PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2013
KESADARAN HUKUM MASYARAKAT PENGGUNA JALAN
DI KOTA DENPASAR
Oleh :
Dewa Putu Tagel
Mahasiswa Magister Ilmu Hukum Unud
Abstract
Legal awareness of road users especially users of motorcycles is a process of
assessment of the traffic law. Every human being has the legal awareness, the problem
is the level of awareness, there is a high, medium and low. Based on the theory of legal
awareness Soerjono Soekanto and research results in the field, it is known that the level
of legal awareness of road users is relatively low, it can be seen from the understanding
and behavior towards traffic rules. Legal System Theory from Lawrence M. Friedman
and theory of Law Effectiveness Soerjono Soekanto used to determine the factors that
affect the level of legal awareness. Based on this research, the factors that influence is
divided into 4 parts, namely legal substance, legal structure, legal culture, and
facilities. In accordance with the purposes of the law as social control, the police efforts
are divided into 3 as pre-emptive, preventive and repressive realized through
engineering of the traffic infrastructure, construction elements of road users, and
engineering in the field of law or settings including law enforcement.
lainnya. Oleh karena itu penulis tertarik mempengaruhinya dan mengkaji usaha
4 5
Satjipto Rahardjo, 2000, Menuju Kepolisian Arif Budiarto dan Mahmudah, 2007,
Republik Indonesia Mandiri Yang Profesional, Rekayasa Lalu Lintas, UNS Press, Surakarta, hal.
Yayasan Tenaga Kerja, Jakarta, hal. 10. 6.
Masalah kemacetan lalu 7. Terjadinya kecelakaan
lintas merupakan problema yang Kemacetan lebih banyak terjadi
sangat kompleks dan merupakan karena masyarakat yang
fenomena yang tidak mudah untuk menonton kejadian kecelakaan
diatasi terutama fenomena atau karena kendaraan yang
kemacetan yang terjadi di kota-kota terlibat kecelakaan belum
besar, kawasan wisata, kawasan disingkirkan dari jalur lalu
industri, perkantoran, pasar tumpah lintas.
dan tempat-tempat lain. Berdasarkan 8. Tidak tersedianya tempat parkir
hasil penelitian dapat diketahui yang memadai sehingga banyak
penyebab terjadinya kemacetan, pengguna jalan yang parkir
antara lain : sembarangan.
1. Sikap mental sebagian 9. Terjadinya bencana alam, seperti
masyarakat pengguna jalan yang banjir yang menyebabkan
kurang disiplin. kendaraan tidak dapat melaju
2. Meningkatnya jumlah kendaraan secara normal.
bermotor dari tahun ke tahun 10. Kemacetan lalu lintas yang
yang tidak diimbangi dengan disebabkan karena kepanikan
penambahan panjang jalan yang seperti adanya syarat sirene.
memadai. b. Pelanggaran
3. Ada perbaikan jalan. Pelanggaran lalu lintas
4. Menjamurnya pedagang kaki adalah pelanggaran terhadap
lima, pedagang asongan di persyaratan administrasi dan/atau
badan jalan dan di persimpangan pelanggaran terhadap persyaratan
jalan. teknis oleh pemakai kendaraan
5. Pasar tumpah yang secara tidak bermotor sesuai ketentuan Peraturan
langsung memakan badan jalan. Perundang-undangan lalu lintas yang
6. Pengaturan lampu lalu lintas berlaku. Dengan kata lain,
yang bersifat kaku yang tidak Pelanggaran merupakan suatu
mengikuti tinggi rendahnya arus tindakan yang tidak sesuai dengan
lalu lintas. aturan yang ada, baik dalam norma
masyarakat atau hukum yang c. Kecelakaan
berlaku. Dalam konteks ini Pasal 1 angka 24 menyatakan
pelanggaran lalu lintas adalah suatu EDKZD ³.HFHODNDDQ /DOX /LQWDV
tindakan baik sengaja ataupun tidak adalah suatu peristiwa di jalan yang
sengaja melakukan perbuatan untuk tidak diduga dan tidak disengaja
tidak mematuhi aturan-aturan lalu melibatkan kendaraan dengan atau
lintas yang berlaku. tanpa pengguna jalan lain yang
Hasil penelitian menunjukkan mengakibatkan korban manusia
bahwa faktor penyebab pelanggaran GDQ DWDX NHUXJLDQ KDUWD EHQGD´
lalu lintas oleh pengendara sepeda Berdasarkan hasil penelitian
motor di Kota Denpasar disebabkan dapat diketahui bahwa penyebab
oleh manusia itu sendiri karena terjadinya kecelakaan lalu lintas di
kurangnya kesadaran akan peraturan jalan raya antara lain :
berlalu lintas dan kepentingan- a. Volume jalan yang tidak
kepentingan manusia yang berlainan sebanding dengan jumlah
menyebabkan manusia ceroboh, kendaraan
lalai, bahkan kesengajaan menjadi b. Petugas pengawas lalu lintas
faktor dominan terjadinya jumlahnya berkurang, serta
pelanggaran lalu lintas di Kota perlengkapan lalu lintas yang
Denpasar, seperti tidak membawa belum lengkap.
helm, melawan rambu lalu lintas, c. Para pemakai jalan yang tidak
menerobos lampu lalu lintas, disiplin.
melewati batas marka jalan, dan d. Kondisi jalan raya yang kurang
melewati batas beban aman baik atau penempatannya yang
kendaraan (motor dinaiki oleh 3 tidak tepat.
orang). Keadaan di atas e. Tempat parkir kendaraan dijalan
membuktikan kualitas kesadaran yang tidak teratur.
hukum masyarakat (pemakai jalan)
belum memenuhi himbauan disiplin
nasional.
2. Tingkat Kesadaran Hukum Menurut Abdurahman, bahwa
Kesadaran hukum pada ³NHVDGDUDQ KXNXP LWX DGDODK WLGDN ODLQ
hakekatnya adalah bicara tentang daripada suatu kesadaran yang ada dalam
kesadaran atau nilai-nilai yang terdapat kehidupan manusia untuk selalu patuh
di dalam diri manusia tentang hukum GDQ WDDW SDGD KXNXP´ 9 Sedangkan
yang ada atau tentang hukum yang menurut Otje Salman Soemodiningrat,
diharapkan. Hal ini sesuai dengan yang EDKZD ³NHVDGDUDQ KXNXP PHUXSDNDQ
dinyatakan oleh Soerjono Soekanto bahwa bagian dari budaya hukum di dalam
³NHVDGDUDQ KXNXP PHUXSDNDQ VXDWX mewujudkan ketertiban dan kepastian
penilaian terhadap hukum yang ada atau KXNXP´ 10
\DQJ GLKDUDSNDQ´ 6 Selanjutnya Masalah kesadaran hukum,
GLQ\DWDNDQ EDKZD ³SDGD XPXPQ\D menurut Selo Sumarjan berkaitan erat
manusia akan taat pada hukum dan dengan faktor-faktor sebagai berikut :
penegaknya atas dasar imitasi, sugesti, a. Usaha-usaha menanamkan
hukum dalam masyarakat, yaitu
identifikasi dan simpati baik secara
menggunakan tenaga manusia,
WHUSLVDK PDXSXQ VHFDUD DNXPXODWLI´ 7 alat-alat, organisasi, dan metode
agar masyarakat mengetahui,
Sedangkan Scholten menjelaskan tentang
menghargai, mengakui dan
kesadaran hukum yaitu ³kesadaran yang mentaati hukum
b. Reaksi masyarakat yang
ada pada setiap manusia tentang apa
didasarkan pada sistem nilai-nilai
hukum itu, apa seharusnya hukum itu, yang berlaku
c. Jangka waktu penanaman hukum
suatu kategori tertentu dari hidup
diharapkan dapat memberikan
kejiwaan kita dengan mata kita hasil. 11
membedakan antara hukum dengan tidak
Terbentuknya kesadaran hukum
hukum, antara yang seyogyanya
masyarakat sebagai pengguna jalan
dilakukan dan tidak dilakukan´. 8
9
Abdurahman, 1979, Aneka Masalah Hukum
dan Pembangunan di Indonesia, Alumni,
6
Soerjono Soekanto, 1983, Penegakan Bandung, hal. 29.
10
Hukum, Bina Cipta, Bandung, hal. 62. H. R. Otje Salman Soemodiningrat, 2009,
7
Soerjono Soekanto, 1979, Kegunaan Filsafat Hukum (Perkembangan dan Dinamika
Sosiologis Hukum Bagi Kalangan Hukum, Masalah), Refika Aditama, Bandung, hal. 52.
11
Alumni, Bandung, hal. 51. Selo Sumarjan, 1965, Perkembangan
8
Scholten dalam Sudikno Mertokusumo, Politik Sebagai Penggerak Dinamika
1984, Meningkatkan Kesadaran Hukum Pembangunan Ekonomi, Universitas Indonesia
Masyarakat, Liberty, Jakarta, hal. 2. Press, Jakarta, hal. 26.
pada umumnya dan khususnya sepeda motor terhadap peraturan akan
kesadaran pengendara sepeda motor tetapi pengetahuan dan pemahaman
dalam berlalu lintas dipengaruhi oleh tersebut harus tercermin dari perilaku
faktor-faktor yang dapat dilihat dari masyarakat pengendara sepeda motor
beberapa sudut pandang, antara lain tersebut. berdasarkan hasil penelitian
mencakup sudut pengetahuan dan menunjukkan bahwa 25 responden
pemahamannya terhadap hukum, serta pernah melakukan pelanggaran lalu
dari sudut sikapnya terhadap hukum. Hal lintas seperti parker di letter P dan
ini dapat dilihat dari pendapat Soerjono menerobos lampu merah merupakan
Soekanto yang mengemukakan bahwa : pelanggaran yang sering dilakukannya.
untuk mengetahui tingkat kesadaran Hasil observasi memperlihatkan bahwa
hukum masyarakat terdapat empat
dari sekian banyaknya pengendara
indikator yang dijadikan tolok ukur,
yaitu : sepeda motor khususnya di sepanjang
1. Pengetahuan tentang peraturan-
jalan Hayam Wuruk, jalan Gatot
peraturan hukum (law awareness)
2. Pengetahuan tentang isi Subroto, jalan Iman Bonjol, jalan Ratna,
peraturan-peraturan hukum (law
jalan WR. Supratman, dan jalan
acquaintance)
3. Sikap terhadap peraturan- Waturenggong ternyata tidak sedikit
peraturan hukum (legal attitude)
yang melanggar peraturan lalu lintas
4. Pola-pola perikelakuan hukum
(legal behaviour).12 misalnya para pengendara sepeda motor
yang masih banyak terlihat parkir di atas
Berdasarkan hasil penelitian
trotoar, mengendarai sepeda motor
terhadap tingkat kesadaran hukum
melawan arus, mengendarai sepeda
masyarakat dapat disimpulkan bahwa
motor diatas trotoar, tidak menggunakan
tingkat kesadaran hukum masyarakat
helm Standar Nasional Indonesia (SNI)
pengguna jalan khususnya pengguna
dan membawa muatan melebihi
kendaraan sepeda motor sangatlah
kapasitas yang ditentukan serta
rendah. Tingkat kesadaran hukum tidak
melanggar rambu-rambu lalu lintas yang
hanya dapat dilihat dari pengetahuan
lainnya.
dan pemahaman masyarakat pengendara
12
Soerjono Soekanto, 1982, Kesadaran
Hukum dan Kepatuhan Hukum, Rajawali Press,
Jakarta, hal. 140.
3. Faktor-faktor Yang masyarakat terhadap aturan sangat
Mempengaruhi Kesadaran rendah.
Hukum Masyarakat Mengingat pengetahuan
a. Substansi Hukum pengendara sepeda motor terhadap
Hukum merupakan salah satu aturan sangat rendah, maka
faktor yang mempengaruhi kesadaran pemahamannya pun sangat rendah hal
hukum masyarakat. Dalam ilmu hukum ini berdasarkan hasil penelitian bahwa
terdapat adigium bahwa setiap orang 23 responden dari 25 responden tidak
dianggap tahu hukum pada saat hukum memahami aturan lalu lintas. Pengendara
dinyatakan berlaku, sehingga secara sepeda motor lebih banyak tidak
logika hukum tersebut dapat diterapkan menggunakan helm SNI, karena mereka
setelah aturan tersebut dinyatakan tidak memahami ditetapkannya
berlaku. Hukum dibuat untuk penggunaan helm SNI. Disamping itu
dilaksanakan, hukum tidak lagi disebut juga, banyak pengendara sepeda motor
hukum manakala tidak dilaksanakan yang telah merubah bentuk
dalam masyarkat.13 kendaraannya (mengurangi atau
Berdasarkan hasil penelitian, 18 menambah assesoris kendaraan) seperti
responden dari 25 responden tidak tahu menggunakan kaca spion sebelah.
terhadap keberadaan aturan lalu lintas, b. Struktur Hukum
pengendara sepeda motor hanya Ruang lingkup struktur hukum
mengikuti petunjuk-petunjuk yang sangat luar, oleh karena itu di dalam
terdapat di jalan berupa rambu-rambu penelitian ini yang dimaksud dengan
lalu lintas. Para pengendara sepeda struktur hukum adalah Kepolisian. Hal
motor merasa bahwa peraturan hukum ini sesuai dengan Pasal 5 angka (3) huruf
belum bisa memberikan jaminan (e) Undang-undang Nomor 22 Tahun
terhadap keamanan dan keselamatan di 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
jalan raya. Oleh karena itu, dapat -DODQ PHQ\DWDNDQ EDKZD ³XUXVDQ
dikatakan bahwa pengetahuan pemerintahan di bidang registrasi dan
identifikasi kendaraan bermotor dan
13
pengemudi, penegakan hukum,
Satjipto Rahardjo, 1977, Pemanfaatan
Ilmu-ilmu Sosial Bagi Pengembangan Ilmu operasional manajemen dan rekayasa
Hukum, Alumni, Bandung, hal. 12.
lalu lintas, serta pendidikan berlalu agar mengetahui peraturan dan tata
lintas, oleh Kepolisian Negara Republik tertib berlalu lintas di jalan raya. Hal ini
,QGRQHVLD´ sesuai dengan hasil penelitian bahwa
Berdasarkan Pasal tersebut, maka ³Polisi lalu lintas berperan sebagai
urusan penegakan hukum dan pencegah dan sebagai penindak, agar
pendidikan berlalu lintas merupakan tercipta warga negara khususnya
tugas dari Kepolisian, oleh karena itu pengendara sepeda motor yang baik yang
masalah kesadaran hukum masyarakat sadar dan patuh terhadap hukum yang
pengendara sepeda motor juga dapat berlaku maka pihak kepolisian
dilihat dari sudut struktur hukum dalam melakukan sosialisasi Undang-undang
hal ini adalah Kepolisian Resort Kota Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Denpasar. Lintas dan Angkutan Jalan. Sosialisasi
Berdasarkan hasil penelitian ini berupa penyuluhan atau seminar
EDKZD ³3olri khususnya satuan lalu hukum yang meliputi informasi tentang
lintas telah berupaya secara terus lalu lintas jalan, peraturan, dan
menerus baik melalui kegiatan preventif kecelakaan´.
meliputi kegiatan penjagaan, pengaturan, Permasalahan yang diperoleh
patroli dan dikmas lantas berupa dari hasil penelitian mengenai struktur
penyuluhan tentang pengetahuan lalu hukum atau penegak hukum, antara lain :
lintas maupun kegiatan dalam penegakan 1. Petugas yang kurang memadai
hukum berupa penindakan terhadap para dilihat dari jumlah personil serta
pelaku pelanggaran lalu lintas sebagai perlengkapan lalu lintas yang
salah satu upaya untuk menumbuhkan belum lengkap.
efek jera dalam melakukan pelanggaran 2. Masih terdapat petugas yang
lalu lintas´. tidak mematuhi peraturan lalu
Peranan polisi lalu lintas lintas seperti membiarkan
sangatlah penting karena merupakan terjadinya kemacetan lalu lintas.
sebuah lembaga formal, mempunyai 3. Kurang tegasnya para penegak
misi untuk mensosialisasikan Undang- hukum dalam menghadapi
undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pelanggaran-pelanggaran
kepada para pengendara sepeda motor
pengendara sepeda motor melalui against the law´ 15 Dengan demikian
penerapan sanksi. maka taraf kesadaran hukum yang tinggi
Untuk membantu meningkatkan didasarkan pada kepatuhan hukum yang
kesadaran hukum masyarakat, penegak menunjukkan sampai sejauh manakah
hukum harus bertindak tegas, konsisten, perilaku nyata seseorang sesuai dengan
penuh dedikasi dan bertanggungjawab hukum yang berlaku. Akan tetapi tidak
dalam menghadapi pengguna jalan. setiap orang yang mematuhi hukum
c. Budaya Hukum mempunyai kesadaran hukum yang
Menurut Bernard Arief Sidharta, tinggi. Hal ini disebabkan oleh karena
EDKZD ³EXGD\D KXNXP DGDODK faktor-faktor penyebab terjadinya
keseluruhan nilai, sikap, perasaan dan kepatuhan hukum harus pula
perilaku para warga masyarakat dipertimbangkan. Faktor-faktor yang
termasuk pejabat pemerintahaan menyebabkan seseorang mematuhi
terhadap atau berkenaan dengan hukum tersebut adalah :
KXNXP´ 14 Dalam kaitan dengan 1. Rasa takut pada sanksi hukum
yang akan dijatuhkan apabila
kesadaran hukum, budaya hukum dapat
melanggar.
diartikan sebagai nilai-nilai atau perilaku 2. Untuk memelihara hubungan
baik dengan penguasa
masyarakat atau kebiasaan masyarakat
3. Untuk memelihara hubungan
dalam mematuhi atau mentaati aturan baik dengan rekan-rekan
kelompok
hukum. Seseorang dianggap mempunyai
4. Oleh karena kepentingan pribadi
taraf kesadaran hukum yang tinggi terjamin oleh hukum
5. Oleh karena hukum sesuai
apabila perilaku nyatanya sesuai dengan
dengan nilai-nilai yang dianut,
hukum yang berlaku. Hal ini dapat terutama nilai-nilai keterkaitan
dan ketentraman.16
dilihat dari pendapat Lawrence M.
Friedman yang menyatakan bahwa Berkaitan dengan budaya hukum,
³attitudes and feelings that predispose maka ada beberapa permasalahan yang
groups and individuals to turn to or ditemukan, antara lain :
14
Bernard Arief Sidharta, 1999, Refleksi
15
Tentang Struktur Hukum Sebuah Penelitian Lawrence M. Friedman, 1975, The Legal
Tentang Kefilsafatan dan Sifat Keilmuan Hukum System A Sosial Sentence Perspective, Rusell
Sebagai Landasan Pengembangan Ilmu Hukum Sage Foundation, New York, hal. 193.
16
Nasional Indonesia, Mandar Maju, Bandung, Soerjono Soekanto, 1990, Polisi dan Lalu
hal. 76. Lintas, Mandar Maju, Bandung, hal. 30.
1. Mengetahui 3. Mentaati
Setelah peraturan perundang- Setelah mengetahui dan
undangan disahkan, maka sejak memahami dari isi aturan lalu
saat itulah masyarakat dianggap lintas, maka masyarakat
mengetahui adanya suatu aturan, mewujudkan pemahaman
akan tetapi pada kenyataannya tersebut melalui perilaku berupa
masyarakat masih banyak yang ketaatan dalam berlalu lintas.
belum mengetahuinya. Hal ini Berdasarkan hasil penelitian
dapat dilihat dari hasil penelitian terhadap ketaatan menunjukkan
yang menunjukkan bahwa 18 bahwa :
responden dari 25 responden a. Masyarakat taat pada
tidak mengetahui adanya aturan peraturan lalu lintas karena
lalu lintas yang terdapat dalam rasa takut pada sanksi hukum
Undang-undang Nomor 22 yang akan dijatuhkan apabila
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas melanggar.
dan Angkutan Jalan. b. Masyarakat taat pada
2. Memahami peraturan lalu lintas untuk
Masyarakat tidak cukup hanya memelihara hubungan baik
mengetahui aturan, akan tetapi dengan penguasa, dalam hal
juga harus memahami isi dari ini dengan penegak hukum
aturan tersebut, seperti tujuan dan yaitu Polisi Lalu Lintas.
manfaat dikeluarkannya c. Masyarakat taat pada
peraturan tersebut. Berdasarkan peraturan lalu lintas untuk
Hasil penelitian menunjukkan memelihara hubungan baik
bahwa 23 responden dari 25 dengan rekan-rekan
responden tidak memahami kelompoknya.
aturan lalu lintas seperti d. Masyarakat taat pada
memahami dari penggunaan peraturan lalu lintas karena
helm SNI. kepentingan pribadi.
e. Masyarakat taat pada
peraturan lalu lintas karena
hukum tersebut sesuai dengan penelitian tentang sarana dan prasarana
nilai-nilai yang dianut, yang mempengaruhi peningkatan
terutama nilai-nilai keterkaitan keselamatan lalu lintas, maka
dan ketentraman. permasalahan yang ada antara lain :
4. Menghargai 1. Terbatasnya sarana dan
Ketika seseorang telah mentaati prasarana yang mendukung
peraturan, maka sikap terlaksananya penegakan hukum
menghargai suatu peraturan di bidang lalu lintas antara lain :
hukum akan muncul bersamaan a. Perlengkapan jalan seperti :
dengan hukumnya bahwa hukum rambu-rambu, marka jalan,
tersebut memang wajib untuk penerangan jalan dan tanda-
ditaati tidak hanya untuk tanda lalu lintas lain dirasakan
kepentingan dirinya sendiri, juga masih sangat kurang.
untuk kepentingan umum. b. Mobilitas aparat penegak
Berdasarkan hasil penelitian hukum yang tidak
tersebut, maka budaya hukum mengimbangi hakekat
masyarakat sangat mempengaruhi ancaman.
terhadap tingkat kesadaran hukum c. Alat teknologi yang dapat
masyarakat. Tidak hanya dapat dilihat dimanfaatkan untuk tugas
dari pengetahuan masyarakat terhadap penegak hukum, belum bisa
aturan tetapi juga dapat dilihat dari sikap dioperasionalkan secara
masyarakat terhadap hukum yang yuridis.
diwujudkan melalui kepatuhan terhadap 2. Tidak berfungsinya jalan
hukum. sebagaimana mana mestinya,
d. Sarana atau Fasilitas seperti penggunaan untuk kaki
Penegakan hukum dapat berjalan lima, parkir pada badan jalan,
dengan efektif apabila tersedianya dan sebagainya.
sarana atau fasilitas yang memadai, 3. Rendahnya disiplin pengguna
karena sarana atau fasilitas memiliki jalan.
peranan yang sangat penting dalam
penegakan hukum. Berdasarkan hasil
4. Usaha-usaha Yang Dilakukan masyarakat dibedakan menjadi 3, antara
Kepolisian Dalam Meningkatkan lain :
Kesadaran Hukum Masyarakat 1. Metode pre-emptif diarahkan
Pengguna Jalan untuk mengeliminir dampak-
Mengingat kompleksnya dampak negatif. Metode ini
permasalahan yang terjadi pada sistem digunakan untuk membudayakan
transportasi di Kota Denpasar, maka disiplin pengguna jalan dalam
Kepolisian Kota Denpasar melakukan berlalu lintas melalui pendidikan
berbagai usaha-usaha untuk dan latihan.
meningkatkan kesadaran hukum 2. Metode preventif (pencegahan),
masyarakat sebagai pengguna jalan pada diarahkan untuk mengamankan
umumnya dan pengendara sepeda motor kondisi yang potensial terhadap
pada khususnya. terjadinya pelanggaran. Metode
Berdasarkan hasil penelitian, ini digunakan untuk mencegah
usaha-usaha yang dilakukan Kepolisian adanya suatu pelanggaran melalui
dalam meningkatkan kesadaran hukum perekayasaan terhadap prasarana
masyarakat pengguna jalan antara lain : dan sarana lalu lintas,
perekayasaan prasarana dan sarana lalu pengaturan, patroli dan penjagaan
lintas (engineering), pembinaan unsur pada setiap ruas jalan lalu lintas.
pengguna jalan (education), serta 3. Metode represif
rekayasa dalam bidang hukum atau (penanggulangan), berupa
pengaturannya termasuk penegakan penindakan terhadap setiap
hukumnya (enforcement). bentuk pelanggaran. Metode ini
Metode dalam meningkatkan digunakan untuk menimbulkan
kesadaran hukum masyarakat sebagai efek jera pada setiap pelanggar
pengguna jalan pada dasarnya melalui penindakan atau
merupakan bagian dari sub sistem pemberian sanksi.
manajemen transportasi. Berdasarkan Peran masyarakat di bidang lalu
hasil penelitian menunjukkan bahwa lintas merupakan salah satu fungsi lalu
metode yang digunakan oleh kepolisian lintas dalam memberikan pemahaman
dalam meningkatkan kesadaran hukum tentang lalu lintas sebagai suatu upaya
preventif dalam menanggulangi masalah 3. Usaha meningkatkan kesadaran
lalu lintas. Peranan masyarakat di bidang hukum masyarakat pengguna jalan
lalu lintas dengan sasaran terhadap yang dilakukan Kepolisian
masyarakat umum dapat menciptakan dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu
sikap mental mentaati peraturan pre-emtif, preventif dan represif
perundang-undangan lalu lintas, serta yang diselenggarakan melalui
tercapainya peningkatan keikutsertaan perekayasaan sarana lalu lintas
masyarakat dalam menertibkan lalu (engineering), pembinaan unsur
lintas. pengguna jalan (education), serta
penegakan hukumnya
IV. SIMPULAN DAN SARAN
(enforcement).
1. Simpulan
2. Saran
Dari keseluruhan uraian yang
Hukum pada dasarnya berbasis
telah dikemukakan, maka dapat diambil
pada masyarakat, oleh karena itu
kesimpulan sebagai berikut :
hendaknya masyarakat pengguna jalan di
1. Tingkat kesadaran hukum
kota Denpasar tidak hanya taat terhadap
masyarakat pengguna jalan
aturan lalu lintas pada saat ada petugas
khususnya pengguna sepeda motor
lalu lintas, tetapi juga taat pada saat tidak
di Kota Denpasar relatif rendah, hal
ada penjagaan, karena keamanan,
ini dapat dilihat dari pengetahuan,
ketertiban, keselamatan dan kelancaran
pemahaman serta perilaku
lalu lintas merupakan tanggung jawab
masyarakat terhadap hukum atau
bersama.
aturan lalu lintas.
2. Kesadaran hukum masyarakat
pengguna jalan dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain :
a. Substansi hukum
b. Struktur hukum
c. Budaya hukum
d. Sarana atau fasilitas
DAFTAR PUSTAKA Satjipto Rahardjo, 2000, Menuju
Kepolisian Republik Indonesia
Abdurahman, 1979, Aneka Masalah
Mandiri Yang Profesional,
Hukum dan Pembangunan di
Yayasan Tenaga Kerja, Jakarta.
Indonesia, Alumni, Bandung.
Selo Sumarjan, 1965, Perkembangan
Arif Budiarto dan Mahmudah, 2007,
Politik Sebagai Penggerak
Rekayasa Lalu Lintas, UNS Press,
Dinamika Pembangunan Ekonomi,
Surakarta.
Universitas Indonesia Press,
Bernard Arief Sidharta, 1999, Refleksi Jakarta.
Tentang Struktur Hukum Sebuah
Soerjono Soekanto, 1979, Kegunaan
Penelitian Tentang Kefilsafatan
Sosiologis Hukum Bagi Kalangan
dan Sifat Keilmuan Hukum
Hukum, Alumni, Bandung.
Sebagai Landasan Pengembangan
Ilmu Hukum Nasional Indonesia, Soerjono Soekanto, 1982, Kesadaran
Mandar Maju, Bandung. Hukum dan Kepatuhan Hukum,
Rajawali Press, Jakarta.
H. R. Otje Salman Soemodiningrat,
2009, Filsafat Hukum Soerjono Soekanto, 1983, Penegakan
(Perkembangan dan Dinamika Hukum, Bina Cipta, Bandung.
Masalah), Refika Aditama,
Bandung. Soerjono Soekanto, 1990, Polisi dan
Lalu Lintas, Mandar Maju,
Lawrence M. Friedman, 1975, The Legal Bandung.
System A Sosial Sentence
Perspective, Rusell Sage Soerjono Soekanto, 2007, Sosiologi
Foundation, New York. Suatu Pengantar, PT.
RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Martin Wohl & Chris Hendrickson,
1984, Transportation Investment Sudikno Mertokusumo, 1984,
and Pricing Principles, An Meningkatkan Kesadaran Hukum
Introduction for Engineers Masyarakat, Liberty, Jakarta.
Planners and Economist, A Wiley-
Interscience Publication, Canada.