PEMBIMBING
Trifonia Sri Nurwela.,S.Kep.,Ns.,M.Kes
KELOMPOK 3
Nydia Natalia Nubatonis Yester Susantisadung
Olvian Mara Weli YeyenAfianiFaku
PaskaliaAvaniUsboko Yohana J. D. Yubilianti
Sabina LaniHamu Yuliana kolo
Sri Afriani Yulius Wonga
Wilhelmina Carlin Lang
KATA PENGANTAR
PujidansyukurkamipanjatkankehadiratTuhan Yang MahaEsa yang
telahmemberikanberkatdanrahmat-Nya yang melimpah,
sehinggapenulisdapatmenyelesaikan“MakalahPenanggulanganPascaBencana” yang
merupakansalahsatutugasdarimatakuliahManajemenBencana.
Kami
menyadarisepenuhnyabahwadalampenyusunanmakalahinijauhdarikesempurnaanbaikisidansusun
annya, halinidisebabkanketerbatasanwaktu, wawasan,
ataupunkemampuanpenulis.Untukitupenulismengharapkankritikdan saran yang
positifdarisemuapihakuntukkesempurnaanhasilmakalahini.
Semogasegenapbantuan, bimbingandanarahan yang telah di
berikankepadapenulismendapatbalasandariTuhan. Harapanpenulis,
makalahinidapatbermanfaatbagipeningkatandanpengembanganprofesikeperawatan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Bencanaalammerupakansebuahperistiwa yang
tidakdapatditolakolehsemuamakhlukhidup. Bencanadapatterjadikapansajadandimanasaja.
Bencana pula tidakmengenalsiapa yang akanmenjadikorbannya.
Bencanamenjadikekhawatiranterbesarbagimanusia,
karenabencanaselainmenyebabkankerugianfisikdan mental, jugamenyebabkankematian.
Selainitubencanajugadapatmenghambatpembangunannasional, maupuninternasional.
Salah satubencana yang hampirterjadisetiaptahun di Indonesia adalahBanjir.
Menurut (Yulaelawati, 2008) banjiradalahperistiwameluapnyaaliransungaiakibat air
melebihikapasitastampungansungaisehinggameluapdanmenggenangidataranataudaerah yang
lebihrendah di sekitarnya. Menurut data statistik yang diambildari situs
(http://dibi.bnpb.go.id/), mengenaidistribusitipebencanadan korban jiwapadatahun 1815
hinggatahun 2015, banjirmenempatiurutanpertamadengan 5.600 peristiwadanjumlah korban
jiwadibawah 34.000 orang. Selainitu, banjirjugamerupakanbencanaalam yang
mempunyaitingkatfrekuensiterjadinyabencanasebesar 34 %
disusulolehbencanaanginkencang.
Karenabanjirtermasukbencana yang hampirsetiaptahunmelanda Indonesia,
makadariitudiperlukansuatulangkahuntukpenanggulangandanmitigasibencananya. Hal
tersebutdiperlukanuntukmenngurangiresikodandampakdaribencanaini.
Untukmengetahuilebihjauhmengenaiapasajajenisbanjirdanbagaimanapenanggulanganbencan
abanjir, danbagaimanamitigasi yang harusdilakukanketikaterjadibanjir.
1.2 Tujuan
1.2.1 TujuanUmum
Agar mahasiswadapat memahami dan mengetahui penanggulangan pasca bencana
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui definisi bencana
2. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui bencana banjir
3. Mahasiwa mampu memahami dan mengetahui penanggulangan pasca bencana banjir
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DefinisiBencana
Bencanaadalahperistiwaataurangkaianperistiwayangmengancamdanmengganggukehidupand
anpenghidupanmasyarakat yang disebabkan,
baikolehfaktoralamdan/ataufaktornonalammaupunfaktormanusiasehinggamengakibatkantim
bulnya korban jiwamanusia, kerusakanlingkungan, kerugianhartabenda,
dandampakpsikologis.
DalamUndang-Undang No 24 Tahun 2007 tentangPenanggulanganBencana,
dikenalpengertiandanbeberapaistilahterkaitdenganbencana.
1. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa
yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus,
banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
2. Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi,
dan wabah penyakit.
3. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau
antarkomunitas masyarakat, dan teror.
4. Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi
penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan
pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
5. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran
utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan
kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.
6. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan
pada wilayahpascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan
sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya,
tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala
aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pascabencana.
7. Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis,
klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu
wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam,
mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk
bahaya tertentu.
8. Pemulihan adalah serangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi masyarakat dan
lingkungan hidup yang terkena bencana dengan memfungsikan kembali kelembagaan,
prasarana, dan sarana dengan melakukan upaya rehabilitasi.
9. Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu
wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam,
hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan
kegiatan masyarakat.
2.2. BencanaBanjir
2.2.1 Defenisi
Banjiradalahkondisi air yang menenggelamkanataumengenangisuatu area
atautempat yang luas. Banjirjugadapatmengacuterendamnyadaratan yang
semulatidakterendam air menjaditerendamakibat volume air yang
bertambahsepertisungaiataudanau yang meluap, hujan yang terlalu lama,
tidakadanyasaluranpembuangansampah yang membuat air tertahan,
tidakadanyapohonpenyerap air dan lain sebagainya. Banjiradalahbencanaakibatcurahhujan
yang tinggidengantidakdiimbangidengansaluranpembuangan air yang
memadaisehinggamerendamwilayah-wilayah yang tidakdikehendakioleh orang-orang yang
ada di sana. Banjirbisajugaterjadikarenajebolnyasistemaliran air yang adasehinggadaerah
yang rendahterkenadampakkirimanbanjir.
2.3 PenanggulanganPascaBencana
2.3.1 TahapandanKegiatanPascaBencana
Penyelenggaraanpenanggulanganbencanapadatahappascabencanameliputi
a. Rehabilitasi.
Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran
utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan
kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.
b. Rekonstruksi.
Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan
pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat
dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan
budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam
segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pascabencana.Proses rekonstruksi
tidak mudah dan memerlukan upaya keras dan terencana dan peran serta semua anggota
masyarakat.
2.3.4 Permasalahan Dalam Penanggulangan Bencana
Permasalahan secara umum dan khusus pada bidang kesehatan dalam penanggulangan
Bencana di Indonesia sebagian besar mempunyai permasalahan sebagai berikut:
1. Permasalahan secaraumum
Kurangnya pemahaman terhadap karakteristik bahaya (hazard)
Sikap atau perilaku yang mengakibatkan menurunnya kualitas SDA (vulnerability)
Kurangnya informasi atau peringatan dini yang me nyebabkan ketidaksiapan
2. Permasalahan di bidang kesehatan
Korban jiwa, luka dan sakit (berkaitan dengan angka kematian dan kesakitan)
Adanya pengungsi yang pada umumnya akan menjadi rentan dan beresiko mengalamikur
anggizi tertular penyakit,dan menderita stress.
Kerusakan lingkungan sehingga kondisi menjadi darurat dan menyebabkan
keterbatasan air dan sanitasi serta menjadi tempat perindukan vector penyakit.
Seringkali system pelayanan kesehatan terhenti, selain karena rusak, besar kemungki
nan tenaga kesehatan setempat juga menjadi korban bencana.
Bila tidak diatasi segera, maka derajat kesehatan semakin menurun dan berpotensi
menyebabkan terjadinya KLB.
Roleplay
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bencanabanjir yang terjadi di Indonesia selamaini tidaksemata-
matadisebabkanolehalam, namunjugadisebabkanolehperilakumanusiaitusendiri.
Dengandemikian, makaseluruhlapisanmasyarakat yang ada di Indonesia
sertapemerintahharusbersama-samamencegah agar bencanabanjirtidaksemakinparah,
danpadaakhirnya Indonesia bebasdaribanjir.
PeranperawatdalampemulihanpascabencanaadalahMembantu masyarakatkembali
pada kehidupan normal melalui proses konsultasi atau edukasidan membantu memulihkan
kondisi fisik yang memerlukan penyembuhan jangka waktu yang lama untuk normal
kembali bahkan terdapat keadaan dimana kecacatan terjadi.
3.2. Saran
Bencanabanjir yang selamainiterjadi di Indonesia telahmembawakerugian yang
sangatbesar. Melihatkondisiini, makapenanggulanganpascabanjiradalahhalmutlak yang
harusdilakukangunamencegahdanmeminimalkandampak yang
akanterjadiakibatbencanabanjir.
DAFTAR PUSTAKA