Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KELOMPOK HIDROGEOLOGI

ANALISA SUMBER MATA AIR PAKENTON DESA NGENEP,


KECAMATAN KARANGPLOSO, MALANG
Dosen Pengampu : Dr. Hari Siswoyo. ST, MT.

disusun oleh :

Gio Fonseca Asprilian 135060401111072


Yulian Sukma Hidayat 135060400111043
Fardana Malik Ahsani 135060401111019

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN
MALANG

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan petunjuk serta rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok
hidrogeologi ini.

Penyusunan tugas ini merupakan prasyarat yang harus ditempuh dalam penilaian serta
untuk melengkapi tugas-tugas dalam mata kuliah Hidrogeologi di Fakultas Teknik Jurusan
Pengairan Universitas Brawijaya Malang.

Tugas kelompok reklamasi ini tentu saja banyak pihak yang turut membantu untuk itu
penyusun ingin berterima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Hari Siswoyo. ST, MT. selaku dosen mata kuliah hidrogeologi serta dosen
pembimbing dalam penyempurnaan tugas kelompok ini,
2. Teman-teman kelompok tugas hidrogeologi, dan
3. Semua pihak yang telah membantu tersusunnya tugas kelompok hidrogeologi ini.
kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna sehingga kritik dan saran
sangatlah diharapkan dengan tujuan memberi masukan untuk tugas lain kedepannya.

Akhir kata semoga penyusunan tugas hidrogeologi ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua.

Malang, 6 Februari 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................................................ ii
BAB I Pendahuluan ......................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
1.3. Tujuan ......................................................................................................................... 2
1.4. Metode Survey ............................................................................................................ 2
BAB II Lokasi Studi ......................................................................................................... 3
2.1. Lokasi Studi ................................................................................................................ 3
2.2. Keadaan Sumber Mata Air Hasil Survey Lokasi ........................................................ 3
BAB III Pembahasan ....................................................................................................... 4
3.1. Klasifikasi Sumber Mata Air ....................................................................................... 4
3.1.1. Sifat Pengaliran Sumber Mata Air ..................................................................... 4
3.1.2. Besar Debit Pengaliran Sumber Mata Air ........................................................ 5
3.1.3. Suhu Sumber Mata Air ..................................................................................... 6
3.1.4. Tenaga Penyebab Munculnya Sumber Mata Air .............................................. 7
3.1.5. Tipe Material Pembawa Air .............................................................................. 8
BAB IV Penutup .............................................................................................................. 9
4.1. Kesimpulan ................................................................................................................. 9
LAMPIRAN DOKUMENTASI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sumber air merupakan komponen penting untuk penyediaan air bersih dikarenakan tanpa
sumber air maka sistem penyedian air bersih tidak akan berfungsi. Selama ini kebutuhan
manusia akan air sangatlah besar. Jika kita melihat dari segi penggunaan, maka air tidak pernah
lepas dari segala aspek kehidupan manusia.
Air di bumi mengalami suatu siklus melalui serangkaian peristiwa yang berlangsung terus-
menerus, serangkaian peristiwa tersebut dinamakan siklus hidrologi. Mengingat bahwa
sebagian besar air berada di lautan, maka bisa diasumsikan awal mulanya siklus hidrologi
dimulai dari laut. Presipitasi yang jatuh di permukaan bumi menyebar ke berbagai arah dengan
beberapa cara. Sebagian akan tertahan sementara di permukaan bumi sebagai es atau salju, atau
genangan air, atau yang di kenal dengan simpanan depresi. Sebagian air hujan akan mengalir
ke saluran atau sungai yang disebut aliran permukaan. Jika permukaan tanah porus, sebagian
besar air akan meresap ke dalam tanah melaui peristiwa yang disebut infiltrasi. Sebagian lagi
akan kembali ke atmosfer memalui penguapan dan transpirasi oleh tanaman. Di bawah
permukaan tanah, pori-pori tanah berisi air dan udara. Daerah ini dikenal sebagai zona kapiler,
atau zona aerasi. Air yang tersimpan di zona ini di sebut kelengasan tanah, atau air kapiler.
Pada kondisi tertentu air dapat mengalir secara lateral pada zona kapiler. Pada kedalaman
tertentu, pori-pori tanah atau batuan akan jenuh air. Air tanah ini bergerak sebagai aliran air
tanah melalui batuan atau lapisan tanah sampai akhirnya keluar ke permukaan sebagai sumber
mata air (spring), atau sebagai rembesan (seepages) ke danau, waduk, sungai, atau ke laut.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air awalnya mengalami siklus hidrologi
dan kemudian mengalami infiltrasi sehingga terjadi siklus hidrogeologi di dalam tanah.
Disamping itu air tanah dapat muncul kembali ke permukaan tanah akibat pergerakan aliran
air yang bergantung pada keadaan fisik maupun kimia seperti geologi maupun topografinya.
Oleh karena itu perlu sekiranya dilakukan analisa terhadap keadaan fisik maupun kimia yang
mengakibatkan munculnya sumber air pada lokasi tertentu.
Dalam studi ini akan dilakukan kegiatan survey atau pengamatan langsung untuk mencari
sumber mata air khususnya pada daerah malang dan sekitarnya. Dan kemudian dilakukan
analisa terhadap keadaan sumber mata air yang ditemukan yang akan dijelaskan pada bab
selanjutnya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam studi ini yaitu bagaimana analisa keadaan sumber mata
air yang diklasifikasikan berdasarkan :
1. Sifat pengaliran sumber mata air
2. Besarnya debit pengaliran
3. Suhu sumber mata air
4. Tenaga penyebab munculnya sumber mata air
5. Tipe material pembawa air (akuifer)

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dilakukan studi analisa keadaan sumber mata air adalah :
1. Mengetahui klasifikasi sifat pengaliran sumber mata air yang ditemukan.
2. Mengetahui klasifikasi besar debit pengaliran sumber mata air.
3. Mengetahui klasifikasi sumber mata air berdasarkan suhunya.
4. Mengetahui klasifikasitenaga penyebab munculnya sumber air di lokasi tersebut.
5. Mengetahui klasifikasi tipe material yang di bawa oleh sumber air tersebut.

1.4 Metode Survey


Metode yang digunakan dalam kegiatan survey ini adalah sebagai berikut:
1. Dokumentasi
Dalam metode ini data yang diperoleh adalah dengan melakukan dokumentasi secara
langsung di lokasi studi.
2. Pengukuran
Metode ini digunakan dalam memperoleh data yang sifatnya terukur, seperti debit
pengaliran dan suhu air dengan peralatan yang sesuai.
3. Wawancara
Metode ini dilakukan untuk mencari informasi yang terkait dengan sumber mata air
dengan cara melakukan wawancara terhadap warga setempat.
BAB II
LOKASI STUDI

2.1. Lokasi Studi


Lokasi sumber mata air yang berada di Dusun Baba'an RT 03 RW 09 Desa Ngenep,
Kecamatan Karangploso, Malang tepatnya pada koordinat 7˚ 53’ 35,3” LS dan 112˚ 36’ 44,9”
BT. Sumber mata air ini terletak kurang lebih 50 m dari pemukiman penduduk terdekat. Namun
bila dilihat dari keadaan topografinya, elevasi pemukiman penduduk terdekat berada di atas
sumber air sehingga akan sulit apabila sumber mata air akan dimanfaatkan oleh pemukiman
penduduk terdekat.

Gambar 1. Potensi Sumber Mata Air Pakenton


Sumber : Hasil Dokumentasi

Rute perjalanan yang dalam menuju lokasi sumber mata air hanya dapat ditempuh dengan
jalan kaki atau jalan yang tersedia hanya jalan setapak di sepanjang bantaran sungai keluaran
sumber mata air.

2.2. Keadaan Sumber Mata Air Hasil Survey Lokasi


Keadaan sumber mata air dari hasil pengamatan langsung di lapangan dianggap baik atau
potensial untuk dilakukan analisa kedepannya. Apabila dilihat dari segi tata letak lokasi sumber
air tidak jauh dari pemukiman terdekat yaitu sekitar yaitu ± 50 m. Dari segi kualitas air yang
dihasilkan diperkirakan kualitas air baik digunakan terutama untuk keperluan air baku warga
sekitar dan dari segi debit yang dihasilkan bisa dikatakan cukup besar, yaitu sekitar 0,5 liter/dt.
Disamping itu pula kami juga bertanya terhadap salah satu warga sekitar dusun baba’an
yang berada di dekat sumber air tersebut. Hasil yang didapatkan yaitu :
1. Nama Sumber : Sumber Pakenton
2. Lokasi Sumber : Dusun Baba'an, RW 09, RT 03, Desa Ngenep,
Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang
3. Upaya konservasi : Belum dilakukan upaya konservasi secara intensif hanya dilakukan
pembendungan pada sungai keluaran sumber air dan dilokasi
pembendungan tersebut baru dilakukan upaya jaringan distribusi air
menuju tendon di desa
ngenep tersebut
Jadi dari hasil survey lokasi atau pengamatan langsung yang telah kami lakukan maka
kami memilih sumber mata air ini untuk dianalisa lebih lanjut.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Klasifikasi Mata Air


Keadaan mata air sangat bervariasi baik secara fisik maupun kimia. Hal tersebut
dikarenakan keanekaragaman geologinya. Disamping itu pula keadaan mata air dikelompokkan
berdasarkan kharakteristik maupun proses pembentukannya, dengan demikian analisa yang
dilakukan dalam studi ini dapat diklasifikasikan berdasarkan berikut ini :

3.1.1. Klarifikasi mata air berdasarkan sifat pengalirannya


Menurut Tolman sifat pengaliran dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Mata air tahunan, yaitu mata air yang mengeluarkan airnya sepanjang tahun
2. Mata air musiman, yaitu mata air yang mengeluarkan airnya pada musim hujan, sedangkan
pada musim kemarau mata air tidak berair.
3. Mata air periodik, yaitu mata air yang mengeluarkan airnya pada periode-periode yang
tertentu. Hal ini disebabkan karena antara lain pengurangan proses penguapan pada malam
hari, adanya perubahan tekanan luar, adanya pasang surut dari permukaan laut, proses
pendidihan air oleh tubuh batuan panas.
Kegiatan pengamatan langsung di lokasi studi dilaksanakan pada musim hujan sehingga
belum dapat disimpulkan sifat pengaliran sumber mata air pakenton, dikarenakan dibutuhkan
juga hasil pengamatan pada musim kemarau untuk mengetahui sifat pengalirannya dengan
pasti. Namun dari hasil hasil wawancara salah seorang warga setempat yang menyatakan
bahwa sumber mata air ini terus mengalir sepanjang tahun meskipun pada musim kemarau
sehingga secara teori diatas disimpulkan bahwa sifat pengaliran sumber mata air pakenton
termasuk dalam mata air tahunan yaitu mata air yang selalu ada sepanjang tahun.

3.1.2. Klarifikasi mata air berdasarkan besarnya debit pengalirannya


Menurut Meinzer besar debit pengaliran dapat dibedakan menjadi :
1. Apabila debitnya > 100 cfs
2. Debitnya antara 10 - 100 cfs
3. Debitnya antara 1 - 10 cfs
4. Debitnya antara 100 gallon/menit – 1 cfs
5. Debitnya antara 10 - 100 gallon/menit
6. Debitnya antara 1 - 10 gallon/menit
7. Debitnya antara 1 pt/menit – 1 gallon/menit
8. Debitnya < 1 pt/menit
Keterangan : 1 pt = 180 gallon/hari
1 pt = 0,5682 liter/detik
1 cfs = 449 gallon/menit
1 cfs = 23,8 liter/detik
Sedangkan menurut Todd (1980) besarnya debit pengaliran dapat dibedakan menjadi :
1. Apabila debitnya 10.000 liter/dt atau 100 m3/dt
2. Debitnya antara 1 - 10 m3/dt
3. Debitnya antara 0,1 – 1 m3/dt
4. Debitnya antara 10 – 100 liter/dt
5. Debitnya antara 1 - 10 liter/dt
6. Debitnya antara 0,1 - 1 liter/dt
7. Debitnya antara 10 – 100 ml/dt
8. Debitnya < 10 ml/dt
Adapun untuk mengetahui besar debit pengaliran di lokasi studi dilakukan pengukuran
menggunakan peralatan seperti botol aqua 700 ml dan stopwatch untuk mengukur waktu.
Contoh perhitungan debit hasil pengukuran langsung di lokasi studi :
Percobaan 1 :
Q1 = 700 ml/ 1,37 dt = 0,510 l/dt
Percobaan 2 :
Q2 = 700 ml/ 1,43 dt = 0,489 l/dt
Percobaan 3 :
Q3 = 700 ml/ 1,39 dt = 0,504 l/dt

Rerata debit = 0.501 l/dt


Maka secara teori menurut Todd (1980) dapat disimpulkan sumber mata air pakenton
termasuk debit pengaliran kelas 6 dengan debit rata-rata sebesar 0.501 l/dt. Sedangkan apabila
diklasifikasikan menurut Meinzer yaitu termasuk kelas 6 dengan besar debit pengaliran sebesar
9.453 gallon/menit.

3.1.3. Klarifikasi mata air berdasarkan suhu airnya


Menurut Tolman suhu mata air dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Mata air sejuk, yaitu apabila suhu air lebih rendah dari suhu udara rata-rata.
2. Mata air normal, yaitu mata air yang air tanahnya memiliki suhu yang sama dengan suhu
udara rata-rata lingkungan mata air setempat.
3. Mata air panas, yaitu apabila suhu air jauh lebih besar dari suhu udara.
Berdasarkan pengukuran suhu sumber mata air dengan thermometer, didapat suhu air
sebesar 19.80C. sedangkan suhu udara di lokasi studi yaitu sebesar 230C yang diukur
menggunakan smartphone. Jika dibandingkan maka sumber mata air lebih dingin dibandingkan
suhu wilayah tersebut, sehingga sumber mata air pakenton secara teori dapat diklasifikasikan
sebagai mata air sejuk.

3.1.4. Klarifikasi mata air berdasarkan tenaga penyebabnya


Menurut Bryan dibedakan menjadi 2 jenis utama yaitu yang disebabkan oleh :
1. Mata air karena gaya gravitasi.
Mata air yang termasuk gaya gravitasi yaitu :
a. Mata air cekungan, yaitu mata air yang disebabkan karena permukaan tanah memotong
muka air tanah setempat pada material / batuan yang lulus air.
b. Mata air kontak, yauti mata air yang muncul pada batas antara batuan yang lulus air
dengan batuan kedap air di bawahnya.
c. Mata air artesis, yaitu mata air yang berasal dari air tanah tertekan.
d. Mata air yang melalui lubang sekunder, yaitu munculnya mata air lewat lubang
sekunder misalnya lewat lubang pelarutan pada batu gampng atau lewat rekahan-
rekahan misalnya pada lava.
2. Mata air karena selain gaya gravitasi, yaitu mata air yang munculnya dipermukaan tanah
bukan di sebabkan karena gaya gravitasi contohnya mata air vulkanik dan mata air celah.
Munculnya mata air disebabkan karena adanya tenaga dari dalam bumi misalnya air panas,
geiser dan sebagainya.
Apabila diidentifikasi dari keadaan pada saat pengamatan langsung lokasi sumber mata air
Pakenton berada pada daerah tebing sungai dan lokasi sumber mata air berada pada bebatuan
yang berongga sedangkan pada puncak tebing merupakan lapisan tanah padat yang banyak
ditumbuhi semak belukar, maka secara teori dapat disimpulkan bahwa sumber mata air
pakenton termasuk mata air yang muncul karena gaya gravitasi yang tergolong mata air
cekungan. Mata air cekungan muncul akibat permukaan tanah memotong muka air tanah pada
material / batuan yang lulus air, sehingga terbentuk cekungan seperti pada gambar berikut
Gambar 2. Muka Air Cekungan Sumber Air Pakenton
Sumber : Hasil Penggambaran

3.1.5. Klarifikasi mata air berdasarkan tipe material pembawa air (akuifer)
Berdasarkan tipe material pembawa airnya dapat dibagi menjadi :
1. Mata air yang muncul dari material lulus air yang tipis. Misalnya mata air pada akuifer
menggantung, mata air talus (bahan rombakan), mata air pada material longsoran.
2. Mata air yang muncul dari materian lulus air (akifer) yang tebal. Misalnya mata air lembah
atau mata air pada alur.
3. Mata air yang muncul merupakan selang seling antara material lulus air (akuifer) dan
kedap air.
4. Mata air yang muncul lewat saluran misalnya karena adanya lubang pelarutan seperti pada
batu gamping.
5. Mata air yang muncul dari lava. Misalnya mata air yang muncul dari tepi singkapan lava
yang terpotong oleh permukaan tanah setempat.
6. Mata air yang muncul dari rekahan / retakan pada batuan. Misalnya mata air yang lewat
retakan-retakan pada berbagai batuan.
Gambar 3. Peta Hidrogeologi Lembar X - Kediri

Dari hasil pengamatan Peta Hidrogeologi lembar X Kediri berdasarkan letak koordinat
lokasi sumber mata air (7˚ 53’ 35,3” LS dan 112˚ 36’ 44,9” BT) maka komposisi litologi dan
batuan kelulusannya yaitu endapan volkanik muda, terdiri dari tufa, lahar, breksi dan lava
andesit sampai basal. Kelulusan material tinggi hingga sedang, terutama pada kelulusan tinggi
pada endapan lahar dan aliran lava vesicular. Sedangkan berdasarkan terdapatnya air tanah dan
produktivitas akifer tergolong dengan aliran melalui celahan, rekahan dan saluran. Karekteristik
akifer produktif tinggi sampai sedang (aliran air tanah terbatas pada zona celahan,rekahan dan
saluran pelarut, debit sumur dan mata air beragam dalam kisaran yang sangat besar).
Sehingga dapat disimpulkan klasifikasi mata air berdasarkan tipe material pembawa air
(akuifer), maka sumber mata air pakenton tergolong mata air yang muncul dari rekahan /
retakan pada batuan. Misalnya mata air yang lewat retakan-retakan pada berbagai batuan.
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Hasil analisa keadaan sumber mata air Pakenton yang diklasifikasikan berdasarkan :
1. Sifat pengalirannya merupakan mata air tahunan, yaitu mata air yang mengeluarkan
airnya sepanjang tahun
2. Debit pengaliran menurut Todd (1980) sumber mata air pakenton termasuk debit
pengaliran kelas 6 dengan debit rata-rata sebesar 0.501 l/dt. Sedangkan menurut
Meinzer yaitu termasuk kelas 6 dengan besar debit pengaliran sebesar 9.453
gallon/menit.
3. Suhu airnya maka sumber mata didapatkan suhu sebesar 19.80C dan suhu udara di
lokasi studi yaitu sebesar 230C. Sehingga sumber mata air pakenton dapat
diklasifikasikan sebagai mata air sejuk.
4. Tenaga penyebabnya maka sumber mata air Pakenton terjadi akibat gaya gravitasi, yang
tergolong mata air cekungan akibat permukaan tanah memotong muka air tanah pada
material / batuan yang lulus air.
5. Tipe material pembawa air atau akuifer yang telah diidentifikasi dari peta Hidrogeologi
lembar X Kediri maka sumber air Pakenton tergolong mata air yang muncul dari
rekahan / retakan pada batuan.
LAMPIRAN DOKUMENTASI

1.

Gambar 4. Lokasi Sumber Air Pakenton

Gambar 5. Keadaan Topografi dan Geologi Sumber Air Pakenton

Gambar 6. Aliran Sumber Air Pakenton Menuju Sungai


Gambar 7. Sungai Keluaran Sumber Air Pakenton

Gambar 8. Pembendungan Sungai Sumber Air Pakenton

Gambar 9. Sungai Keluaran Bendung Sumber Air Pakenton


Gambar 10. Pengukuran Suhu dan Debit Sumber Air Pakenton

Gambar 11. Rute Perjalanan Menuju Sumber Air Pakenton

Anda mungkin juga menyukai