Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KEPERAWATAN MATRA KASUS BANJIR

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

ARMIATI
ASNI
MILDA
NELFI ANDARI
NURUL ASYRIA IRWAN
REKA WULANDARI
RISKA ARMADAYANI

AKADEMIK KEPERAWATAN LAPATAU BONE


2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi kekuatan dankesempatan,

sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang diharapkan walaupun dalam

bentuk yang sangat sederhana, dimana makalah inimembahas tentang “Keperawatan matra

pada kasus banjir”.

Dengan adanya makalah ini, mudah-mudahan dapat membantu meningkatkan minat

baca dan belajar teman-teman. Selain itu, kami juga berharapsemua dapat mengetahui dan

memahami tentang materi ini, karena akan meningkatkan mutu individu kita.

Watampone ,08 November 2021

Penyusun

(kelompok 4)

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................. .............. i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ...............ii

DAFTAR ISI . .................................................................................................. ...............iii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang ....................................................................................... ............... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. ............... 3

C. Tujuan ................................................................................................... ............... 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Keperawatan Matra.......... ....................................................... .............. 4

B. Definisi Banjr ........................................................................................ ................4

C. Penyebab Banjir .................................................................................... ..............5

D. Tindakan untuk mengurangi dampak banjir ......................................... ...............6

E. Dampak yang timbul…………………………………………………………….6

F. Tahap penanggulangan bencana .......................................................... ................7

G. Peran perawat dalam penanganan bencana .......................................... ...............13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... ............17

B. Saran ...................................................................................................... ............17

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................18

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kesehatan matra merupakan suatu kesehatan yang pelayanannya

ditujukan secara khusus pada kelompok yang mengalami perpindahan

sementara dan mengalami ancaman kesehatan yang ada dalam ruang

lingkup tempat tinggalnya. Pada dasarnya istilah matra memiliki makna

yang sangat konstruktif serta dapat mempengaruhi tingkat kesehatan

seseorang atau kelmpok. Ancaman lingkungan yang ada bisa berasal dari

barat, laut, serta udara.

Kondisi yang ada pada kesehatan matra dapat berubah karena

dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor tersebut dapat direncanakan

ataupun tidak direncanakan. Selain itu ada beberapa penyelenggaraan

matra yang berhubungan dengan kelautan. Misalnya saja saat melakukan

penyelamatan, perjalanan wisata, kegiatan bawah tanah dan masih banyak

lagi.

Hal tersebut dengan jelas tercantum dalam salah satu pasal dalam

UU Kesehatan No.36 Tahun 2009, yatu: “ kesehatan matra “ dalam

ketentuan ini adalah kondisi dengan lingkungan berubah secara bermakna

yang dapat menimbulkan masalah kesehatan. Sementara itu, kesehatan

matra meliputi kesehatan lapangan, kesehatan kelautan dan bawah air,

serta kesehatan kedirgantaraan.

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2001) bencana adala

01) bencana adalah peristiwa atau kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan

kerusakan ekologi, kerugian kehidupan manusia serta memburuknya kesehatan dan

1
pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari

luar biasa dari pihak luar. pihak luar.

Sedangkan definisi bencana (disaster) menurut WHO adalah setiap kejadian

yang menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia atau

memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala tertentu tan

pada skala tertentu yang memerlukan respon dari luar masyarakat atau wilayah yang

terkena

Jenis-jenis banjir menurut penyebabnya di Indonesia. Di Indonesia, banjir

adalah sebuah bencana alam yang mudah terjadi. Hal ini karena letak Indonesia pada

daerah pada daerah tropis yang memungkinkan curah yang memungkinkan curah

hujan yang tinggi yang tinggi setiap tahunnya. tahunnya. Banjir di Indonesia terbagi

menjadi beberapa jenis, yaitu : Banjir bandang, Banjir Hujan Ekstrim, Banjir Luapan

Sungai / Banjir Kiriman, Banjir Pantai (ROB), Banjir Hulu

Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan yang biasanya kering

karena peningkatan peningkatan volume air volume air yang diakibatkan dari

diakibatkan dari tingginya tingginya curah hujan, curah hujan, meluapnya

meluapnya air sungai atau laut, dan pecahnya bendungan. Banjir bandang adalah

banjir yang terjadi secara tiba-tiba karena teris terjadi secara tiba-tiba karena

terisinya air pada inya air pada daerah yang tanahnya kering /sukar daerah yang

tanahnya kering /sukar meresap air ketika hujan turun, air sukar meresap ke dalam

tanah dan akhirnya terjadi banjir.

2
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi keperawatan matra?
2. Apa definisi dari bencana banjir?
3. Apa penyebab dari banjir?
4. Bagaimana tindakan untuk mengurangi dampak banjir?
5. Apa saja dampak yang timbul dari banjir?
6. Bagaimana tahap penanggulangan bencana?
7. Bagaimana peran perawat dalam penanganan bencana?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi keperawatan matra
2. Mengetahui definisi dari bencana banjir
3. Mengetahui penyebab dari banjir
4. Memahami tindakan untuk mengurangi dampak banjir
5. Memahami dampak yang timbul akibat banjir
6. Memahami tahap penanggulangan bencana
7. Memahami peran perawat dalam penanganan bencana

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi keperawatan matra

Matra adalah dimensi lingkungan/wahana/media tempat seseorang atau sekelompok

orang melangsungkan hidup serta melaksanakan kegiatan. Kondisi matra adalah keadaan

dari seluruh aspek pada matra yang serba berubah dan bepengaruh terhadap kelangsungan

hidup dan pelaksanaan kegiatan manusia yang hidup dalam lingkungan tersebut.

Kesehatan matra adalah upaya kesehatan dalam bentuk khusus yang

diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental guna menyesuaikan diri

terhadap lingkungan yang serba berubah secara bermakna baik lingkungan darat, laut

maupuun udara.

B. Definisi banjir

Banjir adalah kondisi air yang menenggelamkan atau menggenangi suatu area atau

tempat yang luas. Banjir juga dapat mengacu terendamnya daratan yang semula tidak

terendam air menjadi terendam akibat volume air yang bertambah seperti sungai atau danau

yang meluap, hujan yang terlalu lama, tidak adanya saluran pembuangan sampah yang

membuat air tertahan, tidak adanya pohon penyerap air dan lain sebagainya.

Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi

dengan saluran pembuangan air yang memadai sehingga merendam wilayah-wilayah yang

tidak dikehendaki oleh orang-orang yang ada di sana. Banjir bisa juga terjadi karena

jebolnya sistem aliran air yang ada sehingga daerah yang rendah terkena dampak kiriman

banjir. Banjir merugikan banyak pihak Berdasarkan sumber air yang

menjadi penampung penampung di bumi, jenis banjir dibedakan menjadi tiga, yaitu :

a) Banjir Sungai Terjadi karena air sungai meluap.

4
b) Banjir Danau Terjadi karena air danau meluap

atau bendungannya bendungannya jebol.

c) Banjir Laut pasang Terjadi antara lain akibat adanya badai dan gempa

bumi gempa bumi.

C. Penyebab banjir

Banjir hanyalah salah satu dari sekian banyak bencana alam yang sering terjadi.

Banjir sering terjadi terutama pada musim hujan dengan intensitas yang sering dan lebat.

Daerah yang menjadi langganan banjir terutama pada daerah sekitar arus

sungai. Namun daerah yang jauh dari sungai pun kadang terkena musibah banjir juga

jika curah banjir terjadi hujan yang datang terus menerus dan sungai tidak lagi sanggup

menampung banyaknya air hujan.

Secara umum, penyebab terjadinya banjir yaitu:

a) Penebangan hutan Penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi

reboisasi

b) Pendangkalan sungai Pendangkalan sungai

Pembuangan sampah yang sembarangan, baik ke aliran sungai

c) Pembuatan saluran air saluran air yang tidak memenuhi syarat

d) Pembuatan tanggul tanggul yang kurang baik

e) Air laut Air laut, sungai, atau danau yang meluap dan menggenangi

daratan.

D. Tindakan Untuk Mengurangi Dampak Banjir

5
Ada beberapa tindakan Ada beberapa tindakan yang bisa mengurangi dampak

yang bisa mengurangi dampak resiko penanggulangan esiko penanggulangan banjir,

diantaranya yaitu :

a) Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan.

b) Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini Pembangunan sistem

pemantauan dan peringatan dini pada bagian sungai ada bagian sungai yang

sering menimbulkan banjir.

c) Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta daerah

rawan banjir.

d) Tidak membuang sampah ke dalam sungai.

e) Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan serta

mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir.

E. Dampak yang Timbul

a. Dampak fisik

Kerusakan pada sarana-sarana umum, kantor-kantor pelayanan publik

yang disebabkan oleh banjir.

b. Dampak sosial

Mencakup kematian, risiko kesehatan, trauma mental,

menurunnya perekonomian, perekonomian, terganggunya

terganggunya kegiatan kegiatan pendidikan pendidikan (anak-anak

(anak-anak tidak dapat pergi ke sekolah), sekolah), terganggunya

terganggunya aktivitas aktivitas kantor pelayanan pelayanan publik,

publik, kekurangan makanan, energi, air, dan kebutuhan-kebutuhan dasar

tuhan dasar lainnya. lainnya.

6
c. Dampak ekonomi

Mencakup kehilangan materi, gangguan kegiatan ekonomi (orang t mi

(orang tidak dapat idak dapat pergi kerja, terlambat terlambat bekerja,

bekerja, atau transportasi transportasi komoditas komoditas terhambat,

terhambat, dan lain-lain).

d. Dampak lingkungan

Mencakup pencemaran air (oleh bahan pencemar yang dibawa oleh

banjir) atau tumbuhan disekitar sungai yang rusak akibat terbawa banjir.

e. Dampak ancaman wabah penyakit

Setelah banjir pada saat dan sesudah banjir, seperti penyakit diare,

penyakit yang disebabkan oleh nyamuk.

F. Tahap Penanggulan Penanggulangan Bencana gan Bencana

1) Tahap Pencegahan & Mitigasi

a. Pencegahan

Pencegahan adalah upaya yang dilakukan untuk menghilangkan

sama sekali atau mengurangi mengurangi ancaman. ancaman.

Misalnya :

1) Pencegahan penebangan liar

2) Melakukan Reboisasi

3) Tidak membuang sampah sembarangan

b. Mitigasi

7
Mitigasi atau pengurangan adalah upaya untuk mengurangi atau

meredam risiko. Yaitu dengan membuat bendungan, tanggul, kanal untuk

mengendalikan banjir, pembangunan tanggul sungai dan lainnya.

1) Kenali Penyebab Banjir

a) Curah hujan tinggi

b) Permukaan tanah lebih rendah dibanding permukaan air laut

c) Terletak di suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan

dengan pengaliran air keluar sempit

d) Banyak permukiman yang dibangun di dataran sepanjang sungai

e) Aliran sungai tidak lancar karena banyaknya sampah

serta bangunan di pingg bangunan di pinggir sungai. ir sungai.

f) Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai.

2) Tindakan untuk mengurangi dampak banjir

a) Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi

lahan

b) Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini di bagian

sungai yang sering m bagian sungai yang sering menimbulkan

banjir enimbulkan banjir

c) Tidak membangun rumah dan permukiman di bantaran sungai

d) Tidak membuang sampah ke dalam sungai dan rutin

mengadakanprogram pengerukan sungai

e) Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah

dari permukaan laut

8
f) Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu

dilaksanakan, dibarengi pengurangan aktivitas di bagian sungai

rawan banjir

3) Yang harus dilakukan sebelum terjadi banjir

a) Bersama aparat terkait dan pengurus RT/RW terdekat,

membersihkan lingkungan sekitar, terutama di saluran air atau

selokan, dari timbunan sampah

b) Tentukan lokasi posko banjir yang tepat untuk mengungsi,

lengkap dengan fasilitas dapur umum dan MCK,

berikut pasokan pasokan air bersih melalui melalui koordinasi

koordinasi dengan aparat terkait terkait dan pengurus RT/RW

c) Bersama pengurus RT/RW, segera bentuk

tim penanggulangan penanggulangan banjir di tingkat tingkat

warga, salah satunya satunya mengangkat penanggung jawab

posko banjir

d) Koordinasikan melalui RT/RW, dewan kelurahan setempat, dan

LSM untuk pengadaan tali, tambang, perahu karet,

dan pelampung guna evaku pelampung guna evakuasi

e) Pastikan pula peralatan komunikasi telah siap pakai, guna

memudahkan mencari informasi, meminta bantuan, atau

melakukan konfirmasi

f) Simak informasi terkini melalui TV, radio, atau peringatan tim

warga tentang curah hujan dan kondisi air

g) Lengkapi diri dengan peralatan keselamatan, antara lain

radio baterai, senter, korek gas, dan lilin

9
h) Siapkan bahan makanan mudah saji dan persediaan air bersih

i) Siapkan obat-obatan darurat

j) Amankan dokumen penting

4) Yang harus dilakukan saat banjir

a) Matikan aliran listrik di dalam Matikan aliran listrik di dalam

rumah atau hubungi rumah atau hubungi PLN untuk PLN untuk

mematikan aliran listrik di wilayah yang terkena bencana

b) Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air

masih memungkinkan untuk diseberangi

c) Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret

arus banjir, serta segera amankan barang-barang berharga

ketempat yang lebih tinggi

d) Jika air terus meninggi, hubungi instansi terkait

5) Yang harus dilakukan setelah banjir

a) Secepatnya membersihkan rumah, terutama bagian lantai, lalu

gunakan antiseptik untuk membunuh kuman

b) Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari

terjangkitnya penyakit diare yang sering mewabah setelah

kejadian banjir

c) Waspadai kemungkinan binatang berbisa atau

binatang penyebar penyakit

d) Usahakan selalu waspada apabila kemungkinan terjadi banjir

susulan

2) Tahap Kesiapsiagaan

10
Kesiapsiagaan dalam Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 adalah

serangkaian kegiatan dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan dan

atau mengurangi ancaman bencana. Kesiapsiagaan adalah upaya

menghadapi situasi darurat serta mengenali berbagai sumber daya untuk

memenuhi kebutuhan pada saat itu. Hal ini bertujuan agar warga

mempunyai persiapan yang lebih baik untuk menghadapi bencana.

Kesiapsiagaan meliputi, Penilaian Risiko (risk assessment), Perencanaan

Siaga (Contingency planning), Mobilisasi sumber daya (Resouce

mobilization), Pendidikan dan pelatihan Tuminting dalam

penanganan banjir

Tindakan kesiapsiagaan:

a) Pembuatan sistem peringatan dini, misalnya dengan dibuat tanda

antisipasi siaga 1 penanda bencana

b) Menyediakan obat-obatan dan p3k

c) Menyediakan matras, pos pengungsian

d) Membuat sistem penyebaran peringatan ancaman, misalnya Simak

informasi terkini melalui TV, radio atau peringatan Tim warga

tentang curah hujan dan posisi air pada pintu air

e) Lengkapi dengan peralatan keselamatan seperti: senter, selimut,

tikar, jas hujan, ban karet bila ada

f) Pembuatan rencana evakuasi

g) Membuat tempat dan sarana evakuasi

h) Penyusunan rencana darurat, rencana siaga

i) Memasang rambu evakuasi dan peringatan dini jika diperlukan

11
3) Tahap Tanggap Darurat

Tanggap darurat adalah upaya yang dilakukan segera setelah bencana

terjadi untuk mengurangi dampak bencana, seperti penyelamatan jiwa

dan harta benda. Tindakan tanggap d benda.

Tindakan tanggap darurat: arurat:

a) Pencarian

b) Evakuasi dan penggolongan korban (sesuai tingkat keparahan)

c) Penanganan Penderita Gawat Darurat (PPGD)

d) Pengkajian cepat kerusakan dan kebutuhan

e) Penyediaan kebutuhan dasar seperti air dan sanitasi, pangan,

sandang, papan, kesehatan, konseling

f) Pemulihan segera fasilitas dasar seperti telekomunikasi,

transportasi, listrik, pasokan air untuk mendukung kelancaran

kegiatan tanggap darurat

g) Rehabilitasi

4) Tahap Pasca Darurat

a) Tahap Rehabilitatif ( Pemulihan )

1) Memperbaiki prasarana Memperbaiki prasarana dan pelayanan

dan pelayanan dasar fis dasar fisik, pendidikan, ik, pendidikan,

kesehatan, kejiwaan, ekonomi, sosial, budaya, keamanan,

lingkungan, prasarana transportasi, penyusunan kebijakan

12
dan pembaharuan struktur pembaharuan struktur

penanggulangan penanggulangan bencana bencana di

pemerintahan. di pemerintahan.

b) Tahap Rekonstruksi ( pembangunan berkelanjutan )

1) Membangun prasarana Membangun prasarana dan pelayanan

dan pelayanan dasar fisik, pendidikan, pendidikan, kesehatan,

ekonomi, sosial, budaya, keamanan,

lingkungan, pembaharuan pembaharuan rencana rencana tata

ruang wilayah, wilayah, sistem pemerintahan pemerintahan dan

lainnya yang memperhitungkan faktor risiko bencana.

2) Pemulihan psiko-sosial

3) Peningkatan fungsi pelayanan kesehatan

G. Peran Perawat dalam Penanganan Bencana

1. Peran perawat dalam keadan darurat (Impact Phase)

biasanya pertolongan pertama pada korban biasanya

pertolonganpertama pada korban bencana d bencana dilakukan tepat

setelahilakukan tepat setelah keadaan bencana keadaan bencana stabil.

stabil. Setelah Setelah bencana mulai bencana mulai stabil, stabil,

masing-masing masing-masing bidang tim bidang tim survey mulai

survey mulai melakukan pengkajian c melakukan pengkajian cepat

terhadap epat terhadap kerusakan- kerusakankerusakan, begitu juga

perawat sebagai bagian dari tim kesehatan. Perawat harus melakukan

pengkajian secara cepat untuk memutuskan tindakan pertolongan

13
pertama. Ada saat dimana ”seleksi” pasien untuk penanganan segera

(emergency) akan lebih efektif .

TRIASE

a. Merah — paling penting, prioritas utama. keadaan yang mengancam

kehidupan sebagian besar pasien mengalami hipoksia, syok, trauma

dada, perdarahan internal, trauma kepala dengan kehilangan

kesadaran, luka bakar derajat I-II.

b. Kuning — penting, penting, prioritas kedua. prioritas kedua.

Prioritas Prioritas kedua meliputi kedua meliputi injury dengan efek

sistemik namun belum jatuh ke keadaan syok karena dalam keadaan

ini sebenarnya pasien masih dapat bertahan selama 30-60 menit.

Injury tersebut antara lain fraktur tulang multipel, fraktur terbuka,

cedera medulla spinalis, laserasi, luka bakar derajat II.

c. Hijau — prioritas ketiga. Yang termasuk kategori ini adalah fraktur

tertutup, luka bakar minor, minor laserasi, kontusio, abrasio, dan

dislokasi.

d. Hitam — meninggal. meninggal. Ini adalah Ini adalah korban

bencana korban bencana yang tidak dapat yang tidak dapat selamat

dari bencana, ditemukan sudah dalam keadaan meninggal.

2. Peran perawat di dalam Peran perawat di dalam posko pengungsian dan

posko posko pengungsian dan posko bencana bencana

14
a. Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek kesehatan

sehari-hari.

b. Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan harian

c. Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang

memerlukan penanganan kesehatan di RS.

d. Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian.

e. Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan, makanan

khusus bayi, peralatan kesehatan.

f. Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan penyakit

menular maupun kondisi kejiwaan labil hingga membahayakan diri

dan lingkungannya berkoord lingkungannya berkoordinasi dengan

perawat inasi dengan perawat jiwa.

g. Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada korban

(ansietas, depresi yang ditunjukkan dengan seringnya menangis dan

mengisolasi diri) maupun reaksi psikosomatik (hilang nafsu makan,

insomnia, fatigue, mual muntah, dan kelemahan otot).

h. Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak-anak, dapat

dilakukan dengan memodifikasi lingkungan misal dengan

terapi bermain.

i. Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh para

psikolog dan psikiater.

j. Konsultasikan bersama supervisi setempat mengenai pemeriksaan

kesehatan dan kebutuhan masyarakat yang tidak mengungsi.

3. Peran perawat dalam fase postimpact

15
Bencana tentu memberikan bekas khusus bagi keadaan fisik, sosial,

dan psikologis korban. Selama psikologis korban. Selama masa

perbaikan masa perbaikan perawat perawat membantu masyarakat

membantu masyarakat untuk kembali pada kehidupan normal. Beberapa

untuk kembali pada kehidupan normal. Beberapa penyakit dan kondisi

fisik kit dan kondisi fisik mungkin memerlukan jangka waktu yang lama

untuk normal kembali bahkan terdapat keadaan dimana kecacatan

terjadi

16
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Matra adalah dimensi lingkungan/wahana/media tempat seseorang atau
sekelompok orang melangsungkan hidup serta melaksanakan kegiatan Banjir
adalah Banjir adalah kondisi air yang menenggelamkan atau mengenangi suatu
area atau tempat yang luas. Adapula peran perawat dalam penanggulagan bencana
yaitu melakukan penyeleksian korban atau TRIASE, menyusun rencana prioritas
asuhan keperawatan harian di posko pengungsian, dan rebalitasi.

2. Saran
Sebaiknya para mahasiswa keperawatan maupun perawat tetap
mengagendakan kegiatan pelatihan atau demonstrasi kepada masyarakat rawan
bencana banjir mengenai cara penanggulangan b banjir mengenai cara
penanggulangan bencana banjir encana banjir.

17
DAFTAR PUSTAKA

Carter, W.N. (1991) Disaster Management: A disastermanager’s handbook.


Manila, Asian Development Bank

Makhfudli, F . E. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: teori dan praktik


Dalam keperawatan. Jakarta; Salemba Medika

Undang-undang No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

18

Anda mungkin juga menyukai