Anda di halaman 1dari 14

PERSPEKTIF, 6 (2) (2018): 106-111, DOI: 10.31289/jppuma.v6i2.

1617

PERSPEKTIF
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/perspektif

Bagaimana Teknologi Informasi dan Komunikasi


Bertransformasi Menjadi Inovasi Pelayanan Publik?

How Information and Comunication Technology Transform


to Public Service Innovation?

Fadian Nur Aziz1), Fathum Mubin2), Rizky Juda Putra Hidayat3), Tri
Sulistyaningsih4), Achmad Apriyanto Romadhan5)

Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas
Muhammadiyah Malang

Diterima: ; Disetujui: ; Dipublish:


Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana ICT dapat merubah mekanisme inovasi
pelayanan public dan melihat indicator keberhasilanya, dengan studi empiric pada aplikasi
Among Warga di Kota Batu. Pada dasarnya ICT merupakan teknologi yang dapat membantu
meringankan kinerja pemerintah, sehingga menjadikan sebuah tuntutan atas dinamika
penyelenggaraan pelayanan publik di level daerah. Adapun dalam penelitian ini metode yang
digunakan adalah paragdima kualitatif dengan model deskriptif yang mana peneliti mencari
key informant atau sumber data yang berdasarkan fakta dilapangan, serta didukung dengan
studi literature. Dengan merujuk pada hasil data yang sudah diolah peneliti menemukan hasil
penelitian yang menunjukan bahwa aplikasi Among warga merupakan fasilitas layanan aduan
berbasis online yang ditunjukan untuk masyarakat Kota Batu dalam menyampaikan keluhan
publik seperti kerusakan infrastruktur, pohon tumbang dan bencana alam. Namun perjalanan
aplikasi Among Warga terhenti hanya satu tahun sejak diciptakanya pada tahun 2017.
Sementara itu pemerintah Kota Batu belum siap untuk memanfaatkan ICT, hal ini dikarenakan
tidak adanya kapasitas organisasi yang inovatif dan kepemimpinan yang transformasional.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis ingin memberi saran terhadap organisasi
pemerintah dalam membangun konsep inovasi berbasis ICT pemerintah tidak menjadi single
actor, namun membutuhkan kerja sama dengan privat sector dan partisipasi dari masyarakat
sebagai indikatornya.

Kata Kunci: ICT, Inovasi Pelayanan Publik, Among Warga

Abstract
This study aims to analyze how ICT can change the mechanism of public service innovation and
see the success indicators, with an empirical study on the Among Warga application in Batu City.
Basically, ICT is a technology that can help reduce government performance, thus making a
demand for the dynamics of public service delivery at the regional level. The method used in this
research is a qualitative paragraph with a descriptive model in which the researcher looks for
key informants or data sources based on facts in the field, and is supported by literature studies..
Referring to the results of the data that have been processed, the researchers found research

1
Nama Penulis Pertama, Penulis Kedua & Penulis Ketiga, Judul artikel hanya satu baris, Cambria 10

results that show that the Among Warga application is an online-based complaint service facility
which is shown for the people of Batu City in submitting public complaints such as infrastructure
damage, fallen trees and natural disasters. However, the Among Warga application's journey has
stopped for only one year since it was created in 2017. Meanwhile, the Batu City government is
not ready to take advantage of ICT, this is due to the absence of innovative organizational
capacity and transformational leadership. Therefore, in this study the authors would like to
provide advice to government organizations in building ICT-based innovation concepts, the
government is not a single actor, but requires cooperation with the private sector and
participation from the community as an indicator..

Keywords: ICT, Public Service Innovation, Among Warga.

How to Cite:
*Corresponding author: ISSN 2085-0328 (Print)
E-mail: Pertama @gmail.com
2541-5913 (online)
ISSN

2
Nama Penulis Pertama, Penulis Kedua & Penulis Ketiga, Judul artikel hanya satu baris, Cambria 10

PENDAHULUAN mengerti terkait dengan program-program


Implikasi atas perkembangan pemerintah.
masyarakat modern yang melaju pesat dan Dengan adanya ICT ini memaksa
ditambah dengan tuntutan terhadap pemerintah untuk bisa mengelola dan
dinamika tatanan pemerintahan melahirkan inovasi yang selanjutnya
memberikan suatu konsep baru atas diimplementasikan dalam memberikan
paragdima penyelenggaraan pemerintahan pelayanan publik (Clarke, 2020). Menurut
yang dinamakan Good Governance, Osborne & Brown, (2011) inovasi
sehingga peran dan fungsi lembaga sepenuhnya dapat merubah pelayanan
pemerintah yang konvensional bertransisi publik lebih baik. Hal tersebut di pertegas
ke orientasi modern (Trommel, 2020). kembali oleh (Rogers et al., 2019) melihat
Tuntutan perkembangan zaman berbasis bahwa inovasi memiliki manfaat yang
Information and Communication sangat luas bagi lembaga pemerintahan di
Technology (ICT) memiliki peran utama antaranya memiliki keunggulan terhadap
didalam menunjang kebutuhan publik bagi kebijakan yang lain (Relative Advantage),
setiap daerah (Pratama, 2019). Seiring Dapat mengikuti arus keinginan
dengan perkembangan tersebut, ICT telah masyarakat (Compartbillty), Mudah di
penempatkan dirinya pada posisi strategis pahami (Complexity), dapat di uji sebelum
dan memiliki pengaruh besar bagi di implementasikan masyarakat
kehidupan global, sehingga dapat (Triabilty), dan dapat di kembangkan
dipergunakan untuk mempelancar untuk meningkatkan perfoma dari inovasi
jaringan komunikasi antara masyarakat, tersebut (Observabillty).
pihak swasta, dan stakeholder dalam Dalam memahami proses inovasi
memenuhi kebutuhan publik (Widiyastuti, sector public, ada tiga hal yang harus di
2019). ketahui; Pertama, aktor yang terlibat aktif;
Di sektor publik, penggunaan ICT Kedua, tipe kegitan yang menjadi ranah
ditafsirkan Electronic Government (E- pengaplikasian inovasi; Ketiga, konsep
Government) yang dimana dalam inovasi yang berbasis modern dan
praktiknya pemerintah menggunakan memanfaatkan teknologi (Diercks et al.,
media digital dan terminology canggih 2019). Selanjutnya, dalam Manoharan &
seperti mobile government, flexible Ingrams, (2018) dikatakan bahwa inovasi
government, dan smart government berbasis digital (E-government) memiliki
(Manoharan & Ingrams, 2018). Dalam tiga tahapan untuk dapat tumbuh, yaitu: E-
konteks Indonesia, komitment pemerintah information, E-transaction, dan E-
untuk pengaplikasi E-government bagi participation. E-information berkaitan
setiap daerah tertuang pada Intruksi dengan pembentukan dasar situs web atau
Presiden No. 3 Tahun 2003 yang berisikan aplikasi yang menampilkan layanan publik
kebijakan dan strategi nasional untuk atau fakta dalam bentuk katalog. E-
pengembangan E-government serta di transaction merupakan tahapan integrasi
dukung dengan komitmen pemerintah properti interaktif bagi warga untuk
pusat melalui Peraturan Pemerintah No. mengirim ataupun memproses informasi.
38 Tahun 2017 tentang pengembangan E-participation merupakan integrasi area
inovasi di setiap daerah mencakup tentang layanan yang terjadi secara horizontal
kebijakan perubahan dimensi tata kelola antara lembaga atau departemen yang
pemerintahan, membuka tembok dapat memungkinkan respons yang lebih
pembatas dengan private sector dan besar kepada masyarakat.
mampu mengelola, menyalurkan dan Dengan tiga tahapan tersebut maka
memberikan informasi kepada masyarakat memungkinkan masyarakat dan
secara tepat, efektif, efesien, dan mudah di stakeholders untuk diintegrasikan secara
bertahap ke dalam proses pemerintahan

2
PERSPEKTIF, 6 (2) (2018): 106-111

dan modifikasi berdasarkan feedback dari Table 2. Jumlah Penduduk Kota Batu Tahun 2020
masyarakat (Aziz & Roziqin, 2020). Secara No Kecamatan Laki- Perempuan Total
substantial, Michel Lipsky dalam Laki
(Nurmandi et al., 2018) menjelaskan 1 Batu 50.471 49.935 100.406
bahwa dalam hal pelayanan publik yang 2 Bumiaji 32.080 31.519 63.599
3 Junrejo 27.759 27.520 55.279
melibatkan partisipasi masyarakat TOTAL 110.310 108.974 219.284
memiliki keleluasaan secara luas. Artinya
partisipasi masyarakat memiliki peran Sumber: Dispendukcapil Kota Batu, 2020
penting dalam menyukseskan program-
program pemerintah.
Beradasarkan kedua table di atas
Dalam penelitian ini, peneliti
pada tahun 2020, dengan total penduduk
mengambil studi empirik inovasi ICT
Kota Batu sebesar 219.284 jiwa, jumlah
tentang Among Warga yang mana digagas
penginstal aplikasi Among Warga pada
oleh pemerintah Kota Batu yang dirilis
tahun 2019 mencapai 895. Angka ini
pada tahun 2018 dan merupakan bagian
tergolong masih sangat sedikit dan bisa kita
dari Batu Among Tani Technology (BATT).
simpulkan bahwa aplikasi ini belum begitu
Sebuah inovasi ICT yang dihadirkan oleh
terkenal oleh masyarakat Kota Batu secara
Kota Batu merupakan upaya mempercepat
luas.
respon pemerintah terhadap kebutuhan
masyarakat dan solusi terhadap dinamika
Pada penelitian sebelumnya terkait
penyelenggaraan pemerintah. Karena yang
pemanfaatan inovasi berbasis ICT pada
kita ketahui jika pemerintah terus
studi kasus Among Warga sudah ada
mengandalkan pelayanan yang
penelitian terdahulu. Salah satunya dalam
konvensional dan cenderung lambat maka
penelitian (Arsy et al. 2019) telah
dimata masyarakat pemerintah dinilai
ditemukan bahwa masalah yang terjadi
buruk. Oleh sebab itu dengan hadirnya ICT
dalam pengunaan aplikasi Among Warga
dengan segala kemudahan dalam
masih cukup banyak warga Kota Batu yang
menggunakannya maka akan semakin
tidak mengetahui keberadaan aplikasi yang
mempercepat kemungkinan inovasi
seharusnya menjadi jembatan bagi
tersebut dapat diterima, dicoba dan
pemerintah dalam melayani masyarakat,
dirasakan manfaatnya (Rahmadanita et al.,
dan untuk masyarakat yang sudah
2019),
mengetahui aplikasi Among Warga juga
Table. 1 Jumlah Penginstall Aplikasi Batu Among masih enggan untuk menggunakannya
Tani Technology dengan alasan bahwa proses pelaporan
Tahun 2019 Total yang berlangsung cukup lama untuk dapat
direspond oleh Dinas terkait. Hal ini
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei
menjelaskan bahwa praktek inovasi tidak
NO Nama Aplikasi Install Menurut Install menjamin keberhasilan secara penuh
Perangkat terhadap perbaikan pelayananan publik, hal
1 Among 59 63 53 68 26 1669 tersebut karena seringkali upaya tersebut
Tani
terhenti ditengah jalan dan terkadang
2 Among 25 44 37 31 22 895 menimbulkan permasalahan baru di
lingkungan masyarakat (Adawiyah, 2018).
Warga
3 Among 40 29 31 38 21 1246
Oleh karena itu, dalam penelitian ini
Kota
4 Among 4 4 2 4 1 138
bertujuan untuk menganalisis dan melihat
bagaimana ICT dapat merubah mekanisme
Warga inovasi pelayanan publik, dengan studi
empiric aplikasi Among Warga di Kota Batu.
Sumber: Kominfo Kota Batu, 2019

3
Nama Penulis Pertama, Penulis Kedua & Penulis Ketiga, Judul artikel hanya satu baris, Cambria 10

Selain itu, penulis juga ingin menjelaskan . Apalagi terdapat fakta bahwa
beberapa hal yang terkait dengan ICT dinamika pemerintahan di setiap daerah
beserta indicator pendukung keberhasilan memiliki sudut pandang yang berbeda-beda
inovasi pelayanan public di Kota Batu. (Walker, 2014). Dengan demikian
pemerintah daerah harus adaptif dalam
memberikan inovasi di sektor publik
sebagai strategi untuk meningkatkan
METODE PENELITIAN kinerja pelayanan atau menjawab dinamika
Penelitian ini menggunakan pemerintahan, karena pada padasarnya
paragdima kualitatif dengan model implementasi inovasi di level daerah dapat
deskriptif. Adapun asalan penulis memilih membatu daerah melahirkan produk-
metode ini karena menurut (Creswell, produk pelayanan yang cepat dan akurat
2014) penelitian kualitatif berfokus untuk (Rozikin et al., 2020).
mengeksplorasi dan memahami makna Selanjutnya setelah otonomi daerah
dari sejumlah key informant untuk diberlakukan dan konsep reformasi
menganalisis masalah sosial, peristiwa dan birokrasi disuarakan, memberikan
interaksi tertentu berdasarkan pengajuan wewenang yang luas bagi daerah untuk
pertanyaan. Sehingga hasil penelitian ini mengembangkan dan memperbaiki tatanan
berupa data deskriptif yang meliputi pemerintahan melalui inovasi publik (Aziz
narasi dan bentuk wawancara objek yang & Roziqin, 2020). Sehingga implementasi
di amati. Selanjutnya, untuk mendukung inovasi di sektor publik menjadi sesuatu
data yang diperoleh dari key informant agenda yang penting di mata pemerintah
peneliti juga menganalisis dari studi dan menjadikan inovasi sebagai gagasan
literature yang dimana untuk memperkuat untuk membantu menyelesaikan dinamika
argument penelitian. Menurut (Snyder, yang dihadapi oleh pemerintah sekarang ini
2019) studi literatue merupakan studi (Demircioglu, 2019).
yang mencoba menintergrasikan dan Berbicara mengenai inovasi, dalam
menganalisis penelitian sebelumnya Denford et al., (2017) mendefinisikan
dengan membandingkan dengan kajian- Inovasi sebagai generasi dan adopsi ide
kajian empirik. Sehingga pendekatan ini di atau perilaku baru yang berhubungan
anggap tepat untuk menganalisa dan dengan produk, layanan, atau teknologi
mengekstrak sumber key informant terkait baru. Oleh karena itu, banyak aktor publik
bagaimana mekanisme ICT dapat merubah yang menerapkan ICT sebagai solusi dalam
inovasi pelayanan publik dengan studi upaya untuk melakukan inovasi secara lebih
empiric Among Warga. Kemudian ruang efisien, yang merupakan strategi dalam
lingkup penelitian ini meliputi Dinas pemerintahan cerdas (Velsberg et al., 2020).
Komunikasi dan Informatika Kota Batu Permasalahan pelayanan publik
sebagai narasumber dan masyarakat Kota khususnya terkait percepatan layanan
Batu sebagai pengguna aplikasi Among masyarakat selalu menjadi dinamika yang
Warga. selalu ada bagi penyelenggara
pemerintahan. Di Kota Batu upaya untuk
X menyelesaikan dinamika yang selama ini
HASIL DAN PEMBAHASAN menjadi dilema pemerintahan adalah
ICT dan Inovasi Pelayanan Publik Pada dengan menghadirkan Innovation and
Aplikasi Among Warga Comunication Technology (ICT) untuk
Sifat masyarakat yang adaptif serta diaplikasikan dalam mendukung produk-
kompleksnya dinamika pemerintahan produk inovasi.
menuntut pemerintahan melakukan Inisiasi ICT di Kota Batu baru di
transformasi secara universal (Ammons et mulai pada pertengahan 2016 ketika forum
al., 2012) Smart City se-Indonesia dilaksanakan di

4
PERSPEKTIF, 6 (2) (2018): 106-111

Kota Bandung. Menindak lanjuti hal Kota berfokus kepada Wisatawan dan
tersebut, pemerintah Kota Batu dibawah masyarakat Kota Batu dalam
kendali Walikota langsung memunculkan menginformasikan wisata-wisata apa saja
ide inovasi untuk menangani masalah yang yang ada di Kota Batu serta mengetahui
ada di Kota Batu pada saat itu, yaitu di letak kemacetan di Kota Batu, dan yang
bidang agraria dan bidang pengaduan terakhir adalah Among Warga yaitu
warga, karena dari dua topik masalah inilah bertujuan untuk mempermudah
yang menjadikan dilema di pemerintahan masyarakat Kota Batu dalam mengajukan
Kota Batu. Sehingga dari dilema ini hadir keluhan seperti jalan rusak, pohon
sebuah ide yang kemudian mulai tumbang.
dikembangkan lebih jauh dengan
membentuk suatu wadah (platfrom) untuk
mempermudah antara pemerintah dan
masyarakat untuk saling berinteraksi
secara langsung.
Pada wadah inilah peran ICT
digunakan, karena untuk mengakomodasi
keseluruhan antara pemerintah dan
masyarakat dibutuhkan suatu teknologi
canggih berbentuk aplikasi yang dapat
dipergunakan melalui smartphone, internet
atau sosial media. Menurut Organization
Economic Co-Operation and Development
(OECD Comparative Study, 2016) Gambar 1. Wujud Aplikasi Among Warga
menjelaskan bahwa memanfaatkan ICT Sumber: Dokumentasi pribadi, 2020
dapat memberikan layanan yang
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat,
lebih responsif, kualitas layanan lebih tinggi
Berfokus pada bidang pengaduan
dan menghemat biaya. Selanjutnya untuk
warga, disini pemerintah Kota Batu
melanjutkan upaya pemanfaatan ICT
memberikan alternatif untuk bagaimana
tersebut, maka diperkuat dengan komitmen
pemerintah yang tertuang pada Perwali aspirasi masyarakat dapat langsung
ditangani secara cepat. Karena jauh
Kota Batu No. 78 Tahun 2017 tentang
sebelum munculnya konsep Smart City atau
Master Plan Smart City untuk menjadikan
e-government, masyarakat kesulitan untuk
Kota Batu sebagai kota cerdas/pintar yang
mengakses layananan aduan terkait
inovatif dengan menggunakan ICT yang
permasalahan yang sering timbul
berkelanjutan untuk membantu masyarakat
dilingkungan warga, seperti kasus-kasus
mengelola sumber daya yang ada,
bencana alam, kerusakan fasilitas umum,
memberikan informasi yang tepat, efisiensi
dan jalan berlubang. Berdasarkan fenomena
operasi perkotaan, jasa, dan daya saing
masalah tersebut inovasi Among Warga
seiring dengan pemenuhan kebutuhan
muncul yang ditekankan pada sarana
generasi saat ini dan setelahnya.
penyampaian aspirasi dalam mempercepat
Kemudian berdasarkan peraturan
layanan publik yang berdasarkan
Walikota tersebut lahirlah aplikasi BATT
permasalahan-permasalahan secara aktual.
(Batu Among Tani Technology) yang
Selain sebagai sarana penyampaian aspirasi,
terpecah menjadi 3 aplikasi yaitu Among
Among Warga juga berfungsi sebagai solusi
Tani yang mengarah membantu Petani Kota
atas penanganan pelayanan publik menjadi
Batu untuk memotong jalur tengkulak atau
lebih cepat ditangani.
menciptakan Market Place tersendiri bagi
para Petani Kota Batu. Selanjutnya, Among

5
Nama Penulis Pertama, Penulis Kedua & Penulis Ketiga, Judul artikel hanya satu baris, Cambria 10

SDM Infrastruktur

Pemerintah

Pihak Swasta

Masyarakat
Gambar 3. Diagram actor Among Warga
Sumber: Dinas Komunikasi dan Informatika Kota
Batu, (2018)

Jika kita tarik kesimpulan


berdasarkan diagram actor tersebut, secara
umum menjelaskan bahwa kunci utama
dalam melaksanakan ICT adalah SDM, pihak
swasta dan masyarakat, karena dari ketiga
actor ini memiliki keterkaitan satu sama
lain. Dengan adanya kolaborasi dari ketiga
actor ini memungkinkan penerapan ICT
dapat berhasil dan memberikan manfaat
yang luas bagi penggunanya (Murtadho &
Rozqin, 2018).

Gambar 2. Menu pengajuan pada aplikasi Among Adapun pelaksanaan inovasi Among
Warga Warga secara teknis dibawahi oleh Dinas
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2020
Komunikasi dan Informatika Kota Batu
sebagai fasilitator aplikasi Among Warga,
Namun perlu ditekankan bahwa,
lalu dalam menangani laporan masyarakat
meskipun terobosan ICT sudah ada dan
dapat diteruskan kepada SKPD terkait
menciptakan suatu inovasi yang baru.
untuk ditindak lanjuti proses dari laporan
Namun inti keberhasilan inovasi tidak dapat
masyarakat tersebut. Untuk memperjelas
dilihat dari upaya pemerintah saja,
bagaimana alur dari kerja aplikasi Among
melainkan mengacu pada tiga unsur yaitu
Warga, dapat diperhatian dari alur kerjanya
Teknologi, SDM (Sumber Daya Manusia),
berikut:
dan Infrastruktur. Lalu dari tiga unsur ini
jika kita kerucutkan terdapat tiga unsur
untuk melihat siapa saja yang terlibat dalam
inovasi Among Warga ini, sebab aplikasi Laporan Masyarakat
Among Warga tidak dapat berjalan sendiri, Melalui Among Warga
butuh keterlibatan masayarakat dan pihak
swasta. Sehingga keterkaitan tiga unsur Laporan Masuk ke
tersebut merupakan kunci penting dalam Dispacther Among Warga
melaksanakan ICT.
Oprator Dashboard
Command Center
Teknologi (Among
Warga) disposisi laporan ke SKPD

Tim Unit Reaksi Cepat


(URC) SKPD menindak
6 lanjuti laporan
PERSPEKTIF, 6 (2) (2018): 106-111

dalam melahirkan produk-produk inovasi


berbasis ICT. Menurut (Kusumasari et al.,
Tim Unit Reaksi Cepat 2019) ada tiga hal dalam menyongkong
(URC) melaporkan inovasi yaitu komitment dan kedisiplinan
progress atau terhadap hasil kinerja, system yang
penyelesaian menunjang terhadap hasil, dan
mengintergrasikan stakeholder. Sehingga
Status laporan terupdate inovasi berbasis ICT dapat di
di Dispatcher implementasikan secara baik, dengan
catatan bahwa dalam pelaksananya
Status laporan terupdate
melibatkan beberapa sector yaitu yang
di Among Warga
sudah dijelaskan di diagram actor among
Laporan Selesai warga dan komitmen dari pemerintah
terhadap perubahan pelayanan public yang
Gambar 4. Alur kerja aplikasi Among Warga baik (Dorsman et al., 2014).
Sumber: Dinas Komunikasi dan Informatika Kota
Batu, (2018)
Dinamika Transformasi ICT Dan Inovasi
Berdasarkan alur tersebut, proses Pelayanan Publik di Kota Batu
awal yang penting adalah sebuah bentuk
partisipasi yang menjadi salah satu target Berbicara tentang dinamika yang
utama dari aplikasi Among Warga itu selama ini menjadi kendala pemerintah
sendiri yaitu laporan yang diberikan oleh Kota Batu adalah manajemen pengelolaan
masyarakat mengenai permasalahan yang ICT itu sendiri. Karena kita ketahui
sudah dikategorikan dalam beberapa field bahwasanya budaya yang ada di birokrasi
di menu aplikasi Among Warga, setelah itu Indonesia cenderung sulit dalam
laporan yang masuk kedalam aplikasi akan melaksanakan atau memahami teknologi
di disposisikan oleh Operator Dashboard secara keseluruhan. Sebab budaya birokrasi
kepada SKPD terkait, lalu Tim (URC) akan di Indonesia terkenal akan kompleks,
melaporkan progress atau penyelesaian, berliku-liku dan politis (Mubin, F., &
maka status laporan dalam dispatcher akan Roziqin, 2018).
terupdate dan juga terupdate dalam aplikasi
Among Warga. Proses inovasi seperti itu Seiring dengan berjalannya waktu,
selara dengan pernyataan dalam (Gieske et sistem pemerintahan Indonesia mengalami
al., 2020) Inovasi biasanya merupakan perkembangan yang dimana dari sistem
kegiatan yang sangat strategis; inovasi sentralistik menjadi desentralistik atau
seringkali merupakan kegiatan desentralisasi yang dimana dengan adanya
berkelanjutan, di mana proses perubahan desentralisasi mampu menjawab tantangan
yang lebih besar diterapkan untuk zaman yang ada di setiap daerah. Kemudian,
menemukan cara baru untuk mencapai harapan paling tinggi dengan adanya
tujuan strategis. desentralisasi adalah mampu menciptakan
pelayanan publik yang efektif dan efisien,
Adanya aplikasi ini, maka sehinga pelayanan tersebut bisa dirasakan
komunikasi dan koordinasi antar OPD dan oleh masyarakat kalangan bawah hingga
masyarakat diharapkan berjalan dengan kalangan atas menjadi cepat dan maksimal
baik. Alhasil kondisi ini akan berimplikasi (Ekawati, 2017).
pada terciptanya layanan data dan
informasi yang real time serta terintergrasi Kemudian, banyak studi mengenai
dengan pemerintah itu sendiri. Selain itu, tentang inovasi pelayanan publik pada
perlu adanya komitment yang dibangun tingkat pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah baik itu untuk individu

7
Nama Penulis Pertama, Penulis Kedua & Penulis Ketiga, Judul artikel hanya satu baris, Cambria 10

maupun organisasi, yang kemudian tidak berjalan dengan mulus. Hal tersebut
berfokus menciptakan inovasi tanpa dikarenakan tidak adanya komitmen dan
memeriksa mengapa inovasi terjadi pada perencanaan yang serius dalam
organisasi publik tertentu atau pemimpin menciptakan inovasi berbasis ICT di Kota
dan staff lebih inovatif dari pada yang lain Batu ini. Sehingga aplikasi ini terhenti di
(Demircioglu, 2019). Bahwasannya, peran tengah jalan dan hanya bertahan satu
organisasi atau lembaga pemerintahan tahun sejak diluncurkanya pada tahun
mampu menciptakan tatanan inovasi 2017. Padahal dengan pendekatan ICT
pelayanan sektor publik yang efektif dan seharusnya inovasi Among Warga tersebut
efisien. Dalam prespektif ilmu dapat berjalan dengan baik dan dengan
pemerintahan, ada beberapa unsur yang adanya perencanaan tersebut sangat di
harus terlibat dalam menciptakan dan perlukan di organisasi pemerintahan (Ma
menjalankan pelayanan publik berbasis ICT et al., 2019)
yaitu para stakeholders atau SDM di
pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat Disisi lain, dalam mendevelopment
guna menjalankan inovasi tersebut dengan aplikasi tersebut pemerintah Kota Batu
efisien (Walker, 2014). Dalam praktiknya tidak bersinergi satu sama lain dengan
terlihat jelas bahwa dalam privat sector melainkan pemerintah
mendevelopment aplikasi Among Warga membeli aplikasi tersebut dan tidak ada
memang melibatkan para stakeholder keberlanjutan dari pemerintah Kota Batu
diantaranya: untuk terjun langsung ataupun mencoba
mengoprasikan sistem tersebut, karena
1. Walikota Batu, sebagai pembimbing tidak adanya kapabilitas ASN dan tidak
sekaligus pembina bagi kelancaran semuanya memahami inovasi ICT sehingga
BATT (Batu Among Tani menjadikan tantangan bagi pemerintah itu
Technology) sendiri. Disinilah menjadi titik kelemahan
pemerintah ketika SDM menjadi point
2. Sekretaris Daerah, sebagai penting dalam penyelenggaraan
penanggungjawab pelaksanaan pemerintahan modern (Sartika &
program BATT (Batu Among Tani Kusumaningrum, 2018).
Technology)
Berdasarkan hasil wawancara
3. Dinas Komunikasi dan Informatika dengan Bapak Yossy selaku Kepala Seksi
Kota Batu sebagai OPD penyusun Tata Kelola dan Pengembangan Teknologi
atau sebagai fasilitator dari BATT menyatakan bahwa:
(Batu Among Tani Technology)
“Dalam mengembangkan aplikasi
4. SKPD Dinas Kota Batu, sebagai berbasis ICT tersebut Pemerinah Kota Batu
menindaklanjuti laporan tidak memiliki SDM yang cukup untuk
memahami dan mengoperasikan aplikasi
5. Privat Sector, sebagai mitra tersebut, oleh sebab itu Pemerintah Kota
pelaksana dan penyedia alat Batu membeli ketiga aplikasi tersebut satu
paket dengan perangkat pengoperasiannya”.
6. Masyarakat, sebagai penerima
manfaat Dengan merujuk pada hasil
wawancara tersebut melihatkan bahwa
Kendati demikian inovasi yang kapabilitas SDM menjadi central point
dikarsai oleh Walikota Batu Eddy Rumpoko untuk mewujudkan ICT di sektor publik dan
yaitu aplikasi BATT (Batu Among Tani menjelaskan bahwa pemerintah tidak hanya
Technology) khususnya Among Warga menjadi single actor untuk menciptakan

8
PERSPEKTIF, 6 (2) (2018): 106-111

inovasi melainkan butuh beberapa aktor tidak adanya ketersedian SDM yang
untuk menunjang inovasi tersebut (lihat memumpuni dalam persoalan ICT.
gambar 2). Selanjutnya dengan Hal ini menjadi pengaruh langsung
berkembangya sistem pemerintahan di dari penyediaan fasilitas yang
Indonesia dari sistem sentralistik menjadi mendukung penerapan ICT.
sistem desentralistik atau desentralisasi, ini
menunjukan bahwa pemerintah harus 2. Faktor kepemimpinan menjadi
selalu siap dengan segala perubahan yang persoalan yang ada di pemerintah
ada, karena di era desentralisasi Kota Batu, karena tidak adanya
membutuhkan pemerintah daerah yang kepercayaan diri dan rendahnya
memiliki kapasitas dan kapabilitas kemauan pemerintah untuk
(Nuradhawati, 2019). merancang sendiri inovasi tersebut
sehingga dalam mendevelopment
Secara garis besar faktor -faktor aplikasi tersebut diserahkan
tersebut merupakan problem serius yang di kepada privat sector.
hadapi dalam pemanfaatan ICT di
pemerintah Kota Batu. Menurut 3. Faktor budaya masyarakat, dengan
(Pamungkas et al., 2020) faktor kegagalan hal ini masyarakat menjadi actor
penerapan ICT di Indonesia adalah tunggal untuk menyukseskan
Infrastruktur, Kepemimpinan dan Budaya program-program pemerintah.
Masyarakat. Namun disisi lain keterlibatan
masyarakat Kota Batu dalam
merespon inovasi tersebut masih
dikatakan kurang, karena
masyarakat Kota Batu masih
BUDAYA
MASYARAKAT KEPEMIMPINAN banyak yang enggan untuk
mempergunakan aplikasi ini
dikarenakan aplikasi ini berbayar
dan tidak saling terintergeasi satu
sama lain.
INFRASTRUKTUR
Dalam konsep tata kelola
pemerintahan yang inovatif ditentukan
Gambar 5. Faktor-faktor kegagalan penerapan ICT kepada tiga faktor tersebut untuk saling
sebagai sarana pelayanan public mendukung guna menyukseskan
Sumber: Diolah berdasarkan data lapangan, (2021) penerapan ICT. Menurut (Andhika et al.,
2018) konsep tata kelola pemerintahan
yang inovatif dan didukung dengan
Dilihat dari ketiga factor tersebut penerapan ICT di sector inovasi berdampak
sejatinya memiliki keterkaitan yang mana pada menikatnya public trust. Bahwa hal
memperlihatkan bahwa dinamika yang tersebut menguatkan apa yang dikatakan
selama ini ada di pemerintah Kota Batu oleh mayoritas scholar dengan adanya
dalam memanfaatkan ICT dipengaruhi oleh teknologi informasi data membantu
budaya masyarakat, kepemimpinan dan pekerjaan organisasi publik dalam
infrastruktur. Untuk memperjelas memecahkan masalah sosial yang
bagaimana tiga factor tersebut saling berkembang dikalangan masyarakat
keterkaitan, berikut uraianya: (Kuziemski & Misuraca, 2020).

1. Faktor infrastruktur yang mana Meskipun secara faktanya


dalam implementasi Among Warga pemerintah Kota Batu tidak memiliki

9
Nama Penulis Pertama, Penulis Kedua & Penulis Ketiga, Judul artikel hanya satu baris, Cambria 10

kapabilitas dalam mengelola ICT sebagai kinerjanya. Sebagai inovasi daerah, Among
produk inovasi, namun pada tahun 2020 Warga banyak melibatkan stakeholder
pemerintah Kota Batu mencoba kembali dalam percanganya. Meskipun Inovasi
mengintergrasikan dari ketiga program berbasis ICT di Kota Batu sudah ada,
Batu Among Tani Teknologi (BATT) untuk namun secara faktanya inovasi yang
dijadikan satu aplikasi yang terintergrasi, digagas oleh pemerintah Kota Batu masih
gratis, dan mudah dipahami oleh belum seluruhnya berhasil mengubah
masyarakat Kota Batu secara luas. Melalui mekanisme ICT menjadi inovasi publik.
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Karena ditemukan bahwa tidak adanya
Batu selaku fasilitator, privat sector, dan institutional agreement pemerintah Kota
masayarakat diharapkan dapat saling Batu dalam development aplikasi Among
berkolaborasi dengan baik untuk tujuan Warga dan inovasi Among Warga
yang sama yaitu provit orientit baik untuk cenderung menitik beratkan pada privat
pemerintah kota batu itu sendiri maupun sector untuk mengelola aplikasi tersebut.
privat sector dan masyarakat. Dengan Hal itu karena dipengeruhi oleh kapabilitas
terintergrasi dari ketiga program Batu SDM pemerintah Kota Batu yang minim
Among Tani Teknologi menjadi satu dalam mengelola inovasi berbasis ICT.
aplikasi, nantinya dapat membantu Untuk menjamin keberlangsungan
Pemerintah Kota Batu dan masyarakat Kota inovasi berbasis ICT, inovasi Among Warga
Batu saling terintegrasi pula dalam membutuhkan konsep pemerintahan yang
melaksanakan inovasi pelayanan publik. transformative dan inovatif. Di lain sisi
Dengan, niatan membuat dan mengelola kesiapan pemerintah dalam mendukung
aplikasi itu sendiri nantinya cita-cita ICT juga harus direncanakan dengan
pemerintah Kota Baru bisa menciptakan matang. Ada tiga factor yang harus di
aduan masyarakat secara cepat, efektif, dan perhatikan dalam perencanaan ICT untuk
efisien. dijadikan sebagai produk inovasi, Pertama,
factor infrastruktur (SDM), Kedua, Faktor
SIMPULAN Kepemimpinan, dan Ketiga, budaya
asyarakat. Dengan mengacu pada tiga
Peran Information and faktor tersebut memungkinkan organisasi
communication technology (ICT) dalam pemerintah dapat merubah ICT sebagai
penyelenggara pemerintahan sangat mekanisme inovasi pelayanan publik di
mendukung visualisasi ide terhadap level pemerintahan daerah. Adapun dari
system tata kelola pemerintahan yang hasil penelitian ini menjukan bahwa
inovatif dan memungkinkan interaksi pemanfaatan ICT dalam menciptakan
positif antara pemerintah dan masyarakat. produk-produk inovasi membutuhkan
Disisi lain pemanfaatan ICT menjadi objek beberapa komponen pendukung lainya,
prioritas yang harus dipahami oleh sehingga tidak hanya berfokus pada
seluruh pemerintahan baik itu di pusat teknologi saja namun ada beberapa hal
ataupun di level daerah sebagai standar yang harus diperhatikan. Sehingga untuk
pelayanan di era digital. Kota Batu penelitian kedepan tentang inovasi sector
merupakan salah satu kota yang telah public berbasis ICT, dapat mendiskusikan
menggunakan kencanggihan teknologi komponen-komponen inovasi dalam
sebagai basis inovasi lokal. Satu di analisisnya.
antaranya adalah Among Warga yang
betujuan memecah permasalahan sosial
terkait layanan pengaduan masyarakat DAFTAR PUSTAKA
yang menekankan pada kecepatan layanan Adawiyah, P. R. (2018). Inovasi Dalam Pelayanan
berdasarkan data real time dengan
Publik Di Mall Pelayanan Publik Kabupaten
menggunakan teknologi sebagai acuan

10
PERSPEKTIF, 6 (2) (2018): 106-111

Banyuwangi. Politico, 18(2), 265–275. variety in an emerging policy paradigm.


https://doi.org/10.32528/politico.v18i2.1659 Research Policy, 48(4), 880–894.
Ammons, D. N., Smith, K. W., & Stenberg, C. W. https://doi.org/10.1016/j.respol.2018.10.028
(2012). The Future of Local Government. State Dorsman, S. J., Tummers, L. G., & Thaens, M. (2014).
and Local Government Review, 44(1_suppl), Understanding public sector innovations: The
64S-75S. role of leadership activities for a climate for
https://doi.org/https://doi.org/10.1177/016 innovation. ResearchGate, 31(0).
0323x12454143 Ekawati, S. (2017). Is Decentralization Improving
Arsy, M., Jayaprana, U., Hayuhardhika, W., Putra, N., Public Services?A Study of Forestry Company’s
& Dwi, A. (2019). Evaluasi Penerimaan Aplikasi Perception towards Government Services
Mobile Among Warga Smart City Pemerintah Before and After Decentralization. Jurnal
Kota Batu Menggunakan Model UTAUT. 3(7), Analisis Kebijakan Kehutanan, 14(1), 79–92.
6386–6395. https://doi.org/10.20886/jakk.2017.14.1.79-
Aziz, F. N., & Roziqin, A. (2020). The Perspective of 92
Bureaucratic Reform (Kang Yoto’s Leadership) Gieske, H., George, B., van Meerkerk, I., & van
in Bojonegoro. Jurnal Analisis Kebijakan Dan Buuren, A. (2020). Innovating and optimizing
Pelayanan Publik, 6(2), 126–142. in public organizations: does more become
Clarke, A. (2020). Digital government units: what less? Public Management Review, 22(4), 475–
are they, and what do they mean for digital era 497.
public management renewal? International https://doi.org/10.1080/14719037.2019.158
Public Management Journal, 23(3), 358–379. 8356
https://doi.org/10.1080/10967494.2019.168 Kusumasari, B., Pramusinto, A., Santoso, A. D., &
6447 Fathin, C. A. (2019). What shapes public sector
Creswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative, innovation? Public Policy and Administration,
Quantitative, and Mixed Methods Approaches. 18(4), 430–446.
Sage Publication. https://doi.org/10.13165/VPA-19-18-4-05
Demircioglu, M. A. (2019). Why does innovation in Kuziemski, M., & Misuraca, G. (2020). AI governance
government occur and persist? Evidence from in the public sector: Three tales from the
the Australian government. Asia Pacific frontiers of automated decision-making in
Journal of Public Administration. democratic settings. Telecommunications
https://doi.org/10.1080/23276665.2019.169 Policy, 44(6), 101976.
2570 https://doi.org/10.1016/j.telpol.2020.101976
Denford, J., Dawson, G., & Desouza, K. (2017). Ma, L., Liu, Z., Huang, X., & Li, T. (2019). The Impact
Exploring IT-Enabled Public Sector Innovation of Local Government Policy on Innovation
in U.S. States. Proceedings of the 50th Hawaii Ecosystem in Knowledge Resource Scarce
International Conference on System Sciences Region: Case Study of Changzhou, China.
(2017), 5174–5183. Science, Technology and Society, 24(1), 29–52.
https://doi.org/10.24251/hicss.2017.628 https://doi.org/10.1177/0971721818806096
Diercks, G., Larsen, H., & Steward, F. (2019). Manoharan, A. P., & Ingrams, A. (2018).
Transformative innovation policy: Addressing Conceptualizing E-Government from Local

11
Nama Penulis Pertama, Penulis Kedua & Penulis Ketiga, Judul artikel hanya satu baris, Cambria 10
Government Perspectives. State and Local Management Review, 17(1), 25–40.
Government Review, 50(1), 56–66. https://doi.org/10.1108/inmr-11-2018-0080
https://doi.org/10.1177/0160323x18763964 Rahmadanita, A., Santoso, E. B., & Wasistiono, S.
Mubin, F., & Roziqin, A. (2018). Meritocracy of (2019). Implementasi Kebijakan Smart
Bureaucracy in Indonesia. International. Government Dalam Rangka Mewujudkan
Journal of Social Science and Humanity, 8, 241– Smart City Di Kota Bandung. Jurnal Ilmu
246. Pemerintahan Widya Praja, 44(2), 81–106.
https://doi.org/10.18178/ijssh.2018.8.8.968 https://doi.org/10.33701/jipwp.v44i2.279
Murtadho, I., & Rozqin, A. (2018). 26. Public Rogers, E. M., Singhal, A., & Quinlan, M. M. (2019).
Governance Perspective To Adressing Diffusion of innovations. In An Integrated
Development Problems in Surabaya City. Approach to Communication Theory and
241(IcoSaPS), 109–114. Research, Third Edition.
https://doi.org/10.2991/icosaps-18.2018.26 https://doi.org/10.4324/9780203710753-35
Nuradhawati, R. (2019). Dinamika Sentralisasi Dan Rozikin, M., Hesty, W., & Sulikah, S. (2020).
Desentralisasi Di Indonesia. Jurnal Academia Kolaborasi dan E-Literacy: Kunci Keberhasilan
Praja, 2(01), 152–170. Inovasi E-Government Pemerintah Daerah.
https://doi.org/10.36859/jap.v2i01.90 Jurnal Borneo Administrator, 16(1), 61–80.
Nurmandi, A., Kozin, M., & Salahudin. (2018). https://doi.org/10.24258/jba.v16i1.603
Pelayanan Sektor Publik. University Press, Sartika, D., & Kusumaningrum, M. (2018).
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil
OECD Comparative Study. (2016). Digital Negara di Lingkungan Pemerintah Provinsi
Government Strategies for Transforming Kalimantan Timur. Jurnal Borneo
Public Services in the Welfare Areas. Oecd, 63. Administrator, 13(2), 131–150.
http://www.oecd.org/gov/digital- https://doi.org/10.24258/jba.v13i2.310
government/Digital-Government-Strategies- Snyder, H. (2019). Literature review as a research
Welfare-Service.pdf methodology: An overview and guidelines.
Osborne, S. P., & Brown, L. (2011). Innovation, Journal of Business Research, 104(August),
public policy and public services delivery in 333–339.
the UK. The word that would be king? Public https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2019.07.03
Administration, 89(4), 1335–1350. 9
https://doi.org/10.1111/j.1467- Trommel, W. (2020). Good Governance as Reflexive
9299.2011.01932.x Governance: In Praise of Good Colleagueship.
Pamungkas, A. R., Nugroho, L. E., & Sulistyo, S. Public Integrity, 22(3), 227–235.
(2020). Evaluasi Faktor Kegagalan Sistem https://doi.org/10.1080/10999922.2020.172
Informasi Pada Kesiapan Penerapan E- 3356
Government: Studi Literatur. JIKO (Jurnal Velsberg, O., Westergren, U. H., & Jonsson, K. (2020).
Informatika Dan Komputer), 3(3), 143–152. Exploring smartness in public sector
https://doi.org/10.33387/jiko.v3i3.2176 innovation - creating smart public services
Pratama, A. B. (2019). The landscape of public with the Internet of Things. European Journal
service innovation in Indonesia. Innovation & of Information Systems, 29(4), 350–368.

12
PERSPEKTIF, 6 (2) (2018): 106-111

https://doi.org/10.1080/0960085X.2020.176
1272
Walker, R. M. (2014). Internal and External
Antecedents of Process Innovation: A review
and extension. Public Management Review,
16(1), 21–44.
https://doi.org/https://doi.org/10.1080/147
19037.2013.771698
Widiyastuti, I. (2019). Tata Kelola Institusi,
Teknologi, dan Manusia: Bagaimana
Pemerintah Daerah Menangani Komponen
Smart City (Institutional, Technology, and
Human Governance: How Local Governments
Manage the Smart City’s Components).
JURNAL IPTEKKOM : Jurnal Ilmu Pengetahuan
& Teknologi Informasi, 21(2), 93.
https://doi.org/10.33164/iptekkom.21.2.201
9.93-108

13

Anda mungkin juga menyukai