Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI TERINTEGRASI DI DKI JAKARTA

UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS LATSAR

Disusun Oleh :

Ulfy Fadilah Nurul Fahmi, A.Md.Gz


Erta Melda Nita, A.Md.Kes
Tias Pinggal Rahayu, A.Md.Kes

LATSAR CPNS KABUPATEN GARUT ANGKATAN XI TAHUN 2021


PPSDM REGIONAL BANDUNG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
The internasional transportation forum tahun 2011 menyebutkan bahwa sekitar 8 juta
perjalanan dilakukan setiap hari di jalan perkotaan dimana sekitar 47% berbasis transportasi
pribadi. Jakarta diharapkan menjadi daerah peri-urban pada tahun 2025. Pemerintah harus
merencanakan dengan memaksimalkan transportasi umum untuk mengurangi kemacetan
parah yang mungkin terjadi dikemudian hari. Jakarta tidak mungkin menyelesaikan
permaslahan kemacetannya sendiri. Sebagai ibu kota Negara, Jakarta saat ini telah menjelma
menjadi wilayah yang teraglomerasi dengan Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi
(Bodetabek) sebagai daerah penyangganya. Artinya antara Jakarta dengan daerah
penyangganya menjadi satu kesatuan secara ekonomi sehingga saling memiliki
ketergantungan satu sama lain.
Pemerintah Daerah DKI Jakarta telah memiliki rencana di dalam RTRW 2012 untuk
membuat system transportasi yang terintegritas yang terdiri dari busway, monorel, MRT,
Waterways dan KRL seluruh moda. Dengan hal tersebut tentunya dipengaruhi oleh peran
pemangku kepentingan (stakeholder).
Stakeholder yaitu masyarakat, kelompok, komunitas ataupun individu manusia yang
memiliki karakteristik seperti memiliki kekuasaan dan kepentingan terhadap proyek,
organisasi atau perusahaan, dan pihak yang terkait dalam suatu proyek maupun kegiatan
lainnya. stakeholder analysis adalah suatu daftar stakeholder dan informasi yang relevan
seperti jabatan posisi dalam organisasi, peran dalam proyek, harapan, sikap (tingkat
dukungan mereka untuk proyek) dan ketertarikan terhadap informasi tentang proyek tersebut
terkait dengan data representasi. Power interest grid yaitu suatu tingkat kekuasaan dan
kepentingan stakeholder berdasarkan hasil atau outcome keterlibatan dalam proyek.

2.2 Rumusan Masalah


 Apakah yang dimaksud dengan Sistem Transportasi Terintegrasi?
 Bagaimana analisis system transportasi terintegrasi DKI Jakarta dengan
menggunakan metode pemangku kepentingan (stakeholder)?
 Bagaimana solusi agar system transportasi terintegrasi DKI Jakarta berjalan baik?

2.3 Tujuan
 Mengetahui apa yang dimaksud dengan system transportasi terintegrasi.
 Mengetahui analisis system transportasi terintegrasi DKI Jakarta dengan
menggunakan metode pemangku kepentingan (stakeholder).
 Mengetahui solusi agar sistem transportasi terintegrasi DKI Jakarta berjalan baik
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Transportasi Terintegrasi


Sistem transportasi terintegrasi merupakan suatu model jaringan transportasi publik
yang terintegrasi yang dapat dilihat dari penentuan rute jaringan ya ng tidak
hanya didasarkan pada permintaan kebutuhan perjalanan, tetapi juga mekanisme
jangkauan pe l a ya n a n ya n g o pt i m a l . Be r da sa r ka n pe n ge rt i a n t e r se bu t d a pa t
disimpulkan bahwa sistem transportasi terintegrasi bisa diartikan sebagai keterpaduan
secara utuh dari moda transportasi yang digunakan untuk memindahkan orang
atau barang dari satu tempat ke tempat lain.
Adanya integrasi dari moda transportasi satu dengan lainnya akan berpengaruh
terhadap suatu wilayah karena masyarakat akan selalu bisa terhubung dan terintegrasi.
Selain itu, integrasi jaringan merupakan kunci kesuksesan sistem pelayanan transportasi
publik di suatu wilayah atau kota. Indikator Penunjang Integrasi Moda Transportasi, antara
lain :
 Waktu Tempuh Perjalanan :
Waktu tempuh merupakan daya tarik utama dalam pemilihan moda yang
digunakan oleh suatu perjalanan (manusia ataupun barang).
 Biaya Perjalanan :
Untuk perjalanan yang memerlukan beberapa moda transportasi, faktor lainnya
yang lebih menentukan (selain waktu tempuh) adalah biaya transit (biaya
perpindahan barang atau penumpang).

2.2 Analisis sistem transportasi terintegrasi DKI Jakarta dengan menggunakan


metode pemangku kepentingan (stakeholder)

a. Koordinat peran

Dari analisis video Sistem Transportasi Terintegrasi DKI Jakarta, dengan


menggunakan metode Pemangku Kepentingan (Stakeholder), maka di dapatkan
koordinat peran yang mempunya pengaruh dan kepentingan di sistem transportasi
terintegrasi di DKI Jakarta, yaitu:
Pengaruh Kepentingan
No. Stakeholders (Power) (Interest)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Sektor Pemerintah √ √
2 Sektor Privat √ √
3 Sektor Masyarakat √ √
Ket: Pengaruh (Power) Kepentingan

1. Tidak berpengaruh 1. Tidak berperan


2. Sedikit berpengaruh 2. Sedikit berperan
3. Cukup berpengaruh 3. Cukup berperan
4. Berpengaruh 4. Berperan
5. Sangat berpengaruh 5. Sangat berperan

Dari tabel koordinat peran di atas, yang memiliki pengaruh serta peran
sangat besar dalam sistem transportasi di DKI Jakarta adalah stakeholder sektor
pemerintah dan sektor masyarakat.

b. Pemetaan perilaku kepentingan

Tinggi

Pemerintah
Kepentingan

Sektor privat Masyarakat

Rendah Tinggi
Pengaruh
Dari grafik di atas, dapat di simpulkan bahwa Sektor Pemerintah menjadi kunci
dalam sistem transportasi terintegrasi di DKI Jakarta karena Sektor Pemerintah lah
yang memiliki kekuatan paling besar dengan peran yang besar juga. Sektor Masyarakat
menjadi pendukung kedalam sistem transportasi terintegrasi dan sektor privat sebagai
pengikat lain guna menjalankan sistem transportasi di DKI Jakarta.

c. Kolaborasi pemangku kepentingan

STAKEHOLDERS PERAN UPAYA HAMBATAN INTEGRASI

Berperan dalam Membuat/meny Keseriusan Dukungan


melakukan usun kebijakan- pemerintah masyarakat
kebijakan- kebijakan untuk yang dan peran
kebijakan sistem sistem cenderung pihak swasta
Sektor
transportasi transportasi kurang dalam juga sangat
pemerintah
pengelolaan perlu di
kebijakan perhitungkan
sistem
transportasi
Berperan dalam Senantiasa Masyarakat Perlunya
melakukan tetap mengikuti yang kurang kesadaran dan
pengawasan dan setiap peduli kepedulian
pelaksanaan perkembangan terhadap dari masing
langsung terhadap pembuatan perubahan masing diri

Sektor kebijakan kebijakan yang kebijakan masyarakat

Masyarakat kebijakan cenderung terhadap


pemerintah mensejahteraka transportasi
mengenai n masyarakat dan
transportasi kebijakannya

Sektor Privat Berperan terhadap Mengikuti Penjelasan Diharapkan


(Media) pengawasan proses tentang dari setiap
dalam pembuatan pembuatan kebijakan media
kebijakan secara kebijakan dari yang tidak memiliki jiwa
lebih detail dan awal sampai lengkap nasionalis dan
kritis dan selesai kepada media, profesionalis
mempublikasikan adanya me dalam
nya kepada kemungkinan pekerjaannya
masyarakat Kerjasama serta
antara pihak menerapkan
pemerintah prinsip-prinsip
dan pihak jurnalisme
media

Berdasarkan tabel kolaborasi diatas dapat dilihat bahwa terdapat beberapa


kolaborasi, yaitu kolaborasi antar sektor pemerintah yaitu pemerintah daerah dengan dinas
atau kementerian terkait transportasi. Sedangkan lintas sektornya yaitu dengan masyarakat
karena pemerintah dalam membuat kebijakan salah satunya harus mendengar opini rakyat
atau wakilnya yang tentunya menguntungkan masyarakat bukan keuntungan sebagian
pihak saja, karena masyarakat lah yang langsung merasakan keuntungan ataupun kerugian
dari kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Sedangkan sektor privat atau sektor swasta
yang kami angkat yaitu media. Pemilihan media dikarenakan banyaknya sektor media
swasta di negara kita, dan ini merupakan kesempatan untuk mengawasi pemerintah dengan
lebih kritis termasuk dalam pembuatan kebijakan transportasi di DKI Jakarta ini.

2.3 Solusi agar sistem transportasi terintegrasi DKI Jakarta berjalan baik

Pemerintah selaku regulator tentu harus hadir dalam rangka membuat Kebijakan dan
strategi mengenai pola integrasi transportasi publik. Dalam kaitan ini pemerintah melalui
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus bisa menjalin hubungan yang baik dengan investor.
Dalam perkembangannya , diperlukan juga sosialisasi kepada masyarakat agar penggunaan
transportasi publik lebih diminati ketimbang kendaraan pribadi.

Masyarakat selaku pengguna jasa transportasi publik diharapkan dengan hadirnya


transportasi yang terintegrasi ini merubah pikiran untuk menggunakan jasa transportasi
publik dalam kegiatan sehar-hari. Tentunya masyarakat juga harus menjaga sarana dan
prasarana demi terciptanya kenyamanan bersama.

Kita sebagai ASN juga berperan dalam mendukung setiap kebijakan pemerintah. Selain
itu harus memberikan contoh kepada masyarakat untuk menggunakan jasa transportasi publik
dalam kegiatan sehar-hari dan juga menjaga sarana dan prasarananya. Untuk sektor privat
seperti media, kita juga dapat memanfaatkannya dengan ikut mensosialisasikan sistem
transportasi terintegrasi lewat media sosial.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem transportasi terintegrasi merupakan suatu model jaringan transportasi


publik yang terintegrasi yang dapat dilihat dari penentuan rute jaringan
yang tidak hanya didasarkan pada permintaan kebutuhan perjalanan.
Terdapat 3 stakeholder dalam sistem transportasi terintegrasi di DKI Jakarta yaitu,
sektor pemerintah, sektor privat dan sektor masayarakat. Berdasar tingkat pengaruh
dan kepentingan sektor pemerintah yang memilki skor tertinggi karena pemerintah
sebagai pemangku kebijakan berperan besar dalam sistem ini. Masyarakat menjadi
subjek pada pembangunan system transportasi di DKI Jakarta dan sektor swasta
sebagai pendukung.

Disimpulkan bahwa pemangku kepentingan adalah seluruh pihak yang terkait


dengan isu dan permasalahan. Sektor Masyarakat menjadi pendukung kedalam sistem
transportasi terintegrasi dan sektor privat sebagai pengikat lain guna menjalankan
sistem transportasi di DKI Jakarta.

B. Saran

Selain menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mulai menggunakan moda


trasportasi umum, perlu di lakukannya juga perbaikan sarana dan prasarana
transportasi umum, seperti menambah rute perjalanan angkutan umum, menambah
jumlah armada transportasi, lebih sering nya jam keberangkatan angkutan umum
seperti KRL dan busway, serta memperbaiki fasilitas-fasilitas di dalam angkutan
umum maupun di halte dan stasiun.

Selain itu pemerintah sebagai pemangku kebijakan juga perlu mengadakan


aturan yang jelas tentang pembatasan penggunaan kendaraan pribadi, sehingga mau
tidak mau masyarakat harus menggunakan transportasi umum.
DAFTAR PUSTAKA

Caesar M, dkk (2019) “STASIUN DUKUH ATAS JAKARTA SEBAGAI STASIUN


INTEGRASI ANTAR MODA TRANSPORTASI MASSAL DENGAN
PENDEKATAN SISTEM WAYFINDING”

Fedora, Dwi (2019), “ Analisis Pemangku Kepentingan (Stakeholder) Pada Unit


Hubungan Masyarakat (HUMAS) Dan Kesekretariatan PT SEMEN Padang”.
Vol 2 (1)

https://www.coursehero.com/file/p67adng/Bab-2-Tinjauan-Pustaka-21-Sistem-Transportasi-
Terintegrasi-Sistem-transportasi/ diakses tanggal 23 Juli 2021 pukul 11.05

Anda mungkin juga menyukai