Penerapan Sistem Online Single Submission (OSS) di Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bitung.
ERNI PEBRIANTI
ARIE J. RORONG
RULLY MAMBO
ernipebrianti21@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem Online Single Submission
(OSS) di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bitung.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi dengan Teknik analisis data bedasarkan
Miles dan Hubermani. Berdasarkan hasil penelitian, penerapan sistem Online Single Submission (OSS)
pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bitung telah
sepenuhnya beroperasi dan berjalan optimal, dimana sumber daya manusia dan infrastruktur yang
memadai untuk melaksanakan pelayanan setiap hari. Masyarakat memahami maksud dan tujuan
penerapan sistem OSS.
Kata Kunci: Penerapan, Sistem, Organisasi, Interpretasi, Aplikasi
masyarakat umum, dunia usaha, dan instansi pelaku usaha, kementerian atau lembaga,
pemerintah, dimaksudkan untuk diperkuat dan pemerintah daerah, dan pengelola Kawasan
ditingkatkan dengan pemanfaatan teknologi Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan
informasi. Pemerintah menggunakan Perdagangan Bebas Pelabuhan Bebas
teknologi sebagai alat untuk memfasilitasi (KPBPB).
sistem administrasi yang mudah, terjangkau, Untuk dan atas nama Menteri, Ketua
cepat, dan efisien untuk menghadirkan Dewan Gubernur, atau Bupati/Walikota,
fasilitas publik berupa E-Government untuk lembaga OSS memberikan izin terintegrasi
memberikan pelayanan publik kepada secara elektronik (OSS) kepada pelaku usaha
masyarakat luas. melalui Pelayanan Penanaman Modal dan
Pelayanan perizinan merupakan contoh Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP).
dimana pengusaha masih sering mengeluhkan Bagi pelaku usaha, seperti badan usaha atau
pelayanan yang ada. Setiap pengusaha perseorangan, perusahaan mikro, kecil,
menginginkan pelayanan yang cepat dan menengah, dan besar, OSS digunakan untuk
mudah, namun sering kali dalam proses mempermudah proses pengurusan izin usaha.
pengurusan izin yang terlalu berbelit-belit, Usaha perseorangan atau unit usaha, baik
waktu penyelesaian yang tidak sesuai yang baru berdiri maupun yang sudah
harapan, masalah biaya, persyaratan yang berjalan, maupun usaha yang modalnya
tidak transparan, sikap petugas yang tidak merupakan campuran modal dalam negeri dan
tanggap dll. Dengan adanya dukungan dari E- modal asing.
Government, pemerintah berupaya untuk Misi Dinas Penanaman Modal dan
memperkenalkan sistem berbasis online. Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)
Pemerintah memungkinkan untuk melakukan Kota Bitung adalah memberikan pelayanan
semua kegiatan yang ada melalui E- kepada masyarakat terkait perizinan dan
Government, mulai dari penyediaan informasi penanaman modal. PTSP Kota Bitung
pemerintah, pelayanan perizinan, informasi menawarkan tiga layanan untuk itu hal
kesehatan, dan jenis pelayanan publik lainnya. tersebut relevan dengan Peraturan Pemerintah
Alhasil, pemerintah menerapkan sistem Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan
Online Single Submission (OSS) dalam upaya Perizinan Terintegrasi Secara Elektronik.
menggelar layanan perizinan melalui E- Adapun layanan yang dimaksudkan adalah
Government. layanan mandiri, perbantuan, dan khusus bagi
Online Single Submission (OSS) investor di KEK Bitung. Pelayanan
merupakan sistem terbaru pemerintah untuk Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
membantu pelaku usaha dalam memperoleh Satu Pintu Kota Bitung telah menggunakan
izin sesuai Peraturan Presiden Nomor 91 OSS sejak tahun 2018. Masih terdapat
Tahun 2017 tentang Percepatan beberapa kendala dalam penerapan sistem
Penyelenggaraan Usaha dan Peraturan Online Single Submission dalam hal
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang penyediaan pelayanan terkait dengan
Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi penerapan perizinan yang terintegrasi secara
Secara Elektronik untuk Mendirikan Usaha elektronik di Pelayanan Terpadu Satu Pintu
atau Memperoleh Izin Usaha dari dan Pelayanan Terpadu Kota Bitung.
Kementerian Koordinator Bidang Penggunaan alat berbasis teknologi seringkali
Perekonomian. OSS ini digunakan oleh mengalami masalah pemblokiran layanan saat
18
Jurnal Administrasi Publik
JAP No.2 Vol. IX (2023)
Hal. 1– 16
Publish. 10 Maret 2023
mengakses situs website OSS, dan jaringan Digital Government Smart City di Kota
internet yang kurang maksimal, membuat Manado ternyata kurang optimal.
pelaksanaan pelayanan masih belum Beberapa kendala menjadi penghambat
maksmimal. Dan juga masih kurangnya beroperasinya Digital Government Smart
sumber daya manusia khusunya yang City Kota Manado. Kota Manado masih
menguasai bidang teknologi informasi, kekurangan sumber daya manusia
sehingga PTSP kewalahan saat melayani dengan pendidikan perguruan tinggi dan
masyarakat yang datang untuk mengurus izin. keterampilan teknis/informasi. Hal ini
Adanya permasalahan tersebut sangat berdampak pada kemampuan perangkat
menghambat penerapan sistem Online Single untuk memahami dan
Submission (OSS) di Dinas Penanaman Modal mengimplementasikan program yang
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu ada. Ketidakefisienan mekanisme
(DPMPTSP) Kota Bitung. Jika kebijakan sosialisasi yang digunakan
tersebut diterapkan, pasti akan ada kendala mengakibatkan ketidaktahuan dan
yang harus diatasi, dan kebijakan yang kesalahpahaman masyarakat terhadap
diterapkan memang sangat sesuai untuk penerapannya. Dengan adanya layanan
menyelesaikan semua permasalahan yang ada digital yang disediakan pemerintah
dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan melalui Program Manado City Smart
yang ada di DPMPTSP Kota Bitung. Oleh City, anggaran untuk memenuhi
karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan kebutuhan infrastruktur TI akan
penelitian dengan judul “Penerapan Sistem mengarah pada penerapan Digital
Online Single Submission (OSS) di Dinas Government Smart City. Hal ini cocok
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu untuk memenuhi penyediaan fasilitas IT
Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bitung”. di Manado.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Deswina
TINJAUAN PUSTAKA Dede Pratiwi, Arie J. Rorong, Joorie M.
Ruru (2017) yang berjudul ‘Efektivitas
Penelitian Terdahulu
Pelayanan Izin Usaha Perdagangan pada
1. Penelitian yang dilakukan oleh Elvis
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Ruru, Florence D. J. Lengkong, Rully
Terpadu Satu Pintu Kota Manado’.
Mambo (2020) yang membahas tentang
Tujuan dilakukan penelitian ini untuk
“Implementasi Program Digital mengetahui Efektivitas Pelayanan Usaha
Government Smart City Kota Manado”.
Perdagangan pada Dinas Penanaman
Penelitian ini bertujuan untuk
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
mengetahui Implementasi Digital
Kota Manado. Metode penelitian
Government Smart City Kota Manado. kualitatif dengan pendekatan deskriptif
Penelitian ini menggunakan metode
digunakan dalam penelitian ini.
penelitian kualitatif. Teknik
Pelayanan yang diberikan dalam
pengumpulan data yang dilakukan adalah pemberian izin usaha perdagangan pada
menggunakan aktivitas wawancara,
Kantor Badan Pelayanan Perizinan
observasi lapangan dan sumber
Terpadu Kota Mando menjadi fokus
dokumentasi. Tiga prinsip utama yang
penelitian ini. Menurut Lubis dan
digunakan yaitu organisasi, interpretasi Huseini, efektivitas diukur dengan
dan penerapan/aplikasi. Implementasi
19
Jurnal Administrasi Publik
JAP No.2 Vol. IX (2023)
Hal. 1– 16
Publish. 10 Maret 2023
pendekatan proses dan lima indikator perizinan oleh dua instansi yaitu BKPM
kunci: efisiensi pelayanan, prosedur dan Badan Perizinan yang membutuhkan
pelayanan, daya tanggap pegawai, proses yang memakan waktu lama untuk
koordinasi antara pimpinan dan transfer data dari Badan Perizinan ke
bawahan, dan infrastruktur. Pelayanan BKPM atau sebaliknya. sinkronisasi dan
perizinan usaha perdagangan di Dinas harmonisasi peraturan penanaman modal
Penanaman Modal dan Pelayanan pusat dan daerah dalam rangka
Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota penyusunan rekomendasi penghapusan
Manado masih belum optimal dari segi peraturan pusat dan daerah yang
efisiensi waktu dalam pengurusan izin menghambat penanaman modal. Belum
usaha perdagangan dan belum memenuhi ada Peraturan Pemerintah Provinsi Sulut
kerangka waktu DPMPTSP Kota khusus yang mengatur penanaman
Manado. Infrastruktur kantor yang tidak modal. Mengingat penanaman modal
memadai, termasuk operasi back office merupakan kegiatan usaha, maka Perda
dan penyampaian layanan, personel Retribusi Daerah, Peraturan Perizinan
kantor, dan tim teknis. Daerah, serta Peraturan dan Pelayanan
3. Eli Kristian Sarwahabagih, Joyce Jacinta Usaha merupakan Perda yang banyak
Rares, Joorie M. Ruru (2016) dalam kaitannya dengan kegiatan penanaman
penelitiannya ytang berjudul modal tersebut. Masalah lain termasuk
“Implementasi Kebijakan Sistem kurangnya pemahaman masyarakat
Pelayanan Informasi Perizinan Investasi umum sebagai akibat dari sistem
di Badan Koordinasi Penanaman Modal SPIPISE.
Provinsi Sulawesi Utara”. Sistem
Pelayanan Informasi Perizinan dan KONSEP TEORI
Penanaman Modal secara Elektronik
Konsep Penerapan
(SPIPISE) adalah inovasi pelayanan
Dalam Kamus Besar Bahasa
publik yang bertujuan untuk
mewujudkan pelayanan perizinan dan Indonesia (KBBI), penerapan adalah alat yang
digunakan, dipasang, dan dipraktikkan.
non perizinan yang lebih baik. Penelitian
Praktek teori, prosedur, dan hal-hal lain yang
ini menggunakan metode deskriptif yang
telah direncanakan dan dipersiapkan
dipadukan dengan pendekatan kualitatif.
Teori yang digunakan dalam penelitian sebelumnya untuk mencapai tujuan tertentu
dan manfaat yang diharapkan dari suatu
ini adalah teori implementasi kebijakan
kelompok dan diklaim sebagai tindakan
publik Edward III (1980) yang terdiri
merupakan ciri penerapan yang disebutkan
dari empat indikator penting yaitu
komunikasi, sumber daya, sikap, dan oleh beberapa ahli. Dalam Ismail (2022),
Badudu dan Zain mendefinisikan penerapan
struktur birokrasi. Dari hasil penelitian
sebagai metode atau hasil. Menurut Lukman
menunjukkan bahwa terdapat beberapa
kendala dan permasalahan dalam Ali dalam (Wahab, 2016) “penerapan
merupakan mempraktekkan atau
penerapan SPIPISE ini sebagai berikut:
memasangkan”.
Model investasi di kawasan bersifat
dualistik. Hal ini ditunjukkan dengan Penerapan merupakan kegiatan yang
masih dilakukannya pembinaan mencakup tiga komponen penting dalam
20
Jurnal Administrasi Publik
JAP No.2 Vol. IX (2023)
Hal. 1– 16
Publish. 10 Maret 2023
pelaksanaanya. (Wahab, 2016) Elemen Gelinas dan Dull dalam (Faizal & Putri,
penerapan adalah: 2017).
a. Program akan dilaksanakan. Berdasarkan pengertian tersebut, sistem
b. Program tersebut memiliki kelompok terdiri dari sejumlah elemen, atau bagian yang
sasaran yaitu masyarakat dan diharapkan teratur, yang bekerja sama untuk mencapai
dapat memperoleh manfaat dari program tujuan tertentu.
tersebut. Konsep Implementsasi Kebijakan
c. Ada organisasi pelaksana atau individu Jones dalam (Mulyadi, 2016),
yang bertugas mengatur, mengelola, mengartikan implementasi sebagai “kegiatan
melaksanakan, dan mengawasi proses ini dimaksudkan untuk melaksanakan
pelaksanaan. program” (proses mewujudkan program
Berdasarkan pengertian tersebut, Tindakan sampai terlihat hasilnya). "Tindakan
mempraktikkan teori, metodologi, dan konsep pemerintah," menurut Horn dan Meter dalam
lain untuk mencapai tujuan tertentu disebut (Pontoh dkk., 2021), adalah "tindakan yang
sebagai penerapan. diambil oleh individu atau kelompok publik
Konsep Sistem dan swasta yang mewakili pencapaian tujuan
kebijakan sebelumnya." Oleh karena itu,
Sistem adalah kumpulan aktivitas,
implementasi adalah tindakan yang diambil
komponen, elemen atau variabel yang
setelah kebijakan ditetapkan. Implementasi
diorganisasikan, berinteraksi dan
adalah proses dimana suatu kebijakan
berhubungan satu sama lain untuk mencapai
mencapai tujuannya.
tujuan tertentu. Suatu sistem terdiri dari tiga
bagian: input, pemrosesan, dan output. Suatu Setelah undang-undang disahkan,
sistem tidak dapat dipisahkan dari undang-undang tersebut harus diterapkan
lingkungannya. Sebuah organisasi dianggap untuk menciptakan program, kebijakan,
sebagai sistem juga memiliki semua elemen manfaat, atau efek yang dapat diamati.
tersebut. Sistem organisasi dapat berfungsi Tindakan pemangku kepentingan, khususnya
dengan baik jika dapat mengubah input birokrat, untuk menjalankan program
menjadi output yang berguna bagi mereka termasuk dalam implementasi. Ripley dan
yang membutuhkan. Menurut Hamin Tohari Frankin dalam (Winarno, 2002).
dalam (Faizal & Putri, 2017) “sistem adalah Implementasi adalah suatu konsep dinamis
kumpulan dari elemen, komponen, atau yang memerlukan upaya berkelanjutan untuk
variabel yang terstruktur dan saling mencari tau apa yang sedang terjadi. Jones
bergantung”. dalam (Ponto & Tasik, 2016). Implementasi
mengatur kegiatan yang mengarah pada
Sistem merupakan pengaturan yang
penempatan program, khususnya tiga (3)
terdiri dari berbagai bagian fungsional
kegiatan utama yang paling penting dalam
(termasuk unit dan tugas fungsional yang
mewujudkan pedoman tersebut. Jadi
berbeda) yang bekerja sama untuk
implemetasi adalah kegiatan fungsional dari
melaksanakan prosedur tertentu. Juga
perspektif organisasi dapat dilihat dari aktor
dikatakan sebagai kumpulan elemen yang
atau Lembaga yang berperan dalam
saling berhubungan atau terintegrasi yang
pelaksanaan program dengan menitikberatkan
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
pada peran birokrat. Dari sudut intervensi
dapat lain yang terlibat dalam
21
Jurnal Administrasi Publik
JAP No.2 Vol. IX (2023)
Hal. 1– 16
Publish. 10 Maret 2023
menyelenggarakan program tertentu. Melihat yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang
proses ini dijalankan oleh para eksekutif, ditetapkan oleh keputusan kebijakan disebut
birokrat dan beberapa pihak. sebagai implementasi kebijakan.
Kata kebijakan (policy) memiliki Konsep E-Governance
banyak arti. Menurut James Anderson dalam
Nurhadryani dalam (Ilham, 2021),
(Wahab, 2016), kebijakan atau perumusan
menyatakan bahwa istilah E-Governance
kebijakan adalah seperangkat tindakan yang
mengandung dua unsur penting yakni
ditempuh dan dilakukan oleh seorang actor
“Governance” sebagai konsep utama
atau sekelompok actor dengan tujuan tertentu
sementara “E” atau “Electronic” berfungsi
dalam rangka memecahkan suatu masalah
sebagai alat untuk meningkatkan proses
tertentu. Jenkins dalam Pontoh dkk., (2021),
Governance. Governance berarti
kebijakan merupakan serangkaian keputusan
pemerintahan dan, Electronic menurut KKBI
yang saling berhubungan dengan memilih
adalah alat yang dibuat berdasarkan prinsip-
tujuan dan cara untuk mencapai tujuan
prinsip elektronik. Oleh karena itu, E-
tertentu.
Governance adalah pemerintahan elektronik.
Carl Friedrich dalam (Wahab, 2016)
E-Governance merupakan
memandang kebijakan sebagai suatu bentuk
pemanfaatan jaringan teknologi informasi dan
kebijakan oleh indivifu, kelompok, atau
komunikasi untuk mendorong implementasi
pemerintah dalaam keadaan tertentu dalam
pemerintahan dalam rangka menuju efisiensi
kaitannya dengan kecacatan tertentu, mencari
dan efektivitas yang penggunaannya secara
cara untuk mencapai tujuan yang diharapkan
terpadu. Menurut Sosiawan dalam ilham
sebagai tindakan yang mengarah ke tujuan
(2021), ciri-ciri konsep E-Government adalah:
yang diusulkan.
Menurut berbagai definisi kebijakan a. E-govovernment merupakan metode
(policy), kebijakan adalah sekumpulan interaksi baru (modern) antara
keputusan atau tindakan yang diambil oleh pemerintah, masyarakat, dan pemangku
pemerintah untuk memecahkan masalah guna kepentingan (stakeholders).
mencapai suatu tujuan tertentu. Individu atau
kelompok memilih dan melaksanakan b. Memanfaatkan teknologi informasi,
tindakan atau program. khususnya pengguna internet, untuk
Implementasi kebijakan menurut meningkatan kualitas pelayanan
Nugroho, (2021) adalah cara suatu kebijakan pemerintah;
mencapai tujuannya. Ada dua cara untuk
E-Governance merupakan suatu bentuk
mewujudkan kebijakan ini: secara langsung
pemerintahan yang menggunakan teknologi
melalui program atau secara tidak langsung
informasi dan komunikasi (TIK) untuk
melalui pembuatan kebijakan publik turunan.
melibatkan pemerintah dan masyarakat lokal
“Implementasi kebijakan”, berdasrkan Van
(warga), dan antar pemerintah, untuk
Meter dan Van Horn dalam (Winarno, 2002),
mencapai tata pemerintahan yang baik.
merupakan suatu tindakan yang dilakukan
Interaksi antara ekonomi global (bisnis) dan
oleh seseorang, kelompok, atau individu
tata kelola pemerintah di tingkat local,
dalam pemerintahan untuk mencapai tujuan
nasional dan internasional.
yang telah ditetapkan oleh keputusan
kebijakan sebelumnya. Jadi, suatu kegiatan Konsep Online Single Submission
22
Jurnal Administrasi Publik
JAP No.2 Vol. IX (2023)
Hal. 1– 16
Publish. 10 Maret 2023
24
Jurnal Administrasi Publik
JAP No.2 Vol. IX (2023)
Hal. 1– 16
Publish. 10 Maret 2023
usaha maupun turun langsung ke lapangan dari Lembaga OSS, versi 1.1 izin yang
dengan menggunakan Ceria Mobile. Ceria diterbitkan bisa secara otomatis tanpa harus
Mobile merupakan mobil pelayanan keliling ada verifikasi dari Lembaga OSS, versi 1.1
yang digunakan untuk melakukan pelayanan izin yang diterbitkan bisa secara otomatis
OSS sekaligus mensosialisasikan kepada tanpa harus ada verifikasi dari Lembaga OSS,
masyarakat mengenai pembuatan izin usaha versi 1.1 izin yang diterbitkan bisa secara
melalui OSS ini. dengan adanya sosialisasi otomatis tanpa harus ada verifikasi dari
diharapkan pelaku usaha dapat memahami Lembaga OSS. Untuk menindaklanjuti akan
setiap alur pembuatan izin di OSS dan juga hal tersebut maka pemerintah melakukan
agar masyarakat tahu bahwa selain OSS ini perubahan versi ke OSS RBA yang dimulai
bertujuan untuk pembuatan izin namun Tahun 2021. OSS RBA adalah izin usaha
masyarakat juga harus tahu aturan yang yang memungkinkan pelaku usaha untuk
mengatur sampai dengan perubahan- meluncurkan dan mengelola operasinya
perubahan sistem yang ada. sambil mengevaluasi toleransi risikonya.
Kegiatan usaha dikategorikan menurut tingkat
3. Penerapan/aplikasi risikonya sebagai risiko rendah, risiko
Penerapan/aplikasi merupakan aturan menengah rendah, risiko menengah tinggi,
rutin dari pelayanan, pembayaran, atau dan risiko tinggi.
lainnya yang disesuaikan dengan tujuan atau Undang-Undang Nomor 11 Tahun
instrumen program. Untuk penerapan sistem 2020 yang mengatur tentang penciptaan
Online Single Submission (OSS) di lapangan kerja, Peraturan Pemerintah Nomor
DPMPTSP Kota Bitung sudah berjalan 5 Tahun 2021 tentang perizinan usaha
dengan baik dan selama penerapannya yang berbasis risiko, dan Peraturan Pemerintah
kurang lebih empat tahun telah mengalami Nomor 6 tentang penyedia layanan perizinan
tiga kali perubahan sistem. Dimana saat usaha di daerah, semuanya diimplementasikan
terjadi masalah dalam aplikasi tersebut maka melalui OSS RBA. Dimana OSS RBA
sistem tersebut akan diperbahui oleh Lembaga merupakan kepanjangan dari Risk Based
OSS itu sendiri. Untuk perubahan sistem, Approach adalah perizinan berusaha
awal penerapann OSS di Tahun 2018 berbasisis risiko, dimana terdapat 3 risiko
menggunakan versi 1.0. kemudian Tahun yang ada di OSS yakni risiko rendah, sedang
2020 menggunakan versi 1.1, dan tahun 2021 dan tinggi. Sebelum diterapkannya OSS
menggunakan versi OSS RBA (Risk Based sebagai aplikasi perizinan sebelumnya
Approach) pada tahun 2021, dimana versi menggunakan SIMPELSIDU yaitu aplikasi
OSS RBA adalah izin usaha yang daerah seperti SICANTIK. Selama
memungkinkan pelaku usaha untuk memulai diterapkannya OSS di DPMPTSP Kota Bitung
dan menjalankan operasinya setelah banyak manfaat yang dirasakan oleh
ditentukan tingkat risikonya. Kegiatan usaha masyarkat khususnya pelaku usaha dimana
dikategorikan menjadi tiga kategori yakni pelaku usaha sangat dipermudah dalam
risiko rendah, risiko sedang dan tinggi. selain pengurusan izin, dan dengan ada izin usaha
penetapan tingkat risiko, dengan penetapan masyarakat juga bisa mendapatkan bantuan
peringkat skala kegiatan usaha seperti usaha selama Covid-19. Dalam pembuatan izin di
mikro dengan modal usaha maksimal 1 OSS sangat mudah dan persyaratan yang
milyar, untuk versi 1.1 izin yang diterbitkan dibutuhkan sangatlah mudah tidak ribet
bisa secara otomatis tanpa harus ada verifikasi
25
Jurnal Administrasi Publik
JAP No.2 Vol. IX (2023)
Hal. 1– 16
Publish. 10 Maret 2023
seperti sebelumnya dimana harus kesana 1. Sumber daya manusia yang ada di
kemari mengurus izin untuk persyaratan yang DPMPTSP Kota Bitung sudah cukup
dibutuhkan hanya KTP, NPWP, email, dan memadai dimana dalam pelaksanaan
HP android. Dan untuk waktu pembuatan satu tersebut ada petugas tambahan dari
izin di OSS tidak sampai 1 jam tergantung bidang lain jika sewaktu-waktu
KBLInya Jika KBLI hanya satu maka pelayanan melebihi batas maksimal,
pembuatan izin tersebut hanya 10-15 menit dan untuk sarana prasarana yang ada
tapi itu diluar kendala sistem dan jaringan semuanya sudah cukup memadai
yang kadang sering bermasalah. Untuk namun masih ada kendala yang
pembuatan izin di OSS tidak ada biaya dihadapi selama pelayanan yaitu
administrasi sedikit pun atau gratis. Tentunya gangguan sistem dan jaringan internet
terdapat jadwal pelaksanaan pelayanan OSS
2. pemahaman akan maksud dan tujuan
pada DPMPTSP Kota Bitung sesuai dengan
dari sistem OSS ini bagi pegawai/staf di
SK DPMPTSP No. 13 Tahun 2022 tentang
DPMPTSP sudah sepenuhnya
Penetapan Jam Pelayanan pada DPMPTSP
memahami begitu pun dengan
Kota Bitung, dimana untuk jadwal pelayanan
masyarakat atau pelaku usaha sudah
dilakukan di hari kerja yakni hari Senin
memahami namun untuk prosedur
sampai hari Jumat dan untuk jam pelayanan
pembuatan izin masih banyak yang
mulai hari Senin sampai Kamis mulai dari jam
belum mengerti akan prosedur yang ada
08:30- 17:00 dan untuk hari Sabtu jam 08:00-
di OSS, untuk pegawai sendiri itu
12:00. Namun ada tambahan pelayanan yakni
mereka tidak ingin tahu proses
di hari Sabtu dengan menggunakan Ceria
pembuatan karena menurut mereka itu
Mobile, dimana pelayanan menggunakan
bukan tupoksinya dan karena masih ada
Ceria Mobile ini merupakan pelayanan
pegawai yang belum mahir dalam
keliling yang diselenggarakan oleh
menggunakan komputer. Sedangkan
DPMPTSP Kota Bitung yang untuk
untuk masyarakat belum memahami
memberikan pelayanan bagi para pelaku
untuk proses pembuatan izin di OSS ini
usaha. Pelayanan Ceria Mobile ini dilakukan
khususnya para pelaku usaha mikro
di tiap-tiap kecamatan namun saat ini lebih
kecil menengah, itu dikarenakan
fokus pasar-pasar yang ada di Kota Bitung.
pemahaman akan istilah-istilah yang
Dalam penyelenggaraan suatu program
ada di OSS belum di mengerti
dibutuhkan dana untuk pengoperasian suatu
semuanya.
program, untuk pengoperasian Online Single
3. Dengan diterapkannya sistem Online
Submission di DPMPSP Kota Bitung tidak
Single Submission (OSS) di DPMPTSP
ada dana khusus yang diberikan oleh
pemerintah untuk pelaksanaan OSS ini namun Kota Bitung, dalam kegiatan pelayanan
rutin, penganggaran, dan lain-lain
untuk kegiatan diluar seperti pelaksanaan
sehubungan dengan pencapaian tujuan
Ceria Mobile itu ada dananya, namun dana
yang digunakan itu adalah dana dari pelaksanaan suatu program, telah
berjalan secara efektif dan optimal.
DPMPTSP yang dianggarkan dari dana
Dimana masyarakat atau pelaku usaha
APBD.
sangat dipermudah dalam pembuatan
PENUTUP izin usaha melalui OSS ini, dan dalam
Kesimpulan pembuatan izin usaha di OSS tidak ada
26
Jurnal Administrasi Publik
JAP No.2 Vol. IX (2023)
Hal. 1– 16
Publish. 10 Maret 2023
Ruru, E., Lengkong, F. D., & Mambo, R. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2021
(2020). Implementasi Program Digital tentang Penyelenggaraan Perizinan
Government Smart City Kota Manado. Berusaha di Daerah.
Jurnal Administrasi Publik, 6(95). Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2018
Saragih, E. K., Rares, J. J., & Ruru, J. M. tentang Penyelenggaraan Pelayanan
(2016). Implementasi Kebijakan Sistem Terpadu Satu Pintu Kota Bitung.
Pelayanan Informasi dan Perizinan SK DPMPTSP No. 13 Tahun 2022 tentang
Investasi di Badan Koordinasi Penetapan Jam Pelayanan pada Dinas
Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Penanaman Modal dan Pelayanan
Utara. Jurnal Administrasi Publik, Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota
3(41). Bitung.
Wahab, S. A. (2016). Analisis kebijakan: dari SK DPMPTSP NO. 25 Tahun 2022 tentang
formulasi ke penyusunan model-model Penetapan Petugas Layanan Online
implementasi kebijakan publik. Bumi Single Submission pada Dinas
Aksara. Penanaman Modal dan Pelayanan
Winarno, B. (2002). Teori dan proses Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota
kebijakan publik. Media Pressindo. Bitung.
Sumber Lainnya:
28