Disusun oleh :
● Fauzan Zain (212102033)
● Anisah Zhafirah (212102034)
● Dea Agripina Damaiyanti Simanjuntak (212102036)
Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi, merupakan sarana yang sangat penting
dan menjadi kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan masyarakat saat ini.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, Dinas Komunikasi
dan Informatika Kota Binjai telah menciptakan sistem aplikasi yang dapat dimanfaatkan
pemerintah masyarakat Kota Binjai yang diberi nama Binjai Satu Aplikasi, di dalamnya
terdapat beberapa fitur yaitu E-Ambulance, Ambulance Public Safety Center (PSC) 119,
E-Kelurahan.
Salah satu inovasi pelayanan E-Government yaitu diterapkan oleh pemerintah kota
binjai melalui Binjai Smart City (BSC) yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas
pelayanan publik di kota binjai.
Smart City adalah cara menghubungkan infrastruktur fisik, infrastruktur sosial, dan
infrastruktur ekonomi dalam sebuah kawasan dengan menggunakan teknologi ICT, yang
dapat mengintegrasikan semua elemen dalam aspek tersebut dan membuat kota yang lebih
efisien dan layak huni (Muliarto, 2015). Penerapan Smart City (Kota Cerdas) merupakan
praktiknya Good Governance dalam meningkatkan pelayanan publik terutama melalui
pemanfaatan teknologi e-government yang bertujuan dalam pembangunan kota.
Konsep smart city sendiri merupakan kemampuan suatu kota menggunakan sumber
daya manusia, modal dan infrastruktur telekomunikasi modern untuk mewujudkan
pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan kualitas kehidupan yang tinggi, dengan manajemen
sumberdaya yang bijaksana melalui pemerintahan berbasis masyarakat.
Selain itu juga diluncurkan Binjai Command Center, yang berfungsi sebagai pusat
pengendali seluruh program yang berbasis IT. Melalui aplikasi, masyarakat bisa
menyampaikan usulan kegiatan dalam pembangunan, mendaftar pelayanan kesehatan tanpa
harus mengantri, mengurus perizinan secara online. Penggunaan aplikasi akan
mempersingkat waktu pelayanan dan mencegah pungutan liar.
Binjai Smart City berdasarkan Peraturan walikota binjai Nomor 53 tahun 2017
tentang penyelenggaraan binjai smart city yaitu program pembangunan kota binjai menuju
kota cerdas yang dapat membantu masyarakat mengelola sumberdaya yang ada dengan
efisien dan memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat dalam melakukan kegiatan.
Saat pertama kali diluncurkan pada tahun 2017 terdapat lima aplikasi yang diluncurkan dalam
binjai smart city yaitu e-musrembang, e-masyarakat, e-dokter, e-perizinan, dan e-budgeting,
lalu sampai sekarang sudah dilakukan beberapa penambahan pelayanan melalui binjai smart
city yaitu E-Ra (rancangan anggaran), ePBB, LAPOR, e-Kliping dan berbagai layanan lain
yang bisa diakses masyarakat kota binjai.
Berkaitan dengan hal tersebut, Kota Binjai menjadi kota pertama di Provinsi Sumatera
Utara yang menerapkan smart city atas dasar Peraturan Walikota Binjai Nomor 53 Tahun
2017 Tentang Penyelenggaraan Binjai Smart City pada Dinas Komunikasi Dan Informatika
Kota Binjai dan juga merupakan implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Binjai tahun 2016-2021. Saat ini Pemerintah Kota Binjai telah
memiliki kebijakan publik dalam menerapkan e-Government Binjai Smart City yaitu
e-musrenbang, e-budgeting, e-sippadu, e-appointment dan e-masyarakat. Aplikasi
e-Government Binjai Smart City merupakan sebuah kebijakan publik dari Pemerintah Kota
Binjai sebagai pelayanan pemerintah berbasis internet atau online yang menjadi impian bagi
kota-kota besar di dunia.
Pembangunan sistem aplikasi pada dimensi smart people dan smart governance salah
satunya difokuskan pada pelayanan untuk masyarakat. Aplikasi yang dibuat adalah salah satu
program Pemerintah Kota Binjai dalam pengembangan Smart City di Kota Binjai dengan
tujuan, pemberi maupun penerima pelayanan pemerintah dapat menjadi sumber daya manusia
yang cerdas.
1. E-Musrembang
Aplikasi ini untuk menyusun anggaran yang dapat diakses oleh semua SKPD terkait,
setiap SKPD dapat mengetahui anggaran untuk SKPD nya dan dapat dilakukan revisi sesuai
dengan waktu yang ditentukan dengan ini dapat menghemat waktu dalam menyusun
anggaran dan juga transparan.
3. E-Perizinan
4. E-Masyarakat
5. E-Dokter
E-Dokter merupakan sistem pendaftaran pasien rawat jalan pada Rumah Sakit Daerah
menggunakan metode janji. Dimana calon pasien tidak perlu untuk antri panjang menunggu
di rumah sakit. Calon pasien melakukan registrasi online menggunakan Universitas Sumatera
Utara aplikasi e-dokter dan pasien akan mendapatkan waktu kunjungan di Poliklinik yang
dituju.
Hal ini membuktikan bahwa sudah terlaksananya asas kepentingan umum dalam
Good Governance, karena dalam pelaksanaan e-government di Kota Binjai terlihat bahwa
Pemerintah Kota Binjai lebih mengedepankan kepentingan umum dengan menerima berbagai
kritikan dan pengaduan-pengaduan masyarakat dan diusahakan secepat mungkin sejak
pengaduan tersebut di input oleh masyarakat melalui BSC. Konsep Smart City juga dibuat
oleh pemerintah untuk memotong jalur birokrasi dalam pengelolaan laporan dari masyarakat.
Banyak proses dan tahapan yang lebih disederhanakan dan disingkat seperti pembuatan surat,
menunggu persetujuan,dan meminta tanda tangan. Hal tersebut bisa menunjukkan bahwa
pelaksanaan jalur birokrasi untuk menanggapi keluhan masyarakat dipersingkat dengan
penggunaan jaringan yang terhubung dengan berbagai macam instansi pemerintah. Sehingga
team BSC tidak perlu lagi datang secara langsung ke dinas terkait untuk memberikan surat
disposisi laporan.
BSC muncul disebabkan oleh adanya kebutuhan untuk memperkenalkan layanan baru
dan untuk menyediakan pelayanan yang telah ada dengan cara yang baru, mudah dan hemat
biaya dari sudut pandang masyarakat. Untuk itu munculnya penerapan Konsep e-government
agar memudahkan interaksi masyarakat dengan pemerintah sekaligus untuk memotong waktu
dan biaya yang masyarakat butuhkan dalam menyalurkan aspirasi.
Infrastruktur teknologi informasi yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Binjai dinilai
sudah cukup baik. Hal ini terlihat dari ketersediaan komputer yang telah terhubung pada
jaringan lokal maupun Internet serta peralatan penunjang lainnya seperti printer dan scanner
yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab. Dalam
perkembangannya, jaringan komunikasi data menjadi bagian standar dari sistem informasi.
Ketersediaan komputer yang ada di BCC di Kota Binjai secara umum terlihat kurang
memadai untuk memenuhi kebutuhan dalam pelaksanaan e-government. Komputer yang
tersedia bukan computer desktop, tetapi berupa laptop. Keunggulan desktop dibandingkan
dengan laptop adalah komponen-komponen pada komputer lebih mudah untuk di bongkar
pasang/diganti dan juga peralatannya banyak dijual dipasaran. Komponen-komponen desktop
yang saling terpisah akan memudahkan teknisi komputer untuk mendeteksi dan memperbaiki
apabila terjadi kerusakan. Tetapi dengan adanya laptop, fleksibilitas pemanfaatan komputer
akan meningkat. Dalam hal kualitas, laptop yang ada masih harus ditingkatkan efektivitas
penggunaannya. Terdapat beberapa laptop yang tidak digunakan secara optimal sehingga
berdampak pada kualitas pelayanan publik dan kinerja dari staf yang ada di BCC. Di lain
pihak, beberapa Universitas Sumatera Utara komputer maupun perangkat pendukung yang
memiliki masalah belum ditangani lebih lanjut karena keterbatasan sumber daya manusia
yang ada. Hal ini berdampak pada proses maintenance komputer yang belum berjalan dengan
baik.
D. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik Pemerintah Kota
Binjai dalam penerapan e-government Binjai smartcity yaitu e-musrenbang, e-RA,
e-perizinan, e-masyarakat, dan e-dokter pada umumnya masih belum efektif sehingga
manfaat kebijakan tidak begitu berdampak pada masyarakat Kota Binjai. E-masyarakat
kebijakan publik ini menjadi salah satu program yang paling banyak digunakan masyarakat
Kota Binjai diantara program-program yang ada di Kota Binjai dalam penerapan
e-Government di Kota Binjai. Begitu juga efisiensi kebijakan e-government Binjai smartcity
juga masih banyak kendala yang harus dicari solusinya oleh Pemerintah Kota Binjai, baik itu
terkait dengan anggaran, teknologi dan sumber daya manusia. Efisiensi kebijakan publik
dalam penerapan e-government Binjai smart city apabila penggunaan anggaran, teknologi
dan sumber daya manusia secara minimum digunakan untuk mencapai hasil yang optimum.
Akhirnya suatu kebijakan e-Government Binjai smart city diyakini menjadi solusi untuk
menjawab persoalan pelayanan publik yang tujuannya yaitu dapat meningkatkan kualitas
kinerja Pemerintah Kota Binjai.