Anda di halaman 1dari 51

KATA PENGANTAR

Segala puji Syukur bagi Sang Pencipta yang senantiasa Melimpahkan kasih dan
rahmatnya kepada kita dan keluarga, serta para pengikut-Nya yang setia hingga
akhir zaman. Kita Patut bersyukur akhirnya apa yang telah direncanakan untuk
menyelesaikan makalah ini bisa terlaksana. Makalah ini disusun dalam rangka
pemenuhan tugas akademik mata kuliah “Keperawatan Keluarga”. Tak ada
gading yang tak retak, penyusun memohon maaf yang sebesar- besarnya bila
didalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekeliruan dan kekhilafan.
Kebenaran dan kesempurnaan hanyalah milik Tuhan semata. Semoga Tuhan
mengampuni dosa kita semua. ‘’Amiiin’’
Penulis berharap dalam penulisan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis sendiri dan para pembaca umumnya serta semoga dapat menjadi bahan
pertimbangan prestasi di masa yang akan datang.

Penulis

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek keperawatan pada

keluarga asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan

menggunakan pendekatan proses keperawatan agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga maka

perawat harus mengerti memahami tipe dan struktur keluarga mengetahui tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan

fungsinya memerlukan pemahaman setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya pengkajian asuhan

keperawatan keluarga dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangannya pasangan baru

( keluarga baru menikah ) iyalah ketika masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui

perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarganya masing-masing mempersiapkan keluarga yang baru membutuhkan

penyusunan peran dan fungsi sehari-hari diantaranya belajar hidup bersama beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan

pasangannya masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga sendiri dan orang tuanya mulai membina hubungan baru

dengan keluarga dan kelompok sosial lainnya.

RUMUSAN MASALAH

a. Apa pengertian keluarga baru menikah?

b. Bagaimana tugas perkembangan dan masalah besar yang terjadi pada keluarga baru menikah?

c. Bagaimana asuhan keperawatan pada keluarga baru menikah?

B. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
- Mahasiswa mengetahui konsep keperawatan keluarga pasangan baru
menikah.
Tujuan Khusus
- Mahasiswa mengetahui pengkajian asuhan keperawatan pasangan baru
menikah
- Mahasiswa mengetahui diagnosa asuhan keperawatan pasangan baru
menikah
- Mahasiswa mengetahui rencana asuhan keperawatan pasangan baru
menikah
- Mahasiswa mengetahui intervensi asuhan keperawatan pasangan baru
menikah
- Mahasiswa mengetahui evaluasi asuhan keperawatan pasangan baru
menikah

BAB II
KONSEP KELUARGA BARU MENIKAH

A. Pengertian
Pengertian Keluarga Baru Menikah adalah Seorang laki-laki dan
seorang Perempuan yang membentuk sebuah keluarga dan meninggalkan
keluarganya masing-masing.
Pengertian keluarga akan berbeda. Hal ini bergantung pada orientasi
yang digunakan dan orang yang didefinisikan.
G Friedman ( 1998 ) mendifinisikan bahwa keluarga adalah kumpulan
dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan
emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan
bagian dari keluarga .
Pakar konseling keluarga Yogyakarta , sayekti ( 1994 ), menulis
bahwa keluarga adalah suatu ikatan / persekutuan hidup atas dasar
perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama
atau seseorang lali-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan
atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah
rumah tangga. 3
Menurut UU No 10 tahun 1992 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera , keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri suami-istri , atau suami-istri dan
anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.
Ke-empat pengertian tersebut mempunyai persamaan bahwa dalam
keluarga terdapat ikatan perkawinan dan hubungan darah yang tinggal
bersama dalam satu atap ( serumah) dengan peran masing-masing serta
keterikatan emosional.

B. Tipe Keluarga
Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuan dan orang
yang mengelompokkan . Secara tradisional keluarag dikelompokkan menjadi
dua yaitu :3
1. Keluarga inti ( nuclear family ) adalah keluarga yang hanya terdiri ayah,
ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau
keduanya.
2. Keluarga besar ( extended family ) adalah keluarga inti ditambah
anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah ( kakek-
nenek, paman-bibi )

Namun dengan berkembangannya peran individu dan meningkatnya


rasa individualism , pengelompokkan tipe keluarga selain kedua di atas
berkembangan menjadi :
1. Keluarga bentukan kembali ( dyadic family ) keluarga baru yang
terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya.
Keadaan ini di Indonesia juga menjadi tren karena adanya pengaruh gaya
hidup barat pada zaman dahulu jarang sekali ditemui sehingga yang telah
cerai atau ditinggal pasangannya cenderung hidup sendiiri untuk
membesarkan anaknya.
2. Orang tua tunggal ( single parent family ) adalah keluarga yang terdiri
dari slah satu orang tua dengan anak-abak akibat ceraian atau ditinggal
pasangannya
3. Ibu dengan anak tanpa perkawinan ( the unmarried teenage mother )
4. Orang dewasa ( laki-laki atau perempuan ) yang tinggal sendiri tanpa
pernah menikah ( the single adult living alone ) Kecenderungan di
Indonesia juga meningkat dengan daih tidak mau direpotkan oleh
pasangan atau anaknya kelak jika telah menikah .
5. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya , biasanya dapat
dijumpai pada daerah kumuh perkotaan, tetapi pada akhirnya mereka
dinikahkan oleh pemerintah daerha meskipun usia pasangan tersebut telah
tua demi status anak-anaknya.
6. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin yang sama.

C. Tahap Perkembangan
Tahap Perkembangan Keluarga Keluarga Baru
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah:
1. Membina hubungan intim yang memuaskan
2. Menetapkan tujuan bersama
3. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial
4. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB
5. Persiapan menjadi orang tua
6. Memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi
orang tua)
Bukan hanya individu saja yang mempunyai tahap perkembangan ,
perkembangah yang harus keluarga pun memiliki tahap peerkembangan
dengan berbagai tugas perkembangan tahap perkembangan menurut Carter
dan McGoldrick ( 1989 ) dan Duval (1985 ) 3
Tabel 1-1 Perbedaan tahap perkembangan

Carter dan McGoldrick Duval


( family therapy perspective, 1989 ) ( sociological perspective, 1985 )
Tidak diidentifikasi karena period
1. Keluarga antara : masa bebas
waktu antara dewasa dan menikah
( pacaran ) dewasa muda
tak dapat ditentukan
2. Terbentuknya keluarga baru
Keluarga baru menikah
melalui suatu perkawinan
1. keluarga dengan anak baru lahir
3. Keluarga yang memiliki anak 2. keluarga dengan anak pra sekolah
usia muda ( anak usia bayi sampai ( usia anak tertua 2-5 tahun )
usia sekolah ) 3. keluarga dengan anak usia
sekolah ( usia anak tertua 6-12 )
4. keluarga yang memiliki anak 4. keluarga dengan anak remaja
dewasa ( usia anak tertua 13-20 tahun )
5. keluarga mulai melepas anak
sebagai dewasa ( anak-anaknya
mulai meninggalkan rumah )
5. keluarga yang mulai melepas
6. keluarga yang hanya terdiri dari
anaknya untuk keluar rumah
orang tua saja / keluarga usia
pertengahan ( semua anak
meninggalkan rumah )
6. keluarga lansia 7. Keluarga lansia
Berubahnya tahap perkembangan keluarga diikuti dengan perubahan
tugas perkembangan keluarga dengan berpedoman pada fungsi yang dimiliki
keluarga . Gambaran Maka ada beberapa tugas perkembangan yang harus
dijalani oleh pasangan pada fase pemantapan ini agar bisa menjalani tahap ini
dengan baik, antara lain :
1. Memantapkan tempat tinggal
2. Memantapkan sistem mendapatkan dan membelanjakan uang
3. Memantapkan pola siapa mengerjakan apa, siapa bertanggung jawab
kepada siapa (pembagian peran & tanggung jawab)
4. Memantapkan kepuasan hubungan seksual
5. Memantapkan sistem komunikasi secara intelektual dan emosional
6. Memantapkan hubungan dengan keluarga besar.
7. Memantapkan cara berinteraksi dengan teman; kolega dan organisasi
8. Menghadapi kemungkinan kehadiran anak dan perencanaannya
9. Memantapkan filosofi hidup sebagai pasangan suami isteri

Tugas perkembangan keluarga baru menikah (Rodgers cit Friedman) :


1. Membina hubungan intim yang memuaskan.
a. Akan menyiapkan kehidupan bersama yang baru
b. Sumber- sumber dari dua orang yang digabungkan.
c. Peran berubah.
d. Fungsi baru diterima.
e. Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang
mendasar.
Saling mensesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat rutinitas
Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua
pasangan saling menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan dan
minat pasangan.
2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis atau membina
hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social
Pasangan menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal
dan mengupayakan hubungan dengan orang tua pasangan dan keluarga
besar lainnya. Loyalitas utama harus dirubah untuk kepentingan
perkawinannya.
3. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB
Hak Pasangan Baru :
a. Membuat keputusan personal tentang kapan akan memilik anak
b. Penggunaan kontrasepsi efektif
c. Konseling perkawinan     

D. Fungsi dan Peran Keluarga


1. Peran Keluarga
Peran adalah seperangkat perilaku interpersonal, sifat, dan kegiatan
yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan satuan tertentu.
Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing. Ayah sebagai
pemimpin keluarga, pencari nafkah, pendidik, pelindung/ pengayom, dan
pemberi rasa aman kepada anggota keluarga. Selain itu, sebagai anggota
masyarakat/ kelompok sosial tertentu. Ibu sebagai pengurus rumah
tangga, pengasuh, pendidik anak-anak, pelindung keluarga, dan juga
sebagai pencari nafkah tambahan keluarga, Selain itu, sebagai anggota
masyarakat. Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan
perkembangan fisik, mental, sosial, dan spiritual.1
2. Fungsi Keluarga
Fungsi Keluarga menurut Undang-Undang No. 10 Thun 1992
membagi fungsi keluarga menjadi 8, yaitu:1
a. Fungsi keagamaan adalah (1) membina norma/ ajaran agama sebagai
dasar dan tujuan hidup seluruh anggota keluarga, (2) menerjemahkan
ajaran dan norma agama ke dalam tingkah laku hidup sehari-hari
bagi seluruh anggota keluarga, (3) memberi contoh konkret dalam
kehidupan sehari-hari dalam pengalaman ajaran agama, (4)
melengkapi dan menambah proses belajar anak tentang keagamaan
yang tidak/kurang diperoleh di sekolah atau masyarakat, (5)
membina rasa, sikap, dan praktik kehidupan beragama.
b. Fungsi budaya adalah (1) membina tugas keluarga sebagai sarana
untuk meneruskan norma budaya masyarakat dan bangsa yang ingin
dipertahankan, (2) membina tugas keluarga untuk menyaring norma
dan budaya asing yang tidak sesuai, (3) membina tugas keluarga
sebagai sarana anggotanya untuk mencari pemecahan masalah dari
berbagai pengaruh negatif globalisasi dunia, (4) membina tugas
keluarga sebagai sarana bagi anggotanya untuk mengadakan
kompromi/ adaptasi dan praktik (positif) serta kehidupan globalisasi
dunia, (5) membina budaya keluarga yang sesuai, selaras, dan
seimbang dengan budaya masyarakat/bangsa untuk menunjang
terwujudnya norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera.
c. Fungsi cinta kasih adalah (1) menumbuhkembangkan potensi simbol
cinta kasih sayang yang telah ada di antara anggota keluarga dalam
simbol nyata, seperti ucapan dan tingkah laku secara optimal dan
terus menerus, (2) membina tingkah laku, saling menyayangi di
antara anggota keluarga maupun antara keluarga yang satu dan yang
lainnya secara kuantitatif dan kualitatif, (3) membina praktik
kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan uhkrawi dalam keluarga
secara serasi, selaras, dan seimbangan, (4) membina rasa, sikap, dan
praktik hidup keluarga yang mampu memberikan dan menerima
kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera.
d. Fungsi perlindungan adalah (1) memenuhi kebutuhan akan rasa
aman di antara anggota keluarga. Bebas dari rasa tidak aman yang
tumbuh dari dalam maupun dari luar keluarga, (2) membina
keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk
ancaman dan tantangan yang datang dari luar maupun dalam, (3)
membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai
modal menuju keluarga kecil bahagia dan sejahterah.
e. Fungsi reproduksi adalah (1) membina kehidupan keluarga sebagai
wahana pendidikan reproduksi sehat baik bagi anggota keluarga
maupun keluarga sekitarnya, (2) memberikan contoh pengalaman
kaidah-kaidah pembentukan keluarga dalam hal usia, kedewasaan
fisik dan mental. (3) mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat
baik yang berkaitan dengan waktu melahirkan, jarak antara kelahiran
dua anak, dan jumlah ideal anak yang diinginkan dalam keluarga, (4)
mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang
kondusif menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
f. Fungsi sosialisasi adalah (1) menyadari, merencanakan dan
menciptakan lingkungan keluarga sebagai wahana pendidikan dan
sosialisasi anak yang pertama dan utama, (2) menydari,
merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai pusat
tempat anak dapat mencari pemecahan dari berbagai konflik dan
permasalahan yang dijumpainya baik di lingkungan masyarakat
mauoun sekolahnya. Membina proses pendidikan dan sosialisasi
anak tentang hal yang perlu dilakukannya untuk meningkatkan
kematangan dan kedewasaan baik fisik maupun mental, yang tidak/
kurang diberikan lingkungan pendidikan dan sosialisasi yang terjadi
dalam keluarga sehingga tidak saja bermanfaat positif bagi anak,
tetapi juga bagi orang tua untuk perkembangan dan kematangan
hidup bersama menuju keluarga kecil behagia dan sejahtera.
g. Fungsi ekonomi adalah melakukan kegiatan ekonomi baik di luar
maupun di dalam kehidupan keluarga dalam rangka menopang
perkembangan hidup keluarga; mengelola ekonomi keluarga
sehingga terjadi keserasian, keselamatan, dan keseimbangan antara
pemasukan dan pengeluaran keluarga; mengatur waktu sehingga
kegiatan orang tua di luar rumah dna perhatiannya terhadap anggota
rumah tangga berjalan secara serasi, selaras, dan seimbang; membina
kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk
mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
h. Fungsi pelestarian lingkungan adalah membina kesadaran dan
praktik pelestarian lingkungan internal keluarga; membina
kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan hidup eksternal
keluarga; membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian
lingkungan hidup yang serasi, selaras dan seimbang antara
lingkungan keluarga dan lingkungan hidup sekitarnya.
Secara umum fungsi keluarga ( Friedman , 1998) adalah sebagai
berikut:
1. Fungsi afektif
2. Fungsi Sosialisasi dan rempat bersosialisasi
3. Fungsi reproduksi
4. Fungsi ekonomi
5. Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan

E. Peran Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Keluarga


Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, ada
beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain adalah:4
1. Pengenal kesehatan (Health monitor)
Perawat membantu keluarga untuk mengenal penyimpangan dari keadaan
normal tentang kesehatannya dengan menganalisa data secara objektif
serta membuat keluarga sadar akan akibat masalah tersebut dalam
perkembangan keluarga
2. Pemberi pelayanan pada anggota keluarga yang sakit, dengan
memberikan asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit.
Seringkali kontak pertama kali dengan keluarga dimulai dengan adanya
angggota keluarga yang sakit baik melalui penemuan langsung maupun
rujukan
3. Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga,
yaitu berperan dalam mengkoordinir pelayanan kesehatan keluarga baik
secara berkelompok maupun individu.
4. Fasilitator, yaitu dengan cara menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah
dijangkau oleh keluarga dan membantu mencarikan jalan pemecahannya
5. Pendidik kesehatan, yaitu untuk merubah perilaku keluarga dari perilaku
tidak sehat menjadi perilaku sehat
6. Penyuluh dan konsultan, yang berperan dalam memberikan petunjuk
tentang asuhan keperawatan dasar dalam keluarga
Dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap keluarga, perawat
tidak dapat bekerja sendiri, melainkan bekerja sama secara tim dan bekerja
sama dengan profesi lain untuk mencapai asuhan keperawatan keluarga
dengan baik. 4

BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang


diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga dengan tujuan
menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan keluarga.4
A. Pengertian
Salvacion G. Bailon dan Araceles Maglaya (1978) mendefinisikan
perawatan kesehatan keluarga sebagai tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang dipusatkan pada “keluarga” sebagai unit atau kesatuan yang
dirawat dengan “sehat” sebagai tujuannya dan perawatan sebagai sasarannya.4
Dalam perawatan kesehatan, masyarakat yang menerima asuhan
keperawatan dibagi dalam 3 tingkat. Pertama, tingkat individu. Perawat
memberi asuhan keperawatan kepada individu kasus tertentu misalnya pasien
tuberkulosis, diabetes, dan ibu hamil, yang dijumpai di klini yang kadang-
kadang ditindaklanjuti perawatannya di rumah (lingkungan keluarga).
Perhatian utama pada tingkat ini adalah individu yang bersangkutan.4
Kedua, tingkat keluarga. Pada tingkat ini sasaran asuhan adalah
keluarga. Perhatian utamanya adalah masalah keluarga. Perawat akan
menghadapi pasien, yaitu keluarga dengan anggotanya yang menderita
penyakit TBC, keluarga dengan ibu hamil, keluarga dengan anak retardasi, an
lain-lain.4
Ketiga, tingkat masyarakat. Asuhan keperawatan masih tetap ditujukan
pada individu atau keluarga, tetapi klien tersebut dilihat dalam satu kesatuan
dalam masyarakat. Contoh penanggulangan yang direncanakan dan
dilaksanakan dalam tingkat masyarakat pada kondisi endemik malaria,
epidemik kolera, dan lain-lain adalah perbaikan sanitasi, penyuluhan
kesehatan, dan lain-lain.4

B. Prinsip Perawatan Kesehatan Keluarga


Ada beberapa prinsip utama yang harus dipegang oleh perawat keluarga
yaitu:4
1. Keluarga dijadikan sebagai unit dalam pelayanan kesehatan. Dalam
konteks ini keluarga dipandang sebagai klien atau sebagai fokus utama
pengkajian keperawatan. Keluarga dipandang sebagai sistem yang
berinteraksi, dimana fokusnya adalah dinamika dan hubungan internal
keluarga, struktur dan fungsi keluarga serta saling ketergantungan
subsistem keluarga dengan kesehatan dan keluarga dengan lingkungan
luarnya.
2. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga sehat dalah sebagai
tujuan utamanya dengan cara meningkatkan status kesehatan keluarga
agar keluarga dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan
keluarga
3. Asuhan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan
kesehatan keluarga
4. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, perawat harus
melibatkan peran serta aktif seluruh keluarga dalam merumuskan
masalah dan kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya
5. Diusahakan lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promotif dan
preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif
Ada 3 tingkatan pencegahan terhadap kesehatan keluarga yaitu:4
a. Pencegahan primer, yang meliputi peningkatan kesehatan dan
tindakan preventif khusus yang dirancang untuk mencegah orang
bebas dari penyakit dan cedera
b. Pencegahan sekunder, yang terdiri dari deteksi dini, diagnosis dan
pengobatan
c. Pencegahan tersier, yang mencakup tahap penyembuhan dan
rehabilitasi, dirancang untuk meminimalkan ketidakmampuan klien
dan memaksimalkan tingkat fungsinya
6. Dalam memberikan asuhan keperawatan agar memanfaatkan sumber
daya keluarga semaksimal mungkin
7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara
keseluruhan
8. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan keperawatan
adalah dengan pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan
proses keperawatan
9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan adalah
penyuluhan kesehatan dan asuhan keperawatan kesehatan
dasar/perawatan dirumah
10. Diutamakan terhadap keluarga yang beresiko tinggi
11. Partisipasi keluarga aktif dilakukan
Dasar pemikiran yang ditetapkan adalah bahwa keluarga memiliki hak
dan tanggung jawab untuk membuat keputusan-keputusan menyangkut
kesehatan mereka sendiri, partisipasi aktif dari keluarga adalah suatu
pendekatan esensial yang dimaksudkan dalam strategi intervensi keperawatan
keluarga.4

C. Tujuan Keperawatan Keluarga


Tujuan umum keperawatan keluarga adalah meningkatkan kesadaran,
keinginan, dan kemampuan keluarga dalam meningkatkan, mencegah,
memelihara kesehatan mereka sampai pada tahap yang optimal dan mampu
melaksanakan tugas-tugas mereka secara produktif.
Tujuan khususnya adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan
kemampuan keluarga dalam hal
1) mengidentifikasi masalah kesehatan yang mereka hadapi,
2) mengambil keputusan tentang siapa/ ke mana dan bagaimana
pemecahan masalah tersebut, misalnya dipecahkan sendiri dengan pergi ke
rumah sakit, puskesmas, praktik keperawatan/ kedokteran, dll,
3) meningkatkan mutu kesehatan keluarga (promosi kesehatan),
4) mencegah terjadinya penyakit/ timbulnya masalah kesehatan pada
keluarga,
5) melaksanakan usaha rehabilitasi penderita melalui asuhan
keperawatan di rumah,
6) membantu tenaga profesional kesehatan/ keperawatan dalam
penanggulangan penyakit/ masalah kesehatan mereka di rumah, rujukan
kesehatan, dan rujukan medik.
Proses keperawatan mempunyai banyak tujuan. Tujuan utamanya
adalah memberikan metode sistematis bagi praktik keperawatan: proses
keperawatan menyatukan, menstandarisasi, dan mengarahkan praktik
keperawatan. Peran dan fungsi perawat ditentukan, dan komunikasi,
kolaborasi, dan sinkronisasi anggota tim kesehatan ditingkatkan leh proses
keperawatan. Penekanan diletakkan baik pada promosi, pemeliharaan dan
pemulihan atau peningkatan kematian dengan tenang, yang bergantung pada
situasi klien. Tujuan lain dari proses keperawatan adalah:
1. Memudahkan pendokumentasian data,diagnosis, rencana, respons klien,
dan evaluasi.
2. Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi asuhan.
3. Memberikan arahan, pedoman, dan makna untuk asuhan keperawatan.
4. Memberikan kemungkinan asuhan yang berkesinambungan dan
mengurangi kalalaian.
5. Mengindividualisasikan keikutsertaan klien dalam keperawatan
6. Meningkatkan kreativitas dan fleksibilitas dalam praktik keperawatan.

D. Proses Keperawatan Keluarga


Proses keperawatan keluarga mengikuti pola keperawatan secara umum
yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, intervensi dan implementasi serta
evaluasi. Dasar dari proses keperawatan adalah penggunaan cara-cara ilmiah
dalam menyelidiki dan menganalisa data-data sehingga mencapai kesimpulan
yang logis dalam penyelesaian masalah secara rasional.
Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan
yang diberikan melalui praktek keperawatan dengan sasaran keluarga.
Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami
keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Proses keperawatan keluarga disesuaikan dengan fokus perawatan. Jika
ia melihat keluarga sebagai latar belakang atau konteks dari keluarga maka
keluarga merupakan fokus utama tetapi jika ia melihat di dalam keluarga ada
individu yang rawat, maka anggota keluarga secara individu merupakan fokus
utama.
Dalam praktiknya perawat biasanya bekerja sekaligus dengan keluarga
dan sekaligus dengan anggota keluarga secara individu. Ini berarti perawat
keluarga akan menggunakan proses keperawatan keluarga dalam beberapa
tingkat yaitu tingkat keluarga dan tingkat individu.
Proses keperawatan keluarga secara khusus mengikuti pola
keperawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, intervensi dan
implementasi serta evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dimana
seorang perawat mulai mengumpulkan informasi tentang keluarga yang
dibinanya. Tahap pengkajian ini merupakan proses yang sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan keluarga.
Dasar pemikiran dari pengkajian adalah suatu perbandingan, ukuran
atau penilaian mengenai keadaan keluarga dengan menggunakan norma,
nilai, prinsip, aturan, harapan, teori dan konsep yang berkaitan dengan
permasalahan.
Cara pengumpulan data tentang keluarga dapat dilakukan antara lain
dengan:
1. Wawancara
Yaitu menanyakan atau tanya jawab yang berhubungan dengan
masalah yang dihadapi keluarga dan merupakan suatu komunikasi yang
direncanakan.
Tujuan wawancara disini adalah:
a. Mendapatkan informasi yang diperlukan
b. Meningkatkan hubungan perawat-keluarga dalam komunikasi
c. Membantu keluarga untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
Wawancara dengan keluarga dikaitkan dalam hubungannya
dengan kejadian-kejadian pada waktu lalu dan sekarang
2. Pengamatan
Pengamatan dilakukan yang berkaitan dengan hal-hal yang tidak
perlu ditanyakan (ventilasi, penerangan, kebersihan)
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yang biasa dijadikan acuan oleh perawat
antara lain adalah KMS, kartu keluarga dan catatan kesehatan lainnya
misalnya informasi-informasi tertulis maupun lisan dari rujukan dari
berbagai lembaga yang menangani keluarga dan dari anggota tim
kesehatan lainnya
4. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan hanya pada anggota keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan

2. Diagnosa Keperawatan Keluarga


Diagnosa keperawatan adalah keputusan tentang respon keluarga
tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi
intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan
keluarga sesuai dengan kewenangan perawat.3
Tahap dalam diagnosa keperawatan keluarga antara lain:3
a. Analisa Data
Setelah data terkumpul (dalam format pengkajian) maka
selanjutnya dilakukan analisa data yiatu mengkaitkan data dan
menghubungkan dengan konsep teori dan prinsip yang relevan untuk
membuat kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga.
Cara analisa data adalah:
1) Validasi data yaitu meneliti kembali data yang terkumpul dalam
format pengkajian
2) Mengelompokkan data berdasarkan kebutuhan biopsiko-sosial
dan spiritual
3) Membandingkan dengan standart
4) Membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang diketemukan
b. Perumusan Masalah
Langkah berikutnya setelah analisa data adalah perumusan
masalah. Perumusan masalah keperawatan keluarga dapat diarahkan
kepada sasaran individu dan atau keluarga.3
Komponen diagnosis keperawatan keluarga meliputi problem,
etiologi dan sign/simptom.3
1) Masalah (problem)
Adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan
masalah (tidak terpenuhinya kebutuhan dasar keluarga atau
anggota keluarga) yang diidentifikasi oleh perawat melalui
pengkajian. Tujuan penulisan pernyataan masalah adalah
menjelaskan status kesehatan atau masalah kesehatan secara
jelas dan sesingkat mungkin.
2) Penyebab (etiologi)
Faktor yang berhubungan yang dapat dicerminkan dalam
respon fisiologi yang dipengaruhi oleh unsur psikososial,
spiritual dan faktor-faktor lingkungan yang dipercaya
berhubungan dengan masalah baik sebagai penyebab ataupun
faktor resiko.
3) Tanda (sign)
Tanda dan gejala adalah sekumpulan data subyektif dan
objektif yang diperoleh perawat dari keluarga yang mendukung
masalah dan penyebab. Perawat hanya boleh
mendokumentasikan tanda dan gejala yang paling signifikan
untuk menghindari diagnosis keperawatan yang panjang. Tanda
dan gejala dihubungkan dengan kata-kata “yang
dimanifestasikan dengan”.
4) Prioritas Masalah
Tahap berikutnya setelah ditetapkan rumusan masalahnya
adalah memprioritaskan masalah sesuai dengan keadaan
keluarga karena dalam suatu keluarga perawat dapat
menemukan lebih dari satu diagnosa keperawatan.
c. Perencanaan Keperawatan Keluarga
Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam
proses keperawatan keluarga, meliputi penentuan tujuan perawatan
yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah diagnosa keperawatan
keluarga.3
d. Tindakan Keperawatan Keluarga
Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan
perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
perencanaan. Pada tahap ini, perawat yang mengasuh keluarga
sebaiknya tidak bekerja sendiri, tetapi perlu melibatkan secara
integrasi semua profesi kesehatan yang menjadi tim perawatan
kesehatan dirumah.
e. Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang
sistematis dan terencana tentang kesehatan keluarga dengan tujuan
yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara bersinambungan
dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan
evaluasi adalah untuk melihat kemampuan keluarga dalam mencapai
tujuan.
Tahap evaluasi
Evaluasi disusun menggunakan SOAP secara operasional
dengan tahapan dengan sumatif (dilakukan selama proses asuhan
keperawatan) dan formatif yaitu dengan proses dan evaluasi akhir.
Evaluasi dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu:3
1) Evaluasi berjalan (sumatif)
Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisian format
catatan perkembangan dengan berorientasi kepada masalah yang
dialami oleh keluarga. Format yang dipakai adalah format
SOAP.
2) Evaluasi akhir (formatif)
Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara
tujuan yang akan dicapai. Bila terdapat kesenjangan diantara
keduanya, mungkin semua tahap dalam proses keperawatan perlu
ditinjau kembali, agar didapat data-data, masalah atau rencana
yang perlu dimodifikasi.
Metode Evaluasi
Metode yang dipakai dalam evaluasi antara lain adalah:
1) Observasi langsung
2) Wawancara
3) Memeriksa laporan
4) Latihan simulasi

BAB IV
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama Mahasiswa :
Pengkajian diambil tanggal :
Jam :
A. Identitas Umum3
1. Identitas Kepala Keluarga
Nama :
Umur :
Agama :
Suku :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Nomor Telepon :
2. Komposisi Keluarga :
No Nama L/P Hub. Umur Pend. Imunisasi KB
Kel
1
2
3
4
5
6
7
8

3. Genogram
Adalah simbol- simbol yang di pakai dalam pembuatan genogram
untuk menggambarkan susunan keluarga. Aturan pembuatan genogram
adalah sebagai berikut :
a. Anggota keluarga yang lebih tua berada disebelah kiri
b. Umur anggota keluarga di tulis pada simbol laki- laki atau perempuan
c. Tahun dan penyebab kematian ditulis disebelah simbol laki- laki atau
perempuan
d. Paling sedikit disusun tiga generasi
e. Aturan simbol seperti contoh
4. Tipe Keluarga
a. Jenis tipe keluarga:........................
b. Masalah yang sedang terjadi dengan tipe tersebut :........................
5. Suku Bangsa (etnis)
a. Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarga
b. Tempat tinggal keluarga
c. Kegiatan- kegiatan keagamaan, sosial, budaya, rekreasi, pendidikan
( Apakah kegiatan- kegiatan ini berada dalam kelompok kultur/
budaya keluarga )
d. Kebiasan- kebiasaan diet dan berbusana ( tradisional atau modern )
e. Struktur kekuasaan keluarga tradisional atau modern
f. Bahasa yang di gunkan di rumah
g. Penggunaan jasa- jasa perawatan keluarga dan praktisi.
6. Agama dan Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan
a. Apakah anggota keluarga berbeda dalam praktik keyakinan
beragamaan mereka
b. Seberapa aktif keluarga tersebut terlibat dalam kegiatan agama atau
organisasi keagamaan
c. Agama yang dianut oleh keluarga
d. Kepercayaan-kepercayaan dan nila- nilai keagamaan yang di anut
dalam kehidupan keluaraterutama dalam hal kesehatan
7. Status Sosial Ekonnomi Keluarga
8. Aktivitas Rekreasi keluarga

B. Riwayat dan tahap perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Mengkaji keluarga berdasarkan Duvall, di tentukan dengan anak tertua
dari keluarga inti dan mengkaji sejauh mana keluarga melaksanakan tugas
sesuai tahapan perkembangan
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3. Tahap ini di tentukan sampai dimana perkembangan keluarga saat ini dan
tahap apa yang belum dilakukan oleh keluarga serta kendalanya.

C. Riwayat Kesehatan Keluarga


1. Riwayat keluarga sebelumnya
2. Riwayat kesehatan masing- masing anggota keluarga

No Nama Umur BB Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan


kesehatan (BCG/polio/ kesehatan yang telah
DPT/HB/campak ) di lakukan

3. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan

D. Pengkajian Lingkungan3
1. Karakteristik rumah
a. Gambaran tipe tempat tinggal
b. Denah Rumah
c. Gambaran kondisi rumah
d. Dapur
e. Kamar mandi
f. Mengkaji pengaturan tidur di dlam rumah
g. Mengkaji keadaan umum kebersihan dan sanitasi rumah
h. Mengkaji perasaan- perasaan subjektif keluarga terhadap rumah
i. Evaluasi adekuasi pembuangan sampah
j. Pengaturan/ penataan rumah
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3. Mobilitas geografis keluarga
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
5. Sistem pendukung keluarga

E. Struktur Keluarga3
1. Pola komunikasi keluarga
2. Struktur kekuatan keluarga
3. Struktur peran
4. Nilai atau norma keluarga

F. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Mengkaji gambaran diri keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki
keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,
kehangatan kepada keluarga dan keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai
2. Fungsi sosialisasi
Bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga dan sejah mana
anggota keluarga belajar disipin, norma, tahu budaya, dan perilaku.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Sejauh mana keluarga menyiapkan makanan, pakaian, dan perlindungan
terhadap anggota yang sakit. Pengetahuan keluarga mengenai sehat-sakit,
kesanggupan keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga.
4. Fungsi reproduksi
Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota keluarga,
metode apa yang digunakan keluarga dalam mengendalikan jumlah
anggota keluarga.
5. Fungsi ekonomi
Mengkaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan,
papan, dan memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya
meningkatkan status kesehatan keluarga.
G. Stress dan Koping Keluarga
1. Stressor jangka pendek dan panjang
Stressor jangka pendek yaitu yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 bulan dan jangka panjang yaitu
yang memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor
Mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
3. Strategi koping yang di gunakan
Strategi koping apa yang di gunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan
4. Strategi adaptasi fungsional

H. Pemeriksaan fisik
1. Identitas
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
2. Keluhan/ riwayat penyakit saat ini
3. Riwayat penyakit sebelumnya
4. Tanda- tanda vital
5. Sistem kardiovaskular
6. Sistem respirasi
7. Sistem gastrointestinal
8. Sistem persyarafan
9. Sistem muskuloskeletal
10. System genitalia

I. Harapan Keluarga3
1. Terhadap masalah kkesehatannya
2. Terhadap petugas yang ada

Analisa Data
No Data Penyebab Masalah
1 Ds
Do
2 Ds
Do

Prioritas Masalah............

Diagnosa :...........................................................................................

No Kriteria S B Skoring Pembenaran


k o
a b
l o
a t
1 Sifat masalah
-Tidak/ kurang sehat
-Ancaman kesehatan
-Keadaan Sejahtera
2 Kemungkinan masalah
dapat diubah
-Mudah
-Sebagian
-Tidak Dapat
3 Potensi masalah untuk di
cegah
-tinggi
-cukup
-rendah
4 Menonjolnya masalah
-Masalah berat harus
segera ditangani
-Masalah tidak dirasakan

Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas :

1. ...............
2. ................
3. ...............
4. Dan seterusnya...
Rencana Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Tujuan Kriteria Standar Intervensi
Umum Khusus

Tindakan dan evaluasi


No Tgl. Jam Tindakan TT Tgl.Jam Catatan TT
dx Perawat Perkembangan Perawat
S
O
A
P

BAB V

ASUHAN KEPERWATAN KELUARGA TN. A DAN NY. F (PASANGAN


BARU MENIKAH) RT 04 DUSUN SENDARI TIRTOADI MELATI
SLEMAN YOGYAKARTA

A. Pengkajian Keluarga
Data Umum Tanggal pengkajian: 25 November 2004
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. A
2. Umur : 22 Tahun
3. Alamat : RT 04 Dusun Sendari Tirtoadi
4. Pekerjaan Kepala Keluarga :Perajin Bambu
5. Pendidikan Kepala Keluarga : SMK
6. Agama : Islam
7. Suku Bangsa : Jawa
8. Komposisi Keluarga :

No. Nama JK Hub Umur Pendidikan Agama Pekerjaan


dengan
KK
1 Ny. F P Istri 20 SMA Islam Swasta
tahun

Genogram
Tipe keluarga : Keluarga inti
Status sosial ekonomi keluarga : Cukup
Aktifitas rekreasi keluarga : Keluarga tidak pernah rekreasi secara
khusus atau rutin hanya kadang kadang saja jika ada acara

B. Riwayat Tahap Perkembangan


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini: Keluarga dengan pasangan baru
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi: Saat ini keluarga Ny
F dan Tn. A sebagai keluarga baru belum memiliki anak dan rencana
untuk memiliki anak menurut Ny. F setelah satu tahun menikah, berapa
jumlah anak yang diinginkan belum pernah dibicarakan dengan suaminya.
Menurut Ny. F saat ini dia dengan suaminya berusaha untuk membina
hubungan intim yang memuaskan dan membina hubungan dengan
keluarga lain, teman dan masyarakat sekitar. Menurut Ny. F pula bahwa
dirinya dan suaminya mau bekerja mencari uang dulu baru merencanakan
punya anak. Saat ini keluarga Ny. F dan Tn. A masih menumpang di
rumah orang tuanya Tn. A dan belum ada rencana untuk memiliki rumah
sendiri dan rencananya akan tinggal dengan keluarga Ny. F.
2. Riwayat Keluarga Inti
a. Ny. F : menurut Ny. F pernah mengalami sakit ISK dan sudah
beberapa kali berobat ke dokter. Sekarang dinyatakan sudah sembuh.
b. Tn. A : menurutnya selama ini dirinya jarang sakit dan hanya
batuk pilek biasa saja.
3. Riwayat keluarga sebelumnya:
Menurut pengakuan keluarga, tidak pernah mengalami sakit berat yang
memerlukan perawatan di Rumah Sakit ataupun perawatan di rumah yang
lama. Dari riwayat kesehatan keluarga Tn. A tidak ada yang memiliki
penyakit kronis maupun penyakit keturunan.
C. Lingkungan6
1. Karakteristik rumah
Denah rumah:

Keterangan:
a. Teras
b. Ruang tamu
c. Kamar tidur
d. Ruang makan
e. Dapur
f. Km/wc

Keadaan lingkungan dalam rumah


Rumah keluarga Ny. F dan Tn. A masih menumpang di rumah orang
tua Tn. A . Rumah merupakan rumah permanen dengan status kepemilikan
milik pribadi orang tua Tn A. Luas rumah kurang lebih 80 m2. Lantai
rumah menggunakan plester kecuali dapur yang masih menggunakan
tanah. Rumah memiliki ventilasi tetapi jarang dibuka, pada ruangan dalam
rumah seperti kamar, dapur, ruang tamu cukup gelap karena jendela-
jendelanya tidak dibuka setiap hari, hanya waktu-waktu tertentu saja jika
ada orang di rumah . Menurut Ny. F. Karena mereka sering keluar kerja
sampe sore jadi jendela jarang dibuka.
Penerangan di malam hari menggunakan listrik dan kadang
dipergunakan juga untuk siang hari karena dalam ruangan tampak gelap.
Secara umum ventilasi dan pencahayaan di dalam rumah kurang akibat
yang tidak dimanfaatkan secara optimal. Secara umum kebersihan rumah
baik, hanya penataan perabotan rumah yang kurang teratur terutama untuk
bagian dalam rumah dan dapur.

Keadaan lingkungan di luar rumah


Rumah memiliki pekarangan yang cukup luas dan ditanami pohon
mangga dan rambutan. Kebersihan pekarangan secara umum baik.
Keluarga memanfaatkan sumur gali dengan pompa listrik untuk sumber
air bersih dan air minum. Keluarga memiliki kamar mandi dengan saluran
pembuangan ke kebun di sebelah rumahnya dan hanya dialirkan begitu
saja, karena jaraknya cukup jauh dari kamar mandi dialirkan menggunakan
pipa mlewati jalan kearah kebun. Keluarga juga telah memiliki jamban
jenis leher angsa yang dipergunakan setiap hari dengan septic tank di
ujung rumah dengan jarak lebih dari 10 meter dari sumur gali. Kebersihan
kamar mandi dan jamban cukup. Dalam pengelolaan sampah rumah tangga
keluarganya memiliki tempat penampungan berupa lubang yang terdapat
di pekarangan samping rumah dan jika sudah penuh biasanya di bakar.
Lubang dakam keadaan terbuka. Secara umum kebersihan rumah cukup.
2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas
Di wilayah sekitar rumah keluarga Tn. A dan Ny. F jarak antara satu
rumah dengan rumah lainnya cukup dekat. Menurut Ny. F di wilayah RT
04 ini juga memiliki kegiatan seperti arisan RT, pengajian, dan kegiatan
lain seperti PKK, Ny. F dan Tn. A sebagai pasangan baru menurutnya
belum mengikuti arisan RT. Ny. F dan Tn. A belum mengikuti kegiatan
lain di masyarakat karena kesibukannya bekerja. Apalagi menurut Ny. F
dirinya termasuk orang baru di lingkungan RTnya sehingga kadang Cuma
ke tetangga saja.
3. Mobilitas geografis keluarga
Menurut Ny. F selama keluarganya sejak menikah (8 bulan menikah)
sering ke tempat ibunya saja.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menurut Ny. F dalam keluarganya ataupun keluarga suaminya tidak
terdapat perkumpulan atau pertemuan-pertemuan khusus dan biasanya
berkumpul hanya di waktu-waktu tertentu seperti lebaran atau seperti acara
pernikahannya kemarin semua keluarga berkumpul. Interaksi keluarga
besarnya dengan masyarakat sekitar cukup baik sehingga saat
pernikahannya banyak tetangga yang membantu dan di wilayahnya sudah
menjadi kebiasaan untuk saling membantu. Keluarga Ny. F dan Tn. A
sendiri belum banyak bersosialisasi dengan masyarakat hanya tetangga-
tetangga yang dekat rumah saja.
5. Sistem pendukung keluarga
Saat ini dalam keluarga tidak terdapat anggota keluarga yang sakit,
hubungan satu anggota keluarga dengan yang lainnya cukup baik dan sudah
terbiasa saling tolong menolong.

D. Struktur Keluarga6
1. Pada komunikasi keluarga:
Menurut Ny. F dalam keluarganya berkomunikasi biasa menggunakan
bahasa jawa, menurut Ny. F dirinya juga cepat akrab dengan keluarga
suaminya.
2. Struktur kekuatan keluarga:
Sampai saat ini dalam keluarganya suaminya yang berperan sebagai kepala
rumah tangga.
3. Struktur peran (formal dan informal):
Dalam keluarga Ny. F, Tn A sebagai kepala keluarga berkewajiban mencari
nafkah untuk keluarga dan dibantu oleh Ny. F yang turut bekerja membantu
suaminya tetapi dirinya juga tetap melakukan perannya sebagai istri yang
harus menyiapkan semua keperluan suaminya di rumah. Menurutnya di
rumah jarang masak karena Cuma berdua sehingga sering membeli yang
sudah jadi saja.
4. Nilai dan norma keluarga:
Sebagai bagian dari masyarakat jawa dan beragama islam keluarga memiliki
nilai-nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun terhadap orang tua,
suami terhadap istri. Selama ini dirinya dan suaminya makan bersama kalau
malam hari, karena siang hari suaminya kerja sampai sore.

E. Fungsi Keluarga6
1. Fungsi biologis keluarga:
a. Kebersihan perorangan:
Keluarga memiliki kebiasaan mandi dua kali sehari, gosok gigi dua kali
sehari, keramas setiap dua hari sekali. Keluarga tidak memiliki
kebiasaan memanjangkan kuku dan kuku dalam keadaan pendek dan
bersih.
b. Pola makan:
Menurut Ny. F dalam keluarganya biasa makan 3 kali sehari dengan
makanan beragam dan berganti-ganti. Menurutnya dalam setiap kali
makan nasi, lauk, dan sayur selalu ada tetapi buah hanya kadang-
kadang saja, sedangkan susu sangat jarang sekali kecuali jika keadaan
bada kurang sehat biasanya minum susu.
c. Pola istirahat:
Menurut Ny. F secara umum keluarga biasa istirahat dari jam 9 atau 10
sampai jam 5 pagi, tetapi biasanya bangun lebih pagi karena mereka
sering berangkat berdua untuk bekerja
2. Fungsi psikologis keluarga:
a. Keadaan emosi:
Menurut Ny F karena mereka merupakan pasangan baru sampai sejauh
ini belum pernah menemukan masalah dan selama mereka pacaranpun
jarang sekali mengalami keributan-keributan.
b. Pengambilan Keputusan:
Sampai sejauh ini masih selalu dirembukan bersama.
c. Mencari pelayanan kesehatan:
Menurut Ny. F jika dirinya sakit biasanya berobat di puskesmas atau ke
bidan terdekat.
3. Fungsi sosial keluarga:
a. Hubungan antar keluarga:
Hubungan antara dirinya dengan suaminya sampai sejauh ini baik dan
hubungan dengan keluarga besarnyapun baik.
b. Hubungan dengan orang lain:
Hubungan keluarga dengan orang lain baik terutama tetangga-tetangga
terdekat.
c. Kegiatan organisasi sosial:
Belum ada kegiatan organisasi sosial kemasyarakatan yang diikuti oleh
Ny. F dab Tn. A.
4. Fungsi Spiritual:
Menurutnya selama ini dirinya dan suaminya selalu berusaha menepati
shalat 5 waktu tetapi belum mengikuti pengajian yang ada di wilayahnya
setempat.
5. Fungsi Kultural:
Menurut Ny. F saat ini keluarganya memiliki tabu-tabu terutama untuk
membicarakan masalah seksual. Sebagai pasangan baru masih merasa
malu dan mereka menurutnya tidak pernah membicarakannya ataupun
mendiskusikan aktivitas seksual yang selama ini mereka lakukan.
6. Fungsi reproduksi:
Saat ini Ny. F tidak menggunakan alat kontrasepsi, mereka sering
menggunakan cara interuptus, perencanaan kapan akan memiliki anak dan
berapa jumlah anak yang diinginkan belum ada. Aktivitas seksual cukup
aktif dan menurut Ny. F kadang-kadang merasa takut terjadi kehamilan
karena merasa belum siap, menunggu sampai usia pernikahan 1 tahun,
tetapi kalau memang terjadi kehamilan kami siap menerima saja. Menurut
Ny. F, selama ini dia belum pernah membaca atau mencoba mempelajari
tentang hubungan seksual dan bagaimana seharusnya menjadi seorang
wanita dirinya belum tahu, bagaimana menyiapkan kehamilan juga dirinya
belum tahu dan menurut Ny. F dirinya juga belum tahu apa yang dimaksud
dengan kesehatan reproduksi.

7. Fungsi Perawatan Kesehatan:


a. Menurut keluarga, masalah kesehatan apa yang sedang dihadapi
keluarga (pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab, persepsi
keluarga terhadap masalah): Menurut Ny F sebenarnya dalam
keluarganya belum mengetahui tentang bagaimana mempersiapkan
kehamilan dan bagaimana membina keintiman dengan suami.
b. Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan
yang sedang dialami: Sejauh ini dirinya hanya bertanya pada teman-
temannya.
c. Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada anggota keluarga
yang mengalami masalah kesehatan: ke puskesmas atau bidan setempat.
d. Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah timbulnya
masalah kesehatan: Menurut keluarga makan teratur dan istirahat yang
cukup banyak membantu dalam menjaga kesehatan dan mencegah
penyakit.

F. Stres Dan Koping Keluarga6


1. Stresor jangka pendek dan jangka panjang:
Menurut Ny. F dirinya tidak tahu dari pihak suaminya apakah sedang
mengalami beban pikiran atau tidak, tetapi dari dirinya yang jadi stresor
adalah adaptasi dengan rumah tangganya yang masih baru dan dirinya nanti
berencana tinggal di rumah ibunya karena ibunya sering sakit-sakitan.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stresor:
Baik, menurut Ny F dirinya yakin perlakuan dari keluarga suaminya
tergantung dari dirinya dan sekarang dirinya sedang berusaha belajar
menjadi ibu rumah tangga yang baik dengan belajar memasak, mengurus
suami dan rumah.
3. Strategi koping yang digunakan:
Untuk menghadapi stresor Ny. F lebih banyak belajar pada orang
tuanya tentang cara mengurus rumah tangga.

G. Pemeriksaan Fisik6
1. Tinggi badan : 155 cm
2. Berat badan : 42 kg
3. Tekanan darah : 110/ 70 mmHg
4. Nadi : 80 X/m
5. Respirasi : 14 X/m

H. Harapan Keluarga6
Dengan adanya petugas kesehatan yang datang ke rumahnya menurutnya
mengharapkan supaya petugas kesehatan bisa memberikan pengetahuan
kepada masyarakat dengan penyuluhan-penyuluhan, seperti saat ini diharapkan
dapat membantu dirinya mempersiapkan bagaimana sebenarnya kesehatan
dalam rumah tangga yang baru dibangunnya.
I. Analisa Data
DATA TIPOLOGI KEMUNGKINAN MASALAH/
MASALAH PENYEBAB DIAGNOSIS
Data Subjektif: Aktual Ketidakmampuan Kurang
- Ny. F keluarga mengenal pengetahuan
mengatakan masalah tugas tentang tugas
belum perkembangan perkembangan
merencanakan keluarga baru keluarga baru
kapan akan menikah. menikah.
punya anak
dan berapa
jumlah anak
yang
diinginkan.
- Ny. F
mengatakan
belum tahu
tentang apa itu
kesehatan
reproduksi.
- Ny. F
mengatakan
belum tahu
tentang sex
yang sehat
- Ny. F
mengatakan
belum tahu
apa yang
harus
dipersiapkan
untuk hamil.
- Ny. F
mengatakan
rencana punya
anak nanti
setelah usia
pernikahan 1
tahun.

Data Objektif:
- Usia
pernikahan 8
bulan
- Usia Ny. F
20 tahun dan
Tn. A 22
tahun.
Data Subyektif Aktual Ketidakmampuan Kerusakan
- Ny. F keluarga melakukan pemeliharaan
mengatakan perawatan rumah rumah
malas untuk yang sehat
membuka
jendela
karena di
rumah sering
tinggal
sendiri

Data Obyektif
- Ruangan
dalam rumah
tampak
gelap
- Jendela
sebagian
besar
tertutup
hanya pintu
depan yang
terbuka
- Penataan
perabotan
kurang
teratur
terutama
bagian
dalam rumah
dan dapur

Skoring Prioritas Diagnosa Masalah


1. Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga baru menikah
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tugas
perkembangan keluarga baru menikah
KRITERIA SKORE PEMBENARAN
Sifat masalah (Bobot 1) 3/3 x 1 = 1 - Ny. F mengatakan
Skala: belum
3:Aktual merencanakan
2:Resiko kapan akan punya
1:Sejahtera anak dan berapa
jumlah anak yang
diinginkan.
- Ny. F mengatakan
belum tahu tentang
apa itu kesehatan
reproduksi.
- Ny. F mengatakan
belum tahu tentang
sex yang sehat
- Ny. F mengatakan
belum tahu apa yang
harus dipersiapkan
untuk hamil.
- Ny. F mengatakan
rencana punya anak
nanti setelah usia
pernikahan 1 tahun.

Kemungkinan masalah 2/2 x 2 = 2 Keluarga meminta


dapat diubah (bobot 2) pertolongan apabila
2: Mudah ada anggota keluarga
1: Sebagian yang mengalami
0: tidak dapat masalah kesehatan ke
puskesmas atau bidan
setempat
Potensial masalah 3/3 x 1 = 1 Tindakan yang
untuk dicegah (bobot dilkaukan keluarga
1) untuk mencegah
3:Tinggi timbulnya masalah
2:cukup kesehatan yaitu makan
1: rendah teratur dan istirahat
yang cukup dalam
menjaga kesehatan
dan mencegah
penyakit
Menonjolnya masalah 2/2 x 1 = 1 Keluarga
(bobot 1) mengharapkan
2: Berat, segera membantu dirinya
ditangani mempersiapkan
1: tidak perlu segera bagaimana sebenarnya
0: tidak dirasakan kesehatan dalam
rumah tangga yang
baru dibangunnya.
Total skor 5

2. Kerusakan pemeliharaan rumah berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga melakukan perawatan rumah yang sehat.
KRITERIA SKORE PEMBENARAN
Sifat masalah (Bobot 1) 2/3 x 1 = 2/3 Ny. F mengatakan
Skala: malas untuk membuka
3:Aktual jendela karena di
2:Resiko rumah sering tinggal
1:Sejahtera sendiri

Kemungkinan masalah 1/2 x 2 = 1 Keluarga mengatakan


dapat diubah (bobot 2) jendela tertutup karena
2: Mudah rumah sering ditinggal
1: Sebagian kerja.
0: tidak dapat
Potensial masalah 3/3 x 1 = 1 Tindakan yang
untuk dicegah (bobot dilkaukan keluarga
1) untuk mencegah
3:Tinggi timbulnya masalah
2:cukup kesehatan yaitu makan
1: rendah teratur dan istirahat
yang cukup dalam
menjaga kesehatan
dan mencegah
penyakit
Menonjolnya masalah 0/2 x 1 = 0 Keluarga
(bobot 1) mengharapkan
2: Berat, segera mendapatkan
ditangani penyuluhan-
1: tidak perlu segera penyuluhan seputar
0: tidak dirasakan kesehatan.
Total skor 2 2/3

J. Diagnosis Keperawatan Berdasarkan Prioritas6


1. Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga baru menikah
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tugas
perkembangan keluarga baru menikah
2. Kerusakan pemeliharaan rumah berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga melakukan perawatan rumah yang sehat.

K. Perencanaan6
No. Dx. Keperawatan Tujuan Perencanaan
1 Kurang Tupan:
pengetahuan Keluarga memahami
tentang tugas tentang tugas
perkembangan perkembangan keluarga
keluarga baru baru menikah.
menikah
berhubungan Tupen:
dengan Setelah dilakukan
ketidakmampuan Asuhan Keperawatan
keluarga mengenal selama 2 minggu
masalah tugas keluarga dapat:
perkembangan 1. Mengenal masalah
keluarga baru tugas perkembangan
menikah keluarga baru 1. Jelaskan tentang
menikah dengan tugas
kriteria: perkembangan
a. Menyebutkan keluarga baru
tugas menikah.
perkembangan
keluarga baru 2. Jelaskan tentang
menikah kesehatan
b. Menjelaskan cara reproduksi
menjaga
kesehatan 3. Jelaskan tentang
reproduksi wanita alat kontrasepsi
c. Menjelaskan yang sesuai untuk
macam alat pasangan muda.
kontrasepsi yang
dapat digunakan
untuk menunda
kehamilan jika 4. Jelaskan tentang

diinginkan. sex yang sehat

d. Menjelskan sex dan membina

dan kesehatan, hubungan intim


membina dengan pasangan.
hubungan intim
dengan pasangan.
1. Diskusikan
2. Membuat dengan keluarga
keputusan dalam perencanaan
perencanaan keluarganya.
keluarga: kapan 2. Bantu keluarga
dan jumlah anak membuat
yang diinginkan keputusan kapan
dan jumlah anak
yang diinginkan.
3. Berikan
reinforcement
positif jika
keluarga mampu
membuat
keputusan yang
baik sesuai
dengan sumber
daya yang
dimiliki keluarga.
2 Kerusakan Tupan:
pemeliharaan Pemeliharaan rumah
rumah menunjang kesehatan
berhubungan keluarga
dengan
ketidakmampuan Tupen:
keluarga Setelah dilakukan
melakukan asuhan selama 2 minggu
perawatan rumah keluarga dapat:
yang sehat. 1. Mengenal masalah
perawatan rumah
yang menunjang
kesehatan dengan 1. Jelaskan tentang
kriteria: rumah sehat

a. Menjelaskan
2. Jelaskan tentang
rumah sehat.
efek rumah tidak
b. Menjelaskan efek
sehat terhadap
perawatan rumah
kesehatan
yang kurang baik
keluarga.
terhadap
kesehatan
keluarga.
3. Jelaskan
c. Menjelaskan
penyakit-
penyakit-penyakit
penyakit akibat
yang dapat
lingkungan
muncul akibat
rumah yang
lingkungan rumah
kurang sehat.
yang tidak
mendukung
kesehatan.

2. Memutuskan untuk
pemeliharaan rumah 4. Motivasi
yang lebih baik keluarga untuk
membuat
keputusan
perawatan rumah
yang lebih baik.
5. Identifikasi
sumber daya
keluarga untuk
meningkatkan
perawatan
rumah.
L. Pelaksanaan6
Diagnosa Tanggal Implementasi Evaluasi
1. Kurang pengetahuan 2-12-2004 - Diskusi tentang S: Ny. F mengatakan
tentang tugas Jam: 15.30 tugas mengerti apa
perkembangan keluarga WIB perkembangan yang telah
baru menikah keluarga baru didiskusikan dan
berhubungan dengan menikah. nanti dia akan
ketidakmampuan - Memotivasi membicarakanny
keluarga mengenal keluarga untuk a dengan
masalah tugas membuat suaminya untuk
perkembangan keluarga perencanaan kapan perencanaan
baru menikah akan memiliki anak keluarga ke
dan jumlah anak depannya.
yang diinginkan O : Ny. F aktif dalam
diskusi, dapat
menjawab
pertanyaan
evaluasi.
A: Masalah teratasi
sebagian
P:Evaluasi pada
pertemuan
berikutnya.
10-12-2004 - Penyuluhan S:
Jam: 16.00 tentang kesehatan - Ny. F
WIB reproduksi mengatakan
- Penyuluhan pengetahuannya
tentang alat tentang kesehatan
kontrasepsi wanita
- Evaluasi bertambah,
perencanaan selama ini hanya
keluarga tentang berjalan begitu
waktu dan jumlah saja tidak pernah
anak yang mengeti kalau
diinginkan kesehatan
reproduksi itu
harus dijaga dan
dapat
mempengaruhi
keberhasilah
dalam proses
kehamilan dan
persalinan.
- Ny. F
mengatakan
setelah berdiskusi
dengan suaminya
mereka akan
punya cukup dua
anak saja.
O : Ny. F aktif dalam
diskusi.
Ny. F dapat
menyebutkan 3
macam
kontrasepsi yaitu
pil, suntik, dan
IUD
A : Masalah teratasi
Diagnosa Tanggal Implementasi Evaluasi
2. Kerusakan 2-12-2004 - Penyuluhan S : Ny. F
pemeliharaan rumah Jam: 15.30 tentang rumah mengatakan
WIB sehat, penyakit mengerti tapi
berhubungan dengan penyakit yang suka malas
ketidakmampuan dapat untuk

keluarga melakukan ditimbulkan melakukannya


akibat lingkungan nanti akan
perawatan rumah
rumah yang dicoba dan
yang sehat.
kurang sehat. dikomunikasika
n dengan
suaminya.
O : Ny. F tampak
dapat menerima
konsep dengan
baik dengan
menjawab
pertanyaan
evaluasi dengan
benar.
A : Masalah teratasi
P : Motivasi
keluarga lebih
intensif
PENUTUP

a. Kesimpulan
Proses keperawatan keluarga mengikuti pola keperawatan secara
umum yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, intervensi dan
implementasi serta evaluasi. Dasar dari proses keperawatan adalah
penggunaan cara-cara ilmiah dalam menyelidiki dan menganalisa data-
data sehingga mencapai kesimpulan yang logis dalam penyelesaian
masalah secara rasional.3
Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan
yang diberikan melalui praktek keperawatan dengan sasaran keluarga.
Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang
dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.3
Proses keperawatan keluarga disesuaikan dengan fokus perawatan.
Jika ia melihat keluarga sebagai latar belakang atau konteks dari keluarga
maka keluarga merupakan fokus utama tetapi jika ia melihat di dalam
keluarga ada individu yang rawat, maka anggota keluarga secara individu
merupakan fokus utama.3
Dalam praktiknya perawat biasanya bekerja sekaligus dengan
keluarga dan sekaligus dengan anggota keluarga secara individu. Ini
berarti perawat keluarga akan menggunakan proses keperawatan keluarga
dalam beberapa tingkat yaitu tingkat keluarga dan tingkat individu.3

b. Saran
Asuhan keperawatan keluarga dapat diaplikasikan secara
komprehensif dalam dunia keperawatan dengan melakukan pendekatan
secara terpadu kepada masyarakat yaitu keluarga dan dapat menganalisa
dengan baik diagnosa keperawatan dengan metode skoring sehingga
didapatkan dengan tepat akar permasalahan.

DAFTAR PUSTAKA

1
Zaidin Ali, Pengantar Keperawatan Keluarga, (2009, Jakarta), Hlm: 1-25.

2
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor
908/MENKES/SK/VII/2010, Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan
Keperawatan Keluarga, 13 Juli 2010

3
Suprajitno, Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi Dalam Praktik, (2004,
Jakarta), Hlm: 1-10

4
Setiadi, Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga, ( 2008, Jakarta), Hlm: 15-20

5
Paula J Christenses, Proses Keperawatan Aplikasi Model Konseptual Edisi 4 ,
(Jakarta, 2009), Hlm: 19.

6
Jhonson R Leny R, Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep Keluarga,
(Jakarta, 2010), Hlm: 65

Anda mungkin juga menyukai