Anda di halaman 1dari 5

EVALUASI STUDY KASUS 1

 Rumusan masalah pokok: Persiapan pembelajaran tatap muka setiap sekolah


di Provinsi Jawa Tengah
 Aktor yang terlibat:
1. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
 Menghimbau kepada seluruh sekolah di Jawa Tengah untuk
melakukan pembelajaran tatap muka yang harus dipersiapkan secara
matang, baik dari segi pembatasan kelas, system informasi dan juga
fasilitas yang sangat utama yaitu protokol kesehatan.
 Membicarakan dengan walikota dan bupati mengenai sekolah mana
saja yang di uji coba untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka.
 Memprioritaskan vaksin bagi tenaga pendidik di sekolah yang siap uji
coba pembelajaran tatap muka, pemberian vaksin terhadap guru
merupakan suatau yang harus dijalankan karena guru juga termasuk
pelayan publik.
2. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim
 Menargetkan vaksinasi Covid-19 bagi tenaga pendidik selesai pada
Bulan Juli Tahun 2021 agar proses pembelajaran tatap muka bisa
segera dimulai.
3. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah
 Memberikan persyaratan bagi satuan pendidikan agar bias melakukan
pembelajaran tatap muka, sebagaimna tertulis dalam lampiran surat
bernomor 421.1/03858 pada Kamis, 1 Maret 2021 tentang “Peran
satuan pendidikan, persiapan membentuk dan membekali Tim Satgas
Covid-19 Tingkat Satuan Pendidikan”.
 Sekolah juga harus menyusun Standar Operasi Prosedur
pencegahan dan penanganan Covid-19 dan harus melakukan
identifikasi kesiapan dalam pelaksanaan protokol kesehatan, serta
melakukan pendataan guru dan siswa berdasarkan tempat tinggal,
dan sarana transpotasi yang dipakai.
4. Guru
 Melaksanakan pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan
sesuai persyaratan.
 Bersedia divaksin sebagai langkah persiapan uji coba pembelajaran
tatap muka.
5. Siswa
 Melakukan pembelajaran sesuai persyaratan dari tenaga pendidik,
seperti pembatasan jumlah siswa dalam kelas.

Keterkaitan kasus dengan nilai nilai ANEKA

a. Gubernur Jawa Tengah (Ganjar Pranowo)


(Akuntabilitas) Kepemimpinan dalam memberikan instruksi kepada jajarannya
terkait pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka di seluruh sekolah Jawa
Tengah. Transparansi dalam berkomunikasi dan bekerjasama dengan pihak
lain. Tanggung jawab dan berintegritas dalam menjalankan tugasnya sebagai
pemimpin daerah. (Nasionalisme) Menerapkan pengamalan sila ke 4 dan ke 5.
Berkoordinasi dengan wali kota/bupati dan sekolah terkait pelaksanaan uji coba
pembelajaran tatap muka di seluruh sekolah Jawa Tengah, dan secara adil
memberikan instruksi kepada jajarannya untuk tercapainya masyarakat yang
adil dan makmur. (Etika Publik) memberikan layanan kepada publik secara
jujur, tanggap, cepat, tepat, berdaya guna, dan berhasil guna, menghargai
komunikasi dan kerjasama dengan pihak terkait. (Komitmen mutu) berorientasi
mutu terhadap kebijakan yang dilakukan, berinovatif untuk membuat keadaan
pandemi dapat melasungkan pembelajaran tatap muka sesuai protokol
kesehatan, dan mempersiapkan instruksi dengan matang. (Anti Korupsi)
Tanggung jawab dalam memberikan instruksi kebijakan Whole of
Government: Melakukan koordinasi dengan wali kota/bupati. Dampak apabila
persiapan uji coba pembelajaran tatap muka tidak matang, maka akan terjadi
peningkatan penyebaran Covid-19 saat uji coba pembelajaran tatap muka
berlangsung.

b. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah


(Akuntabilitas, transaparansi dan kejelasan) Kepala Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah jelas dan transparan dalam melakukan
instruksi ke satuan pendidikan melalui surat nomor 42.1/03858, (Komitmen
mutu, inovatif) berinovatif dalam mencapai keadaan yang lebih baik melalui
syarat syarat uji coba pembelajaran tatap muka kepada satuan pendidik.
Manajemen ASN dan Pelayanan Publik (menerbitkansurat nomor 42.1/03858
kepada tenaga pendidik dalam menjalankan tugas sesuai tugas dan fungsi
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah).
Dampak apabila Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa
Tengah tidak menerbitkan surat nomor 42.1/03858, maka banyak sekolah yang
tidak menjalankan uji coba pembelajaran tatap muka yang tidak sesuai dengan
standar yang diberlakukan.

c. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Nadiem Makarim)


(Akuntabilitas) Kepemimpinan dalam memberikan instruksi kepada jajarannya
terkait target untuk pemberian vaksinasi covid-19 terhadap seluruh tenaga
pendidik. (Nasionalisme) Menerapkan pengamalan sila ke 2 dan ke 5, adil
dalam membuat. (Anti Korupsi) Memberikan vaksinasi secara adil dengan
sasaran tenaga pendidik. Whole of Government: Melakukan koordinasi
dengan Gubernur Jawa Tengah
Dampak jika program vaksinasi tidak dilakukan sesuai target dengan sasaran
seluruh tenaga pendidik, maka persiapan uji coba PTM akan terhambat

d. Guru
Guru sebagai pelayanan publik dalam melakukan uji coba pembelajaran tatap
muka yang sesuai dengan syarat uji coba pembelajaran tatap muka.
(Komitmen Mutu) guru di sekolah menerapkan protokol kesehatan sesuai
dengan syarat uji coba pembelajaran tatap muka. Guru di sekolah juga
melakukan (etika publik) dalam disiplin merapkan prokes. Dampak apabila
sekolah tidak menerapkan perintah untuk melakukan prokes dan syarat syarat
sesuai surat nomor 42.1/03858 saaat uji coba pembelajaran tatap muka, maka
pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka tidak berjalan dengan efektif.
Sebagai alternatif pemecahan masalah pada kasus tersebut, menurut
saya uji coba pembelajaran tatap muka yang nantinya akan dilakukan
pembelajaran tatap muka lebih baik melihat data angka penyebaran kasus
Covid-19. Jika daerah tersebut angka penyebarannya masih tinggi, alangkah
baiknya dipertimbangkan untuk pembelajaran masih tetap menggunakan
metode daring. Hal ini mempertimbangkan bahwa siswa adalah aset bangsa
untuk masa depan, dan guru sebagai tenaga pendidik harus dilindungi
karena bertugas mencerdaskan bangsa.
Jika suatu daerah memiliki angka penularan dan penyebaran Covid-
19 yang rendah, langkah selanjutnya yaitu membentuk tim observasi untuk
memilih sekolah mana yang bisa melakukan uji coba pembelajaran tatap
muka sesuai dengan SOP. Apabila sudah memastikan sekolah yang bisa
untuk melaksanakan uji coba pembelajaran tatap muka kemudian
melakukan sosialisasi pembelajaran tatap muka dengan menerapkan
protokol kesehatan terhadap orang tua siswa dan tenaga pendidik. Dan
selanjutnya pembelajaran tatap muka bisa dilaksanakan, tentunya dengan
berbagai persyaratan seperti protokol kesehatan ketat. Salah satunya adalah
dengan pembatasan siswa, pengaturan jam masuk siswa bergiliran, serta
memadatkan waktu pembelajaran tatap muka sesuai dengan mata pelajaran
inti saja. Menurut saya, pembelajaran tatap muka masih harus
dikombinasikan dengan pembelajaran daring untuk mengatur jam masuk
bergiliran tersebut. Selain itu disetiap satuan pendidikan harus membentuk
tim satgas Covid-19.
Jika pembelajaran tatap muka dengan mempertimbangkan status
daerah tersebut sudah terlaksana, maka yang paling penting adalah
monitoring kesehatan bagi siswa dan guru. Monitoring bisa melibatkan lintas
sektor seperti puskesmas. Secara berkala alangkah baiknya, kesehatan
siswa dan guru diperiksa. Terutama apabila memiliki gejala-gejala mengarah
ke Covid-19.
- Jika suatu daerah masih tinggi angka penyebaran Covid-19, maka lebih baik
menggunakan metode daring sehingga konsekuensinya adalah membutuhkan
SDM untuk metode tersebut, sarana dan prasarana terutama untuk kalangan
siswa.
- Jika pembelajaran tatap muka dilaksanakan dengan pembatasan jam siswa,
maka konsekuensinya adalah SDM/tenaga pengajar dari tiap sekolah harus
bekerja ekstra dikarenakan pembelajaran tatap muka akan dikombinasikan
dengan pembelajaran daring
- Jika pembelajaran tatap muka sudah berlangsung, kegiatan monitoring
kesehatan akan memiliki konsekuensi bagi tenaga kesehatan di puskesmas
agar bekerja ekstra turut memantau kondisi kesehatan di satuan pendidikan
turut terpantaunya proses pelaksanaan pembelajaran tatap muka sesuai
dengan protokol kesehatan
- Jika sebelum melaksanakan pembelajaran tatap muka melaksanakan
sosialisasi terhadap orang tua akan memiliki konsekuensi tidak semua orang tua
menyetujui pelaksanaan pembelajaran tatap muka karena kekhawatiran orang
tua terhadap anaknya masih tinggi.
- Jika dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka memadatkan sesuai dengan
mata pelajaran inti saja akan memiliki konsekuensi pemahaman peserta didik
dalam materi pelajaran muatan lokal tidak maksimal.

Anda mungkin juga menyukai