NAMA KELOMPOK :
FAKULTAS TEKNIK
2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan TME. Karena dengan rahmat dan karunianya,
kami dapat menyelesaikan tugas UJian Akhir Semester yaitu makalah Perencanaan Dan
Permodelan Transportasi Dalam Hubungannya Dengan Tata Guna Lahan tepat pada
waktunya. Terimakasih kepada Dosen pengampu, dan berbagai pihak yang turut membantu
baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian makalah kami ini. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan pembuatan
makalah selanjutnya
A. KESIPULAN ............................................................................. 12
B. SARAN ...................................................................................... 12
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
Untuk mengetahui apa itu Transportasi dan beberapa permasalahan transportasi
Untuk mengetahui pemilihan pendekatan model transportasi
Untuk mengetahui apa Yang dimaksud dengan tata guna lahan
Untuk mengetahui jenis, manfaat, serta tujuan dari tata guna lahan
Untuk dapat mengetahui hubungan transportasi dan tata guna lahan
C. MANFAAT
Dapat mengetahui dan menginformasikan apa itu transportasi dan beberapa permasalahan
transportasi
Dapat mengetahui dan menginformasikan pemilihan pendekatan model transportasi
Dapat mengetahui dan menginformasikan apa yang dimaksud dengan tata guna lahan
Dapat mengetahui dan menginformasikan jenis manfaat serta tujuan dari tata guna lahan
Dapat mengetahui dan menginformasikan hubungan antara transportasi dan tata guna
lahan
BAB II
PEMBAHASAN
Intensitas tata guna lahan Makin tinggi tingkat aktivitas suatu tata guna lahan, makin tinggi pula
tingkat kemampuannya dalam menarik lalulintas. Contohnya, pasar swalayan menarik arus pergerakan
lalulintas lebih banyak dibandingkan dengan rumah sakit untuk luas lahan yang sama (lihat tabel 2.6)
karena aktivitas di pasar swalayan lebih tinggi per satuan luas lahan dibandingkan dengan di rumah
sakit.
Pemisahan ruang dan intensitas tata guna lahan Daya tarik suatu tata guna lahan akan berkurang
dengan meningkatnya jarak (dampak pemisahan ruang). Tata guna lahan cenderung menarik
pergerakan lalulintas dari tempat yang lebih dekat dibandingkan dengan dari tempat yang lebih jauh.
Pergerakan lalulintas yang dihasilkan juga akan lebih banyak yang berjarak pendek daripada yang
berjarak jauh. Interaksi antardaerah sebagai fungsi dari intensitas setiap daerah dan jarak antara
kedua daerah tersebut
Jumlah dan jenis lalulintas yang dihasilkan oleh setiap tata guna lahan merupakan
hasil dari fungsi parameter sosial dan ekonomi; seperti contoh di Amerika Serikat
(Black, 1978):
Pola tata guna lahan kota yang sesuai dengan fungsi dan kegiatan penduduk dapat digunakan
untuk mengetahui bentuk, karakter atau profil dari perjalanan penduduk kota. Profil atau karakter
perjalanan penduduk dapat digunakan untuk mengetahui dan memperkirakan kebutuhan akan
transportasi (demand transport). Demand transport merupakan basis (dasar) yang dipakai untuk
menetapkan berapa sarana (armada) angkutan yang harus disediakan dimasa yang akan datang dan
moda apa yang sesuai dengan suatu kegiatan tertentu yang harus diadakan (Miro, 2005).
Bagaimana orang dan barang bergerak dari tempat asal ke tempat tujuan sebenarnya
merupakan suatu pilihan (seseorang bisa saja memilih menggunakan angkutan kota, taksi atau mobil
pribadi ke pusat kota daripada menggunakan bus kota). Keputusan ini dibuat dengan
mempertimbangkan beberapa faktor seperti waktu, jarak, efisiensi, biaya, keamanan, dan kenyamanan.
Ahli geografi mengistilahkan perjalanan (trip) sebagai suatu peristiwa, sedangkan tindakan berjalan
(travel) sebagai suatu proses.
Tata guna lahan merupakan salah satu dari penentu utama pergerakan dan aktifitas. Aktifitas
ini dikenal dengan istilah bangkitan perjalanan (trip generation), yang menentukan fasilitas-fasilitas
transportasi (bus, taksi, angkutan kota atau mobil pribadi) yang akan dibutuhkan untuk melakukan
pergerakan. Ketika fasilitas tambahan di dalam sistem telah tersedia, dengan sendirinya tingkat
aksesibilitas akan meningkat (Khisty & Lall, 2006).
Perubahan aksesibilitas akan menentukan perubahan nilai lahan, dan perubahan ini akan
mempengaruhi penggunaan lahan tersebut. Jika perubahan seperti ini benar-benar terjadi, maka tingkat
bangkitan perjalanan akan berubah dan akan menghasilkan perubahan pada seluruh siklus. Perlu
dicatat bahwa siklus ini merupakan penyederhanaan dari kenyataan yang sebenarnya, dan kekuatan
pasar tidak diperlihatkan. Kendati demikian siklus ini memberikan ilustrasi tentang hubungan yang
fundamental antara Transportasi dan Tata Guna Lahan (Khisty & Lall, 2006).
Pendataan tata guna lahan merupakan hal pokok dalam telaah perangkutan kota sebagai
landasan untuk mengukur kaitan antara guna lahan dengan pembangkit lalu lintas. Pendataan juga
menyajikan berbagai keterangan yang sangat diperlukan untuk menaksir tata guna lahan dimasa depan.
Guna lahan (dalam kota) menunjukkan kegiatan perkotaan yang menempati suatu petak yang
bersangkutan. Setiap petak lahan dicirikan dengan tiga ukuran dasar, yaitu jenis kegiatan, intensitas
penggunaan lahan, serta hubungan antar guna lahan (Warpani, 1990)
BAB III.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hubungan dasar antara tata guna lahan, prasarana transportasi, dan lalu lintas biasanya terlihat
dalam :
B. Saran
Adapun saran yang bisa penulis berikan yaitu Tata guna lahan berkembang/berubah secara
terus menerus, Untuk itu perubahan ini harus dikendalikan secara ketat agar dapat disesuaikan
dengan perencanaan transportasi. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengelompokkan
jenis penggunaan lahan yang sama dalam suatu kawasan yang sama/zone yang sama, dengan
aturan atau prinsip Menetapkan rencana zoning yang memisahkan penggunaan lahan berbeda
dan mengendalikan bangkitan lalu lintas. Tata guna lahan harus direncanakan dengan sasaran
agar perjalanan minimal dan aksesibilitas terhadap angkutan umum maksimal. Aktivitas yang
membangkitkan jumlah perjalanan besar ditempatkan dekat dengan jalan yang sesuai untuk
itu.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.binadarma.ac.id/5087/1/PER%2006-
10_Perencanaan%20dan%20Pemodelan%20Transportasi%282019-
2020%29Genap_UNIVERSITAS%20BINA%20DARMA.pdf
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/1440/05.3%20bab%203.pdf?sequence=7&is
TAMIN, Ofyar Z.; FRAZILA, Russ Bona. Penerapan Konsep Interaksi Tata Guna Lahan-Sistem
Transportasi Dalam Perencanaan Sistem Jaringan Transportasi. Jurnal Perencanaan Wilayah
dan Kata, 1997, 8.3: 11-18.
Tamin, O. Z., & Frazila, R. B. (1997). Penerapan Konsep Interaksi Tata Guna Lahan-Sistem
Transportasi Dalam Perencanaan Sistem Jaringan Transportasi. Jurnal Perencanaan Wilayah
dan Kata, 8(3), 11-18.
Tamin, Ofyar Z., and Russ Bona Frazila. "Penerapan Konsep Interaksi Tata Guna Lahan-Sistem
Transportasi Dalam Perencanaan Sistem Jaringan Transportasi." Jurnal Perencanaan
Wilayah dan Kata 8.3 (1997): 11-18.
Baja, Ir Sumbangan. Perencanaan Tata Guna Lahan dalam Pengembangan Wilayah. Penerbit Andi,
2012.