Anda di halaman 1dari 54

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

PADA ANAK USIA DEWASA

OLEH

NAMA: 1.MARIA P.NENO BILASI

2.MARMAR S.D.NDIY(Tidak Aktif)

KELAS: TINGKAT 3 REGULAR A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmatdanhidayah-Nya, makalah
Keperawatan gawat darurat tentang “Keluarga pada usia Dewasa dengan stress” ini dapat kelompok selesaikan dengan baik. Kami
juga mengucapkan terimakasih kepada dosen yang telah menugaskan kami untuk membuat makalah ini, karena dengan membuat
makalah ini kami menjadi semakin paham dan mengerti.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas segala kekurangan
yang terdapat dalam makalah ini.Semoga Semoga makalah ini dapat berguna dan juga dapat digunakan dengan sebaik–
baiknya untuk kemajuan ilmu keperawatan.

Kupang, Februari 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………………………………....……………….…………2

Daftar Isi………………………………………………………………………………………………………….……………….…….3,4

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………………............................………………..…….5

1.1 latar Belakang…………………………………………………………………………………………………………………………5

1.1.1 Konsep Keluarga Pada anak usia Dewasa………………………………………………………………………..................5

1.1.2 Masalah-masalah kesehatan pada kaum muda……………………………………………………………..………...……10

1.2 Tujuan……………………………………………………………………………………………………………………..…………12

1.3 Manfaat…………………………………………………………………………………………………………………..…......……12

BAB 11 TINJAUAN TEORI…………………………………………………………………………………………..………...………13

2.1 laporan Asuhan Keperawatan Pada anak usia dewasa……………………………………………………………..…………...……13

2.1.1 Pengkajian………………………………………………………………………………………………………………..…...……13

2.1.2 Diagnosa Keperawatan………………………………………………………………………………………………………….…15

2.1.3Intervensi Keperawatan………………………………………………………………………………………………………….…17

2.1.4 Implementasi Keperawatan……………………………………………………………………………………………………...…22

3
2.1.5 Evaluasi Keperawatan…………………………………………………………………………………………………………...…22

BAB 3……………………………………………………………………………………………………………………………………23

3.1 Hasil Kasus Studi…………………………………………………………………………………………………………..………..23

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………………56

4
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.1.1 Konsep keluarga pada anak usia dewasa muda

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala kelaurga dan beberapa orang yang berkumpul dan
tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan( Depertement kesehatan RI 1998).

keluarga adalah 2 atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah,perkawinan atau
adosi.mereka saling berinteraksi satu dengan yang lainnya mempunyai perannya masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya(Arita Murwani,2007)

Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir
dengan”rumah kosong”,ketika anak terakhir meninggalkan rumah.tahap ini dapat singkat atau agak panjang,tergantung pada beberapa
banyak anak yang ada dalam rumah atau berapa banyak anak yang belum menikah yang masih tinggal dirumah setelah tamat dari
SMA dan perguruan tinggi.meskipun lama tahap ini biasanya 6 atau 7 tahun,dalam tahun-tahun belakangan ini,tahap ini berlangsung
lebih lama dalam keluarga dengan orang tua mengingat anak-anak yang lebih tua baru meningalkan orang tua setelah selesai sekolah
dan mulai bekerja.

Stress atau kecemasan merupakan factor penyebab insomnia.insomnia muncul sewaktu-waktu pada saat stress. Insomnia
adalah ganguan kesulitan untuk tidur. Insomnia member sedikit atau banyak dampak pada kualitas hidup, produktifitas, dan
keselamatan. Individu-individu dengan beragam gangguan juga mmliki resiko yang lebih tinggi mengalami gangguan tidur. Jadi pada
masa dewasa awal ketika hubungan orang tua-anaknya kurang baik dan banyak tuntutan orang tua pada masa dewasa bias menajdi

5
kecemsan yang juga memiliki resiko mengalami gangguantidur. Ternyata penyebab dari ganguan tidur adalah berbagai macam
penyakit, obat-obatan, cafein,stress, kecemasan,depresi, kurang aktifitas dan kebiasaan tidur buruk. Kecemasan merupakan penyebab
dari ganguan tidur, pikiran-pikiran yang selalu menimbulkan kecemasan bahken bisa stress.

Definisi konsep solusi

1.dewasa awal

Masa dewasa awal adalah masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan
ketegangan emosional,periode isolasi sosial,periode komitmen dan masa ketergantungan,perubahan nilai-nilai,kreaktifitas dan
penyesuaian diri pada pola hidup baru.

Menurut Hurlock masa dewasa awal dimulai dari umur 18 tahun-sakitar umur 40 tahun.sedangkan menurut ahli psikologi
perkembangan,dewasa awal ialah mereka yang berusia 20 tahun-40 tahun.batas-batas dewasa awal berdasarkan Hurlock dan santrock
maka disini penulis menyimpulkan untuk batas dewasa awal yaitu 20 tahun-40 tahun.

Masa dewasa dikatakan sebagai masa sulit bagi individu karena pada masa ini seseorang dituntut untuk melepaskan
ketergantungannya terhadap orang tua dan berusaha untuk dapat mandiri.

Motifnya seringkali adalah ekonomi tingginya biaya hidup bila hidup sendiri.akan tetapi trend yang meluas dikalangan dewasa
muda yang umumnya menunda perkawinan,hidup terpisah dan mandiri dalam tatanan hidup mereka sendiri.dari sebuah survai besar
yang dilakukan terhadap orang kanada ditemukan bahwa anak-anak yang berkembang dalam keluarga dengan orang tua tiri dan
keluarga dengan orang tua tunggal meninggalkan rumah lebih dini daripada mereka yang dibesarkan dalam keluarga dengan 2 orang
tua.perbedaan ini tidak dipandang karena dipengaruhi oleh factor-faktor ekonomi,melainkan karena perbedaa orangtua dan lingkungan
keluarga(Mitchell et al,1989).

6
Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh anak-anak untuk kehidupan dewasa yang mandiri.orang
tua,karena mereka membiarkan anak mereka pergi,melepaskan 20 tahun peran sebagai orang tua dan kembali pada pasangan
perkawinan mereka yang asli.tugas-tugas perkembangan menjadi penting ketika keluarga tersebut berubah dari sebuah rumah tangga
dengan anak-anak kesebuah rumah tangga yang hanya terdiri dari pasangan suami dan istri.tujuan utama keluarga reorganisasi
keluarga menjadi sebuah unit yang tetap berjalan sementara melepaskan anak-anak yang dewasa kedalam kehidupan mereka
sendiri(Duvall,1977).selama tahap ini pasangan tersebut mengambil peran sebagai kakek-nenek.perubahan lainnya dalam peran
maupun dalam citra diri mereka.Usia pertengahan awal,yang merupakan usia rata-rata dimana para orang tua melepaskan anak mereka
yang tertua ditandai sebagai masa kehidupan yang ‘’terperangkap’’.terperangkap antara tuntutan-tuntutan kaum muda dan harapan-
harapan dari mereka yang lebih tua dan terperangkap antara dunia kerja dan tuntutan yang bersaing dan keterlibatan keluarga,dimana
seringkali tampaknya tidak mungkin memenuhi tuntutan-tuntutan dari kedua bidang tersebut.akan tetapi studi-studi membuktikan
bahwa mereka yang berusia pertengahan mungkin merasa tertekan atau terjepit diantara kutub orang muda dan tua,paling tidak bagi
individu-individu golongan kelas menengah atas mereka senantiasa dapat mengapresiasi bagaimana mereka dan prestasi
mereka:mereka senantiasa mengetahui bahwa mereka adalah para pembuat keputusan Negara,mereka yang menggambarkan kualitas
umum kehidupan dalam masyarakat ini.masyarakat tergantung kepada kepemimpinan dan produktivitas dari orang yang berasal dari
golongan usia pertengahan(kerchoff,1976).

Siklus kehidupan keluarga inti dengan orang tua dan tugas-tugas perkembangan keluarga yang bersamaan.

Tahap siklus kehidupan keluarga Tugas-tugas perkembangan keluarga


Keluarga melepaskan anak dewasa muda 1. memperluas siklus keluarga dengan
memasukkan anggota keluarga yang
baru yang didapatkan melalui
perkawinan anak-anak
2. melanjudkan untuk memperbaharui dan

7
menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan
3. membantu orangtua lanjud usia dan
sakit-sakitan dari suami maupun istri
4. membantu anak untuk mandiri
dimasyarakat
5. penataan kembali peran dan kegiatan
rumah tangga.

ketika anak laki-laki atau perempuan yang ‘dilepas’menikah,tugas keluarga adalah memperluas sisklus keluarga dengan
memasukkan anggota keluarga baru lewat perkawinan dan menerima nilai-nilai dan gaya hidup dari pasangan itu sendiri.dengan
rumah yang telah kosong,orang tua memiliki waktu banyak untuk mencurahkan perhatian pada kegiatan-kegiatan dan hubungan-
hubungan lain.mereka tidak tumbuh saling berjauhan dari satu sama lain dimana mereka tidak dapat melembagakan atau membentuk
kembali peran suami dan istri yang pernah mereka lakukan.

LeShan(1973)memandang tahap ini sebagai tantangan bagi hubungan perkawinan.ketika anak-anak meninggalkan
rumah,perkawinan menghadapi momen kebenaran.masa ini biasanya jauh lebih sulit bagi wanita daripada pria.pada kebanyakan
keluarga peran sentral dan abadi-abadi dalam arti bahwa peran tersebut telah berlangsung selama 20 tahun.bagi wanita adalah peran
sebagai seorang ibu.meskipun saat ini kurang lazim karena banyak wanita sekolah atau meniti karier,identitas dan perasaan
kompetensi wanita didasarkan pada menjadi sebagai seorang ibu yang baik.meskipun bertahun-tahun perpisahan dengan anak yang
berlangsung perlahan-lahan mendahului tahap ini.pelepasan anak secara psikologis seringkali terjjadi secara mendadak.dengan
perginya anak,ibu yang tidak lagi bekerja menemukan dirinya sendiri dalam sebuah rmah yang bersih dan tidak lagi tempat untuk
dituju atau tujuan terhadap eksistensinya.suami-suami dari golongan menengah keatas pada puncak kariernya menghabiskan banyak

8
waktu diluar rumah,masa-masa untuk meraih sukses dalam jabatan,financial,dan profesi,dan mencoba memenuhi aspirasi mereka
sebelum terlalu terlambat.banyak wanita yang begitu asyik dengan anak-anaknya sehingga tidak mempersiapkan diri untuk tahap
kehidupan mereka ini dan tidak mempunyai komitmen-komitmen yang sama-sama akan dipenuhi yang mana dalam komitmen-
komitmen tersebut dalam rangka untuk menginvestasikan tenaga dan talenta mereka.krisis pada usia pertengahan lebih hebat bagi
wanita bukan hanya karena anak-anak meninggalkan rumah dan ketidakhadiran suami mereka melainkan juga karena perasaan
kehilangan feminitis pada awal menopause dan kehilangan kecantikan ketika tanda-tanda ketaan mulai tampak.jika seorang wanita
mempunyai komitmen diluar rumah biasanya ia memiliki masalah yang jauh lebih sedikit daripada ia tetap berada dirumah
menjalankan fungsi peran tradisional sebagai ibu rumah tangga dan seorang ibu secara penuh.pria dalam mada usia pertengahan juga
menghadapi krisis perkembangan.salah satu kemungkinan krisis tersebut adalah dorongan untuk maju dalam karier dengan realisasi
bahwa mereka belum berhasil dan belum mencapai aspirasi mereka.juga tanda-tanda menurunya maskulinitas,seperti tenaga
menurun,potensi dan gairah seks berkurangnya danjuga figure,rambut,tanda-tanda kulit menua dan cemas dalam hal keuangan
semuanya merupakan stressor bagi pria dalam tahap siklus kehidupan keluarga ini.frekuensi affair diluar perkawinan,perceraian,sakit
jiwa,alkoholisme,dan bunuh diri meningkat dikalangan kelompok umur ini,dan menekankan krisis perkembangan usia pertengahan
yang terjadi.

Friedman(1957)mengulangi pernyataan pentingnya hubungan perkawinan dengan menggolongkan tahap perkembangan


orangtua pada titik ini dalam siklus kehidupan keluarga sebagai pembentuk suatu kehidupan baru bersama-sama.tugas perkembangan
penting lainya dari keluarga dengan usia pertengahan penting lainya adalah bantu mertua dari suami dan istri yang lanjud usia dan
sakit-sakitan.meskipun perawatan orangtua yang lanjud usia atau tidak mandiri bukanlah fungsi ang diharapkan dari keluarga amerika
dengan pengecualian pada beberapa kelompoj etnis,suami istri diharapkan dapat membantu dan menyokong anggota keluarga yang
lebih tua semaksimal mungkin.aktivitas tersebut dapat dilakukan dalam berbagai bentuk mulai dari menelepon secara rutin hingga
bantuan financial,transformasi dan mengunjungi serta merawat orangtua mereka dirumah.diamerika keluarha hanya bertanggung
jawab atas generasi berikutnya,keturunan dan hanya untuk satu generasi sebelumnya,yaitu orang tua(kalish,1975).

9
Secara singkat dapat dilihat bahwa anak-anak akan memisahkan diri dari orangtua dan perlu belajar lagi untuk mandiri.dalam
menyesuaikan diri kembali perkawinan harus terus berjalan jika kebutuhan-kebutuhan orangtua harus dipenuhi.orang tua harus
mengatur kembali hubungan mereka untuk berhubungan satu sama lain sebagai pasangan menikan daripada hanya sebagai orangua.

1.1.2 Masalah-masalah kesehatan pada kaum dewasa muda

masalah utama kesehatan meneliti masalah komunikasi kaum dewasa muda dengan orangtua mereka.masalah-masalah transisi
peran bagi suami-istri,masalah orang yang memberikan perawatan dan munculnya kondisi kesehaatn kronis atau factor-faktor yang
berpengaruh sepeerti tingkat kolesterol tinggi,obesitas,dan tekanan darah tinggi.keluarga berencana bagi dewasa muda tetap
penting.masalah-masalah menopause dikalangan wanita umum terjadi.efek-efek yang dikaitkan dengan kebiasaan
minum,meroko,yang lama dan praktek diet semakin lebih jelas.

 masalah psikologis:
- stress akibat fisik yang tidak sehat
karena merasa badan masih muda dan kuat,banyak orang jadi tidak memerhatikan kesehatannya.masalah psikologis
dipengaruhi oleh kesehatan,dewasa awal sudah tahu kesehatan itu penting tapi tidak peduli(begadang tetap
dilakukan,tak olahraga,diet,makan gula berlebih).dengan mengubah pola hidup itu cara mengatasinya.karena dengan ini
akhirnya kita bida berpikir lebih tenang,tidak gampang cemas.
- depresi karena kehidupan seksual
banyak factor yang berkontribusi dalam terjadinya depresi dan salah satunya adalah kehidupan seksual.masuk usia
dewasa orang akan mulai mengeksplorasi hal-hal seksual dan dinamika didalamnya yang teratasi dengan baik bisa buat
seseorang jadi depresi.masalah seksual juga mempengaruhi psikologis karena pada saat dewasa awal orang sudah tahu
untuk mengetahui dirinya seperti apa,kecenderungannya.
- tidak percaya diri karena masalah pekerjaan

10
seseorang yang sudah dewasa diharapkan untuk bekerja dan menjadi mandiri.namun tak semua orang bisa bekerjja atau
kalaupun bekerja,pekerjaan yang dijalankan tidak sesuai dengan ekspektasinya.maka kepercayaan diri jadi sedikit demi
sedikit menurun.banyak orang yang tidak bekerja diusia ini,sangat bisa stress dan membuat orang jadi memiliki harga
diri yang rendah.cara mengatasinya bisa bekerja sambil kuliah,support dari keluarga lain.

- cemas karena masalah ekonomi


stabilitas ekonomi adalah slaah satu komponen jterpenting bagi orang dewasa.bila kita tidak bisa memanajemen
uangnya dengan baik maka kita akan bisa stress dan cemas secara terus.untuk mengatasinya pastikan gaya hidup sesuai
dengan pemasukan

1.2 Tujuan

- tujuan umum
mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada keluarga dengan anak usia dewasa yang mengalami masalah

11
- tujuan khusus

mahasiswa mampu mengetahui materi tentang keluarga pada usia dewasa:

 Mahasiswa/I mampu menjelaskan Konsep Perkembangan Usia


 Mahasiswa/I mampu mengetahui perkembangan dan pertumbuhan
 Mahasiswa/I mampu menjelaskan Masalah apa saja yang dapat dialami oleh kaum dewasa muda
 Mahasiswa/I mampu memberikan Asuhan Keperawatan pada keluarga dengan anak usia remaja dengan masalah Stres.
1.3 Manfaat
keluarga dan orang-orang terdekat subjek diharapkan bahwa dengan dukungan social ang diberikan maka dapat membantu
mengurangi kecemasan memperoleh pasangan baru.

BAB 2

TINJAUAN TEORI

12
2.1 Laporan asuhan keperawatan keluarga pada anak usia dewasa

2.1.1 Pengkajian

Ketika mengkaji dewasa awal dan tengah,perawat harus mempertimbangkan perbandingan tugas perkembangan mereka dan
juga membedakan tahap serta konsekuensi perkembangan baik psikologi dan biologis.

1.Perkembangan psikologis

Dewasa muda telah melengkapi pertumbuhan fisiknya pada usia 20 tahun.pengeculian pada hal ini adalah wanita hamil dan
menyusui.perubahan fisik,kognotif dan psikososial serta masalah kesehatan pada wanita hamil dan keluarga usia subur sangat
luas.Dewasa awal biasanya lebih aktif,mengalami penyakit berat tidak sesering kelompok usia lebih tua.cenderung mengakibatkan
gejala fisik dan sering menunda dalam mencari perawatan kesehatan. karakteristik dewasa muda mulai berubah mendekati usai
baya.temuan pengkajian umumnya dalam batas normal kecuali klien mempunyai penyakit.namum demikian klien pada tahap
perkembangan ini dapat mengambil manfaat dari pengkajian gaya hidup pribadi.pengkajian gaya hidup dan membantu perawat dank
lien mengidentifikasi kebiasaan yang meningkatkan resiko penyakit jantung,maligna,paru,ginjal atau penyakit kronik. Sari,Ika
Puspita(2016)

Pengkajian gaya hidup pribadi dewasa awal meliputi pengkajian kepuasan hidup secara umum,yaitu:

 Hobi dan minat


 Kebiasaan meliputi:diet,tidur,olah raga,perilaku seksual dan penggunaan kafein,alcohol, dan obat terlarang
 Kondisi rumah meliputi:rumah,kondisi ekonomi,jenis asuransi kesehatan dan hewan pemeliharaan.
 lingkungan pekerjaan meliputi:jenis pekerjaan,pemajanan terhadap fisik dan mental.

2. Perkembangan kognitif

13
Kebiasaan berpikir rasional meningkat secara tetap pada masa dewasa awal dan tengah.pengalaman pendidikan formal dan
informal,pengalaman hidup secara umum dan kesempatan pekerjaan secara dramatis meningkatkan konsep individu,pemecahan
masalah dan keterampilan motorik.Mengidentifikasi area pekerjaan yang diinginkan adalah tugas utama dewasa awal.ketika seseorang
mengetahui persiapan pendidikannyakeahlian,bakat dan karakteristik kepribadian.pilihan pekerjaan menjadi lebih mudah dan biasanya
mereka akan lebih luas dengan pilihannya.akan tetapi,banyak dewasa awal kekurangan sumber dan system pendukung untuk
memfasilitasi pendidikan lebih lanjud atau pengembangan keahlian yang diperlukan untuk berbagai posisi pekrjaan.akibatnya
beberapa dewasa awal mempunyai pilihan pekerjaan yang terbatas.( Sari,Ika Puspita.2016)

3. Perkembangan Psikososial

Kesehatan emosional dewasa awal berhubungan dengan kemampuan individu mengarahkan dan memecahkan tugas pribadi
dan social.dewasa awal kadang terjebak antara keinginan untuk memperpanjang masa remaja yang tidak ada tanggung jawab dan
memikul tanggung jawab dewasa.namun pola tertentu atau kecenderungan relative dapat diperkirakan.antara usia 23-28 tahun orang
dewasa memperbaiki presepsi diri dan kemampuan berhubungan.dari usia 29-34 tahun orang dewasa mengarahkan kelebihan energy
terhadap pencapaian dan penguasaan dunia sekitarnya.usia 35-43 tahun adalah waktu ujian yang besar dari tujuan hidup dan
hubungan.perubahan telah dibuat dalam kehidupan pribadi,social dan pekerjaan.seringkali stress dalam ujian ini mengakibatkan”krisi
usia baya”ketika pasangan dalam pernikahan,gaya hidup dan pekerjaan dapat berubah selama masa dewasa awal seseorang biasanya
lebih perhatian pada pengejaran pekerjaan dan social.selama periode ini individu mencoba untuk membuktikan status social
ekonominya.mobilitas yang lebih tinggi didapat melalui pilihan karier.akan tetapi adanya kecenderungan saat ini terhadap pengecilan
perusahaan menyebabkan posisi yang tinggi lebih sedikit.kemudian banyak dewasa awal menghindari peningkatkan stress karena
persaingan yang lebih besar ditempat kerja untuk mencapai dan mempertahankan status kelas-menengah.konseling karier dan
kepribadian dapat membantu individu mengidentifikasi pilihan karier menentukan tujuan yang realistic.

4. Stress pekerjaan

14
Stress pekerjaan dapat terjadi setia hari atau dari waktu kewaktu.kebanyakan dewasa awal dapat mengatasi krisis dari hari
kehari.stress situasi pekerjaan situasional dapat terjadi ketika atasan baru menmasuki tempat pekerjaan,tengget waktu hampir
dekat,atau seorang pekerjaan diberi tanggung jawab baru atau besar.kecenderungan terbaru pada dunia bisnis saat ini dan factor risiko
stress pekerjaan menurun yang memicu peningkatan tanggung jawab pegawai dengan posisinya lebih sedikit dalam struktur
perusahaan.stress pekerjaan juga terjadi jika seseorang tidak puas pada pekerjaan atau tanggung jawabnya.karena setiap individu
menerima pekerjaan yang berbeda maka tiap stressor bervariasi pada setiap klien.pengkajian perwat pada dewasa awal harus meliputi
deskripsi pekerjaan yang biasa dilakukan dan pekerjaan saat ini jika berbeda.pengkajian pekerjaan juga meliputi kondisi dan jam
kerja,durasi pekerjaan,perubahan pada kebiasaan tidur atau makan dan tanda peningkatan iritabilitas dan kegugupan.

5.Stress Keluarga

Setiap keluarga mempunyai be rbagai peranan dan pekerjaan yang dapat diprediksi untuk anggota keluarganya.peran ini
memungkinkan keluarga berfungsi dan menjadi bagian efektif dalam masyarakat.salah satu peran penting adalah kepala keluarga.bagi
kebanyakan keluarga salah satu orang tua adalah pemimpin keluarga atau kedua orang tua berperan coleader.

2.1.2 Diagnosa Keperawatan

diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada keluarga dewasa adalah:

1. Masalah potensial
a. gangguan proses keluarga
b. gangguan penampilan
c. gangguan proses berpikir
d. gangguan pemeliharaan kesehataan
e. gangguan penyalahgunaan zat

15
f. gangguan pola seksual
g. konflik peran keluarga
h. konflik pengambilan keputusan
i. ketidakefektifan koping keluarga
j. hambatan interaksi social
k. ketidakberdayaan
l. deficit pengetahuan
m. deficit perawatan diri
n. perubahan kebutuhan nutrisi
2. Masalah resiko
a. risiko perubahan peran orang tua
b. risiko penularan infeksi
c. resiko kesepian
d. risiko cedera
3. Masalah potensial
a. potensial berkembangnya koping keluarga
b. potensial pemeliharaan kesehatan

2.1.3 Intervensi

1) Ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber psikologi untuk beradaptasi terhadap proses
meninggalkan rumah.
ANALISA DATA

16
Data mayor:
- Pengungkapan ketidakmampuan untuk mengatasi atau menerima bantuan
- Penggunaan mekanisme koping yang tidak sesuai
- Ketidakmampuan memenuhi peran yang diharapkan
Data minor:
- Rasa khawatir,ansietas
- Melaporkan tentang kesulitan dengan stress kehidupan
- Ketidakefektifan partisipasi social
- Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar
- Perubahan pola komunikasi yang biasa

Intervensi

a) Kaji status koping individu saat ini


 Kaji kemampuan untuk menghubungkan fakta-fakta
 Dengarkan dengan cermat dan amati wajah,gerak tubuh,kontak mata,intonasi,dan intensitas suara
b) Berikan dukungan jika individi berbicara
 Tenangkan bahwa perasaan yang dimulainya memang sulit
 Jika individu menjadi pesimis upayakan untuk lebih member harapan pandangan realistis
c) Dorong untuk melakukan evaluasi diri tentang perilakunya
 Apa hal tersebut berguna bagi anda?
 Bagaimana hal tersebut dapat membantu?
d) Bantu individu untuk memecahkan masalah dengan cara yang konstruktif

17
 Apa yang menjadi masalah
 Siapa yang bertanggung jawab masalah tersebut
 Apa keuntungan dan kerugian dari setiap pilihan
2) Gangguan proses keluarga berhubungan dengan pertambahan anggota keluarga
ANALISA DATA
Data mayor:
Tidak berkomunikasi secara terbuka dan efektif diantara anggota keluarga
Data minor:
- Tidak dapat memenuhi kebutuhan fisik,emosi,dan spiritual semua anggota keluarga
- Tidak dapat mengekspresikan atau menerima perasaan secara terbuka

Intervensi:

a. Bantu klien menghadapi kekhawatirannya terhadap maslah tersebut


b. Dorong keluarga untuk mengungkapkan rasa bersalah,marah,menyalahkan diri,bermusukan,dan mengenal lebih
lanjud perasaannya dalam anggota keluarga
c. Bantu keluarga untuk mengenal peran dan menentukan prioritas untuk mempertahankan integritas keluarga dan
menurunkan stress
bina hubungan saling percaya antara anggota keluarga
3) Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang pencegahan penyakit
ANALISA DATA
Data mayor:

18
Melaporkan atau memperlihatkan gaya hidup yang tidak sehat(misalnya penggunaan obat-obatan,makan dalam jumlah
yang berlebihan,diet tinggi lemak)
Data Minor:
Melaporkan atau memperlihatkan:
 System pernapasan(sering terinfeksi,batuk kronis,dispneu saat aktivitas)
 Rongga mulut(sering sariawan,ompong pada usia dini)
 System pencernaan dan nutrisi(obesitas,anoreksia,kakeksia,anemia kronis)
 System musculoskeletal(otot sering tegang,sakit punggung,nyeri leher)
 Konstitusional(keletihan kronis,malaise,apatis)
 Neurosensori(sakit kepala,adanya kerutan pada wajah)
 Psikoemosional(emosi rapuh,gangguan perilaku,sering merasa sangat kacau)

Intervensi:

a. Kaji pengetahuan tentang pencegahan primer


 Diet yang sehat(misalnya’’empat dasar’’rendah lemak dan garam, tinggi karbohidrat kompleks,asupan
vitamin,mineral yang mencukupi,air 2-3 liter sehari)
 Control berat badan
 Hindari penyalahgunaan zat (alcohol,obat-obatan,tembakau)
 Hindari penyakit hubungan seksual
 Hygiene gigi/mulut(misalnya setiap hari,pergi ke dokter gigi)
 Imunisasi
 Pola olahraga teratur

19
 Penatalaksanaan stress
 Bimbingan gaya hidup(seks aman,keluarga berencana,ketrampilan menjafi orang tua,perencana keuangan)
b. Ajarkan pentingnya pencegahan sekunder
c. Tentukan pengetahuan yang diperlukan untuk mengatasi kondisi penyakit
d. Kaji apakah sumber daya yang dibutuhkan dirumah tersedia(pemberi asuhan,keuangan,peralatan)
4. Konflik pengambilan keputusan berhubungan dengan pertentangan dalam system pendukung
ANALISA DATA
Data mayor:
 Mengungkapkan ketidakpastian tentang pilihan-pilihan dan konsekuensi alternative tindakan yang diinginkan
 Kebimbangan tentang alternative pilihan
 Menunda pengambilan keputusan

Data minor:

 Mengungkapkan perasaan distress saat mengupayakan suatu keputusan


 Berfokuslah pada diri sendiri tanda-tanda fisik distress atau ketegangan(peningkatan frekuensi jantung dan ketegangan
otot, gelisah)saat keputusan menjadi focus perhatian
 Mempertanyakan nilai-nilai atau keyakinan pribadi saat mengusahakan suatu pengambilan keputusan

Intervensi:

a. Jalin hubungan saling percaya dan berarti yang meningkatkan saling pengertian dan perhatian
b. Fasilitasi proses pengambilan keputusan yang logis
 Bantu individu mengenali apa masalahnya dan dengan jelas mengidentifikasi keputusan yang harus dibuat

20
 Gali apa yang akan timbul bila tidak membuat keputusan
 Bantu mengidentifikasi kemungkinan hasil berbagai alternative
 Bantu individu untuk menghadapi ketakutan
 Benahi kesalahan informasi
 Bantu dalam mengevaluasi alternative berdasarkan pada ancaman potensi atau actual terhadap nla-nilai atau
keyakinan
 Beri dorongan pada orang terdekat untuk terlibat dalam keseluruhan proses pengambilan keputusan
 Bengan aktif yakinkan bahwa keputusan sepenuhnya ditangan dan menjadi haknya untuk melakukan itu
 libatkan seluruh anggota keluarga dalam proses pengambilan keputusan
5. Risiko kesepian berhubungan dengan pelepasan anak(anak telah menikah dan pergi dari rumah)
ANALISA DATA
Data Mayor:
 Pengungkapan rasa kesepian karena telah melepaskan anak yang menikah
 Ingin mencari suasana yang lebih ramai

Data minor:

 Gelisah,cemas
 Sedih
 Sering merenung

Intervensi:

a. Identifikasi factor penyebab dan penunjang

21
b. Beri dorongan individu untuk membicarakan perasaan kesepian
c. Tingkatkan interaksi social
 Kerahkan system pendukung tetangga dan keluarga individu
 Rujuk pada penyuluhan keterampilan social
 Tawarkan umpan balik tentang bagaimana individu menampilkan diri pada orang lain

d. Kurangi hambatan kontak social

 Tentukan ketersediaan transportasi dalam komunitas


 Identifikasi aktivitas yang membantu mempertahankan individu tetap sibuk,terutama dalam periode risiko tinggi
kesepian

2.1.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi disesuaikan dengan Intervensi yang ada

2.1.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi disesuaikan Implementasi yang ada

BAB 3

KASUS

22
3.1 Hasil kasus studi
FORMAT

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama Ners Muda : 1. Maria P.Nene Bilasi Tanggal : 10 mei 2020


Pegkajian
2. Marman Ndiy

I. DATA UMUM KELUARGA


Nama Kepala : S.P Bahasa Sehari-hari : Indonesia/Rote
Keluarga

Pendidikan : S1 Pekerjaan : PNS

Alamat Rumah dan : Paradiso KM 6 Jarak Yankes Terdekat : 3-4 KM


Telp

Agama dan Suku : Kristen Protestan Alat Transportasi Yang :Motor dan mobil
Digunakan

23
1. Data Anggota Keluarga

No Nama JK Hu Suku Umu Pen- Pekerj Status TTV Status Ala


. b r aan Gizi Imuni t
Didikan (S, N,
saat (TB, BB) sasi Ba
Kel terakhir
ini P, TD) Dasar ntu
.
/
(balita
dg Pro
)
tes
KK
a

1 S.P L KK Rote 58 S1 PNS TB: 158 TD:


150/90
BB: 52
N: 78x/m

RR:
20x/m

S: 36,80C

2 M.A P istr Rote 55 SMA IRT TB: 155 TD:


i 120/90
BB: 50
N: 72x/m

24
RR:
20x/m

S: 36,90C

3 R.P L ana Rote 31 S1 Swast TB: 168 TD:


k a 120/80
BB: 48
N: 80x/m

RR:
20x/m

S: 36,60C

4 D.P L An Rote 27 S1 PNS/g TB: 165 TD:


ak uru 110/80
BB: 58
N: 100x/m

RR:
20x/m

S: 370C

An Swast
5 Y.P L Rote 25 S1 TB:165
ak a TD:120/70

25
BB:56 N:98X/me
nit

RR:20X/
Menit

S:36,9 0 C

TD:120/80
6 C.P L An Rote 23 SMA Karya TB:162
N:96X/Me
ak wan
BB:50 nit

RR:20X/m
enit

S:37 0 C

Lanjutan

No Nama Penampilan Umum Status Riwayat Analisis

26
Kesehatan Saat Penyakit/ Masalah
Ini Allergi Kesehatan
Individu

1 S.P Baik Hipertensi - -

2 M.A baik. - - -

3 R.P baik. - - -

4 D.P baik. - - -

5 Y.P Baik - - -

6 C.P Baik - - -

Genogram:

27
1. Tipe keluarga : Keluarga inti. Tipe Keluaga Tn. S.P adalah memiliki tipe keluarga inti karena keluarga Tn.H yaitu yang terdiri
dari suami, istri yang sudah tua dengan anak pertama yang sudah menikah dan anak kedua masih tinggal bersama orangtua.
2. Status sosial ekonomi keluarga:Tn.S.P bekerja sebagai pensiunan PNS dengan penghasilan. Penghasilan keluarga mencukupi
untuk membiayai seluruh anggota keluarga.
Sumber pendapatan keluarga sejumlah Rp. 4.000.000,00
3. Aktivitas rekreasi keluarga :Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton televisi bersama dirumah,
rekreasi di luar rumah 3 bulan sekali.
I. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :Tahap perkembangan keluarga Tn. S.P merupakan Anak pertamanya berusia 31
tahun. Jadi keluarga berada pada tahap kekuarga usia dewasa awal dengan tugas perkembangan, mempertahankan hubungan
yang serasi danmemuaskan dengan anak-anak dan sebaya, meningkatkan keakraban pasangan, mempertahankan kesehatan
individu dan pasangan

28
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :Tahap perkembangan keluarga S.P merupakan Tidak adatahap
perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi.

3. Riwayat kesehatan keluarga inti : Tn. S.P sebagai kepala keluarga mempunyai hipertensi sejak 2 tahun yang lalu, rutin kontrol
ke puskesmas 1 bulan sekali untuk cek lab dan mengambil obat rutin, tidak mempunyai masalah dengan istirahat, makan
maupun kebutuhan dasar lainnya mempunyai penyakit hipertensi pada saat pengkajian :

TD : 150/90 mmhg S : 36,8 celcius BB : 52 Kg

N : 78 x/m R : 20 x/m TB : 158 cm

4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya : Tn. S.P menderita hipertensi tapi keluarganya tidak pernah mengalami Hipertensi
sebelumnya

II. DATA LINGKUNGAN


1. Karakteristik rumah

a) Kondisi rumah: bersih

Jelaskan: Rumah tampak bersih, terawat dan tertata rapi

b) Ventilasi: sangat baik

29
Jelaskan: Jumlah jendela 9, 2 di ruang tamu, 2 di ruang tengah, 2 di kamar utama, 2 di kamar ke 2 dan 1 pada kamar 3.

c) Pencahayaan rumah: baik


Jelaskan: hanya ada 16 jendela di rumah, pencahayaan cukup di siang hari dengan bantuan matahari
d) Saluran buang limbah: baik
Jelaskan: Terdapat peresapan dirumah untuk pembuangan limbah rumah tangga
e) Sumber air bersih:
Jelaskan: Air PDAM
f) Jamban memenuhi syarat: ya
Jelaskan:
g) Tempat pembuangan sampah keluarga
Jelaskan: Keluarga mempunyai 3 tempat sampah 1 dihalaman depan rumah, 1 di dapur, 1 tempat cuci pakaian dan 1 di WC.
Keluarga memiliki perilaku membuang sampah pada tempatnya. Jika sampah telah banyak keluarga membakar sampah di
halaman depan rumah.
h) Ratio luas bangunan rumah dengan jumlah anggota keluarga 8m2/orang: ya / tidak
Jelaskan:
Denah rumah: lengkapi denah rumah dengan skala 1 : 100

30
1

2 3

4 5

6
L = 8m X 5m
= 48 m2

7
Keterangan:
Teras Rumah Kamar
1. Ruang tamu Ruang TV Dapur KM/WC1
KM/WC 2 2.
3.
4.
dapur
5.
6.
7.
8.

31
2. Karateristik tetangga dan komunitasnya
Jelaskan: Hubungan antar tetangga saling membantu, bila ada tetangga yang membangun rumah dikerjakan saling gotong royong.

3. Mobilitas goegrafis keluarga

Jelaskan: Tn.S.P tinggal menetap paradiso, jln Km.6, keluarga Ny. T tidak memiliki kebiasaan berpindah tempat tinggal, pada pagi
hari jam 07.00 Wita sampai malam hari

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Jelaskan: Kebiasaan Tn. S.P dilingkungan sekitarnya, yaitu Tn. S.P selalu berkumpul dan berkomunikasi dengan tetangga pada
waktu siang hari, dan setiap dengan tetangganya selalu melakukan kumpulan arisan, kebiasaan lain dari masyarakat di lingkungan
sekitar rumah selalu melaksanakan kerja bakti.

3. Sistem pendukung keluarga


Jelaskan: Jumlah anggota keluarga yang sehat 5 orang, keluarga memiliki alat kesehatan yang menunjang, namun keluarga
memiliki kendaraan motor dan mobil yang dapat digunakan untuk mengantar keluarga yang sakit ke Puskesmas atau Rumah Sakit

III. STRUKTUR KELUARGA


1. Struktur peran

Formal : Tn. S.P sebagai kepala keluarga, Ny. M.A sebagai istri.

Informal : Tn. S.P dibantu anaknya juga membantu mencari nafkah.

2. Nilai atau norma keluarga

32
Keluarga percaya bahwa hidup sudah ada yang mengatur, demikian pula dengan sehat dan sakit keluarga juga percaya bahwa tiap
sakit ada obatnya, bila ada keluarga yang sakit dibawa ke puskesmas atau petugas kesehatan yang terdekat.

3. Pola komunikasi keluarga

Keluarga memiliki pola komunikasi terbuka dan komunikasi dibangun dengan baik sehingga membentuk keakuran dalam keluarga.

4. Struktur kekuatan keluarga

Saling mendukung : Dalam keluarga, setiap anggota keluarga terlebih orang tua memiliki peran untuk saling menasihati/ memberi
masukan untuk mempengaruhi perilaku anggota keluarga yang sakit.

IV. PHBS DI RUMAH TANGGA


1. Jika ada bunifas, persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan: tidak

Jelaskan: -

2. Jika ada bayi, memberikan ASI eksklusif: tidak

Jelaskan:-

3. Jika ada balita, menimbang balita tiap bulan: tidak

Jelaskan: -

4. Mengunakan air bersih untuk makan dan minum: ya

Jelaskan: sumber air bersih dari PDAM

33
5. Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri: ya

Jelaskan: sumber air bersih dari PDAM.

6. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun: ya

Jelaskan: namun kegiatan mencuci tangan hanya dilakukan jika tangan kotor

7. Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya: ya

Jelaskan: Keluarga selalu membuang sampah di tempat sampah yang digunakan dirumah kemudian sampah tersebut dibakar di sekitar
lingkungan rumah

8. Menjaga lingkungan rumah tampak bersih: ya

Jelaskan: keluarga selalu membersihkan rumah setiap pagi dan sore sehingga rumah selalu tampak bersih

9. Mengkonsumsi lauk dan pauk setiap hari: ya

Jelaskan: setiap hari keluarga makan 3 kali sehari dengan menu makan pagi : nasi, telur, dan sayur makan siang:
nasi+ikan/daging+tempe/tahu+sayur, makan malam nasi+ikan+tempe/tahu+sayur. keluarga mengonsumsi sayur setiap hari namun
buah kurang lebih 4 kali dalam seminggu

10. Menggunakan jamban sehat: ya

Jelaskan: jamban keluarga adalah kloset jongkok

11. Memberantas jentik dirumah sekali seminggu: ya

34
Jelaskan: Jentik selalu dibersihkan jika sudah terlihat banyak

12. Makan buah dan sayur setiap hari: ya

Jelaskan: keluarga mengonsumsi sayur setiap hari

13. Melakukan aktivitas fisik setiap hari: tidak

Jelaskan: keluarga jarang melakukan aktivitas fisik

14. Merokok didalam rumah: tidak

Jelaskan: -

V. Fungsi keluarga
1. Fungsi ekonomi
Jelaskan:

Keluarga mampu memenuhi kebutuhan sandang dan pangan setiap anggota keluarga.Setiap anggota keluarga memiliki Kartu
BPJS untuk pengobatan di fasilitas kesehatan.

2. Fungsi sosialisasi
Jelaskan: Setiap anggota keluarga belajar untuk tertib bangun tidur, mengerjakan tugas yang telah ditentukan dalam pembagian
tugas keluarga saat bekerja mengurus rumah

3. Fungsi pendidikan

35
Jelaskan: Keluarga menjadi pendukung utama dalam memberikan semangat untuk pendidikan

4. Fungsi rekreasi
Jelaskan: rekreasi akhir pekan keluarga selalu duduk berkumpul bersama dan bersantai dengan keluarga

5. Fungsi religious
Jelaskan: Seluruh anggota Keluarga beragama Kristen protestan. Keluarga selalu menjalankan kewajiban agamanya dengan baik
dan selalu mengikuti kegiatan gereja.

6. Fungsi reproduksi
Jelaskan:Jumlah anak kandung 4.

7. Fungsi afeksi
Jelaskan:Hubungan antara keluarga baik, mendukung bila ada yang sakit langsung dibawa ke puskesmas atau petugas kesehatan.

8. Fungsi pemenuhan pemeliharaan/perawatan kesehatan


a. Mengenal masalah kesehatan:
1. Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan/ penyakit yang sedang diderita oleh anggota keluarga : Ya
Jelaskan: Keluarga mengetahui masalah kesehatan yang sedang diderita oleh anggota keluarga.
2. Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota keluarga yang sakit: Ya
Jelaskan: keluarga mengetahui bahwa Tn S.P sering memakan makanan ikan asin, dan daging
3. Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota keluarga yang sakit: tidak
Jelaskan : keluarga tidak mengetahui tanda dan gejala
4. Apakah keluarga mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan yang dialami anggota keluarga yang
sakit: tidak

36
Jelaskan ;keluarga mengatakan tidak mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi masalah yang dialami Tn. S.P
5. Bagaimana presepsi keluarga terhadap masalah kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga yang sakit: ya
Jelaskan: Keluarga menganggap masalah kesehatan sebagai hal yang harus dihadapi dengan positif dan optimis agar
anggota keluarga yang sakit dapat segera menemui kesembuhan
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
1. Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota keluarga yang sakit bila tidak diobati: ya
Jelaskan: Keluarga mengatakan tahu akan akibat jika keluarga terserang penyakit dan tidak diobati dengan segera
2. Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga: ya
Jelaskan: Masalah kesehatan turut dirasakan oleh keluarga. Jika seseorang sakit dalam keluarga maka seluruh keluarga
akan menjadi stress dan akan berperan dalam mencari pengobatan.
3. Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah kesehatan yang dialami: tidak
Jelaskan: keluarga tidak pernah menyerah dengan kondisi kesehatan keluarga bila salah satu terserang penyakit
4. Apakah keluarga merasa takut terhadap akibat dari masalah kesehatan yang dialami anggota keluarga : ya
Jelaskan: Keluarga mengatakan merasa takut jika suatu saat terserang penyakit yang berbahaya secara tiba-tiba
5. Apakah keluarga mempunyai sikap yang tidak mendukung (negative) terhadap upaya kesehatan yang dapat dilakukan
pada anggota keluarga: tidak
Jelaskan: keluarga selalu mendukung setiap pengobatan yang dijalani
c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
1. Apakah keluarga mengetahui cara merawat anggota keluarga yang sakit : ya
Jelaskan: Keluarga mengatakan jika ada keluarga yang sakit maka akan di bawa ke faskes terdekat dan meminum obat
yang diresepkan oleh dokter.
2. Apakah keluarga mengetahui peralatan, cara dan fasilitas untuk merawat anggota keluarga yang sakit: tidak

37
Jelaskan: keluarga tidak mengetahui peralatan, cara dan fasilitas untuk merawat anggota keluarga
d. Kemampuan keluarga memelihara/ memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
1. Apakah keluarga mengetahui tentang sumber yang dimiliki oleh keluarga sekitar rumah: Ya
Jelaskan: keluarga mengatakan selalu meminum obat tradisional yang dihasilkan oleh alam/lingkungan
2. Apakah keluarga mampu melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan: ya
Jelaskan:Keluarga mengatakan lingkungan yang bersih dan terjaga serta rapi dapat menjaga kesehatan anggota
keluarga dan membuat suasana hati lebih tenang dan senang
3. Apakah keluarga mempunyai kebersamaan untuk meningkatkan dan memelihara lingkungan rumah yang menunjang
kesehatan keluarga
Jelaskan: Keluarga mengatakan semua tugas dilakukan ibu dan anak yang laijn membantu
4. Apakah keluarga tahu cara pencegahan penyakit dan akibat lanjut dari masalah kesehatan yang berhubungan dengan
lingkungan rumah?: Ya
Jelaskan: keluarga mengatakan tahu bagaimana cara pencegahan penyakit dengan selalu melakukan aktivitas untuk
mengurangi stres
e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
1. Apakah keluarga mengetahui keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau: ya
Jelaskan: Keluarga mengetahui keberadaan faskes terdekat yakni puskesmas sikumana
2. Apakah keluarga mengetahui keuntungan yang dapat diperoleh dari fasiliktas kesehatan : ya
Jelaskan: Keluarga mengatakan hanya mengetahui fasilitas kesehatan sebagai tempat pengobatan.
3. Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan tentang fasilitas kesehatan dan petugas kesehatan
yang melayani:tidak

38
Jelaskan: Keluarga mengatakan pelayanan kesehatan di puskesmas dan rumah sakit selama pengobatan baik-baik saja
hanya untuk antri mendaftar lama
4. Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan: ya
Jelaskan: Keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan dengan mudah

VI. Stres dan koping keluarga


1. Stressor jangka pendek dan panjang
Jelaskan: Stresor jangka pendek : Tn. S.P mengatakan dirinya menderita penyakit hipertensi/Darah tinggi

Stresor jangka panjang : Tn. S.P mengidap penyakit hipertensi semenjak tahun 2017 dan ia ingin penyakitnya ini sembuh
total.

2. Kemampuan keluarga berespons terhadap stressor


Jelaskan: Keluarga selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke puskesmas dengan petugas kesehatan.

3. Strategi koping yang digunakan


Jelaskan: Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang ada.

4. Strategi adaptasi disfungsional


Jelaskan:Jika ada masalah dengan anggota keluarganya Tn. S.P menyampaikan atau membicarakan dengan anggota
keluarganya.

VII. HARAPAN KELUARGA

39
Keluarga mengharapkan keluarganya selalu sehat, tetap saling melengkapi dan saling mencintai 1 sama lain. Keluarga juga
mengharapkan anak-anaknya bisa baik dilingkungan kerjanya masing-masing.

KRITERIA KEMANDIRIAN KELUARGA

No Kriteria KKT 1 KKT 2 KKT 3 KKT 4

1 Menerima petugas perawatan kesehatan

2 Menerima pelayanan keperawatan yang


diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan

3 Tahu dan dapat mengungkapkan masalah


kesehatan secara benar

4 Melakukan tindakan keperawatan


sederhana sesuai dengan yang dianjurkan

5 Memanfaatkan fasilitas pelayanan


kesehatan secara aktif

6 Melaksanakan tindakan pencegahan


sesuai anjuran

7 Melakukan tindakan promotif secara


aktif

40
Kesimpulan:

Kemandirian Keluarga Tingkat 1: jika memenuhi kriteria 1 dan 2

√ Kemandirian Keluarga Tingkat 2: jika memenuhi criteria 2 sampai 5

Kemandirian Keluarga Tingkat 3: jika memenuhi criteria 1 sampai 6

Kemandirian Keluarga Tingkat 4: jika memenuhi kriteria1 sampai 7

Kupang, 10 mei,2020

Yang melakukan pengkajian

(.....Maria Bilasi,Marman )

V.Pengkajian Fisik anggota keluarga yang sakit

41
Nama Individu yang sakit : Tn. S.P

Keadaan Umum baik Sirkulasi/ Cairan Perkemihan Pernapasan


 Pola BAK …
Kesadaran : baik  Edema  Bunyi  Sianosis
3x/hr,vol 500 ml/hr
jantung: .....
GCS : 15  Hematuri   Sekret / Slym
 Asites  Akral Poliuria
TD: 150/90  Irama ireguler
dingin  Oliguria 
mm/Hg
Disuria  Wheezing
 Tanda Perdarahan:
P : 20 x/  Inkontinensia 
menit 
purpura/ hematom/ Retensi
Ronki .........................
S : 36’8 0
C  Nyeri saat
petekie/ ...............
BAK:tidak
hematemesis/
N : 78 x/ menit
 KemampuanBAK :  Otot bantu
melena/ epistaksis* Mandiri napas ..................
 Takikardia
 Tanda Anemia :  Alat bantu: Tidak  Alat bantu
 Bradikardia
Pucat/ Gunakan Obat nafas ....................
 Tubuh teraba hangat
Konjungtiva pucat/ :Tidak  Dispnea
 Menggigil Lidah
 Kemampuan
 Sesak
pucat/ Bibir pucat/ BAB :Mandiri/
 Alat bantu: Tidak/  Stridor
Akral pucat*

42
 Tanda Dehidrasi:  Krepirasi

mata cekung/ turgor


kulit

berkurang/ bibir
kering *

 Pusing 
Kesemutan

 Berkeringat  Rasa
Haus

 Pengisian kapiler  3
detik

Pencernaan Muskuloskeletal Neurosensori

 Mual Muntah   Tonus otot Fungsi Penglihatan : baik Fungsi


Kembung perabaan :baik
 Kontraktur
Nafsu Makan : baik  Buram  Kesemutan
 Fraktur
pada …….............
Berkurang/Tidak*
Nyeri otot/tulang*  Tak bisa melihat  Kebas
 Sulit Menelan pada ..........................…
 Drop Foot Lokasi
 Alat bantu …........  Disorientasi
43
 Disphagia ……...........…  Parese
 Visus ………........  Halusinasi
 Bau Nafas  Tremor Jenis
 Disartria
……......…......…..
 Kerusakan gigi/gusi/ Fungsi pendengaran :baik  Amnesia
lidah/  Malaise / fatique  Paralisis

geraham/rahang/palat  Atropi  Kurang jelas  Refleks

um* patologis ……
 Kekuatan otot ....  Tuli  Kejang :
 Distensi Abdomen ….............….. sifat …….. lama ..……

 Bising Usus: 28x/mnt  Postur tidak  Alat bantu

normal ................. frekwensi ....................................


 Konstipasi :tidak  Tinnitus Fungsi
 RPS Atas : bebas/
Penciuman
 Diare .......x/hr:tidak
terbatas/
Fungsi Perasa Mampu
 Hemoroid,
kelemahan/  Mampu  Terganggu
grade .....................
kelumpuhan  Terganggu

 Teraba Masa
(kanan / kiri)* Kulit
abdomen .........
 RPS Bawah Jaringan parut
 Stomatitis 
:bebas/terbatas/
Warna ...................  Jaringan parut  Memar  Laserasi 

44
 Riwayat obat kelemahan/kelumpuhan Ulserasi  Pus ………
pencahar .........
(kanan / kiri)*  Bulae/lepuh  Perdarahan bawah 
 Maag Krustae
 Berdiri : Mandiri/
 Konsistensi ..........
Bantu  Luka bakar Kulit ...... Derajat ...... 
Diet Khusus:
Perubahan warna…….
Tidak/Ya*................ sebagian/tergantung*
 Decubitus: grade … Lokasi ………..….
 Kebiasaan makan-  Berjalan : Mandiri/
Bantu Tidur dan Istirahat
minum : baik

Mandiri sebagian/tergantung*  Susah tidur :tidak

 Alergi  Alat Bantu :  Waktu tidur 6-8


jam/hri…………………………………………
makanan/minuman : Tidak/Ya*..............
……………
tidak
 Nyeri : Tidak
Tidak/Ya*......Tidak..  Bantuan obat,

.......................... …………………………………………..
………………
 Alat bantu : Tidak
Mental:marah Komunikasi dan Kebersihan Diri Perawatan Diri
 Cemas  Denial Budaya Sehari-hari
 Gigi-Mulut:bersih
 Marah
 Interaksi dengan  Mandi : Mandiri
 Mata kotor  Kulit
 Takut  Putus asa

45
Depresi Keluarga : kotor :bersih

 Rendah diri  Baik/  Perineal/genital  Berpakaian :


Menarik diri kotor :bersih Mandiri
 Berkomunikasi :
 Agresif Perilaku  Hidung kotor 
Lancar
kekerasan Kuku kotor :bersih
 Menyisir Rambut :
 Kegiatan sosial
 Respon pasca  Telinga Mandiri
sehari-hari :baik
trauma ..... kotor:bersih
 Tidak mau melihat ……………………
 Rambut-Kepala
bagian ……………….
kotor :bersih
tubuh yang rusak

Keterangan Tambahan terkait Individu

DATA PENUNJANG MEDIS INDIVIDU YANG SAKIT (jika ada pada pasien)

Laboratorium Radiologi EKG USG

46
Hasil Pemeriksaan Fisik
Tekanan Darah : 150/90 mmHg
Nadi : 78 x/m Suhu : 36,8 C
Respirasi : 20 x/m
Berat badan : 52 kg
Tinggi badan : 158 cm
Kepala : simetris, berambut bersih berwarna putih, muka tidak pucat
Mata : konjungtivitis merah muda, sklera putih
Hidung : lubang hidung normal simetris, pernafasan vesikuler.
Mulut : bibir tidak kering, tidak ada stomatitis
Telinga : pendengaran masih normal tidak ada keluar cairan dari telinga
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis

47
Dada : simetris, tidak ada tarikan intercostae vokal feminus dada kanan dan kiri sama, terdengar suara sonor pada semua
lapanag paru, suara jantung pekak, suara nafas vesikuler
Perut : simetris, tidak tampak adanya benjolan, terdengar suara tympani, tidak ada nyeri tekan.
Extremitas : tidak ada oedema, masih dapat gerak aktif.
Eliminasi : BAB biasanya 1 kali sehari, BAK 5-6 kali sehari

a. Analisa Data

Data pendukung Masalah Penyebab

DS : Manajemen Ketidakmampuan keluarga


Tn.S.P mengatakan : kesehatan merawatdalam mengenal
- ingin segera sembuh dari penyakitnya keluarga tidak masalah anggota keluarga
- Makan daging dan ikan asin efektif dengan hipertensi
- tidak melakukan pola hidup sehat
-Keluarga mengatakan kurang paham tentang
cara merawat pasien.

48
-keluarga mengatakan tidak mengetahui
peralatan, cara dan fasilitas untuk merawat
anggota keluarga yang sakit

DO : Klien kooperatif, konsentrasi


TTV : Tekanan Darah : 150/90 mmHg
Nadi : 78 x/m
Suhu : 36,8 C
Respirasi : 20 x/m
Berat badan : 52 kg
Tinggi badan : 158 cm

b. Diagnosis Keperawatan

Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat dalam mengenal masalah
anggota keluarga dengan hipertensi.

c. Diagnosis Keperawatan

Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat dalam mengenal masalah
anggota keluarga dengan hipertensi.

49
d. Prioritas Masalah

Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat dalam mengenal masalah
anggota keluarga dengan hipertensi.

DIAGNO
SA
NOC NIC
KEPERA
WATAN

KODE DIAGNOSA KODE HASIL KODE INTERVENSI


DATA

Tn.A mengatakan : 0078 Ketidakefektifan TUK 1 Setalah dilakukan intervensi keperawatan,


- Makan daging dan ikan asin manajemen keluarga mampu mengenal masalah :
tidak teratur kesehatan dalam Setelah dilakukan tindakan a) pengajaran : individu
- tidak melakukan pola hidup

50
sehat keluarga keperawatan, keluarga mampu 5606 b) pengajaran : kelompok
- Keluarga mengatakan mengenal masalah kesehatan :
kurang paham tentang cara 1602 5604 c) pengajaran : proses penyakit
merawat pasien. 1. Pengetahuan : proses
- keluarga mengatakan tidak 1808 penyakit 5510 d) pengajaran :pengobatan yang
mengetahui peralatan, cara 2. Pengetahuan: pengobatan diresepkan
dan fasilitas untuk merawat 1814 3. Pengetahuan : prosedur
anggota keluarga yang sakit pengobatan
- keluarga mengatakan takut 1803 4. Pengetahuan: Manajemen 5616
jika suatu saat Tn. S.P hipertensi
terserang penyakit yang lebih 1804 5. Pengetahuan : pencegehan
serius hipertensi

Dengan kriteria hasil :

1. keluarga mampu merawat keluarga mampu merawat :


1623 :perilaku patuh terhadap 5616 a) Penjelasan program pengobatan
pengobatan b) Pemberian pengobatan oral
2. perilaku kepatuhan diet yang 2304 c) Pengelolaan latihan fisik
dianjurkan d) Peningkatan keterlibatan keluarga
1622 3. penyesuaian psikososial : 0180
perubahan hidup
1305 711

51
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Diagnosa Hari/tanggal/jjam Implementasi Evaluasi Ttd
Ketidakefektifan 10 may 2020 1. Menjelaskan kepada S : Tn.S.P dan keluarga
manajemen kesehatan keluarga apa itu mengatakan paham
dalam kesehatan penyakit hipertensi, dengan informasi yang
tanda dan gejalanya, apa diberikan.
saja penyebabnya, dan O : keluarga kooperatif
bagaimana penanganan saat diberikan informasi
terhadap penyakit menerima dan siap
hipertensi dan melakukan perubahan
normalnya tekanan perilaku terhadap.
darah sesuai batasan usia A : masalah teratasi

52
dan aktivitas yang dapat P : Intervensi dihentikan
memperburuk kondisi
Tn. S.P
2. Menjelaskan keluarga
bagaimana dampak
lingkungan dan kondisi
rumah yang nyamam
dan jauh dari kebisingan
sehingga meningkatkan
pikiran yang sehat dan
jauh dari stress .
3. Menjelaskan bahaya
dari penyakit hipertensi
4. Menjelaskan kepada
keluarga makanan yang
dapat dikonsumsi untuk
memperbaiki tekanan
darah Tn. S.P yang
rendah garam. seperti
sayuran hijau (sayur
bayam dan brokoli),
makanan yang

53
mengandung banyak air
(buah-buahan) dan
konsumsi banyak air,
dan konsumsi makanan
atau minuman berkafein
seperti kopi namun
dalam batasan yang
normal

DAFTAR PUSTAKA

Sari,Ika Puspita.2016,Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Dewasa.Jakarta:EGC


Freidman,Marilyn M.Keperawatan Keluarga teori dan praktik,Edisi 3,Jakarta:EGC
Nadirawati,S.Kp.M.Kep,Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarg Teori dan Aplikasi praktik

54

Anda mungkin juga menyukai