Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

“ K ” BENCANA TSUNAMI DENGAN


GANGGUAN PSIKOLOGI ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI

Dosen Pengampuh:
Ns. Irfan Madamang, S.Kep., M.M., M.Kep

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3:

Dahniar Lpt.13201908

Deswita Maharani Lpt.13201909

Erniati Lpt.13201910

Leni Sri Rahayu Lpt.13201913

Yudistira Rusdi Lpt.13201933

Yuli Dirmayanti Lpt.13201934

AKADEMI KEPERAWATAN LAPATAU BONE

2021
LAPORAN PENDAHULUAN

1. KONSEP DASAR MEDIS

A. Definisi Menarik Diri


Prilaku menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan
orang lain. Menghindari hubungan dengan orang lain (Rowlins, 1993)
Perilaku yang di munculkan oleh individu yang teramati lewat prilaku yang
maladaptif yang merupakan suatu upaya individu tersebut untuk mengatasi kecemasannya,
berhubungan dengan rasa takut, kesepian, kemarahan, rasa malu, rasa bersalah, dan rasa
tidak aman. (Stuart & Sunden, 1995)

B. Tanda dan Gejala


- Kurang spontan
- Apatis (acuh terhadap lingkungan)
- Ekspresi wajah kurang berseri
- Afek Tumpul
- Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri
- Komunikasi verbal menurun atau tidak ada, klien tidak bercakap-cakap dengan
klien lain / perawat
- Mengisolasi diri (menyendiri)
- Klien tampak memisahkan diri dari orang lain, misalnya pada saat makan
- Tidak atau kurang sadar dengan lingkungan sekitarnya
- Pemasukan makanan dan minuman terganggu
- Retensi urine dan feces
- Aktivitas menurun
- Kurang energi (tenaga)
- Harga diri rendah
- Menolak berhubungan dengan orang lain
- Klien memutuskan percakapan atau pergi bila diajak bercakap-cakap.

C. Mekanisme Koping
Mekanisme koping digunakan klien sebagai usaha untuk mengatasi kecemasan
yang merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya. Mekanisme koping yang
sering digunakan pada klien menarik diri adalah regresi, represi, dan isolasi.
D. Etiologi

2. Faktor Predisposisi
a) Faktor Perkembangan.
Setiap tahap tumbuh kembang mempunyai tugas yang harus dilalui dengan sukses.
Karena apabila tugas perkembangan tersebut tidak di penuhi maka akan
mengganggu atau menghambat perkembangan selanjutnya. (Keliat,BA. 2002)

b) Faktor Biologis
faktor genetik dapat menunjang terhadap kerusakan interaksi sosial menarik diri.
Adanya kelainan-kelainan seperti retardasi mental dianggap membatasi kapasitas
adaptif seorang individu secara umum. (Townsend, 1998).

c) Faktor Sosial Budaya


Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan yang diakibatkan
oleh karena norma yang tidak mendukung. Pendekatan terhadap orang lain atau
tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif seperti lansia, orang
cacat, dan orang yang berpenyakit kronis. Isolasi sosial dapat terjadi karena
mengadopsi norma, prilaku dan sistem nilai yang berbeda dari kelompok
mayoritas. Harapan yang tidak realistik terhadap hubungan juga termasuk faktor
lain yang berkaitan dengan gangguan ini (Stuart & Sunden, 1998 )

3. Faktor presipitasi
a. Stressor sosial budaya

Stresor sosial budaya dapat menyebabkan terjadinya gangguan dalam berhubungan,


misalnya keluarga yang labil, dirawat di RS.

b. Stresor psikologis

Tingkat kecemasan yang berat akan menyebabkan menurunnya kemampuan


individu untuk berhubungan dengan orang lain. Intensitas kecemasan yang ekstrim
dan memanjang disertai terbatasnya kemampuan individu untuk mengatasi masalah
diyakini akan menimbulkan berbagai masalah gangguan berhubungan (menarik diri)

E. Rentang Respon Menarik Diri

Respon Adaptif Respon Maladaptif


- Menyendiri - Merasa sendiri - Manipulasi

- Otonomi (Loneliness) - Impulsif

- Bekerjasama - Menarik diri - Noreissism

- Saling tergantung - Tergantung

Pathway

Resiko tinggi perilaku kekerasan Akibat

Ketegangan peran Perubahan sensori - Defisit perawatan diri


Pemberi perawatan persepsi : pendengaran

Kerusakan Interaksi Sosial :


Intoleransi Aktivitas
Menarik Diri (Masalah Utama) )

Harga Diri Rendah kronis Penyebab

Koping Keluarga Inefektif :


Ketidakmampuan Keluarga
merawat klien dirumah
2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1). Identitas klien : nama, umur, agama, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, status,
2). Penanggung jawab : nama, umur, jenis kelamin, hubungan dengan klien
3). Keluhan utama
4). Riwayat penyakit dahulu
5). Faktor predisposisi
6). Faktor presipitasi
7). Pemeriksaan fisik
8). Konsep diri
9). Hubungan sosial
10). Spiritual
11). Status mental
12). Aktivitas sehari-hari
13). Analisa data

B. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan interaksi sosial : Menarik diri berhubungan dengan Harga diri rendah
C. Intervensi Keperawatan

1. Gangguan interaksi sosial :


Menarik diri berhubungan dengan Harga diri rendah
 Tujuan Umum
Klien dapat bersosialisasi kembali dengan orang lain
 Tujuan khusus
1. Klien dapat berkomunkasi dan berinteraksi kembali dengan orang lain
2. Klien dapat beraktifitas diluar rumah kembali
3. Klien dapat kembali bekerja dan beraktifitas dengan normal
 Kriteria hasil
- Klien menunjukkan keterlibatan social seperti berinteraksi dengan teman
dekat,tetangga,anggota keluarga , dan atau kelompok kerja
- Klien menunjukkan minat terhadap aktifitas pengalihan
- Klien dapat mengembangkan keterampilan social yang dapat mengurangi
isolasi social
 Intervensi
1. BHSP dengan menggunakan prinsip komunikasi terapiotik
2. Identifikasi bersama pasien factor factor yang mempengaruhi isolasi social
3. Membantu klien untuk meningkatkan kesadaran diri terhadap potensi yang
dimiliki klien
4. Mengajarkan klien untuk meningkatkan sosialisasi
5. Meningkatkan system dukungan klien berasal dari keluarga

D. Implementasi
Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah
rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya
dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap sempurna.

E. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan untuk
mengetahui sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai. Evaluasi ini
dilakukan dengan cara membandingkan hasil akhir yang tramati dengan tujuan dan
kriteria hasil yang dibuat dalam rencana keperawatan.
DAFTAR PUTAKA

Herdiman, T.Heather.2011. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011.


EGC ;jakarta
Nanda 2005-2006, 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan, Jakarta : Prima Medika
NANDA NIC NOC. 2015-2017. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. EGC
:jakarta
NANDA NIC NOC. 2018-2020. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. EGC
:jakarta
Perry, dkk. 2005. Buku saku : Keterampilan dan Prosedur Dasar. Jakarta : EGC
Towarto, Wartonal, 2007, Kebutuhan Dasar & Proses Keperawatan Edisi 3, Jakarta

: Salemba Medika
Wilkinson, Judith M. 2007, Diagnosa Keperawatan, Jakarta : EGC

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. “ K ” BENCANA TSUNAMI DENGAN


GANGGUAN PSIKOLOGI ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI
Dosen Pengampuh:
Ns. Irfan Madamang, S.Kep., M.M., M.Kep

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3:

Dahniar Lpt.13201908

Deswita Maharani Lpt.13201909

Erniati Lpt.13201910

Leni Sri Rahayu Lpt.13201913

Yudistira Rusdi Lpt.13201933

Yuli Dirmayanti Lpt.13201934

AKADEMI KEPERAWATAN LAPATAU BONE

2021
Kasus

Ny.K adalah salah satu korban bencana tsunami di Desa Pattiro pada tanggal 17
Novemver 2020 lalu. Ny.K satu-satunya yang selamat dalam keluarganya. Anak dan
suami Ny.K ditemukan tewas akibat bencana tersebut. Semenjak kejadian, Ny.K
tinggal bersama Ny.A yang merupakan adiknya. Adik Ny.K mengatakan Ny.K sering
melamun dan mengurung diri di kamar. Selain itu Ny.K sering kedapatan menangis
sendirian di kamarnya.Ny.K menarik diri dari keluarga maupun masyarakat. Saat
perawat mengkaji kondisi Ny.K, terlihat Ny.K murung daan bersedih serta sering
menunduk dan menghindari kontak mata saat berbicara. Ny.K mengatakan ia selalu
teringat anak dan suaminya yang sudah meninggal, ia merasa tidak percaya bahwa
anggota keluarganya tidak ada yang selamat, ia mengatakan merasa tidak sanggup
menjalani hidup seperti sekarang. Ny.K menceritakannya sambil menangis. Ny.K juga
mengatakan ia merasakan ketakutan dan cemas, setiap malam mengalami kesulitan
tidur, dan juga sering memimpikan kejadian saat bencana alam tersebut terjadi. Ny.K
sering merasakan pusing dan jantung berdebar-debar. Keluarga mengatakan klien
selalu sholat dan berdo’a sambil menangis karena teringat anak dan suaminya. Saat
diperiksa tangan Ny.K terasa dingin. Keadaam umum Klien dalam keadaan sadar,
tanda – tanda vital : tensi darah: 110/60 mmHg nadi : 80x/mnt, respiratori : 20x/mnt,
suhu : 36,8 C.
A. Pengkajian
1. Biodata
Nama : Ny.K
Umur : 36 Tahun
Agama : Islam
JenisKelamin :Perempuan
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Alamat : Watampone
Status : Menikah
Tanggal pengkajian : 14 November 2021

Penanggung Jawab
Nama : Ny. A
Umur : 31 Tahun
JenisKelamin :Perempuan
Pekerjaan : KaryawanBank
Hubungandengan klien : Adik

2. Keluhan Utama
Adik klien mengatakan Ny.K sering melamun dan mengurung diri di kamar.

3. Riwayat PenyakitDahulu
- Klien tidak pernah mengalami aniaya fisik dalam keluarga maupun dalam
lingkungannya
- Dalam keluarga klien tidak ada yang menderita gangguan jiwa.

4. Faktor Predisposisi
Klien trauma akan peristiwa bencana alam yang dialaminya yang menewaskan
anak dan suaminya.

5. Faktor Presipitasi
Klien merasakan kesedihan dan kesepian akibat di tinggal anak dan suaminya.

6. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan pada Ny.K, diperoleh dengan keadaam umum : Klien dalam
keadaan sadar.
 Tanda – tanda vital :

a. Tekanan darah: 110/60 mmHg

b. Nadi : 80x/mnt

c. RR : 20x/mnt

d. Suhu : 36,8 C

e. Keadaan fisik :

- Kuli : turgor kulit baik

- Kepala : rambut hitam, tidak kotor

- Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

- Hidung : bersih, tidak ada polip

- Telinga : bersih, tidak ada secret

- Mulut : mukosa lembab

- Leher : tidak ada pembesaran tyroid

- Dada : simetris, pengembangan paru kanan dan kiri sama,


tidak ada keluhan nyeri pada dada

- Abdomen : tidak ada masa dan tidak ada benjolan

- Ekstremitas atas : tidak ada edema.


7. Konsep Diri
a. Gambaran Diri
Tidak ada gangguan gambaran diri
b. IdentitasDiri
Klien adalah seorang perempuan, klien menerima dirinya sebagai seorang
perempuan.
c. Peran
Klien tidak mampu menjalankan perannya setelah kehilangan anak dan
suaminya.
d. Ideal Diri
Klien merasa tidak berguna.

8. HubunganSosial
Keluarga klien sering melamun dan mengurung diri, menarik diri dari keluarga,
tidak mau bersosialisasi dengan masyarakat.
9. Spiritual
Keluarga mengatakan klien selalu sholat dan berdo’a sambil menangis karena
teringat anak dan suaminya.
10. StatusMental
A. Penampilan
a. Klien memakai pakaian dengan sesuai.
b. Pembicaraan
Klien bicara dengan keadaan sedih dan murung klien menjawab jika diberi
pertanyaan
c. AktivitasMotorik
Klien termasuk klien yang kurang kooperatif, suka menyendiri
d. Alam Perasaan
klien sedih dengan keadaannya yang sekarang sendirian.
e. Afek
Klien mengalami jenis afek apropiate (tepat) yaitu: klien sesuai dengan
suasana yang terjadi, klien mengatakan sedih dan muka tampak murung ketika
ada pertanyaan yang mengingatkannya akan kejadian bencana tersebut.
f. Interaksi selama wawancara
Selama wawancara respon klien mau menceritakan masalahnya kepada
perawat walaupun kontak mata sulit dipertahankan dan pasien menunduk
selama berinteraksi.

g. Prosespiker
Klien mampu bercerita secara urut dan berarah.
h. TingkatKesadaran
Kesadaran klien composmentis,
i. Memori
1) Daya ingat jangka panjang baik : klien dapat mengatakan kalau dirinya
lahir di Watampone
2) Daya ingat jangka pendek baik : klien mengutarakan kalau dia tinggal
bersama adiknya sekarang
3) Daya ingat sesaat baik : klien masih ingat nama teman-temannya selama
10 menit.
7. Aktivitas sehari-hari
1) Makan
Klien makan sendiri dan membersihkan peralatan setelah ia makan.
2) BAK/BAB
Klien mampu mengontrol untuk BAK/BAB ditempat wc.
3) Mandi
Klien secara mandiri dapat mandi secara teratur
4) Berpakaian
Klien dapat mengenakan pakaian sendiri
5) Istirahat tidur
Klien mengatakan pola istirahatnya terganggu dan mengalami kesulitan
tidur karena teringat kejadian tsunami yang menimpanya. Klien sering
memimpikan kejadian tsunami tersebut.
6) Mikanisme koping
Klien tidak mau menceritakan kesedihannya dan kecemasan yang
dialaminya kepadaorang lain.
7) Masalah psikososial danlingkungan
Klien menarik diri dari keluarga dan tidak mau berinteraksi dengan
lingkungansekitar

ANALISA DATA

No Data Masalah
1 DO: Isolasi Sosial :
Menarik diri
- Mengindari kontak mata
- Lebih sering menunduk

DS:
- Keluarga mengatakan Ny. K sering
melamun dan mengurung diri di kamar
- Ny.K menarik diri dari keluarga dan
Masyarakat

B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan interaksi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
C. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi


1. Gangguan interaksi 1. Membina hubungan saling percaya
Setelah dilakukan 1x
sosial : menarik diri
dengan menggunakan prinsip
berhubungan dengan interaksi, klien diharapkan:
harga diri rendah komunikasi terapeutik.
- Tujuan umum :
2. Identifikasi bersama pasien faktor-
- Klien dapat
faktor yang memengaruhi perasaan
bersosialisasi
isolasi sosial.
kembali dengan
3. Membantu klien untuk meningkatan
orang lain.
kesadaran diri terhadap potensi yang
- Tujuan khusus :
dimiliki klien.
- Klien dapat berkomunikasi
4. Mengajarkan klien untuk
dan berinteraksi kembali
meningkatkan sosialisa
dengan orang lain.
5. Meningkatkan sistem
- Klien dapat beraktivitas di
dukungan klien yang
luar rumah kembali.
berasal dari keluarga.
- Klien dapat kembali
bekerja dan beraktifitas
dengan normal.
Kriteria Hasil :
- Klien menunjukkan
keterlibatan sosial seperti
berinteraksi dengan teman
dekat, tetangga, anggota
keluarga, dan atau
kelompok kerja.
- Klien menunjukkan minat
terhadap aktivitas
pengalihan.
- Klien dapat
mengembangkan
keterampilan social yang

dapat mengurangi isolasi


No Diagnosa Tanggal dan Implementasi Evaluasi
jam
1 Gangguan 14-11-2021 TUK I : S:
interaksi sosial : 09:00 Membina hubungan saling percaya dengan klien: - “ Selamat pagi”
menarik diri - Nama saya ibu K, asal dari
berhubungan 1. Memberi salam pada klien “selamat siang ibu K” Pattiro
dengan harga 2. Memperkenalkan diri dengan sopan sambil O:
diri rendah berjabat tangan “ perkenalkan nama saya - Saat ditanya apakah ingat
yudistira rusdi, biasa dipanggil yudis” dengan nama perawat, klien
3. Menjelaskan tujuan pertemuan dan kontrak yang mengangguk.
akan dibuat. “ibu seperti yang sudah saya - Klien terlihat murung dengan
katakan kemarin dalam 1 minggu ini saya akan tatapan mata kosong
merawat ibu. Ibu bisa menceritakan masalah - Klien bicara lambat
yang ibu hadapi kepada saya, mungkin saya bisa A:
membantu bagaiaman kalau hari ini kita - TUK I tercapai
bercakap-cakap mengenai penyebab ibu sering P:
menyendiri dan tidak suka bergabung dengan - Pertahankan TUK I
yang lain. Bagaimana kalau sekitar 15 menit dan
tempatnya disini saja?”
4. Melakukan kontrak singkat tapi sering
5. Menunjukkan sikap empati dan menerima klien
apa adanya

09:45 TUK II S:
Identifikasi bersama pasien faktor- faktor yang - Klien dapat menceritakan
perasaan isolasi ank l. factor-faktor yang
1. Pasien trauma akibat bencana alam tsunami yang mempengaruhi isolasi
merenggut nyawa suami dan anaknya. social seperti:
2. Klien mengatakan merasa tidak sanggup Klien merasa ketakutan,
menjalani hidup seperti sekarang cemas, setiap malam
3. Klien juga mengatakan ia merasakan ketakutan mengalami kesulitan tidur
dan cemas, setiap malam mengalami kesulitan dan juga sering
tidur, dan juga sering memimpikan kejadian saat memimpikan kejadian saat
bencana alam tersebut terjadi. bencana alam tersebut
terjadi.
O:
- Klien bercerita dengan nada
pelan ank lien tampak
malu-malu
- Klien kadang masih
menunduk saat berbicara
A:
- TUK II tercapai
- Klien dapat menceritakan
factor-faktor yang
mempengaruhi isolasi
social
P:
- Pertahankan TUK II

TUK III
10:00 Membantu klien untuk meningkatan kesadaran
S:
diri terhadap potensi yang dimiliki klien. - Klien mengatakan
1. Klien mengatakan senang dan gemar senang dan gemar
melakukan kegiatan menjahit dan pekerjaan melakukan kegiatan
dapur. menjahit dan pekerjaan
2. Memberikan renforcemen atas kemampuan dapur.
dan aspek positif yang dimiliki klien. O:
“bagus sekali ibu bisa menyebutkan - Klien tampak antusias
- Klien dapat menyebutkan
kemampuan yang ibu miliki selama di rumah. kemampuan atau potensi
yang dimiliki dirumah
- Klien dapat berbicara
lancer
A:
- TUK III tercapai
- Klien dapat menyebutkan
potensi yang dimiliki.
TUK IV
P:
10:25 Mengajarkan klien untuk meningkatkan - Pertahankan TUK III
sosialisa
1. Klien diajarkan bersosialisasi
dengan lingkungan sekitarnya
2. Menganjurkan klien sering
S:
melakukan interaksi terhadap - Klien diharapkan mampu
keluarganya bergaul dengan bersosialisasi dengan keluarga
atau lingkungan sekitar
orang lain O:
3. Menjelaskan manfaat - Klien tampak mampu
bersosialisasi terhadap keluarga
berinteraksi dengan orang lain dan sudah tidak menarik diri
4. Memotifasi klien untuk A:
- TUK IV tercapai
berinteraksi deng an keluarga - Klien dapat meningkatkan
dan teman interaksi social terhadap keluarga
dan lingkungan sekitar.
TUK V P:
Meningkatkan sistem dukungan klien yang berasal - Pertahankan TUK IV
11:00
dari keluarga.
1. Support system keluarga terhadap klien
sangat baik.
2. Keluarga mendukung penuh untuk S:
kesembuhan klien dengan sering melakukan - Klien senang mendapat dukungan
interaksi terhadap klien dan motifasi dari keluarga
3. Keluarga tetap memotifasi klien dalam O:
keadaan klien sekarang - Klien tampak senang
A:
- TUK V tercapai
- Keluarga klien dapat
meningkatkan system dukungan
terhadap klien
P:
- Pertahankan TUK V

Anda mungkin juga menyukai