trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam. Anatomi kulit Kulit terdiri dari tiga lapisan: Epidermis: merupakan lapisan terluar dengan ketebalan sekitar 0,1 mm pada kelopak mata dan 1mm pada telapak tangan dan telapak kaki Dermis: Jaringan subkutan: lapisan kulit yang terdalam. Lapisan ini terutamanya adalah jaringan adipose, yang memberikan bantalan antara lapisan kulit dan internal seperti otot dan tulang Anatomi kulit Etiologi luka bakar • Luka bakar termal: Agen pencedera dapat berupa api, air panas, atau kontak dengan objek panas, luka bakar api berhubungan dengan asap/cedera inhalasi • Luka bakar listrik: Terjadi dari tife/voltase aliran yang menghasilkan proporsi panas untuk tahanan dan mengirimkan jalan sedikit tahanan • Luka bakar kimia: Terjadi dari tife /kandungan agen pencedera, serta konsentrasi dan suhu agen. • Luka bakar radiasi: Luka bakar bila terpapar pada bahan radioaktif dosis tinggi. Patofisiologi Klasifikasi Luka Bakar • Dalamnya Luka Bakar • Luasnya luka bakar Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal dengan nama rule of nine atau rule of wallace yaitu: Kepala dan leher : 9% Lengan masing-masing 9% : 18% Badan depan 18%, badan belakang 18% : 36% Tungkai maisng-masing 18% : 36% genetalia/perineum : 1% Total : 100% Keparahan luka bakar American college of surge on membagi dalam: Parah – critical: • Tingkat II : 30% atau lebih. • Tingkat III : 10% atau lebih. • Tingkat III pada tangan, kaki dan wajah. Dengan adanya komplikasi pernapasan, jantung, fractura, soft tissue yang luas. Sedang – moderate: • Tingkat II : 15 – 30% • Tingkat III : 1 – 10% Ringan – minor: • Tingkat II : kurang 15% • Tingkat III : kurang 1% • Agen penyebab luka bakar Luka bakar juga dapat diklasifikasikan berdasarkan agen yang menyebabkan luka bakar termasuk termal listrik, kimia dan radiasi • Ukuran luka bakar Ukuran luka bakar ditentukan dengan salah satu dari dua metoda: Rule of nine Digunakan sebagai alat untuk memperkirakan ukuran luka bakar yang cepat. Dasar dari perhitungan ini adalah dengan membagi tubuh kedalam bagian- bagian anatomi, yang setiap bagian tersebut mencerminkan luas 9% dari LPT (luas permukaan tubuh), atau kelipatan dari 9%. Diagram bagan Lund & Browder Biasanya ditujukan untuk menentukan keluasan luka bakar yang terjadi pada anak-anak dan bayi dimana dalam bagan ini kelompok usia yang berbeda mempunyai keluasan yang berbeda. Usia korban luka bakar Usia pasien mempengaruhi keparahan dan keberhasilan dalam perawatan luka bakar. Angka kematian terjadi lebih tinggi jika luka bakar terjadi pada anak-anak yang berusia kurang dari 4 tahun, terutama mereka dalam kelompok usia 0-1 tahun, dan pasien yang berusia diatas 65 tahu Asuhan Keperawatan Pengkajian: • Identitas pasien • Riwayat kesehatan sekarang: Sumber kecelakaan (cedera inhalasi jika hidung hangus dan bulu hidung hangus maka masuk dalam luka bakar mayor) Sumber panas atau penyebaba yang berbahaya Gambaran yang mendalam bagaimana luka bakar terjadi Faktor yang mungkin berpengaruh seperti alkohol, obat-obatan Keadaan fisik disekitar luka bakar Peristiwa yang terjadi saat luka sampai masuk rumah sakit Beberapa keadaan lain yang memeperbaat luka bakar (saat luka bakar dengan penyakit gula dan hipertensi) • Riwayat kesehatan dahulu Penting untuk menentukan apakah pasien ,mempunyai penyakit yang merubah kemampuan utuk memenuhi keseimbangan cairan dan daya pertahanan terhadap infeksi (seperti DM, gagal jantung, sirosis hepatis, gangguan pernafasan) Pemeriksaan fisik • Aktifitas/istirahat: Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada area yang sakit; gangguan massa otot, perubahan tonus. • Sirkulasi: Tanda ( dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi (syok); penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera; vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan dingin (syok listrik); takikardia (syok/ansietas/nyeri); disritmia (syok listrik); pembentukan oedema jaringan (semua luka bakar). • Integritas ego: Gejala: masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan. Tanda: ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri, marah. • Eliminasi: Tanda: haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna mungkin hitam kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan kerusakan otot dalam; diuresis (setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi); penurunan bising usus/tak ada; khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar dari 20% sebagai stres penurunan motilitas/peristaltik gastrik. • Makanan atau cairan Tanda: oedema jaringan umum; anoreksia; mual/muntah. • Neurosensori: Gejala: area batas; kesemutan. Tanda: perubahan orientasi; afek, perilaku; penurunan refleks tendon dalam (RTD) pada cedera ekstremitas; aktifitas kejang (syok listrik); laserasi korneal; kerusakan retinal; penurunan ketajaman penglihatan (syok listrik); ruptur membran timpanik (syok listrik); paralisis (cedera listrik pada aliran saraf). • Nyeri atau kenyamanan Gejala: Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara eksteren sensitif untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan suhu; luka bakar ketebalan sedang derajat kedua sangat nyeri; sementara respon pada luka bakar ketebalan derajat kedua tergantung pada keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat tiga tidak nyeri. Pernapasan Gejala: terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama (kemungkinan cedera inhalasi). Tanda: serak; batuk mengii; partikel karbon dalam sputum; ketidakmampuan menelan sekresi oral dan sianosis; indikasi cedera inhalasi. Pengembangan torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada; jalan nafas atau stridor/mengii (obstruksi sehubungan dengan laringospasme, oedema laringeal); bunyi nafas: gemericik (oedema paru); stridor (oedema laringeal); sekret jalan nafas dalam (ronkhi). Keamanan Tanda: • Kulit umum: destruksi jarinagn dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5 hari sehubungan dengan proses trobus mikrovaskuler pada beberapa luka. Area kulit tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan pengisian kapiler lambat pada adanya penurunan curah jantung sehubungan dengan kehilangan cairan/status syok. • Cedera api: terdapat area cedera campuran dalam sehubunagn dengan variase intensitas panas yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung gosong; mukosa hidung dan mulut kering; merah; lepuh pada faring posterior;oedema lingkar mulut dan atau lingkar nasal. • Cedera kimia: tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab. Kulit mungkin coklat kekuningan dengan tekstur seprti kulit samak halus; lepuh; ulkus; nekrosis; atau jaringan parut tebal. Cedera secara mum ebih dalam dari tampaknya secara perkutan dan kerusakan jaringan dapat berlanjut sampai 72 jam setelah cedera. • Cedera listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di bawah nekrosis. Penampilan luka bervariasi dapat meliputi luka aliran masuk/keluar (eksplosif), luka bakar dari gerakan aliran pada proksimal tubuh tertutup dan luka bakar termal sehubungan dengan pakaian terbakar. Adanya fraktur/dislokasi (jatuh, kecelakaan sepeda motor, kontraksi otot tetanik sehubungan dengan syok listrik). Luka bakar selama fase darurat Diagnosa Keperawatan • Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan keracunan karbon monoksida dan obstruksi saluran napas atas • Bersihan jalan napas tidak efektif yang berhubungan dengan edema dan efek dari inhalasi asap. • Nyeri yang berhubungan dengan cedera jaringan serta saraf dan dampak emosional dari luka bakar Intervensi Luka bakar selama fase akut Diagnosa Keperawatan • Kelebihan volume cairan yang berhubungan dengan pemulihan kembali integritas kapiler dan perpindahan cairan dari ruang interestisial kedalam intravaskuler. • Resiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan hilangnya barier kulit dan tergantungnya respon imun. • Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan hipermetabolisme dan kebutuhan bagi kesembuhan luka. • Kerusakan integriras kulit yang berhubungan dengan luka bakar terbuka. • Nyeri yang berhubungan denga saraf yang terbuka, kesembuhan luka dan penanganan luka bakar. • Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan edema luka bakar, rasa nyeri dan kontraktur persendian. Intervensi Luka bakar selama fase rehabilitasi Diagnosa Keperawatan • Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan rasa nyeri ketika melakukan latihan, mobilitas sendi yang terbatas, pelisutan otot dan ketahanan tubuh (endurance) yang terbatas • Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan pada penampakan fisisk dan konsep diri Intervensi Implementasi Dilakukan berdasarkan intervensi Evaluasi 1. Fase Darurat • Memelihara pertukaran gas dan bersihan jalan napas • Mendapatkan kembali keseimbangan cairan serta elektrolit yang optimal dan perfusi organ-organ vital • Menyatakan bahwa rasa nyeri terkendali • Tidak mengalami komplikasi 2. Fase akut • Mencapai keseimbangan cairan yang optimal • Tidak mengalami infeksi lokal maupun sistemik • Memperlihatkan status nutrisi yang anabolik • Memperlihatkan perbaikan integritas kulit • Mengalami nyeri yang minimal • Memperlihatkan mobilitas fisik yang optimal • Tidak mengalami komplikasi 3. Fase rehabilitasi • Memperlihatkan toleransi terhadap aktivitas yang diperlukan untuk melaksnakan aktivitas sehari-hari yang di inginkan • Beradaptasi dengan citra tubuh yang berubah • Tidak memperlihatkan komplikasi. Karena anemia dapat mengakibatkan penurunan sel darah merah (Hb) sehingga kekebalan tubuh berkurang dan dapat terjadi infeksi pada pasien luka bakar Rumus bakster 4cc x bb x luas luka bakar Sekian & Terimakasih