Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN BENCANA

PENANGGULANGAN PASCA BENCANA

PEMBIMBING
Trifonia Sri Nurwela.,S.Kep.,Ns.,M.Kes

KELOMPOK 3
Nydia Natalia Nubatonis Yester Susantisadung
Olvian Mara Weli YeyenAfianiFaku
PaskaliaAvaniUsboko Yohana J. D. Yubilianti
Sabina LaniHamu Yuliana kolo
Sri Afriani Yulius Wonga
Wilhelmina Carlin Lang

TINGKAT III REGULAR A


PROGRAM STUDI D-IV JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
2020

KATA PENGANTAR
PujidansyukurkamipanjatkankehadiratTuhan Yang MahaEsa yang
telahmemberikanberkatdanrahmat-Nya yang melimpah,
sehinggapenulisdapatmenyelesaikan“MakalahPenanggulanganPascaBencana” yang
merupakansalahsatutugasdarimatakuliahManajemenBencana.
Kami
menyadarisepenuhnyabahwadalampenyusunanmakalahinijauhdarikesempurnaanbaikisidansusun
annya, halinidisebabkanketerbatasanwaktu, wawasan,
ataupunkemampuanpenulis.Untukitupenulismengharapkankritikdan saran yang
positifdarisemuapihakuntukkesempurnaanhasilmakalahini.
            Semogasegenapbantuan, bimbingandanarahan yang telah di
berikankepadapenulismendapatbalasandariTuhan. Harapanpenulis,
makalahinidapatbermanfaatbagipeningkatandanpengembanganprofesikeperawatan.

Kupang, Mei 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Bencanaalammerupakansebuahperistiwa yang
tidakdapatditolakolehsemuamakhlukhidup. Bencanadapatterjadikapansajadandimanasaja.
Bencana pula tidakmengenalsiapa yang akanmenjadikorbannya.
Bencanamenjadikekhawatiranterbesarbagimanusia,
karenabencanaselainmenyebabkankerugianfisikdan mental, jugamenyebabkankematian.
Selainitubencanajugadapatmenghambatpembangunannasional, maupuninternasional.
Salah satubencana yang hampirterjadisetiaptahun di Indonesia adalahBanjir.
Menurut (Yulaelawati, 2008) banjiradalahperistiwameluapnyaaliransungaiakibat air
melebihikapasitastampungansungaisehinggameluapdanmenggenangidataranataudaerah yang
lebihrendah di sekitarnya. Menurut data statistik yang diambildari situs
(http://dibi.bnpb.go.id/), mengenaidistribusitipebencanadan korban jiwapadatahun 1815
hinggatahun 2015, banjirmenempatiurutanpertamadengan 5.600 peristiwadanjumlah korban
jiwadibawah 34.000 orang. Selainitu, banjirjugamerupakanbencanaalam yang
mempunyaitingkatfrekuensiterjadinyabencanasebesar 34 %
disusulolehbencanaanginkencang.
Karenabanjirtermasukbencana yang hampirsetiaptahunmelanda Indonesia,
makadariitudiperlukansuatulangkahuntukpenanggulangandanmitigasibencananya. Hal
tersebutdiperlukanuntukmenngurangiresikodandampakdaribencanaini.
Untukmengetahuilebihjauhmengenaiapasajajenisbanjirdanbagaimanapenanggulanganbencan
abanjir, danbagaimanamitigasi yang harusdilakukanketikaterjadibanjir.
1.2 Tujuan
1.2.1 TujuanUmum
Agar mahasiswadapat memahami dan mengetahui penanggulangan pasca bencana
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui definisi bencana
2. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui bencana banjir
3. Mahasiwa mampu memahami dan mengetahui penanggulangan pasca bencana banjir
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. DefinisiBencana

Bencanaadalahperistiwaataurangkaianperistiwayangmengancamdanmengganggukehidupand
anpenghidupanmasyarakat yang disebabkan,
baikolehfaktoralamdan/ataufaktornonalammaupunfaktormanusiasehinggamengakibatkantim
bulnya korban jiwamanusia, kerusakanlingkungan, kerugianhartabenda,
dandampakpsikologis.
DalamUndang-Undang No 24 Tahun 2007 tentangPenanggulanganBencana,
dikenalpengertiandanbeberapaistilahterkaitdenganbencana.
1. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa
yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus,
banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
2. Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi,
dan wabah penyakit.
3. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau
antarkomunitas masyarakat, dan teror.
4. Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi
penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana,  kegiatan
pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
5. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran
utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan
kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.
6. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan
pada wilayahpascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan
sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya,
tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala
aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pascabencana.
7. Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis,
klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu
wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam,
mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk
bahaya tertentu.
8. Pemulihan adalah serangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi masyarakat dan
lingkungan hidup yang terkena bencana dengan memfungsikan kembali kelembagaan,
prasarana, dan sarana dengan melakukan upaya rehabilitasi.
9. Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu
wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam,
hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan
kegiatan masyarakat.

2.2. BencanaBanjir
2.2.1 Defenisi
Banjiradalahkondisi air yang menenggelamkanataumengenangisuatu area
atautempat yang luas. Banjirjugadapatmengacuterendamnyadaratan yang
semulatidakterendam air menjaditerendamakibat volume air yang
bertambahsepertisungaiataudanau yang meluap, hujan yang terlalu lama,
tidakadanyasaluranpembuangansampah yang membuat air tertahan,
tidakadanyapohonpenyerap air dan lain sebagainya. Banjiradalahbencanaakibatcurahhujan
yang tinggidengantidakdiimbangidengansaluranpembuangan air yang
memadaisehinggamerendamwilayah-wilayah yang tidakdikehendakioleh orang-orang yang
ada di sana. Banjirbisajugaterjadikarenajebolnyasistemaliran air yang adasehinggadaerah
yang rendahterkenadampakkirimanbanjir.

2.2.2 Jenis – JenisBanjir


Berdasarkansumber air yang menjadi penampung di bumi,
jenisbanjirdibedakanmenjaditiga, yaitu banjirsungai, banjirdanau, dan banjirlautpasang.
a. Banjir Sungai, terjadi karena air sungai meluap.
b. Banjir Danau, terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol.
c. Banjir Laut pasang, terjadi antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi.

2.2.3 PenyebabTerjadinyaBanjir di Indonesias


Secaraumum, penyebabterjadinyabanjir di Indonesia adalahsebagaiberikut:  
a) Penebanganhutan secara liar tanpadisertai reboisasi,
b) Pendangkalansungai,
c) Pembuangansampah yang sembarangan, baikke aliran sungai maupun gotong royong,
d) Pembuatan saluran air yang tidakmemenuhi syarat,
e) Pembuatan tanggul yang kurangbaik,
f) Air laut, sungai, ataudanau yang meluapdanmenggenangidaratan.

2.2.4Dampakbencanabanjir yang terjadi di Indonesia


         Bencanabanjir yang terjadi di Indonesia menimbulkandampak yang sangatmerugika,
baikkerugian yang bersifatmaterimaupunkerugian yang bersifatpsikologis.
Adapunefekatauakibatdaribanjir yang terjadi di Indonesia adalah :
1. Merusak struktur bangunan beserta isinya
2. Menyebabkan tanah longsor.
3. Air bersih sulit dicari
4. Berkurangnya pasokan makanan bagi tumbuhan, hewan dan manusia karena terisolasi
olehbanjir dan tanaman hancur akibat terendam banjir.
5. Hilangnya nyawa
6. Kerusakan bangunan termasuk jembatan, sistem pembuangan limbah, jalan raya, dan
kanal.
7.  Kerusakan infrastruktur juga sering kerusakan transmisi listrik dan kadang-kadang
Pembangkit listrik, yang dapat mematikan daya.
8. Kurangnya air bersih dikombinasikan dengan kotoran manusia di perairan banjir
9. Meningkatkan risiko penyakit ditularkan melalui air, yang dapat mencakup penyakit
tifus,giardia, cryptosporidium, kolera dan penyakit lainnya tergantung pada lokasi banjir.
10. Kerusakan jalan dan infrastruktur transportasi dapat membuat sulit untuk
memobilisasibantuan kepada mereka yang terkena dampak atau untuk memberikan
pengobatan daruratkesehatan.
11. Banjir biasanya menggenangi lahan pertanian, sehingga tanah tidak bisa dijalankan
danmencegah tanaman dari yang ditanam atau dipanen, yang dapat menyebabkan
kekuranganmakanan baik untuk manusia dan hewan ternak.
12. Kesulitan ekonomi akibat penurunan sementara di bidang pariwisata, membangun
kembalibiaya, atau kekurangan makanan menyebabkan kenaikan harga setelah efek
banjir yangparah.Dampak pada mereka yang terkena dampak dapat menyebabkan
kerusakanpsikologis kepada para korban, khususnya kematian, luka-luka serius dan
kehilangan harta.

2.2.5 Cara mengatasibencanabanjir di Indonesia


            Ada   ungkapan   lebih   baik   mencegah   daripada   mengobati.
Itumerupakanungkapan yang
bijaksanamengingatupayapencegahanlebihmudahdilakukandaripadamengobatiitusendiri. Hal
ini pun bisakitaterapkandalamhalpencegahanbanjir. Ada
beberapaupayauntukmencegahterjadinyabanjir, yaitu:
1. Membuang sampah pada tempatnya
2. Membersihkan saluran air di sekitar rumah kita
3. Mengadakan kerja bakti untuk membersihkan seluruh saluran air di desa kita
4. Mengadakan bakti sosial untuk membersihkan sungai-sungai
5. Menanam pohon-pohon untuk membantu menyerap air hujan
6. Menyediakan lahan berupa tanah untuk penyerapan air di kala hujan, dengan kata lain
7. tidak menembok seluruh lahan di sekitar rumah, sebagian lagi dibiarkan berupa tanah.
8. Membuat sumur-sumur resapan untuk menampung air hujan.

2.3 PenanggulanganPascaBencana
2.3.1 TahapandanKegiatanPascaBencana
Penyelenggaraanpenanggulanganbencanapadatahappascabencanameliputi
a. Rehabilitasi.
Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran
utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan
kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.

b. Rekonstruksi.
Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan
pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat
dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan
budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam
segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pascabencana.Proses rekonstruksi
tidak mudah dan memerlukan upaya keras dan terencana dan peran serta semua anggota
masyarakat.        

2.3.2. Peran Perawat dalam Pemulihan Tahap Pasca Bencana


1. Membantu masyarakat kembali pada kehidupan normal melalui proses konsultasi
atau edukasi.
2. Membantu memulihkan kondisi fisik yang memerlukan penyembuhan jangka waktu
yang lama untuk normal kembali bahkan terdapat keadaan dimana kecacatan terjadi.
2.3.3 UpayaPenanggulanganBencana di BidangKesehatan
Mekanismepenanggulanganbencana yang akandianutdalamhaliniadalahmengacupada UU
No 24 Tahun 2007 TentangPenanggulanganBencanadanPeraturanPemerintah No 21 Tahun
2008 tentangPenyelenggaraanPenanggulanganBencana.
Padapascabencanabersifatkoordinasidanpelaksana. Upaya-upaya yang dilakukanadalah:
a. Bantuan pelayanan medik.
 Mobilisasitenagakesehatanuntukmembantupelayananmedisspesialistik yang
tidaktersedia di lokasibencana. 
 Mobilisasiobatdanalatkesehatan.
 Mendirikanalatkesehatan yang statisdan mobile.
 Pengobatan gratis bagisemuapelayanankesehatan.
 Mendirikanrumahsakitlapanganjikafasilitas RS di
lokasibencanaterkenadampakbencana.
b. Bantuan Pelayanan Gizi
 Promotifyaitudengancaramenurunkantimkonselor,
sepertimemberikandukungankepada para ibu agar tetap care padaanaknya,
dengantetapmemberikan ASI sebagaisebagaisumbergizi paling optimal bagibayidan
BADUTA (BawahDuaTahun).
 Kuratifyaitudenganmemberikanbantuanpanganterhadap korban
bencanaumumnyapopulasiberisikoyaitupadabayidanBalita, denganmemberikan
MP.ASI.
c. Upaya Penyehatan Lingkungan
 Penyediaan, pengawasandanperbaikankualitas air.
 Tempatpenampunganpengungsi
 Pembuangankotoran
 Pembuangansampah
 Pembuanganlimbah
 PengendalianVektor
 Sanitasimakanan.
d. Upaya Surveilans Epidemiologi
Survey epidemiologi yang harus diperoleh dalam hal ini adalah:
 Reaksi sosial
 Penyakit menular
 Perpindahan penduduk
 Pengaruh cuaca
 Makanan dan gizi
 Persediaan air dan sanitasi
 Kesehatan jiwa
 Kerusakan infrastruktur kesehatan
e. Upaya Imunisasi
 Tetapmelaksanakan program imunisasi di lokasibencana.
 Melaksanakanimunisasiterhadappenyakit yang berisikoterjadinya KLB. seperti
Tetanus Toxoid danCampak.
f. Bantuan pelayanan Obat dan Alat Kesehatan. 
 Memegang prinsip cepat, tepat dan sesuai kebutuhan

2.3.4 Permasalahan Dalam Penanggulangan Bencana
Permasalahan secara umum dan khusus pada bidang kesehatan dalam penanggulangan 
Bencana di Indonesia sebagian besar mempunyai permasalahan sebagai berikut:
1. Permasalahan secaraumum
 Kurangnya pemahaman terhadap karakteristik bahaya (hazard)
 Sikap atau perilaku yang mengakibatkan menurunnya kualitas SDA (vulnerability)
 Kurangnya informasi atau peringatan dini yang me nyebabkan ketidaksiapan
2. Permasalahan di bidang kesehatan
 Korban jiwa, luka dan sakit (berkaitan dengan angka kematian dan kesakitan)
 Adanya pengungsi yang pada umumnya akan menjadi rentan dan beresiko mengalamikur
anggizi tertular penyakit,dan menderita stress.
 Kerusakan lingkungan sehingga kondisi menjadi darurat dan menyebabkan
keterbatasan air dan sanitasi serta menjadi tempat perindukan vector penyakit.
 Seringkali  system  pelayanan kesehatan  terhenti,  selain  karena  rusak,  besar  kemungki
nan tenaga kesehatan setempat juga menjadi korban bencana.
 Bila  tidak  diatasi  segera,  maka  derajat  kesehatan  semakin  menurun  dan  berpotensi
menyebabkan terjadinya KLB.

Roleplay
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
            Bencanabanjir yang terjadi di Indonesia selamaini  tidaksemata-
matadisebabkanolehalam, namunjugadisebabkanolehperilakumanusiaitusendiri.
Dengandemikian, makaseluruhlapisanmasyarakat yang ada di Indonesia
sertapemerintahharusbersama-samamencegah agar bencanabanjirtidaksemakinparah,
danpadaakhirnya Indonesia bebasdaribanjir.
PeranperawatdalampemulihanpascabencanaadalahMembantu masyarakatkembali
pada kehidupan normal melalui proses konsultasi atau edukasidan membantu memulihkan
kondisi fisik yang memerlukan penyembuhan jangka waktu yang lama untuk normal
kembali bahkan terdapat keadaan dimana kecacatan terjadi.

3.2. Saran
            Bencanabanjir yang selamainiterjadi di Indonesia telahmembawakerugian yang
sangatbesar. Melihatkondisiini, makapenanggulanganpascabanjiradalahhalmutlak yang
harusdilakukangunamencegahdanmeminimalkandampak yang
akanterjadiakibatbencanabanjir.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2008. Peraturan Kepala Badan Nasional


Penanggulangan Bencana Nomor 11Tahun 2008 Tentang Pedoman Rekonstruksi Dan
RehabilitasiPascaBencana.Jakarta: BNPB

BAPPENAS. (2008, 11 23). Files. Retrieved from BAPPENAS Web Site:


http://www.bappenas.go.id/files/5913/4986/1931/2kebijakan-penanggulangan-banjir-di-
indonesia__20081123002641__1.pdf

Paripurno, E. T. (2013). Modul Manajemen Bencana Pengenalan Banjir Untuk Penanggulangan


Bencana. Papua: KIPRA.

Anda mungkin juga menyukai