Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH BENCANA ALAM TERHADAP PENGELOLAAN AIR

PENGENDALIAN BANJIR DAN GENANGAN

DI SMP NEGERI 4 CEPU

Disusun Oleh :

Karisma Yosita Ichramsyah (21150002)

Putri Diana Lestari (21150005)

Lathifa Rahma Sari (21150013)

Wisnu Ardiyanto (21150025)

Khabib Abdurrahman (21150038)

Devan Erza Putra H. (21150054)

JURUSAN TEKNIK SIPIL

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI RONGGOLAWE CEPU

TAHUN AJARAN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang
berjudul “Pengendalian Banjir Dan Genangan di SMP Negeri 4 Cepu” ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Pengelolaan Sumber Daya Air. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Terlebih dahulu, kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Hariyanto, selaku Dosen Pengelolaan Sumber Daya Air.


2. Semua pihak yang telah membantu hingga selesainya makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun kami butuh kan demi kesempurnaan makalah ini.

Cepu, November 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................5
C. Tujuan...................................................................................................................5
D. Manfaat.................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
A. Tinjauan Pustaka...................................................................................................6
1. Kategori Banjir...................................................................................................6
2. Faktor-faktor Penyebab Banjir............................................................................6
3. Daerah Rawan Banjir........................................................................................7
4. Kegiatan Manajemen Bencana..........................................................................7
5. Tahapan Manajemen Bencana..........................................................................9
BAB III............................................................................................................................11
METODOLOGI PENELITIAN......................................................................................11
A. Rencana Penelitian...............................................................................................11
B. Survei Pendahuluan............................................................................................12
C. Pengumpulan Literatur.......................................................................................12
D. Metode Pengolahan Data...................................................................................12
E. Rumus-Rumus Perhitungan...............................................................................14
BAB IV............................................................................................................................15
PEMBAHASAN..............................................................................................................15
A. Hasil Perhitungan.................................................................................................15
B. Data Curah Hujan.................................................................................................16
BAB V.............................................................................................................................19
KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................................19
A. Kesimpulan...........................................................................................................19
B. Saran.....................................................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengelolaan sumber daya air (PSDA) adalah upaya merencanakan,
melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber
daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.
Pengelolaan sumber daya air berhubungan erat dengan hidrologi, dimana
hidrologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang terjadinya pergerakan dan
distribusi air di bumi, baik di atas maupun di bawah permukaan bumi, tentang
sifat fisik, kimia air, dan reaksinya terhadap lingkungan dan dan hubungannya
terhadap kehidupan.
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang banjir dan atau
genangan yang terjadi di SMP Negeri 4 Cepu dan cara pengendaliannya.
Banjir adalah peristiwa bencana alam yang terjadi ketika aliran air yang
berlebihan merendam daratan. Pada dasarnya banjir atau genangan adalah
genangan air yang terjadi pada daerah yang tidak diinginkan adanya genangan air.
Genangan air yang terjadi di suatu tempat merupakan proses alami dan menjadi
konsekuensi logis dari perubahan tata guna dan geometri lahan. Banjir atau
genangan terjadi diakibatkan oleh volume air di suatu badan air
seperti sungai atau danau yang meluap atau melimpah dari bendungan sehingga
air keluar dari sungai itu. Banjir atau genangan juga dapat terjadi karena curah
hujan yang tinggi dan kurangnya daerah resapan air.
SMP Negeri 4 Cepu yang terletak di Desa Mulyorejo, Kecamatan Cepu,
Kabupaten Blora, Jawa Tengah, termasuk dalam daerah dengan tingkat ancaman
banjir sedang yaitu dengan ketinggian air saat banjir 80 centimeter. Keadaan ini
sejalan dengan lingkungan sekitar sekolah sendiri yang dikelilingi area
persawahan serta permukaan tanah yang lebih rendah dari lingkungan sekitarnya
sehingga mengakibatkan terjadinya banjir luapan dari area persawahan yang tepat
berada di belakang SMP Negeri 4 CEPU dan kecilnya saluran air yang berada di
depan sekolah itu sendiri tidak mampu menampung debit air yang tinggi
diakibatkan dari curah hujan yang tinggi dan juga luapan air dari area persawahan
itu sendiri, sehingga potensi terjadinya banjir di daerah ini sangat besar. SMP
Negeri 4 Cepu yang merupakan salah satu sekolah rawan terkena bencana banjir.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi banjir dan genangan di SMP Negeri 4 Cepu?
2. Berapa debit banjir di SMP Negeri 4 Cepu?
3. Berapa kapasitas tampungan embung di SMP Negeri 4 Cepu?
4. Bagaimana cara penanggulangan banjir dan genangan di SMP Negeri 4
Cepu?
5. Berapa dimensi embung yang seharusnya direncanakan untuk
menanggulangi banjir di SMP Negeri 4 Cepu?

C. Tujuan
Tujuan yang penulis inginkan dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kondisi banjir dan genangan di SMP Negeri 4 Cepu.
2. Mengetahui jumlah debit banjir di SMP Negeri 4 Cepu dari perhitungan
analisa Hidrologi dan Hidrolika.
3. Mengetahui kapasitas tampungan embung yang ada di SMP Negeri 4 Cepu.
4. Mengetahui cara menanggulangi terjadinya banjir dan genangan di SMP
Negeri 4 Cepu.
5. Mengetahui dimensi embung yang seharusnya direncanakan untuk
menanggulangi banjir di SMP Negeri 4 Cepu.

D. Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu:
1. Memberikan informasi tentang pengendalian banjir dan genangan di SMP
Negeri 4 Cepu kepada semua pihak yang ingin memanfaatkan dan
mendapatkan informasi dari hasil penelitian ini.
2. Sebagai bahan masukan bagi instansi atau lembaga yang berkompeten
terutama bagi pemerintah daerah dan badan penanggulangan bencana daerah
setempat.
3. Sebagai inovasi khususnya dalam studi.

BAB II

5
A. Tinjauan Pustaka
Banjir didefinisikan sebagai tergenangnya suatu tempat akibat meluapnya
air yang melebihi kapasitas pembuangan air disuatu wilayah dan menimbulkan
kerugian fisik, sosial dan ekonomi (Rahayu dkk, 2009). Banjir adalah ancaman
musiman yang terjadi apabila meluapnya tubuh air dari saluran yang ada dan
menggenangi wilayah sekitarnya.
Banjir merupakan peristiwa dimana daratan yang biasanya kering (bukan
daerah rawa) menjadi tergenang oleh air, hal ini disebabkan oleh curah hujan yang
tinggi dan kondisi topografi wilayah berupa dataran rendah hingga cekung. Selain
itu, terjadinya banjir juga disebabkan oleh limpasan air permukaan (runoff) yang
meluap dan volumenya melebihi kapasitas pengaliran sistem drainase atau sistem
aliran sungai.

1. Kategori Banjir
Kategori atau jenis banjir terbaagi berdasarkan lokasi sumber aliran
permukaannya dan berdasarkan mekanisme terjadinya banjir :
a. Berdasarkan lokasi sumber aliran permukaannya, terdiri dari:
 Banjir kiriman (banjir bandang) yaitu banjir yang diakibatkan oleh
curah hujan didaerah hulu sungai.
 Banjir lokal yaitu banjir yang terjadi karena volume hujan setempat
yang melibihi kapasitas pembuangan disuatu wilayah.
b. Berdasarkan mekanisme terjadinya banjir, terdiri dari:
 Reguler flood yaitu banjir yang diakibatkan oleh hujan.
 Irreguler flood yaitu banjir yang diakibatkan oleh selain hujan
seperti tsunami, gelombang pasang, dan hancurnya bendungan.

Untuk banjir yang terjadi di SMP Negeri 4 Cepu sendiri merupakan


banjir kiriman dari daerah Jambe.

2. Faktor-faktor Penyebab Banjir


a. Penyebab banjir secara alami
 Curah hujan
 Pengaruh fisiografi
 Erosi dan sedimentasi
 Kapasitas tampungan air
 Kapasitas drainase yang tidak memadai

6
b. Penyebab banjir akibat aktivitas manusia
Banjir juga dapat terjadi karena aktivitas manusia sebagai berikut:
 Perubahan kondisi DAS
 Kawasan kumuh dan sampah
 Drainase jalan dan pengembangan pertanian
 Perencanaan sistem pengendalian banjir tidak tepat
 Rusaknya hutan

3. Daerah Rawan Banjir


“Daerah rawan banjir adalah daerah yang sering dilanda banjir. Daerah
tersebut dapat diidentifikasi dengan menggunakan pendekatan geomorfologi
khususnya aspek morfoganesa, karena kenampakan seperti sungai, tanggul
alam, dataran banjir, rawa belakang, kipas aluvial, dan delta yang
merupakan bentukan banjir yang berulang-ulang yang merupakan bentuk
lahan detil yang mempunyai topografi datar”(Dibyosaputro, 1984)
Menurut Pratono (2008) dan Isnugroho (2006), “daerah rawan banjir
dapat diklasifikasikan menjadi empat daerah, yaitu daerah pantai, daerah
dataran banjir, daerah sempadan sungai, dan daerah cekungan”.

4. Kegiatan Manajemen Bencana


Salah satu cara untuk menyederhanakan pemahaman terhadap
kegiatan penanggukangan bencana adalah dengan mengatur ke dalam suatu
siklus. Menurut model Stephen Bieri, sebuah modifikasi Cuny DRM dan
Mitigation Circle, siklus manajemen risiko bencana adalah:
Tiap tahapan kegiatan dalam gambar di atas akan dijelaskan secara singkat
sebagai berikut:
a. Pencegahan (prevention) adalah “langkah-langkah untuk melakukan,
menghilangkan atau mengurangi ancaman secara drastis melalui
pengendalian dan pengaturan fisik dan lingkungan. Tindakan ini
bertujuan untuk menekan sumber ancaman dengan mengurangi tekanan,
mengatur dan menyebarkan energi atau bahan ke daerah yang kebih
kuaa atau melalui waktu yang lebih lama”
b. Mitigasi (mitigation) adalah “tindakan fokus pada perhatian untuk
mengurangi dampak dari ancaman dan dengan demikian mengurangi
negatif dampak bencana terhadap kehidupan melalui beberapa alternatif

7
yang sesuai dengan ekologi. Kegiatan mitigasi mencakup tindakan non-
rekayasa seperti peraturan, sangsi dan penghargaan untuk memaksa
perilaku yang lebih cocok dan melalui informasi untuk meningkatkan
kesadaran”
c. Kesiapan Tanggap Darurat (preparedness) adalah “prediksi tentang
kebutuhan masa depan jika ada bencana keadaan darurat dan
identifikasi sumber daya untuk memenuhi kebutuhan, dan dengan
demikian membawa masyarakat di daerah bahaya untuk merespon yang
lebih baik terhadap kesiapan menghadapi bencana. Berdasarkan
pemahaman bahwa kehancuran dalam bencana tidak dapat dihindari,
tanggap darurat menempatkan beberapa pengaturan secara efektif.
Kesiapan tanggap darurat meliputi pengaturan dan pelatihan rencana
tanggap darurat untuk mengatur, menyiapkan dan menguji sistem
peringatan dini, penyimpangan dan kesiapan pasokan kebutuhan dasar,
pelatihan dan simulasi, kesiapan mekanisme alarm dan prosedur tetap”
d. Tanggap Darurat (response) adalah “tindakan sebelum dan setelah
bencana. Tindakan dalam tahap ini seperti identifikasi lokasi bencana,
studi cepat tentang kerusakan dan ketersediaan sumber daya untuk
menentukan dengan cepat pemenuhan kebutuhannya. Seiring dengan
itu, mungkin ada pencarian dan penyelamatan korban, pertolongan
pertama, evakuasi, tempat para pengungsi dan fasilitas, pengiriman
pasokan darurat dan obat-obatan, sumber daya bergerak dan pemulihan
fasiliator utama seperti komunikasi, transportasi, air, dan fasilitas publik
lainnya.” (BNPB, 2013)
e. Pemulihan (recorvery) adalah “tindakan yang bertujuan untuk
membantu orang mendapatkan kembali apa yang sudah hilang dan
membangun kembali kehidupan, dan untuk mendapatkan kembali
peluang mereka. Semua ini akan dicapai melalui membangun kembali
dan memfungsikan kembali fasilitas-fasilitas, baik memulihkan tingkat
kemampuan sosial ekonomi mereka atau lebih baik dari sebelum
bencana bersama dengan penguatan ketahanan mereka untuk
menghadapi bencana di masa mendatang.” (BNPB, 2013)

8
5. Tahapan Manajemen Bencana
Manajemen bencana merupakan suatu proses terencana yang
dilakukan untuk mengelola bencana dengan baik dan aman melalui 3 (tiga)
tahapan sebagai berikut (Hertanto, 2009):
a. Pra Bencana
 Kesiapsiagaan adalah “serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui
langkah yang tepat guna dan berdaya guna” (BNPB,2013)
 “Sistem Peringatan Dini merupakan informasi – informasi yang
diberikan kepada masyarakat tentang kapan suatu bahaya peristiwa
alam dapat diidentifikasi dan penilaian tentang kemungkinan
dampaknya pada wilayah tertentu. Peringatan dini disampaikan
dengan segera kepada semua pihak, khususnya mereka yang
berpotensi terkena bencana di tempat masing –
masing”(BNPB,2013)
 “Mitigasi adalah upaya untuk mencegah atau mengurangi dampak
yang ditimbulkan akibat suatu bencana”(BNPB, 2013)
b. Saat Bencana
 Tanggap Darurat Bencana adalah “serangkaian tindakan yang
diambil secara cepat menyusul terjadinya suatu peristiwa bencana,
termasuk penilaian kerusakan, kebutuhan (damage and needs
assessment), penyaluran bantuan darurat, upaya pertolongan,
pembersihan lokasi bencana.”(Ramli, 2010).
 “Penanggulangan bencana selama kegiatan tanggap darurat, upaya
yang dilakukan adalah menanggulangi bencana yang terjadi sesuai
dengan sifat dan jenisnya. Penanggulangan bencana memerlukan
keahlian dan pendekatan khusus menurut kondisi dan skala
kejadian”(Ramli, 2010)

c. Pasca Bencana
 Rehabilitasi adalah “serangkaian kegiatan yang dapat membantu
korban bencana untuk kembali pada kehidupan normal yang

9
kemudian diintegrasikan kembali pada fungsi – fungsi yang ada di
dalam masyarakat. Termasuk didalamnya adalah penanganan
korban bencana yang mengalami trauma psikologis” (Ramli, 2010).
 Rekonstruksi adalah “serangkaian kegiatan untuk mengembalikan
situasi seperti sebelum terjadinya bencana, termasuk pembangunan
infrastruktur, menghidupan akses sumber – sumber ekonomi,
perbaikan lingkungan, pemberdayaan masyarakat”. Berorientasi
pada pembangunan dengan tujuan mengurangi dampak bencana,
dan dilain sisi memberikan manfaat secara ekonomis pada
masyarakat(Ramli, 2010).
 Prevensi adalah “serangkaian kegiatan yang direkayasa untuk
menyediakan sarana yang dapat memberikan perlindungan
permanen terhadap dampak peristiwa alam, yaitu rekayasa
teknologi dalam pembangunan fisik” (Ramli, 2010).

10
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rencana Penelitian
Peneletian ini terdiri dari beberapa tahapan yang dapat dilihat pada diagram
alir yang ditampilkan dalam gambar 1.1 dibawah.

Mulai

Studi Literatur

Menentukan pokok bahasan yang dibutuhkan yaitu:


 Menentukan data historik bencana banjir di SMP Negeri 4
Cepu

Melakukan observasi

Melakukan survei di lokasi penelitian dengan wawancara

Pengolahan data-data yang telah dikumpulkan:


 Data historis banjir SMP Negeri 4 Cepu
 Data hasil wawancara dengan penjaga SMP Negeri 4 Cepu

Analisis dan pembahasan

Kesimpulan dan saran

Selesai

Gambar 1.1. Diagram alir penelitian

11
B. Survei Pendahuluan
Survei dengan tujuan untuk mengetahui kondisi awal di lapangan secara
garis besar.

C. Pengumpulan Literatur
Penelitian ini juga memerlukan beberapa jurnal dan literatur yang berkaitan
dengan topik penelitian seperti penyebab terjadinya banjir dan drainase. Berikut
ini adalah profil SMP Negeri 4 Cepu:

SMP Negeri 4 Cepu menempati lokasi dengan luas lahan 14.684 m 2 di


pinggir jalan Cepu - Randublatung km 3,5 di Dusun Joho, Desa Mulyorejo,
Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. SMP Negeri 4 Cepu didirikan
pada tanggal 3 September 1979. Siswa yang mendaftar di SMP Negeri 4 Cepu
berasal dari beberapa kecamatan seperti Kecamatan Kedungtuban, Kecamatan
Cepu, Kecamatan Sambong, Kecamatan Padangan, dan Kecamatan Kasiman.

Gambar 1.2 Peta SMP Negeri 4 Cepu

D. Metode Pengolahan Data


Metode pengolahan data yang direncanakan meliputi beberapa tahap
diantaranya sebagai berikut:
1. Pengolahan data hasil survei

12
Survei dilakukan dengan mewawancarai seseorang. Wawancara yang
dilakukan adalah wawancara terbuka. Wawancara terbuka merupakan
wawancara yang tidak merahasiakan informasi tentang narasumber dan
memiliki pertanyaan yang tidak terbatas maupun jawabannya.
Survei dibagi menjadi dua bagian yaitu sebagai berikut:
 Survei ke masyarakat
Survei ke masyarakat kami lakukan di STT Ronggolawe Cepu dengan
salah satu dosen yang bertempat tinggal di sekitar SMP Negeri 4 Cepu.
 Survei ke penjaga SMP Negeri 4 Cepu
Survei ke penjaga SMP Negeri 4 Cepu kami lakukan di SMP Negeri 4
Cepu.
Wawancara memerlukan persiapan, dimana persiapan yang diperlukan
agar hasil wawancara yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian.
Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Narasumber
Narasumber pada penelitian kali ini adalah masyarakat dan penjaga
SMP Negeri 4 Cepu yang bertempat tinggal di sekitar Kawasan
Penelitian.
b. Pertanyaan
Pertanyaan sudah disediakan oleh pewawancara agar mendapatkan
data yang diinginkan. Pertanyaan yang akan diajukan harus mencakup
poin-poin penting. Daftar pertanyaan yang akan diajukan meliputi luas
tanah di lokasi, alasan rubuhnya pagar, area yang terdampak banjir, dan
bagaimana kondisi drainase di sekitar lokasi.
Setelah mempersiapkan hal-hal yang perlu pada persiapan
wawancara, langkah selanjutnya adalah pelaksanaan wawancara.
Peneliti mendatangi SMP Negeri 4 Cepu untuk bertanya langsung
kepada salah satu orang yang bekerja di lokasi.
Peneliti mengajukan pertanyaan yang telah dibuat kepada
narasumber secara langsung. Saat narasumber menjawab, peneliti akan
menandai jawaban dari narasumber tersebut.
Untuk melakukan pengolahan data pada penelitian ini, dibutuhkan
suatu data yang mana penelitian ini data didapatkan melalui hasil

13
wawancara terhadap narasumber. Hasil penelitian diolah menggunakan
metode analisa kualitatif.

E. Rumus-Rumus Perhitungan
Debit banjir atau besarnya aliran adalah volume aliran yang melalui suatu
penampang melintang per satuan waktu. (m3/detik)

V = A.L Q = V/t

Keterangan; Q = debit banjir (m3/detik) A = luas penampang (m2)

V = kecepatan (m/detik) t = waktu (detik)

Rumus menghitung kapasitas atau volume adalah perhitungan seberapa


banyak ruang yang bisa ditempati dalam suatu objek. Objek dapat berupa benda
yang beraturan ataupun benda yang tidak beraturan.

V=p.l.t

Keterangan; V = volume (m3)


p = panjang (m)
l = lebar (m)
t = tinggi (m)

14
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Hasil Perhitungan
Banjir dan genangan yang terjadi di SMP Negeri 4 Cepu pada saat hujan
deras selama 7 jam dengan mencapai ketinggian 80 cm. Daerah yang tergenang
bajir adalah setengah dari wilayah SMP Negeri 4 Cepu. Mulai dari halaman depan
sampai ke bagian tengah sekolah. Sekolah ini memiliki ukuran 1 hektar. Jadi,
daerah yang tergenang banjir adalah 0,5 hektar. Untuk mengatasi banjir dan
genangan tersebut pihak sekolah menggunakan pompa air untuk memompa air
dari area genangan banjir ke saluran drainase di depan sekolah. SMP Negeri 4
Cepu memiliki satu embung atau kolam yang memiliki panjang 20 m, lebar 5 m,
dan tinggi 1,5 m. Embung atau kolam inilah yang air akan berada dan akan
dipompa menuju drainase di depan sekolah. Tetapi drainase yang ada di depan
sekolah harus dilakukan normalisasi karena terdapat banyak tumpukan pasir dan
juga rerumputan yang tumbuh lebat. Dan drainase yang ada di seberang jalan
tepatnya di depan Hotel Arra kecil. Itu mengakibatkan air meluap jika hujan lebat
dan lama. Banjir dan genangan yang terjadi di SMP Negeri 4 Cepu diakibatkan
karena lebih tingginya muka jalan daripada sekolah. Di SMP Negeri 4 Cepu sudah
sebagian pondasi dinaikkan.
Dari penjelasan di atas dapat dicari debit dan kapasitas tampungan embung
yang ada di SMP Negeri 4 Cepu.

Diketahui; A = 0,5 hektar = 5.000 m2 Diketahui; p = 20 m


L = 80 cm = 0,8 m l =5m
t = 7 jam = 25.200 detik t = 1,5 m
Ditanya; Q .................? Ditanya; V .................?
Dijawab; Dijawab;
V=A.L V=p.l.t
= 5000 . 0,8 = 20 . 5 . 1,5
= 400 m3 = 150 m3
Q = V/t
= 400/25200
= 0,02 m3/detik

15
Jadi, debit banjir di SMP Negeri 4 Cepu adalah 0,02 m3/detik dan kapasitas
tampungan air (embung atau kolam) yang ada di SMP Negeri 4 Cepu adalah 150
m3.
B. Data Curah Hujan
1. Data statistik curah hujan daerah Blora tahun 2012 =2096 mm/jam
2. Data statistik curah hujan daerah Blora tahun 2014 =1689 mm/jam
3. Data statistik curah hujan daerah Blora tahun 2018 =1979 mm/jam

R
Rumus intensitas curah hujan : I¿ ¿
24
Dimisalkan kala ulang / periode tahun : 2012, 2014, 2018, 2022 (2 tahun, 4 tahun,
4 tahun)
Tabel Perhitungan Intensitas Curah Hujan Untuk Tahun 2012-2014, 2014-2018,
dan 2018-2022 dengan rumus Mononobe
Intensitas Hujan (I) (mm/th) dengan periode ulang (Tr)
Lama Hujan t
(Jam) Tr = 2 th Tr = 4 th Tr = 4 th
(mm/jam) (mm/jam) (mm/jam)
1 16768,00 13512,00 15832,00
2 4192,00 3378,00 3958,00
3 1863,11 1501,33 1759,11
4 1048,00 844,50 989,50
5 670,72 4,00 633,28
6 465,78 375,33 439,78
7 342,20 275,76 323,10
8 262,00 211,13 247,38
9 207,01 166,81 195,46
10 167,68 135,12 158,32
11 138,58 111,67 130,84
12 116,44 93,83 109,94
13 99,22 79,95 93,68
14 85,55 68,94 80,78
15 74,52 60,05 70,36
16 65,50 52,78 61,84
17 58,02 46,75 54,78
18 51,75 41,70 48,86
19 46,45 37,43 43,86
20 41,92 33,78 39,58
21 38,02 30,64 35,90
22 34,64 27,92 32,71
23 31,70 25,54 29,93
24 29,11 23,46 27,49
Jumlah (∑) 26897,94 21138,44 25396,48
(dalam/hari) (mm/hr) (mm/hr) (mm/hr)

16
Jumlah (∑) 9817748,55 7715528,93 9269715,83
(dalam/tahun) (mm/th) (mm/th) (mm/th)
Rata-rata (ā) 1120,75 880,77 1058,19
(mm/hr) (mm/hr) (mm/hr) (mm/hr)
Rata-rata (ā) 1136,31 893,00 1072,88
(mm/th) (mm/th) (mm/th) (mm/th)

GRAFIK INTENSITAS CURAH


HUJAN
INTENSITAS CURAH HUJAN (mm/Jam)

18000.00
16000.00
14000.00
12000.00 Series2
10000.00 Series4
8000.00 Series6
6000.00
4000.00
2000.00
0.00
0 3 6 9 12 15 18 21 24
Lama Waktu (t) (Jam)

Cara menghitung
1. Gunakan rumus intensitas curah hujan
R
2. Masukkan nilai :I ¿ ¿mm/jam
24
(diambil contoh untuk yang Intensitas Curah Hujan Tr = 2 th, t = 1 jam) (Untuk
24, dibawah "R", merupakan total 24 sampel dari tabel, sedangkan 24, diatas
"t", merupakan total waktu 24 jam untuk 1 hari)
3. Lakukan langkah yang sama untuk mengetahui data selanjutnya, sehingga
hasilnya ketemu
4. Di jumlah (masih dalam satuan mm/hr, (karena sudah 24 jam maka dianggap
mm/1hr)) dari jam pertama hingga ke-24, ketemu hasil
5. Ubah satuan dari mm/hr ke mm/th :
26897 , 94 mm a 26897 , 94 × 365
= a= a=9817748 , 1 mm/th
1 hr 365 hr 1
(365 hr = 1 th)

17
6. Tentukan Rata-Rata dari data mm/hr dan mm/th :
26897 , 94 mm /hr 9817748 ,1 mm /th
a= =1120 , 75 mm/hra= =1136 ,31
24 jam 8640 jam
mm/th
(1 hr = 24 jam), (1 bln = 720 jam), (1 th = 8640 jam)
(1 hr = 24 jam), (1 bln = 30 hari), (1 th = 365 hari)
7. Lakukan tahap 1-6 pada Tr = 3 th dan Tr = 4 th

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil peneletian didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. SMP Negeri 4 Cepu termasuk daeerah yang dapat dikategorikan sebagai
daerah rawan banjir. Dikarenakan permukaan tanah yang lebih rendah dari
lingkungan sekitarnya.

18
2. Penyebab utama terjadinya banjir di SMP Negeri 4 Cepu adalah karena
terlalu kecil dan dangkalnya saluran air depan sekolah serta terjadi
penyempitan saluran air yang tepat berada di depan Hotel Arra sehingga
mengakibatkan limpasan air hujan ke daratan sekitar ketika hujan sedang
berlangsung cukup lama.
3. Upaya penanggulangan banjir dan genangan tersebut telah dilakukan oleh
pihak sekolah dengan membuat tampungan air sementara/embung yang
kemudian airnya dipompa menggunakan pompa air untuk kemudian
dialirkan ke saluran drainase di depan sekolah.

B. Saran
Diperlukan peran penting dari instansi setempat agar dapat bekerja sama
untuk melakukan normalisasi sungai dan saluran air di tepi jalan khusunya yang
berada di depan SMP Negeri 4 Cepu dan juga yang berada tepat di depan Hotel
Arra agar tidak terjadi luapan air hujan ketika terjadi hujan yang cukup lama.

19

Anda mungkin juga menyukai