggi di hulu sungai dan sistem DAS dari sungai
itu rusak maka luapan airnya akan terjadi di hilir sungai.
b. Banjir lokal. Banjir ini terjadi akibat air yang berlebihan di tempat itu dan meluap juga di
tempat itu. Pada saat curah hujan tinggi di lokasi setempat dimana kondisi tanah dilokasi
itu sulit dalam melakukan penyerapan air (bisa karena padat, bisa juga karena kondisinya
lembab, dan bisa
juga karena daerah resapan airnya tinggal sedikit) maka kemungkinan terjadinya banjir
lokal akan sangat tinggi sekali.
c. Banjir akibat pasang surut air laut Saat air laut pasang, ketinggian muka air laut akan
meningkat, otomatis aliran air di bagian muara sungai akan lebih lambat dibandingkan
bila saat laut surut. Selain melambat, bila aliran air sungai sudah melebihi kapasitasnya
(ditempat yang datar atau cekungan) maka air itupun akan menyebar kesegala arah dan
terjadilah banjir.
7
berikut merupakan data banjir di DKI Jakarta pada tahun 2008-2021 di bulan januari.
Dalam data tersebut menjelaskan bahwa DKI Jakarta masih belum maksimal dalam
penanggulangan banjir
Banjir bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor yaitu diantaranya curah hujan yang
tinggi dalam waktu yang lama, permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air
laut, aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan dipinggir sungai,
tidak ada lagi tanah resapan air, serta kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan.
Penyebab banjir di Jl, Inspeksi Raya tersebut karena limpahan air dari hulu sungai
Citarum yang mengalir sampai ke kali Pesanggrahan sehingga daerah di lingkungan
tersebut mengalami banjir.
Dampak bencana banjir ini dapat mengancam kehidupan manusia yang terdampak,
berikut dampak-dampak dari banjir:
8
Akibatnya, manusia bisa mengalami berbagai macam hal berikut, yaitu tenggelam, diare,
muntaber, hipotermia (penurunan suhu tubuh di bawah 35 derajat Celcius), demam
berdarah, tifus, penyakit kulit, demam, dan Hepatitis A.
Banjir di Jl. Inspeksi Raya Ulujami Jakarta Selatan ini sudah sering terjadi sejak Jaman
dahulu hingga sampai sekarang masih rentan terjadi karena limpahan dari sungai
Citarum.
Banjir yang sering terjadi di lingkungan ini berlokasi di Jl. Inspeksi Raya Ulujami Jakarta
Selatan.
9
BAB III LAPORAN RENCANA AKSI
1. Bentuk kegiatan:
2. Langkah:
3. waktu
4. kebutuhan:
untuk rencana aksi tersebut kita membutuhkan handphone untuk voice record dan
dokumentasi, kamera untuk merekama aksi, biaya transportasi pergi dan pulang.
5. Rincian Biaya
Transportasi 6 Rp.12.000,00
Wawancara dilakukan dengan tujuan mengetahui kondisi dan pengalaman wilayah lokasi.
Adapun tahapan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
yang pertama kami lakukan ialah pergi ke ruang administrasi agar kepala kesiswaan
membuatkan surat perizinan resmi yang nantinya akan diberikan kepada ketua Rt007
10
setelah dibuatnya surat resmi yang sudah ditandatangani kami konsultasi kepada
pembimbing untuk memberi tahu bahwa suratnya akan dikirim setelah pulang sekolah
nanti.
Pada jam 03.00 dua orang dari kelompok kami langsung mendatangi rumah bapak rt
untuk memberikan surat perizinan yang sudah dibuat tadi.
3. Wawancara
Keesokan harinya pada jam 01.00 sesuai dengan perjanjian, semua anggota dari
kelompok kami pergi ke lokasi yang sudah ditentukan Bersama bapak rt dengan
motor dan segala Persiapan perlengkapan shooting.
Kegiatan diawali dengan berbincang kepada pak rt, lalu kami pergi ke lokasi warga
yang sering terkena banjir, sambil menyalakan kamera untuk merekam.
Wawancara dilakukan dengan 5 pertanyaan yang sudah kami buat seminggu sebelum
aksi yang akan dijawab oleh bapak rt setempat. Nadhira intan salah satu kelompok
kami bagian mewawancarai, sedangkan Kayla namira yang merekam wawancara
tersebut, semua anggota mendapat bagiannya masing-masing.
Wawancara diakhiri dengan baik tiada kendala, sebagai tanda terimakasih kelompok
kami memberi sedikit bingkisan kepada kepala rt karena sudah membantu kami
dalam projek ini.
4. Menyebar poster
11
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bencana banjir ini sangatlah rawan dan banyak terjadi di berbagai daerah di negeri kita, salah
satunya yang paling rawan terkena banjir adalah Jakarta.
Sebenarnya penyebab utama dari banjir itu adalah akibat dari perbuatan manusia sendiri,
misalnya saja adanya penebangan pohon secara liar dihutan, maka terjadilah banjir, kemudian
adanya pembuangan sampah sembarangan sehingga mengakibatkan aliran air tersumbat maka
jadilah banjir.
Cara yang paling efektif untuk mencegah banjir adalah dengan adanya sikap atau perilaku
menjaga kebersihan lingkungan hidup kita. Dan cara yang efektif untuk menanggulangi
terjadinya banjir adalah membuat rumah akrab banjir
3.2 Saran
Demikianlah proposal ini kami tulis, dengan harapan masyarakat dapat menerapkan pencegahan
bencana banjir dan selalu menanamkan diri sikap membuang sampah pada tempatnya dan juga
pada anak keturunannya untuk selalu membiasakan budaya tertib membuang sampah. Kami
ucapkan terima kasih.
Diketahui
Pembimbing
12
DAFTAR PUSAKA
Ayomi, Amindoni, dan Aghnia Adzkia, BBC News Indonesia. Diakses pada 11 Februari 2021, “
Arnaiz,Thea. Diakses pada 9 Mei 2022, “ dampak banjir bagi lingkungan ” dari
https://bobo.grid.id/read/083272957/7-dampak-banjir-bagi-lingkungan-dan-cara-mengatasinya?
page=all.
Suryani, sri, anih, DPR.Go.id. diakses pada februari 2013 “ dampak banjir bagi Kesehatan
https://pusatkrisis.kemkes.go.id/mengetahui-jenis-jenis-banjir-dan-cara-menanggulanginya.
13