Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH AGAMA

KERUKUNAN HIDUP BERAGAMA

OLEH:

NAMA: YEYEN ALFIANI FAKU

NIM: 530320917174

TINGKAT 1 REGULER A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIV KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2017/2018
BAB I

GAMBARAN HIDUP BERAGAMA

Kerukunan dapat diartikan sebagai kondisi hidup dan kehidupan yang mencerminkan
suasana damai, tertib, tentram, sejahtera, saling menghormati, saling menghargai, tenggang rasa,
gotong royong sesuai dengan ajaran agama dan kepribadian pancasila.

Aturan atau undang-undang yang mengatur tentang kerukunan hidup beragama:

 Undang-Undang No. 1/PNPS Tahun 1965 Tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan


Penodaan Agama yang berbunyi

Pasal 1
Setiap orang dilarang dengan sengaja di muka umum menceritakan, menganjurkan
atau mengusahakan dukungan umum, untuk melakukan penafsiran tentang sesuatu
agama yang dianut di Indonesia atau melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan yang
menyerupai kegiatan-kegiatan keagamaan dari agama itu, penafsiran dan kegiatan
mana menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama itu.

Pasal 2
(1) Barang siapa melanggar ketentuan tersebut dalam pasal 1 diberi perintah dan
peringatan keras untuk menghentikan perbuatannya tersebut di dalam suatu keputusan
bersama Menteri Agama, Menteri/Jaksa Agung dan Menteri Dalam Negeri.
(2) Apabila pelanggaran tersebut dalam ayat (1) dilakukan oleh organisasi atau suatu
aliran kepercayaan, maka Presiden Republik Indonesia dapat membubarkan
organisasi tersebut dan menyatakan organisasi atau aliran tersebut sebagai organisasi/
aliran terlarang, satu dan lain setelah Presiden mendapat pertimbangan dari Menteri
Agama Menteri/Jaksa Agung dan Menteri Dalam Negeri.
Pasal 3
Apabila, setelah dilakukan tindakan oleh Menteri Agama bersama-sama
Menteri/Jaksa Agung dan Menteri Dalam Negeri atau oleh Presiden Republik
Indonesia menurut ketentuan dalam pasal 2 terhadap orang, organisasi atau aliran
kepercayaan, mereka masih terus melanggar ketentuan dalam pasal 1, maka orang,
penganut, anggota atau anggota pengurus organisasi yang bersangkutan dari aliran itu
dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun.

Pasal 4
Pada Kitab Undang-undang Hukum Pidana diadakan pasal baru yang berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 156a
Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun barangsiapa dengan
sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan:
a. Yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan
terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia.
b. Dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama apapun juga, yang
bersendikan ke-Tuhanan Yang Maha Esa.

Pasal 5
Penetapan Presiden Republik Indonesia ini mulai berlaku pada hari diundangkannya.
Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan
Penetapan Presiden Republik Indonesia ini dengan penempatan dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia.
BAB II
FAKTA KERUKUNAN HIDUP BERAGAMA

Fakta-fakta kerukunan hidup beragama di NTT:

 NTT mendapat trofi kerukunan umat beragama sebagai juara pertama tingkat
nasional. Contohnya:
- dimana putri NTT di ajang KDI tahun lalu, berasal dari Muslim, dan masyarakat
di NTT sangat mendukungnya, mereka tidak memandang dia dari agamanya, tapi
dari persaudaraan. Dan akhirnya dia meraih juara dua dalam kontes itu. Ini adalah
bukti bahwa NTT merupakan daerah toleran, tidak memilih, dan tidak melihat
agamanya.
- Juga seorang putra dari Muslim, siap melayani Tuhan dan sesama, dengan
menjadi sorang pastor, yang ditabiskan di Pulau Flores, NTT. Ibu dari pastor ini
hadir dengan memakai jilbab, untuk merestui keterpanggilan putranya.
- Pada saat hari Natal, tidak sedikit masyarakat dari agama Muslim memberi
ucapan selamat, bahkan tak segan-segan membantu dalam menyiapkan makanan
untuk tamu, begitupun dalam hari Raya Lebaran, kami selalu menjaga kerukunan
itu dengan saling mengunjungi, saling mengingatkan, menjaga ketenangan.
 Provinsi NTT saat ini dikenal sebagai satu daerah di Indonesia yang memiliki nilai-
nilai toleransi yang tinggi dengan semboyan, Nusa Toleransi Terindah atau NTT.
BAB III
KESIMPULAN

Kerukunan diartikan sebagai kondisi hidup dan kehidupan yang mencerminkan


suasana damai, tertib, tentram, sejahtera, saling menghormati, saling menghargai, tenggang rasa,
gotong royong sesuai dengan ajaran agama dan kepribadian pancasila.

Fakta-fakta kerukunan hidup beragama dapat di lihat dan dijadikan pedoman


untuk daerah-daerah yang lain ialah NTT dan semua itu sudah terlihat dengan sikap saling
menghormati antar sesame golongan, agama dan suku yang tinggal dan menetap di daerah NTT.
Maka dari itu kita sebagai warga asli NTT kita seharusnya bangga akan hal tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Alkitab

UUD 1945

Surat Kabar Harian ( Pos Kupang )

Pluralisme Agama: Makna dan Lokalitas Pola

Anda mungkin juga menyukai