Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PROJECT PROFIL PANCASILA

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BANJIR

OLEH:
KELOMPOK II
KAYLA NAMIRA ALMAIDA, NADHIRA INTAN AZZALIA, RIZKY
SAFFAREL, AFRIZAL FATHONI

SMA NEGERI 108 JAKARTA SELATAN


TAHUN ANGGARAN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
karunia beserta rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan
judul “pencegahan dan penanggulangan bencana banjir”.

Proposal penyusunan penelitian ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi siswa kelas
X SMAN 108 Jakarta dalam projek profil Pancasila.
Proposal penelitian ini disusun atas kerjasama dan berkat bantuan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Jeje Nursabah, S.Pd. selaku Pembimbing Projek Profil Pancasila


2. Ibu Hj.Nisfatul Umah M.Pd selaku Kepala Sekolah Menengah Akhir Negeri 108
3. Ibu Dra. Bontor Risma Analia selaku wakil kepala sekolah bidang kesiswaan
4. Bapak Drs. Damri selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum
5. Bapak Drs Subakir selaku wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana
6. Orang tua yang tak henti-hentinya selalu mendoakan dan memotivasi untuk senantiasa
bersemangat dan tak mengenal kata putus asa. Terima kasih atas segala dukungannya,
baik secara material maupun spiritual hingga terselesaikannya laporan ini.
7. Keluarga yang telah memberikan informasi, semangat, dan dukungan dalam
menyelesaikan laporan ini.
8. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya proposal ini.
Penyusun menyadari adanya keterbatasan di dalam penyusunan laporan tugas akhir ini.

Besar harapan penyusun akan saran dan kritik yang bersifat membangun. Akhirnya
Penyusun berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan bagi pembaca
sekalian.

Jakarta, 7 September 2022

Penyusun
Kayla Namira Almaida

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................7
2.1 BENCANA BANJIR..................................................................................................................7
2.2 Korban dan dampak yang terkena bencana Banjir..................................................................8
2.3 Kapan terjadinya banjir tersebut...............................................................................................9
2.4 Di lokasi mana bencana yg akan diobservasi itu terjadi............................................................9
2.5 Cara Menanggulangi Bencana Banjir.................................................................................9
BAB III LAPORAN RENCANA AKSI..................................................................................10
2.7 Merumuskan rencana aksi:......................................................................................................10
2.8 Pelaksanaan Aksi......................................................................................................................10
BAB IV PENUTUP...............................................................................................................12
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................12
Mengapa kita memilih lokasi tersebut...........................................................................................12
3.2 Saran.........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSAKA...............................................................................................................13

3
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Edukasi masyarakat terkait pencegahan dan penanggulangan bencana banjir di Jl.Inspeksi


Raya Ulujami Jakarta Selatan
Bencana banjir termasuk bencana alam yang hampir pasti terjadi pada setiap datangnya
musim penghujan. Banyak upaya yang dilakukan oleh pihak pemerintah untuk
mengantisipasi bencana banjir, yang melibatkan berbagai sektor terkait, tetapi kejadian
banjir tersebut masih terjadi dalam setiap tahun.
Kejadian banjir seperti tersebut di atas lebih diartikan sebagai banjir limpasan (discharge
overland flow) atau di kalangan umum dikenal dengan istilah banjir kiriman, karena tipe
banjir ini berasal dari aliran limpasan permukaan yang merupakan bagian dari hujan yang
mengalir di permukaan tanah sebelum masuk ke sistem sungai. Dalam kondisi bio-
geofisikal dan curah hujan yang khusus/unik banjir limpasan ini dapat membentuk banjir
bandang (flash flood).

Banjir limpasan ini ciri-cirinya antara lain debit puncak yang tinggi dan waktu datangnya
banjir (time to peak) yang sangat cepat, sehingga tidak memberikan kesempatan
penduduk untuk persiapan mengungsi. Diperlukan suatu analisis untuk mengetahui
sumber asal banjir dan daerah yang rawan terkena banjir, sehingga sebelum terjadi banjir
dapat dilakukan langkah-langkah pengendalian banjir.
Banjir disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor hujan, faktor hancurnya retensi
Daerah Aliran Sungai (DAS), faktor kesalahan perencanaan pembangunan alur sungai,
faktor pendangkalan sungai dan faktor kesalahan tata wilayah dan pembangunan sarana
dan prasarana (Maryono, 2005). Beberapa daerah di Indonesia mengalami peningkatan
jumlah populasi manusia karena adanya daya pikat yang dapat mempengaruhi manusia
untuk pindah dari desa ke kota. Lahan- lahan yang sebenarnya untuk daerah preservasi
dan konservasi untuk menjaga keseimbangan lingkungan setempat, diambil alih untuk
pemukiman, pabrik- pabrik, industri, dan lainnya (Kodoatie, 2002).

Selain itu, menurut Seyhan (1977) bencana alam banjir yang terjadi juga ditentukan oleh
aspek yang lain, yaitu
1) aspek meteorologis-klimatologis terutama karakteristik curah hujan yang mampu
membentuk badai atau hujan maksimum.
2) karakteristik DAS dari aspek bio-geofisikal yang mampu memberikan ciri khas
tipologi DAS tertentu
3) aspek sosial ekonomi masyarakat terutama karakteristik budaya yang mampu
memicu terjadinya kerusakan lahan DAS, sehingga wilayah DAS tersebut tidak
mampu lagi berfungsi sebagai penampung, penyimpan, dan penyalur air hujan
yang baik.

4
Ketiga aspek tersebut secara garis besar yang dapat dipakai sebagai dasar penentuan
apakah wilayah DAS ataupun bagian DAS mana (hulu, tengah, hilir) termasuk kritis berat
ataupun potensial kritis. Dengan kata lain, apakah wilayah DAS ataupun bagian DAS
mana yang sudah termasuk klasifikasi rawan atau sangat rawan banjir. Sehingga sebelum
terjadi bencana banjir di wilayah DAS tersebut sudah diketahui terlebih dahulu di
wilayah DAS atau di bagian DAS mana yang rawan/sangat rawan banjir atau kritis/sangat
kritis, dengan demikian ada waktu untuk mengantisipasi ataupun berbuat sesuatu sebelum
banjir itu datang, dan menjadi bencana.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan, Nomor SK.328/Menhut- II/2009, DAS


Bogowonto merupakan DAS Prioritas I. Segala permasalahan pada DAS prioritas I
tersebut, dapat diidentifikasi penyebabnya untuk kemudian dilakukan upaya
penanganannya secara cepat dan terarah. Dalam rangka pengambilan kebijakan atau
perumusan upaya untuk mitigasi, penanggulangan dan pengendalian bencana banjir,
seperti penataan ruang atau pengelolaan DAS terpadu, diperlukan pemetaan daerah-
daerah yang memiliki tingkat bahaya banjir. Dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, untuk mewujudkan suatu ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif
dan berkelanjutan maka penataan ruang harus diselenggarakan salah satunya dengan
adanya upaya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap
lingkungan, khususnya DAS Bogowonto, akibat pemanfaatan ruang.
Berdasarkan data yang dianalisis dari Statistik Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Serayu Opak Progo, tahun 2009, menyebutkan bahwa sekitar 14,98% dari luasan DAS
Bogowonto sebesar 53.423,86 Ha, dalam kondisi kritis dan 34,58% dalam kondisi agak
kritis. Lahan kritis menjadi salah satu indikator suatu DAS mengalami degradasi (Paimin,
dkk, 2006). Kekritisan lahan juga dapat berpotensi meningkatkan kerawanan banjir suatu
DAS, karena kekritisan lahan dapat dipengaruhi oleh alih fungsi lahan, dari fungsi
lindung menjadi budidaya yang dapat mengurangi tutupan vegetasi di DAS tersebut. Jika
tutupan vegetasi berkurang, maka hujan yang jatuh di DAS, akan banyak menjadi aliran
permukaan/run-off. Sehingga dalam kondisi curah hujan yang tinggi, kemudian direspon
secara cepat menjadi debit puncak banjir dan penampang sungai tidak mampu
menampungnya, maka akan berpotensi terjadi banjir.

Risiko dan dampak terhadap timbulnya bencana akibat banjir yang sering terjadi di DAS
Bogowonto, dapat dikurangi atau diminimalkan dengan upaya mitigasi yang dimulai
dengan menganalisis dan memetakan daerah yang rawan atau rentan terhadap banjir.
Analisis kerentanan banjir dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis dapat
dilakukan dengan cepat, mudah dan akurat. Kerentanan banjir dapat diidentifikasi melalui
Sistem Informasi Geografis dengan menggunakan metode tumpang susun terhadap
parameter-parameter banjir, seperti : infiltrasi tanah, kemiringan lereng dan penggunaan
lahan. Melalui Sistem Informasi Geografis diharapkan akan mempermudah penyajian
informasi spasial khususnya yang terkait dengan penentuan tingkat kerentanan banjir
serta dapat menganalisis dan memperoleh informasi baru dalam mengidentifikasi daerah-
daerah yang sering menjadi sasaran banjir. Untuk melakukan kajian kerentanan dan
daerah rawan banjir di wilayah DAS, khususnya Sub DAS Bogowonto, perlu dilakukan
identifikasi data kondisi biogeofisik DAS, yang disusun dalam suatu basis data spasial
yang terstruktur dengan baik, sehingga mudah untuk diperbaharui, dianalisis, diaktifkan

5
dan diwujudkan dalam bentuk peta. Kemajuan teknologi penginderaan jauh
memungkinkan proses identifikasi kondisi biogeofisik DAS dapat diperoleh dengan lebih
cepat, akurat dan dapat menghemat waktu, biaya dan tenaga. Selain itu berkembang pula
teknologi Sistem Informasi Geografis yang memungkinkan bagi para pengguna data
spasial untuk menyimpan, mengolah dan menganalisis data spasial yang dimiliki dengan
lebih mudah, lebih cepat dan interaktif. Oleh karena itu kajian kerentanan dan daerah
rawan banjir limpasan Sungai Bogowonto dalam upaya pengelolaan Daerah Aliran
Sungai perlu untuk dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang menyebabkan terjadinya banjir?


2. Siapa yang terkena dampak dari bencana banjir?
3. Kapan banjir itu terjadi?
4. Dimana lokasi sering terjadinya banjir tersebut?
5. Bagaimana cara menanggulangi bencana banjir?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah sebagaimana diuraikan di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. mengetahui masalah umum penyebab terjadinya bencana banjir .


2. menganalisis korban yang terkena dampak buruk akibat bencana banjir.
3. mengetahui sejak tahun berapa bencana banjir terjadi dilokasi tersebut.
4. mendatangi lokasi yg akan di observasi yaitu di Jl .Inspeksi Raya Ulujami Jakarta
Selatan.
5. melampirkan hal hal yg bisa dilakukan untuk menanggulangi bencana banjir.

6
BAB II PEMBAHASAN

2.1 BENCANA BANJIR

Bencana banjir merupakan bencana alam yang sering terjadi setiap musim penghujan
melanda Indonesia. Definisi banjir adalah keadaan dimana suatu daerah tergenang oleh
air dalam jumlah besar. Kejadian bencana banjir tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor
alam berupa curah hujan diatan normal dan adanya pasang naik air laut.

Banjir adalah sebuah bencana yang di akibatkan oleh air. Air yang menggenang atau
bahkan mengalir deras pada tidak tempatnya. Inilah yang sering terjadi pada akhir-akhir
ini sangat akrab dengan masyarakat Indonesia. Terutama pada beberpa tahun terakhir ini.
Banyak masyarakat yang kehilangan harta benda mereka. Bahkan, nyawa mereka akibat
banjir. Oleh karena itu alangkah bijaksananya jika kita mencari cara agar banjir itu tidak
lagi di alami oleh masyarakat Indonesia.

Jenis-jenis banjir yang terjadi di Indonesia:

a. Banjir karena sungainya meluap Banjir ini biasanya terjadi akibat dari sungai tidak
mampu lagi menampung aliran air yang ada di sungai itu akibat debit airnya sudah
melebihi kapasitas. Kalo sudah seperti ini, airnya itu akan mencari tempat lain, tempat itu
ada di kanan kiri sungai yang biasanya merupakan daerah dataran banjir. air ini bisa juga
terjadi akibat kiriman, bila curah hujan tinggi di hulu sungai dan sistem DAS dari sungai
itu rusak maka luapan airnya akan terjadi di hilir sungai.

b. Banjir lokal. Banjir ini terjadi akibat air yang berlebihan di tempat itu dan meluap juga di
tempat itu. Pada saat curah hujan tinggi di lokasi setempat dimana kondisi tanah dilokasi
itu sulit dalam melakukan penyerapan air (bisa karena padat, bisa juga karena kondisinya
lembab, dan bisa
juga karena daerah resapan airnya tinggal sedikit) maka kemungkinan terjadinya banjir
lokal akan sangat tinggi sekali.

c. Banjir akibat pasang surut air laut Saat air laut pasang, ketinggian muka air laut akan
meningkat, otomatis aliran air di bagian muara sungai akan lebih lambat dibandingkan
bila saat laut surut. Selain melambat, bila aliran air sungai sudah melebihi kapasitasnya
(ditempat yang datar atau cekungan) maka air itupun akan menyebar kesegala arah dan
terjadilah banjir. 

7
berikut merupakan data banjir di DKI Jakarta pada tahun 2008-2021 di bulan januari.
Dalam data tersebut menjelaskan bahwa DKI Jakarta masih belum maksimal dalam
penanggulangan banjir

2.1 Faktor-Faktor Penyebab Banjir

Banjir bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor yaitu diantaranya curah hujan yang
tinggi dalam waktu yang lama, permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air
laut, aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan dipinggir sungai,
tidak ada lagi tanah resapan air, serta kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan.

Penyebab banjir di Jl, Inspeksi Raya tersebut karena limpahan air dari hulu sungai
Citarum yang mengalir sampai ke kali Pesanggrahan sehingga daerah di lingkungan
tersebut mengalami banjir.

2.2 Korban dan dampak yang terkena bencana Banjir

Dampak bencana banjir ini dapat mengancam kehidupan manusia yang terdampak,
berikut dampak-dampak dari banjir:

1. Dampak Banjir bagi Kesehatan Manusia


Selama banjir menggenangi suatu wilayah, tentu banyak penyakit yang sedang mengincar
manusia.
Bahkan, setelah air surut pun masalah kesehatan akibat banjir juga belum selesai.
Hal ini karena, air banjir membawa bakteri, parasit, dan benda-benda tidak higienis
lainnya.

8
Akibatnya, manusia bisa mengalami berbagai macam hal berikut, yaitu tenggelam, diare,
muntaber, hipotermia (penurunan suhu tubuh di bawah 35 derajat Celcius), demam
berdarah, tifus, penyakit kulit, demam, dan Hepatitis A.

2. Dampak Banjir bagi Lahan Pertanian


Rusaknya lahan pertanian akibat banjir yang menerjang, akibatnya petani bisa gagal
panen dan memengaruhi keadaan ekonomi serta gizi masyarakat.

3. Dampak Banjir pada Bangunan


Rusaknya rumah warga dan membutuhkan perbaikan yang mengeluarkan biaya.
Tidak hanya rumah warga, sejumlah bangunan penting dan fasilitas publik juga ikut
rusak dan butuh perbaikan yang tidak sedikit.

4. Dampak Banjir pada Komunikasi Masyarakat


Terputusnya komunikasi akibat jaringan listrik dan internet yang mati, sehingga aktivitas
manusia tidak bisa berjalan normal.

2.3 Kapan terjadinya banjir tersebut

Banjir di Jl. Inspeksi Raya Ulujami Jakarta Selatan ini sudah sering terjadi sejak Jaman
dahulu hingga sampai sekarang masih rentan terjadi karena limpahan dari sungai
Citarum.

2.4 Di lokasi mana bencana yg akan diobservasi itu terjadi

Banjir yang sering terjadi di lingkungan ini berlokasi di Jl. Inspeksi Raya Ulujami Jakarta
Selatan.

2.5 Cara Menanggulangi Bencana Banjir

Cara cara menanggulangi bencana banjir antara lain:


1. Memfungsikan sungai dan selokan sebagaimana mestinya, jangan sampai tempat
tersebut menjadi tempat sampah
2. Larangan membuat rumah disekitar sungai
3. Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan
4. Tebang pilih dan reboisasi
5. Memperbanyak dan menyediakan lahan terbuka untuk penyerapan air
6. Pemasangan pompa air untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan laut
7. Pembuatan resapan air disekitar lokasi.

9
BAB III LAPORAN RENCANA AKSI

2.7 Merumuskan rencana aksi:

1. Bentuk kegiatan:

 Mewawancarai ketua rt dari wilayah Kawasan Jl. Inspeksi raya

2. Langkah:

 Merancang pertanyaan-pertanyaan yang akan di ajukan


 menyiapkan biaya untuk keperluan wawancara
 meminta izin kepada pihak sekolah yg terkait untuk melaksanakan wawancara
 mendatangi lokasi yg akan diinvestigasi
 memberikan surat keterangan kepada pihak setempat untuk melakukan
wawancara
 melakukan rencana aksi

3. waktu

Senin 10 oktober 2022, 01.00 siang

4. kebutuhan:

untuk rencana aksi tersebut kita membutuhkan handphone untuk voice record dan
dokumentasi, kamera untuk merekama aksi, biaya transportasi pergi dan pulang.

5. Rincian Biaya

Pengeluaran Jumlah Biaya

Transportasi 6 Rp.12.000,00

Bingkisan 1 kotak Rp.60.000,00

2.8 Pelaksanaan Aksi

Wawancara dilakukan dengan tujuan mengetahui kondisi dan pengalaman wilayah lokasi.
Adapun tahapan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:

1. membuat surat izin kepada kedua belah pihak

yang pertama kami lakukan ialah pergi ke ruang administrasi agar kepala kesiswaan
membuatkan surat perizinan resmi yang nantinya akan diberikan kepada ketua Rt007
10
setelah dibuatnya surat resmi yang sudah ditandatangani kami konsultasi kepada
pembimbing untuk memberi tahu bahwa suratnya akan dikirim setelah pulang sekolah
nanti.

2. Mengirim surat perizinan

Pada jam 03.00 dua orang dari kelompok kami langsung mendatangi rumah bapak rt
untuk memberikan surat perizinan yang sudah dibuat tadi.

3. Wawancara

Keesokan harinya pada jam 01.00 sesuai dengan perjanjian, semua anggota dari
kelompok kami pergi ke lokasi yang sudah ditentukan Bersama bapak rt dengan
motor dan segala Persiapan perlengkapan shooting.

Kegiatan diawali dengan berbincang kepada pak rt, lalu kami pergi ke lokasi warga
yang sering terkena banjir, sambil menyalakan kamera untuk merekam.

Wawancara dilakukan dengan 5 pertanyaan yang sudah kami buat seminggu sebelum
aksi yang akan dijawab oleh bapak rt setempat. Nadhira intan salah satu kelompok
kami bagian mewawancarai, sedangkan Kayla namira yang merekam wawancara
tersebut, semua anggota mendapat bagiannya masing-masing.

Wawancara diakhiri dengan baik tiada kendala, sebagai tanda terimakasih kelompok
kami memberi sedikit bingkisan kepada kepala rt karena sudah membantu kami
dalam projek ini.

4. Menyebar poster

Setelah mewawancarai, Afrizal Fathoni menempelkan poster tentang membuang


sampah pada tempatnya, dan reboisasi. Yang ditempelkan di tiang-tiang listrik dekat
perumahan, dengan ini kami berharap warga sekitar sadar akan pentingnya peduli
terhadap lingkungan sekitar untuk menecegah banjir.

11
BAB IV PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bencana banjir ini sangatlah rawan dan banyak terjadi di berbagai daerah di negeri kita, salah
satunya yang paling rawan terkena banjir adalah Jakarta.

Sebenarnya penyebab utama dari banjir itu adalah akibat dari perbuatan manusia sendiri,
misalnya saja adanya penebangan pohon secara liar dihutan, maka terjadilah banjir, kemudian
adanya pembuangan sampah sembarangan sehingga mengakibatkan aliran air tersumbat maka
jadilah banjir.

Mengapa kita memilih lokasi tersebut


Karena lokasi itu yang paling dekat sekolah dan paling rawan terkena bencana banjir yang sesuai
dengan tema project minggu ini.

Cara yang paling efektif untuk mencegah banjir adalah dengan adanya sikap atau perilaku
menjaga kebersihan lingkungan hidup kita. Dan cara yang efektif untuk menanggulangi
terjadinya banjir adalah membuat rumah akrab banjir

3.2 Saran

Demikianlah proposal ini kami tulis, dengan harapan masyarakat dapat menerapkan pencegahan
bencana banjir dan selalu menanamkan diri sikap membuang sampah pada tempatnya dan juga
pada anak keturunannya untuk selalu membiasakan budaya tertib membuang sampah. Kami
ucapkan terima kasih.

Diketahui
Pembimbing

Bapak Jeje Nursabah, S.Pd.

12
DAFTAR PUSAKA

Ayomi, Amindoni, dan Aghnia Adzkia, BBC News Indonesia. Diakses pada 11 Februari 2021, “

Banjir pada bulan Januari 2008-2001” dari https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-56007558.

Arnaiz,Thea. Diakses pada 9 Mei 2022, “ dampak banjir bagi lingkungan ” dari

https://bobo.grid.id/read/083272957/7-dampak-banjir-bagi-lingkungan-dan-cara-mengatasinya?

page=all.

Suryani, sri, anih, DPR.Go.id. diakses pada februari 2013 “ dampak banjir bagi Kesehatan

manusia ” dari https://berkas.dpr.go.id/sipinter/files/sipinter-2332-795-20210325154748.pdf.

Pusat krisis Kesehatan. Diakses pada 10 Februari 2016, dari

https://pusatkrisis.kemkes.go.id/mengetahui-jenis-jenis-banjir-dan-cara-menanggulanginya.

13

Anda mungkin juga menyukai