Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN

KEPERAWATAN
PADA PASIEN
LUKA BAKAR

KELOMPOK 6
Definisi

Luka bakar adalah suatu


trauma yang disebabkan
oleh panas, arus listrik,
bahan kimia dan petir
yang mengenai kulit,
mukosa dan jaringan yang
lebih dalam.
Anatomi kulit
Kulit terdiri dari tiga lapisan:
Epidermis: merupakan lapisan terluar dengan ketebalan
sekitar 0,1 mm pada kelopak mata dan 1mm pada telapak
tangan dan telapak kaki
Dermis:
Jaringan subkutan: lapisan kulit yang terdalam. Lapisan ini
terutamanya adalah jaringan adipose, yang memberikan
bantalan antara lapisan kulit dan internal seperti otot dan
tulang
Anatomi kulit
Etiologi luka bakar
• Luka bakar termal: Agen pencedera dapat berupa api, air panas, atau
kontak dengan objek panas, luka bakar api berhubungan dengan
asap/cedera inhalasi
• Luka bakar listrik: Terjadi dari tife/voltase aliran yang menghasilkan
proporsi panas untuk tahanan dan mengirimkan jalan sedikit tahanan
• Luka bakar kimia: Terjadi dari tife /kandungan agen pencedera, serta
konsentrasi dan suhu agen.
• Luka bakar radiasi: Luka bakar bila terpapar pada bahan radioaktif
dosis tinggi.
Patofisiologi
Klasifikasi Luka Bakar
• Dalamnya Luka Bakar
• Luasnya luka bakar
Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal dengan
nama rule of nine atau rule of wallace yaitu:
Kepala dan leher : 9%
Lengan masing-masing 9% : 18%
Badan depan 18%, badan belakang 18% : 36%
Tungkai maisng-masing 18% : 36%
genetalia/perineum : 1%
Total : 100%
Keparahan luka bakar
American college of surge on membagi dalam:
Parah – critical:
• Tingkat II : 30% atau lebih.
• Tingkat III : 10% atau lebih.
• Tingkat III pada tangan, kaki dan wajah. Dengan adanya komplikasi pernapasan, jantung, fractura,
soft tissue yang luas.
Sedang – moderate:
• Tingkat II : 15 – 30%
• Tingkat III : 1 – 10%
Ringan – minor:
• Tingkat II : kurang 15%
• Tingkat III : kurang 1%
• Agen penyebab luka bakar
Luka bakar juga dapat diklasifikasikan berdasarkan agen yang menyebabkan luka
bakar termasuk termal listrik, kimia dan radiasi
• Ukuran luka bakar
Ukuran luka bakar ditentukan dengan salah satu dari dua metoda:
Rule of nine
Digunakan sebagai alat untuk memperkirakan ukuran luka bakar yang cepat.
Dasar dari perhitungan ini adalah dengan membagi tubuh kedalam bagian-
bagian anatomi, yang setiap bagian tersebut mencerminkan luas 9% dari LPT
(luas permukaan tubuh), atau kelipatan dari 9%.
Diagram bagan Lund & Browder
Biasanya ditujukan untuk menentukan keluasan luka bakar yang terjadi pada
anak-anak dan bayi dimana dalam bagan ini kelompok usia yang berbeda
mempunyai keluasan yang berbeda.
Usia korban luka bakar
Usia pasien mempengaruhi keparahan dan
keberhasilan dalam perawatan luka bakar. Angka
kematian terjadi lebih tinggi jika luka bakar terjadi
pada anak-anak yang berusia kurang dari 4 tahun,
terutama mereka dalam kelompok usia 0-1 tahun,
dan pasien yang berusia diatas 65 tahu
Asuhan Keperawatan
Pengkajian:
• Identitas pasien
• Riwayat kesehatan sekarang:
Sumber kecelakaan (cedera inhalasi jika hidung hangus dan bulu hidung hangus maka masuk
dalam luka bakar mayor)
Sumber panas atau penyebaba yang berbahaya
Gambaran yang mendalam bagaimana luka bakar terjadi
Faktor yang mungkin berpengaruh seperti alkohol, obat-obatan
Keadaan fisik disekitar luka bakar
Peristiwa yang terjadi saat luka sampai masuk rumah sakit
Beberapa keadaan lain yang memeperbaat luka bakar (saat luka bakar dengan penyakit gula
dan hipertensi)
• Riwayat kesehatan dahulu
Penting untuk menentukan apakah pasien ,mempunyai
penyakit yang merubah kemampuan utuk memenuhi
keseimbangan cairan dan daya pertahanan terhadap
infeksi (seperti DM, gagal jantung, sirosis hepatis,
gangguan pernafasan)
Pemeriksaan fisik
• Aktifitas/istirahat:
Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada
area yang sakit; gangguan massa otot, perubahan tonus.
• Sirkulasi:
Tanda ( dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi
(syok); penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera;
vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan
dingin (syok listrik); takikardia (syok/ansietas/nyeri); disritmia (syok
listrik); pembentukan oedema jaringan (semua luka bakar).
• Integritas ego:
Gejala: masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan.
Tanda: ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri,
marah.
• Eliminasi:
Tanda: haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna
mungkin hitam kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan
kerusakan otot dalam; diuresis (setelah kebocoran kapiler dan
mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi); penurunan bising usus/tak ada;
khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar dari 20% sebagai stres
penurunan motilitas/peristaltik gastrik.
• Makanan atau cairan
Tanda: oedema jaringan umum; anoreksia; mual/muntah.
• Neurosensori:
Gejala: area batas; kesemutan.
Tanda: perubahan orientasi; afek, perilaku; penurunan refleks
tendon dalam (RTD) pada cedera ekstremitas; aktifitas kejang
(syok listrik); laserasi korneal; kerusakan retinal; penurunan
ketajaman penglihatan (syok listrik); ruptur membran timpanik
(syok listrik); paralisis (cedera listrik pada aliran saraf).
• Nyeri atau kenyamanan
Gejala: Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara
eksteren sensitif untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan
perubahan suhu; luka bakar ketebalan sedang derajat kedua sangat
nyeri; sementara respon pada luka bakar ketebalan derajat kedua
tergantung pada keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat tiga tidak
nyeri.
Pernapasan
Gejala: terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama (kemungkinan
cedera inhalasi).
Tanda: serak; batuk mengii; partikel karbon dalam sputum;
ketidakmampuan menelan sekresi oral dan sianosis; indikasi cedera
inhalasi.
Pengembangan torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar
dada; jalan nafas atau stridor/mengii (obstruksi sehubungan dengan
laringospasme, oedema laringeal); bunyi nafas: gemericik (oedema
paru); stridor (oedema laringeal); sekret jalan nafas dalam (ronkhi).
Keamanan
Tanda:
• Kulit umum: destruksi jarinagn dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5 hari sehubungan dengan proses
trobus mikrovaskuler pada beberapa luka. Area kulit tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan
pengisian kapiler lambat pada adanya penurunan curah jantung sehubungan dengan kehilangan
cairan/status syok.
• Cedera api: terdapat area cedera campuran dalam sehubunagn dengan variase intensitas panas yang
dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung gosong; mukosa hidung dan mulut kering; merah; lepuh pada
faring posterior;oedema lingkar mulut dan atau lingkar nasal.
• Cedera kimia: tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab. Kulit mungkin coklat kekuningan dengan
tekstur seprti kulit samak halus; lepuh; ulkus; nekrosis; atau jaringan parut tebal. Cedera secara mum
ebih dalam dari tampaknya secara perkutan dan kerusakan jaringan dapat berlanjut sampai 72 jam
setelah cedera.
• Cedera listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di bawah nekrosis. Penampilan luka
bervariasi dapat meliputi luka aliran masuk/keluar (eksplosif), luka bakar dari gerakan aliran pada
proksimal tubuh tertutup dan luka bakar termal sehubungan dengan pakaian terbakar. Adanya
fraktur/dislokasi (jatuh, kecelakaan sepeda motor, kontraksi otot tetanik sehubungan dengan syok listrik).
Luka bakar selama fase darurat
Diagnosa Keperawatan
• Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan keracunan
karbon monoksida dan obstruksi saluran napas atas
• Bersihan jalan napas tidak efektif yang berhubungan dengan
edema dan efek dari inhalasi asap.
• Nyeri yang berhubungan dengan cedera jaringan serta saraf
dan dampak emosional dari luka bakar
Intervensi
Luka bakar selama fase akut
Diagnosa Keperawatan
• Kelebihan volume cairan yang berhubungan dengan pemulihan kembali
integritas kapiler dan perpindahan cairan dari ruang interestisial kedalam
intravaskuler.
• Resiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan hilangnya barier kulit dan
tergantungnya respon imun.
• Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
hipermetabolisme dan kebutuhan bagi kesembuhan luka.
• Kerusakan integriras kulit yang berhubungan dengan luka bakar terbuka.
• Nyeri yang berhubungan denga saraf yang terbuka, kesembuhan luka dan
penanganan luka bakar.
• Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan edema luka bakar, rasa
nyeri dan kontraktur persendian.
Intervensi
Luka bakar selama fase rehabilitasi
Diagnosa Keperawatan
• Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan rasa nyeri ketika
melakukan latihan, mobilitas sendi yang terbatas, pelisutan otot dan
ketahanan tubuh (endurance) yang terbatas
• Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan pada
penampakan fisisk dan konsep diri
Intervensi
Implementasi
Dilakukan berdasarkan intervensi
Evaluasi
1. Fase Darurat
• Memelihara pertukaran gas dan bersihan jalan napas
• Mendapatkan kembali keseimbangan cairan serta elektrolit yang
optimal dan perfusi organ-organ vital
• Menyatakan bahwa rasa nyeri terkendali
• Tidak mengalami komplikasi
2. Fase akut
• Mencapai keseimbangan cairan yang optimal
• Tidak mengalami infeksi lokal maupun sistemik
• Memperlihatkan status nutrisi yang anabolik
• Memperlihatkan perbaikan integritas kulit
• Mengalami nyeri yang minimal
• Memperlihatkan mobilitas fisik yang optimal
• Tidak mengalami komplikasi
3. Fase rehabilitasi
• Memperlihatkan toleransi terhadap aktivitas
yang diperlukan untuk melaksnakan
aktivitas sehari-hari yang di inginkan
• Beradaptasi dengan citra tubuh yang
berubah
• Tidak memperlihatkan komplikasi.
Karena anemia dapat mengakibatkan penurunan sel darah merah (Hb)
sehingga kekebalan tubuh berkurang dan dapat terjadi infeksi pada
pasien luka bakar
Rumus bakster
4cc x bb x luas luka bakar
Sekian & Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai