Anda di halaman 1dari 1

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG


Direktorat : Jln. El Tari II Liliba-Kupang, Telp (0380) 881880; 880880
Fax (0380) 85534188; email: poltekkeskupang@yahoo.com

Konsep Kolaborasi & Skrining Kesehatan Lansia

Apa itu
Kolaborasi ?? Proses kegiatan beberapa profesi seperti dokter, perawat, farmasi,
radiologis, IPS, gizi serta laboratorium dalam merencanakan praktik
bersama sebagai kolega yang bekerja saling ketergantungan dalam
batasan lingkup praktik dengan berbagai profesi yang berkontribusi
dalam merawat individu, keluarga dan masyarakat yang sakit

Model Kolaborasi

Tindakan kolaboratif dalam mengatasi kesehatan lansia,


meliputi:
Skrining Kesehatan 1.pembinaan dan pelayanan kesehatan

Merupakan suatu pemeriksaan asimptomatik pada 2.Melalui promotif, preventif, diagnose dini dan pengobatan

satu atau sekelompok orang untuk 3.Pencegahan dan rehabilitasi dengan prinsip holistik

mengklasifikasikan mereka dalam kategori yang


diperkirakan mengidap atau tidak mengidap penyakit

Macam-Macam Skrining Kesehatan Dasar Pemikiran Skrining

1. Skrining untuk preventif primer 1.Petugas mengetahui gambaran penyakit hanya


2. Skrining untuk preventif sekunder selektif sebagian kecil saja
2.Diagnosa dini dan pengobatan secara tuntas dan
Tujuan dan Manfaat Skrining
memudahkan proses penyembuhan
Tujuan: Manfaat: 3.Klien datang mencari pertolongan setelah timbul
1.Menentukan orang yang terdeteksi 1.Biaya yang dikeluarkan relatif gejala atau penyakit berada dalam stadium lanjut
menderita suatu penyakit sedini murah dan dilaksanakan dengan sehingga sulit dalam penyembuhan
mungkin efektif
4.Penderita tanpa gejala dan memiliki potensi untuk
2.Mencegah meluasnya penyakit 2.Lebih cepat memperoleh
dalam masyarakat keterangan tentang sifat & situasi menularkan penyakit
3.Mendidik dan membiasakan penyakit
masyarakat untuk memeriksakan 3.Dapat mendeteksi kondisi medis
diri sedini mungkin pada tahap awalsebelum gejala
Syarat Skrining
4.Mendidik dan memberikan ditemukan
gambaran kepada petugas tentang
sifat penyakit 1. Penyakit yang dituju harus merupakan masalah
5.Mendapatkan keterangan kesehatan yang berarti dalam masyarakat
epidemiologis yang berguna bagi 2.Tersedianya obat yang potensial dan memungkinkan
klinis dan peneliti
pengobatan bagi mereka yang dinyatakan menderita
penyakit yang mengalami tes
Dasar Pertimbangan Skrining 3. Tersedianya fasilitas dan biaya untuk diagnosis pasti
4.Tes penyaringan terutama ditujukan pada penyakit
1.penyakit yang sedang diskrining sebagai masalah medis yang utama yang masa latennya cukup lama
2.Pengobatan yang diterima harus tersedia bagi individu dengan penyakit yang
5.Tes penyaringan hanya dilakukan bila memenuhi
terdeteksi saat skrining
syarat untuk tingkat sensitivitas dan spesifitasnya
3.Harus tersedia akses ke faskes untuk pengobatan lanjutan
4.Harus tersedia tes atau pemeriksaan yang tepat dan efektif untuk penyakit 6.Semua bentuk atau teknis dan cara pemeriksaan
5.Tes dan proses uji harus dapat diterima oleh masyarakat umum dalam tes penyaringan harus dapat diterima oleh
6.Riwayat penyakit harus dipahami termasuk fase perjalanan penyakit dari masyarakat
awal 7.Sifat perjalanan penyakit yang akan dilakukan tes
7.Kebijakan proses dan tingkat uji harus ditentukan untuk menentukan siapa
harus diketahui dengan pasti
yang harus dirujuk
8.Proses harus sederhana masyarakat mau berpartisipasi 8. Adanya suatu nilai standar yang telah disepakati
9.Skrining harus dijadikan suatu kegiatan yang teratur dab berkesinambungan 9.Biaya yang digunakan harus seimbang
10. Harus dimungkinkan untuk diadakan pemantauan.

Kriteria Evaluasi Skrining


Pelaksanaan Skrining
Suatu alat tes skrining yang baik adalah mempunyai tingkat
validitas dan reliabilitas yang tinggi dan nilai prediktif.
Komponen dalam tingkat Validitas:
1.Sensitivitas
2.Spesifisitas

Oleh :
Sri Afriani

Anda mungkin juga menyukai