Anda di halaman 1dari 132

MODUL 3

KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

WORKSHOP PEMBEKALAN AGENDA BELA NEGARA


PELATIHAN DASAR CPNS

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
BIO DATA

 Nama : Ir.Adiwijaya Ph.D


 Tempat / Tgl Lahir : Rantauprapat / 08 Oktober 1956
 NIP : 19561008 198403 1 003
 Pangkat / Gol : Pembina Utama Madya / IV-d
 Jabatan : Widyaiswara Utama
 Instansi : BPSDM Kem PU–PR Jakarta
 Pendidikan : S1 Fakultas Teknik Sipil USU
: Pasca Sarjana Jalan Raya ITB
: S3 University Sains Malaysia
 Riwayat Pekerjaan : 1. Dosen Kopertis Wil-I ( 1984 – 2000 )
2. Konsultan Supervisi ( 1983 – 1995 )
3. Pimpro P2T Dikti ( 1993 – 1999 )
4. PD-I Fak Teknik UISU ( 1993 – 1999 )
5. PR-I UISU ( 1999 – 2000 )
6. Kadis Kimprasda L.Batu (2000 – 2002 )
7. Kadis Bina Marga dan Pengairan Sergai ( 2004 – 2005 )
8. Widyaiswara Badiklat Propsu (2006–2012)
9. Widyaiswara Pusdiklat Kemen PU Jakarta (2013 – sekarang)
email : wijaya_mdn2006 @yahoo.co.id
Moto : Biarlah harta banyak asal hidup tenang dan senang
Alamat : Kmp Pesona Putera Mandiri B-15 Jl.Wadas Ry Depok
Hp : 085658545456 / 081362430836
Dasar Hukum
Pembekalan Bela Negara

 UUD 1945 Pasal 27 tentang Bela Negara;


 UU No. 5 Tahun 2014 Tentang A S N;
 UU No. 9 Tahun 2010 Tentang Keprotokolan;
 UU No. 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara;
 PP No. 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen PNS;
 Per. Ka. LAN Tentang Pedoman Penyelenggaraan Latsar CPNS
Gol. III dan Gol. I & II;
 Kep. Ka.Badan Diklat Kemhan. tentang Kurikulum Diklat Kader
Bela Negara.
AGENDA

Pembekalan Bela Negara

Materi Pokok Kesiapsiagan Bela Negara

Kegiatan dalam Kesiapsiagan Bela Negara


PEMBEKALAN BELA NEGARA DALAM
DIKLAT TERINTEGRASI BAGI CPNS
A. Kurikulum Pembentukan Karakter PNS

B. Kurikulum Penguatan Kompetensi


Teksnis sesuai Bidang Tugas
Mengapa Pembekalan Bela Negara
Perlu Diberikan Bagi CPNS?

1. CPNS perlu dipersiapkan dalam memasuki kultur baru di birokrasi


dengan mandat pelayanan dimulai dengan kesadaran bela negara;

2. CPNS perlu dibentuk karakter untuk bersikap dan bertindak


profesional dalam mengelola tantangan dan masalah keragaman
sosial kultural dengan menggunakan perspektif WoG yang didasari
nilai-nilai kebangsaan berdasarkan kedudukan dan perannya
sebagai PNS dalam NKRI

3. Dituntut menunjukkan perilaku kinerja berkualitas, beretika atas


dasar nilai-nilai kebangsaan, dan komitmen yang tinggi terhadap
organisasinya untuk menghadapi perubahan lingkungan strategis
unit kerja/organisasi dan Negara pada umumnya sebagai
perwujudan nyata semangat bela Negara seorang PNS
Kompetensi
generik: Pegawai ASN
sosiokultural, Kompentesi Profesional:
Karakter Bidang pelaksana,
(ANEKA), dan (jabatan, pelayan, dan
Satu spesifiik) pemersatu
pemerintah bangsa
(WoG);

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


 Semangat kebangsaan telah mendangkal
(mengalami erosi),
 Tumbuhnya Radikalisme
 Ancaman disintegrasi kebangsaan
 Ancaman Narkoba dan Budaya Asing
 Perang Asymmetrys
 Korupsi Kolusi dan Nepotisme
 Melarutkan pandangan hidup bangsa ke dalam
pola pikir yang asing untuk bangsa kita
Fungsi

(Pembuat) & Pelaksana Kebijakan Publik

Pelayan Publik

Perekat & Pemersatu Bangsa


Materi Pokok
Kesiapsiagan Bela Negara
Kenapa Materi ini Penting ?

Aplikasi dan Implementasi bagi Calon PNS:


1. Selama Pelaksanaan Latsar
2. Pelaksanaan Tugas Kedinasan & bermasyarakat
KONSEPSI
Kesiapsiagaan : suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh
seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam
menghadapi situasi kerja yang beragam.

Bela negara adalah : kebulatan sikap, tekad dan perilaku warga


negara yang dilakukan secara ikhlas, sadar dan disertai kerelaan
berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan
terhadap NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 untuk
menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup
berbangsa dan bernegara.

PNS yang siap siaga adalah PNS yang mampu meminimalisir


terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan terkait dengan
pelaksanaan kerja.
Dengan memiliki kesiapsiagaan yang baik, maka PNS akan
mampu mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan, dan
gangguan (ATHG) baik dari dalam maupun dari luar.
TUJUAN

Mata pelatihan ini membekali peserta (calon


Pengampu Materi Latsar CPNS) untuk :
menunjukan pemahaman tentang modul kesiapasiagan
bela negara
melalui pengenalan sikap perilaku bela negara melalui aktivitas
pembelajaran tentang :
peraturan baris berbaris, keprotokolan, ragam kegiatan bermain
peran kewaspadaan dini sebagai badan pengumpul keterangan,
ragam kegiatan ketangkasan fisik dan penguatan mental
dengan penekanan pada aspek kedisiplinan, kepemimpinan,
kerjasama, dan prakarsa dengan menggunakan metode-metode
pembelajaran di alam terbuka yang akan diterapkan dalam
pelatihan Dasar CPNS
dalam rangka membangun komitmen dan loyalitas terhadap Negara
dalam menjalankan tugas sebagai PNS profesional sebagai pelayan
negara dan masyarakat
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan
mampu :

1. memahami wawasan kebangsaan melalui pemaknaan


terhadap nilai-nilai bela negara dan
2. menunjukan sikap perilaku bela negara dalam suatu
kesiapsiagaan yang mencerminkan sehat jasmani dan
mental menghadapi perubahan lingkungan strategis
dalam menjalankan tugas jabatan sebagai PNS profesional
pelayan masyarakat.
INDIKATOR HASIL 1. menjelaskan wawasan kebangsaan dan
BELAJAR nilai-nilai yang mendasari sikap perilaku
AGENDA bela negara;
BELA NEGARA
2. menjelaskan prinsip, pengertian, dan
ruang lingkup, serta modal insani
pendukung kesiapsiagaan bela Negara
dalam menghadapi perubahan
lingkungan strategis; dan
3. melakukan praktik yang mencerminkan
kesiapsiagaan bela Negara secara fisik
dan mental dalam suatu kegiatan yang
melatih kedisiplinan, kepemimpinan,
kerjasama, dan prakarsa agar dapat
mewujudkan kesiapsiagaan bela negara
MATERI POKOK
1. KESIAPSIAGAAN JASMANI & MENTAL
2. PERATURAN BARIS BERBARIS
3. KEPROTOKOLAN
4. KEWASPADAAN DINI & BALPUKET
5. KESEHATAN JASMANI & MENTAL
6. KEGIATAN KESIAPSIAGAAN
7. REFLEKSI
Materi Ia.

Kesiapsiagaan Jasmani
 Sigap
 Tanggap
 Cepat
 Responsif
 inisiatif
 Adaptif
 Sehat
Kesiapsiagaan Jasmani
Dalam modul ini para peserta dapat mengajak “Peserta Latihan Dasar
CPNS” untuk berfikir secara kritis terkait dengan pemahaman dan
praktek kesiapsiagaan, baik jasmani maupun mental.

UU 23 Tahun 1999 “kesehatan” adalah keadaan sejahtera dari badan,


jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang produktif secara sosial
dan ekonomis”.
1. Tenaga (Power)
2. Daya tahan (endurance)
3. Kekuatan (muscle strength)
4. Kecepatan (speed)
5. Ketepatan (accuracy).
6. Kelincahan (agility)
7. Koordinasi (coordination)
8. Keseimbangan (balance)
9. Fleksibilitas (flexibility)
Kegiatan belajar membekali peserta dengan kemampuan menunjukan
sikap kesiapsiagaan Jasmani dalam pelaksanaan tugas jabatannya
melalui pembelajaran kesiapsiagaan fisik.

Bentuk-bentuk latihan kesiapsiagaan jasmani :


1. Lari
2. Pull Up (laki); can Chining (wanita)
3. Sit Up
4. Push Up
5. Shutle Run (lari lingkar membentuk angka 8)
6. Lari 2,4 km
7. Berenang.

22
1. Warm up selama 5 menit; Menaikan denyut nadi
perlahan-lahan sampai training zone.
2. Latihan selama 15 – 25 menit; Denyut nadi
dipertahankan dalam Training Zone sampai tercapai
waktu latihan. Denyut nadi selalu diukur dan
disesuaikan dengan intensitas latihan.
3. Coolling down selama 5 menit; Menurunkan denyut
nadi sampai lebih kurang 60% dari denyut nadi
maksimal.
Materi Ib

Kesiapsiagaan Mental
Kesiapsiagaan Mental
kesiapsiagaan seseorang dengan memahami
• kondisi mental,
• perkembangan mental, dan
• proses menyesuaikan diri

terhadap berbagai tuntutan sesuai dengan perkembangan


mental/jiwa (kedewasaan) nya, baik tuntutan dalam diri
sendiri maupun luar dirinya sendiri, seperti menyesuaikan
diri dengan lingkungan rumah, sekolah, lingkungan kerja
dan masyarakat
Sasaran latihan kesiapsiagaan mental adalah
dengan mengembangkan dan/atau memaksimalkan
kekuatan mental dengan memperhatikan modal
insani, diantaranya adalah
• modal intelektual,
• modal emosional,
• modal sosial,
• modal ketabahan, dan
• modal etika/moral.
Kesiapsiagaan mental dapat :
Terhindar dari gejala-gejala gangguan jiwa
(neurose)
Menyesuaikan diri
Mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi
dan bakat yang ada semaksimal mungkin,
Mempunyai kesanggupan untuk menghadapi masalah
Manfaat
Seseorang yang memiliki kesiapsiagaan mental dapat:
 Berperilaku menurut norma-norma sosial yang
diakui, sikap perilaku tersebut digunakan untuk
menuntun tingkah lakunya;
 Mengelola emosi dengan baik;
 Mengembangkan berbagai potensi yang dimilik
secara optimal;
 Mengenali resiko dari setiap perbuatan;
 Menunda keinginan sesaat untuk mencapai tujuan
jangka panjang, dan
 Menjadikan pengalaman (langsung atau tidak
langsung) sebagai guru terbaik.
 Konsep,
 Pengertian
 Potensi yang mempengaruhi Kecerdasan Emosional
 Manfaat
 Faktor
Materi II

Peraturan Baris Berbaris


Peraturan Baris - Berbaris

 Pengertian
 Cara melakukan
 Fungsi & manfaat
Apa itu Baris Berbaris ?
Tujuan
mewujudkan disiplin yang prima, agar dapat
menunjang pelayanan yang prima pula, juga dapat
membentuk sikap, pembentukan disiplin, membina
kebersamaan dan kesetiakawanan

Manfaat
menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas,
rasa persatuan, disiplin, sehingga dengan demikian
peserta diklat senantiasa dapat mengutamakan
kepentingan tugas diatas kepentingan individu dan
secara tidak langsung juga menanamkan rasa tanggung
jawab.
Materi III

Keprotokolan:

1. Tata Tempat
2. Tata Upacara
3. Pelaksanaan Kegiatan Apel
4. Tata Penghormatan
(UU No. 9 tahun 2010 tentang Keprotokolan)

Keprotokolan adalah
serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan
dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang
meliputi Tata Tempat, Tata Upacara, dan Tata
Penghormatan sebagai bentuk penghormatan kepada
seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau
kedudukannya dalam negara, pemerintahan, atau
masyarakat.
 PERSETUJUAN INTERNASIONAL
 Konvensi Wina 1815, 1961 dan 1963
 PERATURAN PERUNDANGAN
 UU No. 8 Th. 1987 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 9 Th. 2010
tentang Keprotokolan
 UU No. 37 Th. 1999 tentang Hubungan Luar Negeri
 UU No. 1 Th. 1982 tentang Pengesahan Konvensi Wina 1961 dan 1963
 PP No. 62 Th. 1990 tentang Ketentuan Keprotokolan mengenai Tata Tempat,
Tata Upacara dan Tata Penghormatan
 Keppres No. 32 Th. 1971 tentang Protokol Negara
 Permensesneg No. 13 Th. 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Keprotokolan
Presiden dan Wakil Presiden RI
 TRADISI, ADAT ISTIADAT & KEBIASAAN SETEMPAT
 AZAS TIMBAL BALIK (RESIPROSITAS)
 LOGIKA UMUM (COMMON SENSE)
 Acara Kenegaraan adalah Acara yang bersifat
kenegaraan yang diatur dan dilaksanakan secara
terpusat, dihadiri oleh presiden dan/atau Wakil
Presiden serta Pejabat Negara lainnya dalam
melaksanakan acara tertentu.

 Acara Resmi adalah Acara yang bersifat resmi yang


diatur dan dilaksanakan oleh Pemerintah atau
Lembaga Tinggi Negara dalam melaksanakan tugas
dan fungsi tertentu, dan dihadiri oleh Pejabat Negara
dan/atau Pejabat Pemerintah serta undangan lainnya.
TATA TEMPAT
Bagaimana pengaturannya?

• Yang menempati posisi paling depan adalah yang paling


tinggi kedudukanya.
• Kanan adalah utama.
Contoh Pengaturan Tata Tempat

a. Berdiri
b. Duduk P = Presiden/PimpinanVIP
- Bila berjabat tangan :

P
5 4 3 2 1
1 = Presiden/Pimpinan/VIP
M = Masyarakat
M
1 2 3 4 5

- Bila tidak berjabat tangan :

5 3 1 2 4 4 2 1 3
b. Duduk
- Dalam rapat (meja bentuk U):
13 12
11 10
9 8
7 6

5 3 1 2 4 1 = Pemimpin Rapat
- Meja Bulat :
7 6
5 4
3 2
1
- Dalam pertemuan / tatap muka (theater):

6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6
6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6
6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6
6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6
6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6

4 2 1 3

1 = Pimpinan
LAYOUT TEMPAT ACARA PERESMIAN

Berhadapan : Satu Arah :

Kursi Utama/Main Seat Kursi Perangkat Podium


Tombol Sirine
Kursi Menteri/ Rombongan Kursi Muspida Daerah
Meja Prasasti
Resmi Presiden Para Undangan lainnya
LAYOUT TEMPAT ACARA PELATIKAN
PEJABAT NEGARA/PEMERINTAH

Presiden RI Para Pejabat yang dilantik Para istri pejabat


Wakil Presiden RI Para Pimp Lembaga Negara, Undangan lain
Menteri, Ka. LPND/Eselon I Rohaniwan
Perangkat Kepresidenan
LAYOUT TEMPAT ACARA JAMUAN
SANTAP MALAM KENEGARAAN

Kursi Utama/Main Seat Para Ka. Lembaga Negara, Undangan lain


Menteri dan Romb. Resmi 19
Tamu Negara
 Adalah pengaturan tempat bagi Pejabat Negara, Pejabat
Pemerintahan, perwakilan negara asing dan/atau organisasi
internasional, serta Tokoh Masyarakat Tertentu dalam acara
kenegaraan atau acara resmi;
 Mengandung unsur tentang siapa yang berhak didahulukan
dan siapa yang berhak mendapat prioritas.
1. Orang yang berhak mendapat tata urutan
pertama/paling tinggi adalah mereka yang
mempunyai urutan paling depan/mendahului.
2. Jika berjajar, yang berada di sebelah kanan dari
orang yang mendapat urutan tata tempat paling
utama, dianggap lebih tinggi/mendahului orang
yang duduk di sebelah kirinya.
3. Jika menghadap meja, tempat utama yang
menghadap ke pintu keluar dan tempat terakhir
adalah tempat yang paling dekat dengan pintu
keluar.
4. Pada posisi berjajar pada garis yang sama, tempat
yang terhormat adalah di tempat paling tengah,
dan di tempat sebelah kanan luar.
5. Apabila naik kendaraan, orang yang mendapat tata
urutan paling utama di pesawat terbang naik paling
akhir dan turun paling dahulu.
6. Dalam hal kedatangan dan kepulangan, orang yang
paling dihormati selalu datang paling akhir dan pulang
paling dahulu.
PEDOMAN TATA TEMPAT

a. Urutan Tata Tempat di Pusat:


1) Presiden RI
2) Wakil Presiden RI
3) Mantan Presiden &
Mantan Wakil Presiden RI
4) Ketua Lembaga Negara
(Ketua MPR, DPR, DPD, BPK, MA, MK dan KY)
5) Perintis Pergerakan Kebangsaan/Kemerdekaan
6) Duta Besar/Kepala Perwakilan Negara Asing dan
Organisasi Internasional.
7) dan seterusnya ….
b. Urutan Tata Tempat di Provinsi:
1) Gubernur;
2) Wakil Gubernur;
3) Mantan Gubernur dan Wakil Gubernur;
4) Ketua DPRD Provinsi atau nama lainnya;
5) Kepala Perwakilan Konsuler Negara Asing di
daerah;
6) Wakil Ketua DPRD Provinsi atau nama lainnya;
7) Sekretaris Daerah, Panglima/Komandan Tertinggi
TNI semua angkatan, Kepala Kepolisian, Ketua
Pengadilan Tinggi semua badan peradilan, dan
Kepala Kejaksaan Tinggi di Provinsi.
8) Dan sterusnya ….
c. Urutan Tata Tempat di Kabupaten/Kota:
1) Bupati/Walikota;
2) Wakil Bupati/Walikota;
3) Mantan Bupati/Walikota dan Wakil
Bupati/Walikota;
4) Ketua DPRD Kabupaten/Kota atau nama lainnya;
5) Wakil Ketua DPRD Kabupaten/Kota atau nama
lainnya;
6) Sekretaris Daerah, Komandan Tertinggi
TNI semua angkatan, Kepala Kepolisian, Ketua
Pengadilan Negeri semua badan peradilan, dan
Kepala Kejaksaan Negeri di Kabupaten/Kota;
7) Dan seterusnya …
TATA UPACARA
 Pasal 1 (5) UU No. 9 Tahun 2010 dan Pasal 1 (7)
PP No. 62 Th 1990:

“Tata Upacara adalah aturan untuk melaksanakan upacara


dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi”
Skep Pangab 611/x/1985 tentang Peraturan Baris-Berbaris

ibu jari berada di atas atau menghadap


ibu jari menyentuh jari tengah, seperti ke muka apabila sedang dalam posisi
orang hendak memukul. sikap sempurna. Bentuknya seperti
tangan yang sedang memeras santan.
Mengepal digunakan pada gerakan
istirahat di tempat dan lari maju. Digunakan pada gerakan sikap
sempurna, lencang kanan/kiri, lencang
depan, langkah tegap, dan langkah
biasa.
 Kegiatan pengibaran  Kegiatan yang
atau penurunan memerlukan pengaturan
bendera merah putih protokol seperti antara
yang dilaksanakan
lain penerimaan tamu-
dalam rangka
memperingati hari-hari tamu Presiden,
besar nasional, seperti credentials,
HUT Proklamasi penganugerahan tanda
Kemerdekaan RI, Hari kehormatan, peresmian
Kebagkitan Nasional, pembukaan
Hari Pahlawan dll. munas/rakernas, dll.

BUKAN UPACARA
UPACARA BENDERA
BENDERA
Upacara bendera hanya dapat dilaksanakan
untuk acara kenegaraan atau acara resmi :
a) Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI;
b) Hari besar nasional;
c) Hari ulang tahun lahirnya lembaga negara;
d) Hari ulang tahun lahirnya instansi pemerintah;
dan
e) Hari ulang tahun lahirnya provinsi dan kab/
kota.

Pasal 16
Upacara bukan upacara bendera dapat dilaksanakan untuk
Acara Kenegaraan atau Acara Resmi.
Pasal 26

Tata urutan acara bukan upacara bendera namun dalam


Acara Kenegaraan atau Acara Resmi, antara lain, meliputi:
a. menyanyikan dan/atau mendengarkan Lagu
Kebangsaan Indonesia Raya;
b. pembukaan;
c. acara pokok; dan
d. penutup.
Pasal 28
Penerimaan
Tamara

Penyelenggaraan
Perjalanan ke Upacara lainnya:
daerah/LN hari besar nas,
credentials dll.

Pengaturan
rapat/sidang/k Penyelenggaraan
onferensi Resepsi/Jamuan
Pakaian Sipil
Keputusan Presiden Nomor 18 tahun 1972
Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1990

Pakaian PNS Daerah


Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 60 Tahun 2007
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2009
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 68 Tahun 2015
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 06 Tahun 2016
No. SIPIL TNI/ WANITA ACARA
(Pria& POLRI
Wanita)
1. PSDH/PSN PDU 2 Pakaian PSDH: Jamuan resepsi/santap resmi
Nasional atau kenegaraan
2. PSL PDU 1 & 3 Pakaian Upacara resmi kenegaraan,
Nasional bepergian resmi ke luar negeri,
upacara pelantikan pejabat tertentu
3. PSR PDU 4 Bebas Rapi Upacara selain upacara kenegaraan,
seperti menerima tamu luar negeri,
upacara pelantikan, audiensi kepada
yang lebih tinggi
4. PSH PDH Bebas Rapi Bekerja sehari-hari dan keperluan
umum lainnya, seperti upacara
peresmian proyek, pembukaan rapat
kerja dan lain-lain
5. Batik Batik Batik Acara resmi/tidak resmi di luar jam
kerja atau acara lainnya sesuai
undangan
Persiapan
• Apa, siapa yang Upacara
harus berbuat apa, • Pembukaan
•Menyusun acara, tata ruang,
dimana (tempat), pengaturan tempat, membuat • Acara Pokok
bilamana (waktu) rencana upacara, menetapkan jenis
• Bagaimana tata pakaian
• Penutup
caranya •Pengecekan kelengkapan dan Pelaksanaan
perlengkapan upacara Upacara
Perencanaan
Upacara
Perwira
Upacara

Adc/
Pejabat Eselon Ajudan Pejabat Eselon
I/II Irup III/IV

Paskibra
Musik
Korps
Pancasila
Paduan
Suara

UUD 1945
Doa
Danup
Peserta Upacara

Peserta Upacara
Peserta Upacara Peserta Upacara Peserta Upacara Peserta Upacara
KEGIATAN APEL

 Pengertian
 Cara melakukan
 Fungsi & manfaat
 Pasal 31 UU No. 9 Tahun 2010, “Pejabat Negara,
Pejabat Pemerintahan, Perwakilan Negara Asing
dan/atau organisasi internasional serta Tokoh
Masyarakat Tertentu mendapat penghormatan.
 Yang dimaksud dengan penghormatan dan perlakuan
sesuai dengan kedudukannya dan martabatnya adalah
sikap perlakuan yang bersifat protokol yang harus
diberikan kepada seseorang dalam acara kenegaraan
atau acara resmi sesuai dengan jabatan dan/atau
kedudukannya dalam negara, pemerintahan atau
masyarakat.
 Aturan untuk melaksanakan pemberian
hormat bagi:

• Acara Kenegaraan
Pejabat Negara • Acara Resmi

Pejabat • Acara Kenegaraan


Pemerintah • Acara Resmi

Tokoh • Acara Kenegaraan


Masyarakat • Acara Resmi
 Penghormatan terhadap seseorang dalam bentuk
preseance
 Penghormatan terhadap seseorang dalam bentuk
rotation
Urutan
Sambutan

Kedatangan Jajar
dan Rotation kehormata
kepulangan n

Naik
kendaraan
 Penghormatan terhadap seseorang dalam
bentuk perlakuan
 Penghormatan terhadap sesorang dengan
menggunakan Bendera Kebangsaan Sang
Merah Putih
 Penghormatan terhadap seseorang dengan
menggunakan Lagu Kebangsaan Indonesia
Raya
 Penghormatan Jenazah
Penggunaan
Penggunaan
Lambang
Lambang
Negara sbg
Negara sbg
cap atau
Lencana
materai

Penggunaan Penggunaan
Lambang Lambang
Negara di Negara sbg
Luar Negeri Perisai
Waktu
Ukuran Pengibaran

Penaikan dan Tempat Sebagai Penutup


Penurunan Pengibaran Jenazah

Pengibaran
Bendera Bendera
bersama
Kebangsaan Kebangsaan
Bendera bersama Bendera Asing di
Kebangsaan Organisasi Indonesia
Asing
Keprotokolan
DIARTIKAN SAMA

DIPERGUNAKAN SILIH
BERGANTI
Antar Pribadi

Antar Kelompok
Masyarakat

Antar lembaga

Antar negara

Nilai yang disepakati sebagai nilai yang baik & benar dalam
tata pergaulan
Etika tidak terbatas pada cara melakukan
suatu perbuatan, etika memberi norma
tentang perbuatan itu sendiri.
•Etika menyangkut masalah apakah sebuah
perbuatan dilakukan atau tidak boleh dilakukan.

Etiket hanya berlaku untuk pergaulan.


Bila tidak ada orang lain atau tidak ada
saksi mata, maka etiket tidak berlaku.
•Misalnya etiket tentang cara makan.
Tata cara & ketentuan/adab sopan santun dalam
suatu kegiatan /penyelenggaraan acara
kenegaraan, acara resmi maupun acara tidak resmi
dengan menciptakan situasi yang menyenangkan.

To create a pleasant situation


PROTOKOL
MEMBUAT

SETIAP
ORANG

MERASA NYAMAN
& PENTING
ASN Profesional?

 Good Grooming
 Confidence
 Correct Body Posture
 Communication Skills
 Great Public Speaker
WHAT IS WRONG HERE?
Tony Blair
Former Prime Minister
Of England

Oooops !!!
Donald Trump:
+ Trump Organization
+ Trump Entertainment
Resort
+ The Apprentice
(NBC)
+ US President
TIPS BERBUSANA WANITA

1. Berpenampilan baik, rapih, dan menarik


2. Cocokkan busana dengan bentuk tubuh
• Besar dan Tinggi
DON'TS : blus dengan busa bahu, blus tanpa lengan,
busana terusan tanpa ikat pinggang
• Gemuk Pendek
DON’TS : rok panjang dan celana melebar ke bawah,
busana bahan tebal dan bermotif besar, cardigan, jaket
• Mungil
DON’TS : rok panjang dan celana melebar ke bawah,
busana bermotif besar, jaket panjang
To create an image of us in any others mind.
©2010-2012 SETNEG- S. Erawanto
Jangan sekali-sekali melakukanya!

• Melakukan perkenalan di
tempat yang ramai.
• Asal “tabrak” saja
melontarkan pertanyaan
yang terlalu pribadi pada
orang yang baru dikenal.
• Yang lebih muda kepada yang lebih tua
• Yang lebih rendah jabatannya kepada yang
lebih tinggi jabatannya
• Pria diperkenalkan kepada wanita
• Berilah keterangan tentang orang yang
anda perkenalkan
1. Yang menarik perhatian lawan bicara
2. Yang mau membuat ia bercerita
tentang pekerjaanya
3. Membuat pujian
4. Membicarakan hobby
Memberikan kartu nama

Cara tersopan adalah dengan menyodorkanya


sambil memegang ujung-ujung kartu nama dengan
kedua tangan anda.
Berbicaralah dengan jelas
(jangan bergumam!) agar
kata-kata yang diucapkan
bisa ditangkap dengan
jelas.
Saat menerima telepon
 Jangan sampai berdering lebih dari tiga kali.

 Ucapkan “Selamat pagi/siang/sore” plus nama


anda dan nama perusahaan dengan jelas.
 Biarkan penelepon menutup teleponnya terlebih
dahulu.
Materi V

Kewaspadaan Dini
BADAN PENGUMPUL KETERANGAN
Bapulket adalah badan atau orang yang mengumpulkan
keterangan atas perintah atau permintaan yang didasarkan
pada suatu rencana atau pada suatu prosedur tetap.
Bapulket dalam melaksanaan pekerjaannya diwajibkan
menyusun laporan.

HAL-HAL YANG PERLU DIPEHATIKAN DALAM BALPUKET :


a. Sumber Keterangan.
b. Data.
c. Bahan Keterangan.
d. Perlakauan terhadap sumber.
e. Wawancara.
Unsur-Unsur Laporan Bapulket
Tidak ada bentuk yang mengikat, akan tetapi harus membuat
identitas pelapor atau badan pengumpul berita, alamat yang dituju,
sumber berita dan isi, memuat unsur-unsur sebagai berikut :

1) Si = Siapa (pelaku/yang terlibat dalam kejadian dilaporkan)


2) A = Apa (ancaman peristiwa aatau kejadian yang dilaporkan).
3) Bi = Bilamana (kejadian atau peristiwa yang dilaporkan).
4) Di = Dimana (tempat kejadian yang dilaporkan)
5) Ba = Bagaimana (jalannya atau proses kejadian tersebut)
6) M = Mengapa (peristiwa tersebut terjadi atau apa motif dan
latar belakang)
Kasus /Isu
yang akan dipecahkan
Contoh Laporan Bapulket
Terjadi di Kaltara, Wagub pukul Kadis,
upacara batal :
- Pada tgl 27 November 2017 pukul 08.00
Wita bertempat di lapangan agathis jl.
Kolonel soetadji tanjung selor kab.
Bulungan Provinsi Kaltara telah
berlangsung upacara HUT KORPRI ke
46 dan HUT PGRI ke 72 tahun 2017 di
ikuti sekitar 1500 Orang gabungan guru
serta ASN dan siswa se Tanjung Selor.
Adapun yang hadir dalam giat dimaksud
yaitu :
1. Wagub Kaltara
2. Ketua DPRD Prov. Kaltara
3. Sekprov. Kaltara
4. Bupati Bulungan
5. Para Asisten
6. Para ka. OPD
7. Wakapolres Bulungan..
8. Ketua PGRI prov. Kaltara
# Dalam Upacara kali ini terdapat insiden sehingga upacara batal dilaksanakan, insiden
dimaksud yaitu :
1 Pada saat upacara waktu yang seharusnya dilaksanakan pada pukul 08.00 tertunda hingga
pukul 08.15 Wita
2. Pada saat Sekprov memasuki tribun upacara Wagub langsung berdiri dan mengatakan kepada
sekprov bahwa "saya yang menjadi irup karena saya wagub, saudara ini pejabat macam
apa, baru mau jadi calon walikota sudah seenaknya melangkahi saya, pokonya upacara
dilaksanakan dan saya yang menjadi irup.
3. Setelah Sekprov menerima kalimat yang diucapkan wagub diatas sekprov langsung
meninggalkan tribun dan menuju ke kantor gubernur.
4. Setelah itu Kadis pendidikan langsung mengambil mic MC dan memberikan pengumuman
kepada peserta upacara bahwa upacara ditunda sampai batas waktu yang ditentukan
kemudian, mendengar hal ini wagub tidak menerima dan langsung menghampiri kadis
pendidikan dan melayangkan tangan kiri tepat ke arah wajah sebelah kanan kadis pendidikan
dan dibalas oleh kadis pendidikan ke arah wajah wagub namun mengenai bahu seblah kanan
wagub karena ditarik oleh satpol PP.
5. Kadis pendidikan setelah ditarik oleh Pol PP dibawa ke kantor gubernur untuk ditenangkan.
6. Wagub masih tetap memegang mic dan menyampaikan beberapa hal yaitu :
a) Kekuasaan itu dari Allah, kita sabar saja.
b) Ini contoh pemimpin yang tidak patut diteladani, pemimpin yang memberikan surat teguran
hingga sampai ke Presiden.
c.) Saya dl pernah walikota dan punya wakil namun tidak pernah menganggap wakil saya
bawahan, saya menganggap wakil saya sebagai mitra.
Pukul 08.40 Wita peserta upacara membubarkan diri, situasi aman kondusif.
DUMP.

(Kabankesbangpol Kaltara)
Materi VI

Kesehatan Jasmani
dan Mental
Kesehatan Jasmani dan Mental
Pola Hidup Sehat
Jasmani dan Mental

Kesehatan Mental:
 Pengertian Kesehatan Mental
Kesehatan Jasmani:  Dua Sistem Berpikir
 Pengertian Kesehatan Jasmani  Kesehatan Berpikir
 Kebugaran Jasmani dan  Kendali diri (self control atau self
Olahraga regulation)
 Pola Hidup Sehat  Manajemen Stres
 Emosi Positif
 Gangguan Kesehatan Jasmani  Makna Hidup
Dalam modul ini akan di isi kegiatan-kegiatan dalam
menjaga dan meningkatkan kesehatan jasmani dan mental,
seperti :
1. Komposisi Tubuh
2. Kelenturan Tubuh
3. Kekuatan Otot
4. Daya tahan jantung paru
5. Daya tahan otot
6. Pola hidup sehat
7. Gangguan kesehatan jasmani rohani
8. Sistem berpikir
9. Kesehatan berpikir
10. Kendali diri
11. Manajemen stress
12. Emosi positif
13. Makna hidup
Materi VII

Kegiatan dalam Kesiapsiagaan


Bela Negara
Kegiatan Dalam Kesiapsiagaan
1. Birma Crosser
2. Hell Barier
3. Carterpillar Race
4. Folding Carpet
5. Hullahoop
6. Log Line
7. Flying Fox
8. Toxic Waste
9. Spider Web
10. Trust Fall
11. Grass In The Wind
12. Almost Infinite Circle
13. Pemburu Dan Tupai
14. Helium Stick
15. Pipa Bocor
16. Evakuasi Bambu
17. Blind Walk
18. Atomic Bom
19. Caraka Malam
Tugas kelompok
Kesadaran Bela Negara diwujudkan dengan cara:
1. Ikut dalam mengamankan lingkungan sekitar seperti menjadi bagian dari
Siskamling
2. Membantu korban bencana sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia sering
sekali mengalami bencana alam,
3. Menjaga kebersihan minimal kebersihan tempat tinggal kita sendiri
4. Mencegah bahaya narkoba yang merupakan musuh besar bagi generasi
penerus bangsa
5. Mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok karena di
Indonesia sering sekali terjadi perkelahian yang justru dilakukan oleh para
pemuda
6. Cinta produksi dalam negeri agar Indonesia tidak terus menerus mengimpor
barang dari luar negeri
7. Mengakui, memahami, dan menghargai perbedaaan SARA di Indonesia
8. Melestarikan budaya Indonesia
9. Tampil sebagai anak bangsa yang berprestasi baik pada tingkat nasional
maupun internasional, dll hal positif lainnya.
©2010-2012 SETNEG- S. Erawanto
pembentuk Total Image

Secara terperici, ada tiga


hal mendasar yang
membentuk Total Image
setiap individu, yaitu :
- brain,
- be healty dan
- behaviour.

©2010-2012 SETNEG- S. Erawanto


penunjang keberhasilan anda dalam memenuhi tuntutan
lingkungan

Mengenali diri

Penampilan

Menjalin hubungan
dengan orang lain

Etika dan etiket

©2010-2012 SETNEG- S. Erawanto


Golden:
Treat others as you would like to be treated

Platinum:
Treat others as they would like to be treated
S
M
I
L
E

Anda mungkin juga menyukai