Anda di halaman 1dari 49

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmatNya penulis dapat menyelesaikan “Laporan Pendahuluan Rencana Pengembangan
Transportasi Kecamatan Mulyorejo” dengan baik dan tepat waktu. laporan ini disusun dalam
pemenuhan tugas evaluasi pertama dalam mata kuliah Praktek Perencanaan Transportasi.

Selama proses penulisan ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari pihak-pihak
lain sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan optimal. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
tugas ini, yaitu:

1. Pak Nursakti Adhi Pratomoatmojo S.T, M.SC sebagai dosen pembimbing mata kuliah
Praktik Perencanaan Transportasi ini dan dengan kesabarannya membimbing kami hingga
mampu menyelesaikan laporan ini

2. Bu Siti Nurlaela S.T. M.T., Ph.D. sebagai dosen pengampu mata kuliah Praktik
Perencanaan Transportasi yang telah menyampaikan arahan dan masukan untuk memulai
laporan ini.

3. Serta semua pihak yang terlibat dan telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, akhir kata kami ucapkan
terimakasih.

Surabaya, 1 Maret 2020

Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2. Tujuan dan Sasaran Perencanaan ........................................................................... 3
1.3. Ruang Lingkup Wilayah Perencanaan ...................................................................... 3
1.4. Ruang Lingkup Pembahasan ................................................................................... 4
1.5 Sistematika Penulisan .............................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 2
2.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya ............................................................. 2
2.2 Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi UP II Kertajaya ............................. 9
2.2.1 Rencana Jaringan Jalan ......................................................................................... 10
2.2.2 Sistem Jaringan Pedestrian .................................................................................. 13
2.2.3 Sistem Pelayanan Angkutan Umum ..................................................................... 15
2.2.4 Prasarana Transportasi ........................................................................................ 15
BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 17
3.1 TAZ ( Traffic Analysis Zone ) ..................................................................................... 17
3.2 Pendekatan Perencanaan ......................................................................................... 19
3.3 Metode Pengumpulan Data..................................................................................... 19
3.3.1 Survei Primer ....................................................................................................... 19
3.3.2 Survei Sekunder ................................................................................................... 20
3.4 Metode Analisis ......................................................................................................... 21
3.4.1 Four Step Modelling.............................................................................................. 21
BAB IV Organisasi Tim dan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ........................................... 25
4.1. Organisasi Tim ....................................................................................................... 25
4.1.1 Komposisi dan Tupoksi Tenaga Ahli..................................................................... 25
4.2 Rencana Kegiatan .................................................................................................. 26
4.2.1 Penyusunan Laporan Pendahuluan ..................................................................... 28
4.2.2 Penyusunan Laporan Fakta dan Analisis ............................................................. 28
4.2.3 Penyusunan Laporan Akhir .................................................................................. 29
BAB V DESAIN SURVEI .................................................................................................... 34
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masalah transportasi atau perhubungan merupakan masalah yang selalu
dihadapi oleh negara-negara yang telah maju (developed) dan juga oleh negara-
negara yang sedang berkembang (developing seperti Indonesia baik di bidang
transportasi perkotaan (urban) maupun transportasi antar kota (regional). Terciptanya
suatu sistem transportasi atau perhubungan yang menjamin pergerakan manusia
dan/atau barang secara lancar, aman, cepat, murah dan nyaman merupakan tujuan
pembangunan di sektor perhubungan (transportasi). Di Indonesia yang berbentuk
kepulauan dengan daerah yang sangat luas, sangat dirasakan kebutuhan adanya
suatu sistem transportasi (perhubungan) yang efektif dalam arti murah, lancar, cepat,
mudah teratur dan nyamanbaik untuk pergerakan manusia atau barang. Setiap tahap
pembangunan sangat memerlukan sistem transportasi yang efisien sebagai salah satu
prasyarat guna kelangsungan dan terjaminnya pelaksanaan pembangunan tersebut.
Sistem transportasi terdiri dari sistem kegiatan, sistem jaringan dan sistem
pergerakan. Ketiga bagian ini tidak dapat dipisahkan dalam merencanakan suatu
rencana sistem transportasi di suatu wilayah atau kota. Sistem kegiatan, jaringan dan
pergerakan harus terintegrasi satu sama lain guna mewujudkan pemanfaatan ruang
yang optimal. Perencanaan transportasi akan memperhatikan bagaimana mengelola
system kegiatan agar terkoneksi dengan baik dengan prasarana jaringan transportasi
yang ada pada suatu Kota. Setelah kedua system tersebut dianggap telah terintegrasi
dengan baik, maka sistem pergerakan dapat dimanajemen dengan baik pula.
Kota Surabaya yang merupakan salah satu kota metropolitan dan juga sebagai
ibu kota jawa timur memiliki fungsi dominan sebagai pusat kegiatan komersial,
finansial, perdagangan, administrasi, informasi, social dan kesehatan. Tak jauh
berbeda juga dengan Kecamatan Mulorejo, yang mana terletak di Kota Surabaya
bagian timur tentu juga memiliki fungsi dominan yang hampir sama. Dan untuk
mendukung agar tercapainya fungsi dominan tersebut diperlukan system transportasi
yang baik guna lancarnya arus lalu-lintas dalam kegiatan sehari-harinya.
Dengan meningkatnya angka mobilisasi masyarakat kota Surabaya, perlu
didukung transportasi umum yang baik dan layak. Akan tetapi pada kenyataannya
kota Surabaya masih belum terlayani oleh moda transportasi yang baik. Banyak
angkutan umum seperti bus kota, komuter maupun lyn di kota Surabaya kurang teratur
dan dalam kondisi yang kurang layak, sehingga masyarakat kota Surabaya lebih
memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi dan menyebabkan kemacetan.
Kemacetan di kota Surabaya disebabkan oleh semakin banyaknya atau
bertambahnya volume kendaraan di setiap tahunnya yang sudah tidak seimbang
dengan kapasitas jalan, kesadaran masyarakat untuk menggunakan transportasi
umum juga masih kurang, hal ini disebabkan karena transportasi umum di kota
Surabaya belum sepenuhnya memenuhi standar dan masih banyak yang tidak layak
digunakan sehingga masyarakat lebih memilih menggunakan transportasi pribadi,
banyak masyarakat yang tidak tertib berlalu lintas, banyaknya PKL yang memakan
badan jalan dan juga kemacetan disebabkan karena kurangnya pengaturan dari
polantas pada titik kemacetan pada saat jam macet/peak hour.
Mengacu RTRW Kota Surabaya, disebutkan bahwa keberadaan minimarket
dapat menyebabkan kemacetan, kurangnya lahan parkir dan kebutuhan ruang internal
yang kompleks sehingga dapat menyebabkan berbagai masalah lanjutan lainnya.
Dalam mengatasi masalah tersebut, pemerintah Kota Surabaya sudah berupaya
melakukan pengendalian dengan berdasarkan Perda No.8 Tahun 2014, namun tidak
terlaksana dengan baik dan kurang relevan dengan perkembangan minimarket saat
ini. Fasilitas pemberhentian transportasi umum (Public Transportations Shelter) yang
terdapat di beberapa bagian kawasan perkantoran, perdagangan dan pendidikan di
kota Surabaya antara lain banyak dihubungkan dengan jalur pejalan kaki (pedestrian
lane) atau trotoar. Untuk meningkatkan keamanan, kenyamanan dan keselamatan
bagi pengguna jalur pejalan kaki dan sekaligus menyinergikan jalur pejalan kaki
dengan fasilitas pemberhentian transportasi umum yang ada, maka perlu dilakukan
perencanaan jalur pejalan kaki Angkutan umum sangat penting untuk mendukung
aktivitas masyarakat.
Masalah yang terjadi pada angkutan umum di Kota Surabaya adalah kondisi
armada, infrastruktur atau prasarana, penumpang, regulator, dan operator, termasuk
sopir dan perusahaan. Dengan adanya Perencanaan Transportasi di makalah ini, kami
merencanakan kemudahan angkutan umum agar masyarakat berpaling dari
kendaraan pribadi ke kendaraan umum.
1.2. Tujuan dan Sasaran Perencanaan
Tujuan dari penyusunan laporan pendahuluan adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan
dalam perencanaan transportasi, mengetahui fakta kondisi lapangan pada wilayah studi
yang mana luarannya berupa rencana kebutuhan tranportasi. Adapun sasaran untuk
mencapai tujuan tersebut ialah:

a.) Mengidentifikasi karakteristik zona analisis perjalanan/lalu lintas (TAZ-Traffic Analysis


Zone).

1.3. Ruang Lingkup Wilayah Perencanaan


Ruang lingkup wilayah studi perencanaan transportasi berada di kecamatan Mulyorejo
dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

Gambar 1.1 Batas Wilayah Kecamatan Mulyorejo


Sumber: Google Maps, 2020
Sebelah Utara : Kecamatan Bulak
Sebelah Timur : Selat Madura
Sebelah Selatan : Kecamatan Sukolilo
Sebelah Barat : Kecamatan Gubeng dan Tambaksari

1.4. Ruang Lingkup Pembahasan


Ruang lingkup pembahasan meliputi berbagai aspek yang tekait dengan Four Step Model,
yaitu bangkitan perjalanan, distribusi perjalanan, pemilihan rute perjalanan dan pemilihan
moda dan pembahasan mengenai kapasitas jalan. serta materi-materi lain yang
berhubungan dengan batasan perencanaan ke arah penggunaan transportasi umum dan
angkutan umum.
Gambar 1.2 Peta Studi Wilayah

Sumber: Hasil Analisa, 2020

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika laporan perencanaan sistem transportasi Kecamatan Mulyorejo adalah
sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini memuat: Latar Belakang , Tujuan dan Sasaran Perencanaan , dan Ruang Lingkup

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab ini memuat: Kebijakan yang terkait dengan wilayah perencanaan Kecamatan Mulyorejo
yang dijadikan acuan untuk menyusun laporan pendahuluan

Bab 3 Perumusan metode pendekatan

Bab ini menjelaskan Penentuan TAZ, Pendekatan Perencanaan, Metode Pengumpulan


Data, Metode Analisis atau pemodelan
Bab 4 Organisasi Tim dan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Bab ini menjelaskan organisasi pembagian tim dan jadwal pelaksanaan kegiatan

Bab 5 Desain Survey

Bab ini menjelaskan tentang Desain Survei Kecamatan Mulyorejo.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya


RTRW Kota Surabaya Tahun 2014-2034 ditetapkan kebijakan dan strategi perencanaan
ruang wilayah yang salah satunya meliputi kebijakan dan strategi struktur ruang wilayah
Kota Surabaya. Di dalam kebijakan dan strategi terkait, disebutkan kebijakan dan strategi
pengembangan sistem prasarana wilayah kota yang konteksnya merujuk kepada
pengembangan sistem jaringan transportasi. Strategi pengembangan sistem jaringan
transportasi sebagaimana dimaksud dilakukan dengan mengembangkan transportasi darat
yang dikembangkan secara terpadu dengan :

1. Mengembangkan jaringan jalan secara berhirarki dengan mengutamakan


peningkatan akses yang setara antara koridor utara-selatan dan koridor timur-barat;
2. Meningkatkan pelayanan angkutan umum penumpang dan barang dalam dan antar
kota dengan mengutamakan angkutan umum massal;
3. Mengembangkan angkutan massal perkotaan berbasis jalan yang terintegrasi
dengan moda transportasi lainnya;
4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas terminal angkutan umum dan antarmoda secara
berhirarki;
5. Meningkatkan pelayanan prasarana pejalan kaki yang ramah bagi orang
berkebutuhan khusus dan sejalan dengan pengembangan jaringan jalan dan
kawasan fungsional kota;
6. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas prasarana dan saranabagimoda
transportasi kendaraan tidak bermotor yang terintegrasi dengan pengembangan
jaringan jalan dan kawasan fungsional kota;
7. Mengembangkan transportasi sungai sebagai pendukung transportasi darat dan
sarana wisata; dan
8. Mendukung peningkatan jalur penyeberangan Ujung-Kamal sebagai penghubung
antara Surabaya-Madura disamping pengoperasian Jembatan Suramadu.
Di dalam RTRW Kota Surabaya Tahun 2014-2034 disebutkan pula Rencana Struktur
Ruang Wilayah Kota Surabaya yang merujuk kepada rencana prasarana wilayah kota,
meliputi rencana pengembangan sistem transportasi dan rencana pengembangan
penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan bagi pejalan kaki dan
kendaraan tidak bermotor.
Di dalam rencana pengembangan sistem transportasi khususnya di darat,
dikembangkan secara terintegrasi antar moda yang meliputi :
1. Pemantapan dan pengembangan jaringan jalan;
2. Pemantapan dan pengembangan terminal;
3. Pemantapan dan pengembangan angkutan darat; dan
4. Pemantapan dan pengembangan angkutan sungai dan penyeberangan.
Pemantapan dan pengembangan jaringan jalan sebagaimana dimaksud, selanjutnya
dijabarkan menjadi :

1. Pemantapan dan pengembangan jalan bebas hambatan;


2. Pemantapan jalan tol;
3. Pemantapan dan pengembangan jalan arteri primer;
4. Pemantapan dan pengembangan jalan arteri sekunder;
5. Pemantapan dan pengembangan jalan kolektor primer;
6. Pemantapan dan pengembangan jalan kolektor sekunder; dan
7. Pemantapan dan pengembangan jalan lokal.
Sedangkan di dalam rencana pengembangan penyediaan dan pemanfaatan prasarana
dan sarana jaringan jalan bagi pejalan kaki dan kendaraan tidak bermotor, terdapat
Rencana Penyediaan dan Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Jaringan Jalan yang
meliputi :
1. Penyediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana jaringan jalan bagi pejalan kaki
dan kendaraan tidak bermotor yang meliputi kawasan perdagangan dan jasa,
kawasan perkantoran, kawasan pendidikan, kawasan kesehatan, ruang terbuka hijau
kota, kawasan pariwisata, serta sepanjang jalan arteri dan kolektor pada pusat-pusat
pelayanan.
2. Upaya penyediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana jaringan jalan bagi
pejalan kaki dilakukan dengan:
a. Membangun dan menyediakan jalur pejalan kaki yang dilengkapi dengan
fasilitas yang menunjang aksesibilitas bagi orang berkebutuhan khusus;
b. Menyediakan fasilitas pelengkap antara lain berupa lampu penerangan jalan
umum, pohon peneduh/pelindung, dan fasilitas pelengkap lainnya; dan;
c. Mendorong peran serta swasta dan masyarakat untuk menyediakan sarana
dan prasarana jaringan jalan bagi pejalan kaki.
3. Upaya penyediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana jaringan jalan kendaraan
tidak bermotor dilakukan dengan:
a. Membangun dan menyediakan jalur kendaraan tidak bermotor yang
terintegrasi dengan sistem jaringan jalan untuk kendaraan bermotor; dan;
b. Menyediakan fasilitas pelengkap antara lain berupa rambu lalulintas
kendaraan tidak bermotor, dan fasilitas pelengkap lainnya.
Dokumen ini turut menyediakan rencana pengembangan jaringan jalan yang dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 1. Rencana Pengembangan Jaringan Jalan

Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya Tahun 2014 – 2034

Selain rencana pengembangan jaringan jalan, terdapat pula tahapan pelaksanaan


pembangunan terkait dengan perwujudan sistem transportasi khususnya dalam pemantapan
dan pengembangan jaringan jalan yang dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.1. Tahapan Pelaksanaan Pembangunan

Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya Tahun 2014 – 2034
2.2 Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi UP II Kertajaya
Berdasarkan Permen Nomor 20 Tahun 2011, Sub Bagian Wilayah Perkotaan yang
selanjutnya disebut Sub UP II Kertajaya dalah bagian dari UP yang dibatasi dengan batasan
fisik dan terdiri dari beberapa blok, dan memiliki pengertian yang sama dengan subzona UP
II Kertajaya Dalam Penyusunan RDTR UP II Kertajaya selanjutnya di sebut Unit
Pengembangan. Unit Pengembangan terdiri atas beberapa sub unit pengembangan.Sub
Unit Pengembangan dalam rencana pengembangan UP II Kertajaya adalah bagian dari unit
pengembangan yang dibatasi dengan batasan fisik dan terdiri dari beberapa
blok.Berdasarkan fungsi dominan dan batasan fisik wilayah perencanaan,maka UP II
Kertajaya terbagi dalam blok perencanaan.
Pengertian Blok menurut Permen Nomor 20 Tahun 2011 adalah sebidang lahan
yang dibatasi sekurang-kurangnya oleh batasan fisik yang nyata seperti jaringan jalan,
sungai, selokan, saluran irigasi, saluran udara tegangan ekstra tinggi, dan pantai, atau yang
belum nyata seperti rencana jaringan jalan dan rencana jaringan prasarana lain yang sejenis
sesuai dengan rencana kota.
Wilayah studi Kecamatan Mulyorejo termasuk dalam sub UP II-A yang terdiri dari
Blok II-A1, Blok II-A2, Blok II-A3, dan sub UP II-B yang terdiri dari Blok II-B1 dan Blok II-B2.
Informasi wilayah administrasi dan luas secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.2. Luas Sub UP dan Blok

Sumber : Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi UP II Kertajaya

2.2.1 Rencana Jaringan Jalan


Rencana jaringan jalan pada UP II Kertajaya berupa jaringan jalan arteri primer,
arteri sekunder, koletor sekunder jaringan jalan lokal. dan rencana penampang jalan pada
UP II Kertajaya dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.2 Rencana Jaringan Jalan UP II Kertajaya


Sumber : Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi UP II Kertajaya
Penetapan GSP adalah sebagai berikut:
1. Pada jalan dengan fungsi arteri, kolektor, dan lokal, penetapan GSP meliputi:
a. dalam hal lebar jalan lebih kecil dari pada GSP, maka minimal mengikuti
GSP; dan
b. dalam hal terdapat lahan antara persil dengan GSP, maka ketentuan GSP
berhimpitan dengan persil tersebut.
2. Pada jalan dengan fungsi lingkungan, penetapan GSP mengikuti lebar jalan
eksisting, kecuali lahan tersebut merupakan prasarana, sarana, dan utilitas yang
harus diserahkan kepada Pemerintah Daerah.

Adapun permasalahan-permasalahan secara umum pada jaringan jalan di UP II


Kertajaya adalah terdapat beberapa koridor jalan yang tergolong padat dan mengalami
tundaan pada saat-saat tertentu. Pada koridor Jalan Arief Rahman Hakim, Jalan Menur
Pumpungan, Jalan Raya Mulyosari, Jalan Sutorejo, Jalan Semolowaru, Jalan Nginden
Semolo, kepadatan terjadi akibat pengaruh keberadaan fasilitas pendidikan perguruan tinggi
yang ada disekitarnya. Selain itu, kepadatan terjadi karena adanya beberapa kegiatan
permukiman berupa perumahan-perumahan pengembang dan apartemen sehingga pada
jam-jam tertentu terjadi kepadatan dan tundaan akibat pergerakan orang dari tempat tinggal
menuju kawasan perkantoran dan pendidikan. Adanya perguruan tinggi juga menyebabkan
munculnya kawasan sebagai pendukung kebutuhan kegiatan tersebut, seperti kawasan
perdagangan dan jasa yang menambah kepadatan pada jaringan jalan.

2.2.2 Sistem Jaringan Pedestrian


Pedestrian diperuntukan khusus sebagai area pejalan kaki dan tidak diperbolehkan
untuk dilewati kendaraan. Jalur pejalan kaki dapat dipasang dengan kriteria sebagai berikut:
1. Pada tempat-tempat dimana pejalan kaki keberadaannya sudah menimbulkan konflik
dengan lalu lintas kendaraan atau mengganggu peruntukan lain, seperti taman, dan
lain-lain.
2. Pada lokasi yang dapat memberikan manfaat baik dari segi keselamatan, keamanan,
kenyamanan dan kelancaran.
3. Jika berpotongan dengan jalur lalu lintas kendaraan harus dilengkapi rambu dan
marka atau lampu yang menyatakan peringatan/petunjuk bagi pengguna jalan.
4. Koridor Jalur Pejalan Kaki mempunyai jarak pandang yang bebas ke semua arah.
5. Dalam merencanakan lebar lajur dan spesifikasi teknik harus memperhatikan
peruntukan bagi penyandang cacat.
 Lapak tunggu
 Disediakan pada median jalan.
 Disediakan pada pergantian roda, yaitu dari pejalan kaki ke roda kendaraan
umum.
 Lampu penerangan
 Ditempatkan pada jalur penyeberangan jalan.
 Pemasangan bersifat tetap dan bernilai struktur.
 Cahaya lampu cukup terang sehingga apabila pejalankaki melakukan
penyeberangan bisa terlihat penggunajalan baik di waktu gelap/malan hari.
 Cahaya lampu tidak membuat silau pengguna jalan lalulintas kendaraan.
 Rambu
 Penempatan dan dimensi rambu sesuai dengan spesifikasi rambu
 Jenis rambu sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan keadaan medan.
 Pagar pembatas
 Apabila volume pejalan kaki di satu sisi jalan sudah > 450 orang/jam/lebar
efektif (dalam meter).
 Apabila volume kendaraan sudah > 500 kendaraan/jam.
 Kecepatan kendaraan > 40 km/jam.
 Kecenderungan pejalan kaki tidak meggunakan fasilitas
 penyeberangan.
 Bahan pagar bisa terbuat dari konstruksi bangunan atau tanaman.
 Marka jalan
 Marka hanya ditempatkan pada Jalur Pejalan Kaki penyeberangan
 sebidang.
 Keberadaan marka mudah terlihat dengan jelas oleh pengguna jalan
 baik di siang hari maupun malam hari.
 Pemasangan marka harus bersifat tetap dan tidak berdampak licin bagi
 penguna jalan.
 Pelindung/Peneduh Jenis peneduh disesuaikan dengan jenis Jalur Pejalan Kaki
dapat berupa:
 Pohon pelindung, atap (mengikuti pedoman teknik lansekap)
 Atap, dll.
2.2.3 Sistem Pelayanan Angkutan Umum
Sarana angkutan umum dibutuhkan untuk mengurangi rush hour yang terjadi pada pagi
dan sore hari akibat dampak kegiatan pendidikan. Sarana transportasi jika ditinjau menurut
pemenuhan akan kebutuhan mobilitas bagi masyarakat, dibedakan menjadi dua, yakni
kelompok choice dan kelompok captive. Kelompok choice merupakan kelompok masyarakat
yang dapat menggunakan kendaraan pribadi (dengan pertimbangan finansial, legal, dan
fisik), maupun kendaraan umum. Sedangkan kelompok captive, tidak dapat menggunakan
kendaraan pribadi. Bagi kelompok captive tidak ada pilihan dalam pemenuhan kebutuhan
mobilitasnya, kecuali menggunakan angkutan umum. Arahan pengembangan angkutan
umum di wilayah perencanaan secara umum adalah pemenuhan penyediaan layanan
angkutan umum kota yang meliputi:
1. AMC (Angkutan Massal Cepat) yang menghubungkan wilayah Surabaya Barat dan
Surabaya Timur berupa jalur monorel yang melalui koridor Jalan Lingkar Luar Timur
(Outer East Ring Road), Jalan Raya ITS, Jalan Mulyosari, Jalan Kertajaya Indah,
dan Jalan Dr.Ir.H.Soekarno. Angkutan tersebut adalah “Boyo Rail” yang nantinya
akan dilengkapi dengan stasiun, park and ride, dan feeder. Jalur Boyo Rail ini berada
sebidang dengan jalan, dimana stasiun (tempat pemberhentian) yang ada di wilayah
UP II Kertajaya adalah stasiun di Jalan Lingkar Luar Timur, stasiun Jalan Raya ITS,
serta stasiun Jalan Dr.Ir.H.Soekarno di sekitar Galaxi Mall dan UNAIR Kampus C.
2. Mikrolet (lyn), berfungsi sebagai pengumpan ( feeder ) bagi AMC (Boyo Rail). Feeder
yang menjadi turunan dari monorel berupa mikrolet (lyn). Koridor jalan yang dilalui
oleh monorel, utamanya yang terdapat stasiun didalamnya, juga harus
dikembangkan jalur pedestrian yang menerus, nyaman, dan aman.

2.2.4 Prasarana Transportasi


Halte adalah penunjang dari kegiatan transportasi umum untuk menurunkan dan/atau
menaikkan penumpang yang dilengkapi dengan bangunan. Halte juga meningkatkan
keselamatan serta kenyamanan siswa guna melakukan perjalanan menuju dan/atau dari
sekolah. Halte yang ada saat ini terdapatdi Jalan Arief Rahman Hakim, Jalan Kertajaya
Indah Timur, Jalan Raya ITS, Jalan Raya Menur, dan di Jalan Manyar Kertoarjo. Arahan
pengembangan halte angkutan umum yaitu perbaikan dan peningkatan fasilitas halte, serta
pembangunan halte baru.Perbaikan dan peningkatan fasilitas halte yang ada saat ini
berupa:

1. Penataan dan optimalisasi fungsi halte terdiri atas:


a. Jalan Arief Rahman Hakim;
b. Jalan Kertajaya Indah Timur;
c. Jalan Raya ITS;
d. Jalan Raya Menur; dan
e. Jalan Manyar Kertoarjo.
2. Pengembangan halte meliputi:
a. Jalan Dr. Ir. H. Soekarno dekat UNAIR C dan Galaxy Mall sebagai pelengkap
rencana AMC;
b. Sepanjang rute angkutan umum dan bus;
c. Pada jalur pejalan kaki; dan
d. Pada pusat kegiatan atau perumahan.
BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1 TAZ ( Traffic Analysis Zone )


Wilayah geografis membagi wilayah perencanaan menjadi wilayah penggunaan lahan
dan aktivitas lahan yang relatif sama. Zona mewakili asal dan tujuan dari kegiatan
perjalanan di dalam wilayah tersebut. Setiap permukiman, fasum, perjas, dan aktivitas
lainnya, digabungkan ke dalam sebuah zona dan kemudian disederhanakan menjadi satu
simpul tunggal yang disebut centroid. TAZ menjadi unit analisis utama dalam model
perkiraan permintaan perjalanan. TAZ berisi data sosial ekonomi yang terkait dengan
penggunaan lahan. Traffic Analysis Zoning (TAZ) di Kecamatan Mulyorejo terbagi menjadi
zona yang dikelompokkan atas dasar pusat perbelanjaan. Zona – zona yang telah terbagi ke
dalam TAZ Kecamatan Mulyorejo, antara lain :

 Zona 1
Berdasarkan tata guna lahan rencana, zona 1 diperuntukkan sebagai
kawasan perumahan. Dimana pada kondisi eksisting, zona ini termasuk
permukiman berkepadatan tinggi. Zona 1 akan membebani jalan Manyar
Sabrangan,

 Zona 2
Berdasarkan tata guna lahan rencana, zona 2 diperuntukkan sebagai
Kawasan perdagangan dan jasa. Terdapat fasilitas pedagangan dan jasa
sebagai node (tarikan), yaitu Galaxy Mall 2. Maka dijadikan sebagai zona
tersendiri. Yang membebani jalan Dharmahusada dan Jalan Dr. Ir. H. Soekarno.
 Zona 3
Berdasarkan tata guna lahan rencana, zona 3 diperuntukkan sebagai
Kawasan permukiman. Yang memiliki kondisi eksisting permukiman kepadatan
sedang, dimana beban jalan yang ada yaitu Jalan Kalijudan.
 Zona 4

Berdasarkan tata guna lahan rencana, zona 4 diperuntukkan sebagai


kawasan perumahan. Dimana pada kondisi eksisting, jenis permukimannya
berupa perumahan kepadatan tinggi. Zona 4 sendiri akan membebani Jalan
Kenjeran dan Jalan Labansari.

 Zona 5
Berdasarkan tata guna lahan rencana, zona 5 diperuntukkan sebagai kawasan
Perumahan. Dimana pada kondisi eksisting, jenis perumahannya berupa
perumahan kepadatan sedang Di sekitar perumahan terdapat nodes (tarikan)
berupa fasilitas perbelanjaan yaitu Giant Supermarket Mulyosari. Zona 5 sendiri
akan membebani Jalan Raya Mulyosari.
 Zona 6

Dilihat dari tata guna lahan rencana, zona 6 diperuntukkan sebagai kawasan
perumahan. Dimana pada kondisi eksisting, jenis perumahannya berupa
perumahan kepadatan sedang. Terdapat fasilitas pedagangan dan jasa sebagai
node (tarikan), yaitu Galaxy Mall 1 yang membebani Jalan Dr. Ir. H. Soekarno
dan Jalan Kertajaya.

 Zona 7

Dilihat dari tata guna lahan rencana, zona 7 diperuntukkan sebagai kawasan
perumahan. Dimana pada kondisi eksisting, jenis perumahannya berupa
perumahan kepadatan sedang . Zona 7 sendiri akan membebani Jalan Kalisari.

 Zona 8

Dilihat dari tata guna lahan rencana, zona 8 diperuntukkan sebagai kawasan
perumahan. Dimana pada kondisi eksisting, jenis perumahannya berupa
perumahan kepadatan tinggi . Zona 8 sendiri akan membebani Jalan Pakuwon
City.

 Zona 9

Dilihat dari tata guna lahan rencana, zona 9 diperuntukkan untuk Kawasan
Permukiman. Pada kondisi eksisting, jenis permukiman berupa perumahan
berkepadatan tinggi. Di zona 9 membebani Jalan Kejawan Putih Tambak. Terdapat
nodes (tarikan) berupa fasilitas perdagangan dan jasa berupa Pakuwon City Malll.
3.2 Pendekatan Perencanaan
Berikut adalah peta rencana zona Kecamatan Mulyorejo:

Gambar 3.1 Peta Zona Kecamatan Mulyorejo

3.3 Metode Pengumpulan Data


Dalam penelitian perencanaan transportasi ini, penulis menggunakan dua

metode pengumpulan berdasarkan sumbernya, yaitu survey primer dan sekunder.

3.3.1 Survei Primer


Survei primer adalah melakukan survey secara langsung untuk mendapatkan data di
lapangan. Beberapa jenis data diambil dengan menggunakan teknik pengumpulan data
primer, antara lain data volume pergerakan manusia dan barang, atau kendaraan, data
kapasitas jalan, data asal tujuan perjalanan (distribusi perjalanan), data pembebanan jalan
(pilihan rute), data penggunaan moda, data travel time (waktu perjalanan) dan data
kecepatan. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung ke
narasumber atau ke tempat kondisi eksisting.
a. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya
jawab langsung antara peneliti dan narasumber. Wawancara terbagi atas dua kategori,
yakni wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

b. Observasi Lapangan

Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena melibatkan berbagai
faktor dalam pelaksanaannya. Metode pengumpulan data observasi tidak hanya mengukur
sikap dari responden, namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena
yang terjadi. Metode ini juga tepat dilakukan pada responden yang kuantitasnya tidak terlalu
besar.

c. Traffic Counting

Traffic Counting adalah perhitungan volume lalu lintas pada ruas jalan yang dikelompokkan
dalam jenis kendaraan dan periode waktu. Cara pengambilan data volume lalu lintas yang
umum dilakukan adalah dengan cara manual maupun memakai aplikasi. Pecatatan
dikelompokkan berdasarkan waktu, lokasi dan arah pergerakan.

d. Home Based Interview

Home based interview atau wawancara rumah tangga bertujuan untuk:

1) Mengetahui penyebaran perjalanan yang dilakukan dari zona asal ke zona tujuan yang
masih berada dalam satu daerah studi.

2) Mengetahui macam-macam moda transportasi yang digunakan dalam melakukan suatu


perjalanan dan mengetahui kepemilikan kendaraan yang berpengaruh pada perjalanan yang
dilakukan.

3) Untuk mengetahui waktu perjalanan penduduk dari satu zona ke zona yang lain,
khususnya dengan menggunakan kendaraan pribadi.

3.3.2 Survei Sekunder


Teknik pengumpulan data sekunder dilakukan agar didapatkan gambaran awal
mengenai kondisi umum sistem transportasi pada wilayah perencanaan. Survei sekunder
umumnya mengumpulkan data dari suatu catatan atau laporan historis yang telah tersusun
dalam arsip yang dipublikasikan maupun tidak di publikasikan.
Data sekunder adalah data yang digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahannya
Dalam survey sekunder dibagi menjadi 2 sumber yaitu instansi terkait dan studi literatur.

a. Instansi
Metode survei sekunder indtansi ialah mengajukan dokumen-dokumen daerah yang
hanya terdapat pada suatu instansi saja, yang selanjutnya akan dilakukan studi literatur
untuk mengumpulkan data.
b. Literatur
Studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang tidak ditujukan langsung kepada
subjek penelitian. Studi dokumen adalah jenis pengumpulan data yang meneliti berbagai
macam dokumen yang berguna untuk bahan analisis.

3.4 Metode Analisis


3.4.1 Four Step Modelling
Dalam sebuah perencanaan transportasi diperlukan sebuah analisis untuk
membantu menentukan sebuah kebijakan atau strategi kedepannya. Adapun dari beberapa
metode analisis itu adalah Four Step Model (Terdiri dari Trip Generation, Trip Distribution,
Mode Split, dan Trip Assignment). Selain itu terdapat metode analisis kapasitas jalan yang
turut membantu dalam merencanakan sistem transportasi di wilayah perencanaan. Berikut
adalah penjelasan mengenai metode analisis yang digunakan:

 Trip Generation

Trip Generation (Bangkitan Perjalanan), merupakan pemodelan permintaan


perjalanan dengan memperkirakan jumlah perjalanan yang terjadi pada setiap zona suatu
kawasan perkotaan. Tipe perjalanan dapat berupa kelompokan bangkitan residential dan
nonresidential. Metode analisis yang dapat digunakan adalah regresi linier. Regresi linier
adalah alat statistik yang dipergunakan untuk mengetahui pengaruh antara satu buah
variabel bebas terhadap satu buah variabel terikat. Dimana variabel terikatnya merupakan
sarana Perkantoran sebagai tarikan dan variabel bebasnya merupakan permukiman sebagai
bangkitan.

Y = a + bX
Y = Variabel Terikat
X = Variabel Bebas
a = Titik Potong antara garis regresi dengan sumbu Y
b = Koefisien regresi variabel bebas

Analisis regresi linier digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel


dependen dan variabel independen. Variabel dependen pada studi ini adalah zona
bangkitan yang berupa Kawasan perumahan, sedangkan variabel independen adalah zona
tarikan yang berupa pusat perkantoran. Penelitian ini guna mengetahui hubungan antara
zona bangkitan terhadap zona tarikan dalam bidang transportasi. Data yang diperlukan
adalah jumlah anggota keluarga, jumlah anggota keluarga yang bekerja dan luas bangunan
rumah yang didapatkan dari pengumpulan data primer (home based interview)

 Trip Distribution

Trip Distribution (Sebaran Perjalanan), merupakan sebaran perjalanan dari setiap


zona perkotaan ke semua zona tujuan yang memungkinkan. Data yang diperlukan adalah
jumlah kendaraan dalam satu rumah, jenis kendaraan yang digunakan dan frekuensi volume
kendaraan yang didapatkan dari pengumpulan data primer (home based interview dan traffic
counting). Analisis yang digunakan dalam trip distribution adalah MAT (Matriks Asal Tujuan)
yang mengarah pada model gravity.

Tabel. 3.1. Bentuk Umum Matriks Asal-Tujuan (MAT)


 Mode Split

Mode Split (Pemilihan Moda), digunakan untuk memperkirakan jumlah perjalanan


penumpang yang akan menggunakan moda yang tersedia dari setiap pergerakan yang
terjadi setiap zona. Umumnya terdapat dua pilihan yaitu moda kendaraan pribadi dan moda
transportasi umum.

Analisis yang digunakan adalah disagregat. Disagregat menganalisis perilaku pelaku


perjalanan secara individu. Secara lebih detail, disagregat yang diterapkan adalah
deterministic. Disagregat deterministic adalah sebuah asumsi yang menganggap bahwa
pemilihan terhadap sesuatu tidak berubah bila pelaku perjalanan dihadapkan pada
sekumpulan alternatif secara berulang – ulang dan sama persis. Dengan kata lain, pelaku
perjalanan memiliki pilihan yang tetap dan konsisten dalam penggunaan moda meskipun
berkali – kali dihadapkan pada pilihan yang beragam. Hal ini mencakup bagaimana
merumuskan tingkah lagu individu ke dalam model kebutuhan transportasi. Data yang
diperlukan jumlah kendaraan dalam satu rumah, jenis kendaraan yang digunakan dan
frekuensi asal tujuan yang didapatkan dari pengumpulan data primer (home based interview
dan traffic counting).

Menurut (Tamin, 2000) Moda Split ini bertujuan untuk mengetahui proporsi orang
yang akan menggunakan setiap moda. Proses ini dilakukan dengan maksud untuk
mengkalibrasi model pemilihan moda pada tahun dasar dengan mengetahui peubah bebas
(atribut) yang mempengaruhi pemilihan moda tersebut. Setelah dilakukan proses kalibrasi,
model dapat digunakan untuk meramalkan pemilihan moda dengan menggunakan nilai
peubah bebas (atribut) untuk masa mendatang.
Pemilihan moda dapat didefinisikan sebagai pembagian dari perjalanan yang
dilakukan oleh pelaku perjalanan ke dalam moda moda tersedia dengan berbagai faktor
yang mempengaruhi. Sedangkan model pemilihan moda merupakan model
menggambarkan perilaku pelaku perjalanan dalam memilih moda yang digunakan. Faktor
yang menentukan Moda Split adalah jenis moda yang tersedia pada daerah studi serta
pemilihan moda yang berdasarkan biaya, kemudahan, serta waktu tempuh.

 Trip Assignment

Trip Assignment (Pembebanan Perjalanan), merupakan tahapan model


mengalokasikan setiap pergerakan antar zona ke berbagai rute yang paling sering
digunakan oleh pelaku perjalanan yang bergerak dari zona asal ke zona tujuan. Hal utama
dalam proses pembebasan rute adalah memperkirakan asumsi pelaku perjalanan mengenai
pilihan rute terbaik.

Metode yang digunakan adalah all-or-nothing. Metode All-or-nothing adalah metode


yang mengasumsikan bahwa proporsi pelaku perjalanan dalam memilih rute yang diinginkan
hanya tergantung pada asumsi pribadi, ciri fisik rute jalan yang dilalui, serta tidak tergantung
pada tingkat kemacetan. Metode ini menganggap bahwa semua perjalanan dari zona asal
ke zona tujuan akan menggunakan rute tercepat. Dengan mengetahui rute terbaik antar
zona yang setiap pergerakannya dibebankan ke jaringan jalan melalui rute terbaik, maka
total arus untuk setiap ruas jalan dapat dihitung. Data yang diperlukan waktu tempuh
perjalanan dan jarak tempuh didapatkan dari pengumpulan data primer (home based
interview dan traffic counting).
BAB IV

Organisasi Tim dan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


4.1. Organisasi Tim
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) mata kuliah Praktek Perencanaan
Transportasi, dibutuhkan sebuah struktur organisasi yang berperan dalam mengatur
jalannya pelaksanaan perencanaan agar lebih terarah. Struktur organisasi terdiri dari
susunan tim ahli yang dibagi menjadi 3:

1. Tim Tata Guna Lahan


2. Tim Kependudukan
3. Tim Infrastruktur Transportasi

4.1.1 Komposisi dan Tupoksi Tenaga Ahli


Berikut pembagian masing-masing tenaga ahli dari 3 tim di atas:

Tabel 4.1. Komposisi Tenaga Ahli

No. Tenaga Ahli Nama


1. Tata Guna Lahan - Naura Athira Ardianti 08211840000093
- Syifa Abiyu Sagita 08211840000099
2. Kependudukan -Rahadyan Samyoga 08211840000091
- Mashita Anjani 08211840000098
3. Infrastruktur - Ibrahim Aris 08211840000079
Transportasi - Rizqi Fitriyanto 08211840000083
- Rizqi Mardhotillah 082118400000073
Sumber: Analisis Penulis, 2020

Dalam setiap tim masing-masing tenaga ahli memiliki tanggung jawab dan tugas
pokok serta fungsi (tupoksi) yang berbeda-beda, oleh karena itu pembagian tugas,
wewenang, dan tanggung jawab tersebut dinyatakan jelas dan transparan. Adapun
pembagiannya djelaskan sebagai berikut:

1. Tenaga Ahli Tata Guna Lahan


a. Melakukan kajian dan memberikan masukan mengenai karakteristik tata guna
lahan
b. Mengidentifikasi potensi dan permasalahan mengenai tata guna lahan beserta
solusinya pada wilayah perencanaan
c. Memberikan gambaran umum dan hubungan aktif antara tata guna lahan
dengan kepentingan transportasi pada wilayah perencanaan
2. Tenaga Ahli Kependudukan
a. Melakukan kajian dan memberikan masukan mengenai karakteristik
kependudukan
b. Mengidentifikasi potensi dan permasalahan mengenai kependudukan beserta
solusinya pada wilayah perencanaan
b. Memberikan gambaran umum dan hubungan aktif antara kependudukan
dengan kepentingan transportasi pada wilayah perencanaan
3. Tenaga Ahli Infrastruktur Transportasi
a. Melakukan kajian dan memberikan masukan mengenai karakteristik
infrastruktur transportasi
b. Mengidentifikasi potensi dan permasalahan mengenai infrastruktur transportasi
beserta solusinya pada wilayah perencanaan
b. Memberikan gambaran umum dan hubungan aktif antara infrastruktur
transportasi dengan kepentingan transportasi pada wilayah perencanaan

Selain itu, beberapa atugas yang tidak ditunjukan pada keterangan di atas menandakan
bahwa pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan Bersama, seperti pembuatan album peta
dan berbagai macam analisis transportasi.

4.2 Rencana Kegiatan


Pelaksanaan kegiatan penyusunan Rencana Pengembangan Transportasi Kecamatan
Mulyorejo dilakukan selama 15 minggu sesuai dengan arahan yang dikeluarkan Satuan
Acuan Perkuliahan (SAP) mata kuliah Praktek Perencanaan Transportasi. Adapun tahapan-
tahapan dan alokasi waktu dalam penyusunan Rencana Pengembangan Transportasi
Kecamatan Mulyorejo adalah sebagai berikut:

 Penyusunan Laporan Pendahuluan


 Penyusunan Laporan Fakta dan Analisis
 Penyusunan Laporan Akhir

Berikut merupakan gambaran rencana kerja organisasi tim dalam pembuatan Laporan
Rencana Pengembangan Transportasi Kecamatan Mulyorejo

Table 4.2 Timeline Kerja Orginasasi Tim Kecamatan Mulyorejo

Februari Maret April Mei


N Kegiatan Utama
o
I I I I I I I I I I I I I I I
I I V I I V I I V I I
I I I I
TAHAP PENYUSUNAN LAPORAN PENDAHULUAN
1 Koordinasi
2 Kajian Literature
3 Pembagian peran dalam tim
4 Asistensi dan revisi
5 Pengumpulan laporan pendahuluan
TAHAP PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS
6 Koordinasi
7 Survey lapangan
8 Survey instansi
9 Gambaran umum kondisi wilayah
(kependudukan, tata guna lahan, dan
infrastruktur transportasi)
10 Kompilasi data
11 Analisis kesesuaian hasil fakta dan
arahan
kebijakan
12 Analisis bangkitan perjalanan
13 Analisis sebaran perjalanan
14 Analisis pemilahan moda
15 Analisis pemilihan rute
16 Analisis volume lalu lintas
17 Analisis kapasitas jalan
18 Analisis kinerja jaringan jalan
19 Analisis beban simpul
20 Asistensi hasil analisis
21 Presentasi laporan fakta dan analisa
22 Revisi dan asistensi
23 Pengumpulan laporan fakta dan analisa
TAHAP PERUMUSAN RENCANA AKHIR

24 Koordinasi
25 Analisis four step model
26 Peramalan dan proyeksi rencana
27 Rumusan potensi dan permasalahan
transportasi
28 Asistensi hasil rencana
29 Finalisasi rencana
30 Presentasi laporan rencana
31 Revisi dan asistensi
32 Pengumpulan laporan rencana
Sumber: Hasil Perumusan Tim, 2020

4.2.1 Penyusunan Laporan Pendahuluan


Laporan ini disusun berisikan tanggapan terhadap TOR yang menguraikan kerangka
piker, metode studi, rencana kerja, dan dukungan tenaga ahli. Outline yang dituliskan di
dalamnya antara lain:

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini memuat: Latar Belakang , Tujuan dan Sasaran Perencanaan , dan Ruang Lingkup

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab ini memuat: Kebijakan yang terkait dengan wilayah perencanaan Kecamatan Mulyorejo
yang dijadikan acuan untuk menyusun laporan pendahuluan

Bab 3 Perumusan metode pendekatan

Bab ini menjelaskan Penentuan TAZ, Pendekatan Perencanaan, Metode Pengumpulan


Data, Metode Analisis atau pemodelan

Bab 4 Organisasi Tim dan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Bab ini menjelaskan organisasi pembagian tim dan jadwal pelaksanaan kegiatan

Bab 5 Desain Survey

Bab ini menjelaskan tentang Desain Survei Kecamatan Mulyorejo.

4.2.2 Penyusunan Laporan Fakta dan Analisis


Laporan ini disusun dengan memberikan gambaran tentang profil wilayah perencanaan,
hasil analisis, serta rumusan potensi dan permasalahan transportasi pada wilayah
perencanaan. Outline yang dituliskan di dalamnya antara lain:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, tujuan, sasaran, ruang lingkup wilayah perencanaan, ruang
lingkup pembahasan, dan sistematika penulisan laporan.
BAB II PROFIL WILAYAH PERENCANAAN, TINJAUAN KEBIJAKAN, DAN
KARAKTERISTIK TRANSPORTASI
Bab ini berisi tentang teori dan kebijakan terkait seperti teori sistem transportasi, teori
konsep perencanaan transportasi, kebijakan RTRW/RDTRK wilayah perencanaan,
karakteristik transportasi dan lain-lain.
BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang metode perencanaan di wilayah perencanaan meliputi metode
pengumpulan data, metode analisis, dan metode perumusan rencana.
BAB IV POTENSI DAN MASALAH
Bab ini memuat potensi dan permasalahan berkaitan dengan aspek fisik dasar, sosio
demografi, sosial budaya, ekonomi, sarana, prasarana, intensitas pemanfaatan ruang dan
transportasi di wilayah Kecamatan Mulyorejo.
4.2.3 Penyusunan Laporan Akhir
Laporan ini disusun dengan menyajikan arahan atau rekomendasi program
pengembangan transportasi pada wilayah perencanaan secara lengkap. Outline yang
dituliskan di dalamnya antara lain:

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, tujuan, sasaran, ruang lingkup wilayah perencanaan, ruang
lingkup pembahasan, dan sistematika penulisan laporan.
BAB II PROFIL WILAYAH PERENCANAAN, TINJAUAN KEBIJAKAN, DAN
KARAKTERISTIK TRANSPORTASI
Bab ini berisi tentang teori dan kebijakan terkait seperti teori sistem transportasi, teori
konsep perencanaan transportasi, kebijakan RTRW/RDTRK wilayah perencanaan,
karakteristik transportasi dan lain-lain.
BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang metode perencanaan di wilayah perencanaan meliputi metode
pengumpulan data, metode analisis, dan metode perumusan rencana.

BAB IV POTENSI DAN MASALAH


Bab ini memuat potensi dan permasalahan berkaitan dengan aspek fisik dasar, sosio
demografi, sosial budaya, ekonomi, sarana, prasarana, intensitas pemanfaatan ruang dan
transportasi di wilayah Kecamatan Mulyorejo.
BAB V Program Dan Skenario Perencanaan Pengembangan Transportasi
Bab ini menjelaskan usulan Program Rencana Pengembangan Transportasi Wilayah
Perencanaan di Kecamatan Mulyorejo
Bab VI Penutup
Bab ini memuat kesimpulan dan saran perencanaan transportasi Kecamatan Mulyorejo
BAB V

DESAIN SURVEI

Jenis Data Sumber Data


Tahun
Aspek Data yang Instansi Terkait Output Instrumen
Variabel Data Primer Sekunder
Dibutuhkan

Transportasi Pola  Geometrik Terbaru 1. Kondisi 1. Survei Literatur  Kecamatan  Tabel klasifikasi dan  Surat
Jaringan  Fungsi Jalan Faktual 2. RDTRK UP Mulyorejo hirarki jalan Survei
Jalan Lapangan Tunjungan  Bappeko Kota Kecamatan Mulyorejo  Peta
2. Survei 3. Masterplan Surabaya  Foto klasifikasi dan Garis
Lapangan / Transportasi  Dinas PU hirarki jalan  ATK
Observasi Kota Surabaya Ciptakarya Kota Kecamatan Mulyorejo  Kamera
Langsung 4. Tabel klasifikasi Surabaya  Deskripsi klasifikasi
jalan Kota dan hirarki jalan
Surabaya Kecamatan Mulyorejo
5. Tabel fungsi
jalan Kota
Surabaya
Kondisi Jalan  Perkerasan Terbaru 1. Kondisi 1. Survei Literatur  Kecamatan  Tabel kondisi jalan  Surat
Jalan Faktual 2. RDTRK UP Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Survei
 Panjang Jalan Lapangan Tunjungan  Bappeko Kota  Foto kondisi jalan  Peta
 Dimensi Jalan 2. Survei 3. Masterplan Surabaya Kecamatan Mulyorejo Garis
Lapangan / Transportasi  Dinas PU  Deskripsi kondisi  ATK
Observasi Kota Surabaya Ciptakarya Kota jalan Kecamatan  Kamera
Langsung Surabaya Mulyorejo
 Sketsa geometrik
jalan Kecamatan
Mulyorejo
 Foto geometrik jalan
Kecamatan Mulyorejo
 Deskripsi geometrik
jalan Kecamatan
Mulyorejo
Pola  Manusia Terbaru 1. Kondisi 1. Survei Literatur  Kecamatan  Tabel sistem  Surat
Pergerakan  Barang Faktual 2. RDTRK UP Mulyorejo transportasi umum Survei
Lapangan Tunjungan  Bappeko Kota Kecamatan Mulyorejo  Peta
2. Survei Surabaya  Foto sistem Garis
Lapangan / transportasi  ATK
Observasi Kecamatan Mulyorejo  Kamera
Langsung  Deskripsi sistem
transportasi umum
Kecamatan Mulyorejo

Sistem  Jenis Terbaru 1. Kondisi 1. Survei Literatur  Kecamatan  Tabel sistem  Surat
Angkutan Kendaraan Faktual 2. RDTRK UP Mulyorejo trasnportasi umum Survei
 Jumlah yang Lapangan Tunjungan  Bappeko Kota Kecamatan Mulyorejo  Peta
Lewat 2. Survei 3. Masterplan Surabaya  Foto sistem Garis
 Lokasi Lapangan / Transportasi  Dinas transportasi umum  ATK
Pemberhentian Observasi Kota Surabaya Perhubungan Kecamatan Mulyorejo  Kamera
 Rute Langsung Kota Surabaya  Deskripsi sistem
transportasi umum
Kecamatan Mulyorejo
Fasilitas dan  Parkir Terbaru 1. Kondisi 1. Survei Literatur  Kecamatan  Tabel fasilitas  Surat
Utilitas  Terminal Faktual 2. Masterplan Mulyorejo transportasi Survei
Transportasi  Halte Lapangan Transportasi  Dinas Kecamatan Mulyorejo  Peta
 Jalur Pejalan 2. Survei Kota Surabaya Perhubungan  Foto fasilitas Garis
Kaki Lapangan / Kota Surabaya transportasi  ATK
 Rambu Lalu Observasi  Bappeko Kota Kecamatan Mulyorejo  Kamera
Lintas Langsung Surabaya  Deskripsi fasilitas
 Tempat transportasi
Penyeberangan Kecamatan Mulyorejo
(Zebra Cross)
 JPO

Sistem Arah Pergerakan Terbaru 1. Kondisi  Kecamatan  Tabel sistem sirkulasi  Surat
Sirkulasi Faktual Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Survei
Lapangan  Foto sistem sirkulasi  Peta
2. Survei Kecamatan Mulyorejo Garis
Lapangan /  Deskripsi sistem  ATK
Observasi sirkulasi Kecamatan  Kamera
Langsung Mulyorejo

Tata Guna Jenis  Perumahan dan Terbaru Survei 1. RTRW  Bappeko Kota  Peta landuse 10  Surat
Lahan Penggunaan Permukiman Lapangan / Surabaya Surabaya tahun lalu dan terbaru Survei
Lahan  Perdagangan Observasi 2. RDTRK UP  Kecamatan  Foto landuse
dan Jasa Tunjungan Mulyorejo  Deskripsi arah
 Fasilitas Umum 3. Peta Dasar  Kelurahan perkembangan
 RTH Kecamatan Terlait landuse di
 Industri Genteng Kecamatan Mulyorejo
4. petaperuntukan.  Deskripsi
surabaya.go.id perbandingan
landuse
 Deskripsi potensi dan
permasalahan
landuse di
Kecamatan Mulyorejo

Demografi Mobilitas Data 5 Wawancara 1. Kecamatan  Deskripsi  Tabel jumlah  Surat


Penduduk Tahun Mulyorejo Kuantitatif penduduk menurut Survei
Kelahiran Terakhir Dalam Angka kelahira per 0 tahun
(2014 – 2. Monografi  Grafik jumlah
Kelurahan di penduduk menurut
2018) Kecamatan kelahiran per – tahun
Mulyorejo  Potensi dan masalah
 Tabel jumlah
penduduk menurut
angka kematian per –
tahun
Kematian  Grafik jumlah
penduduk menurut
angka kematian per –
tahun
 Potensi dan masalah

 Tabel jumlah
penduduk menurut
angka migrasi per –
tahun
Migrasi
 Grafik jumlah
penduduk menurut
angka migrasi per -
tahun
Komposisi  Jumlah Data 5 Wawancara 1. Kecamatan  Deskripsi  Tabel jumlah  Surat
penduduk Penduduk Tahun Mulyorejo Kuantitatif penduduk Survei
menurut agama Terakhir Dalam Angka berdasarkan jenis
 Jumlah 2. Monografi kelamin
Penduduk Kelurahan di  Diagram
menurut jenis Kecamatan perbandingan jumlah
kelamin dan Mulyorejo penduduk menurut
umur jenis kelamin
 Jumlah  Diagram penduduk
penduduk menurut umur
menurut mata  Piramida penduduk
pencaharian  Sex Ratio
 Depedency Ratio

Data 5 1. Kecamatan  Deskripsi  Tabel jumlah ● Surat


Tahun Mulyorejo Kuantitatif penduduk Survei
Terakhir Dalam Angka  Grafik jumlah
Jumlah Penduduk 2. Monografi penduduk
Kelurahan di  Proyeksi 20 tahun ke
Kecamatan depan
Mulyorejo  Potensi dan masalah
Data 5 1. Kecamatan  Tabel jumlah ● Surat
Tahun Mulyorejo kepadatan penduduk Survei
Terakhir Dalam Angka  Peta kepadatan
Kepadatan Penduduk 2. Monografi penduduk
Kelurahan di
Kecamatan
Mulyorejo

 Jumlah Terbaru 1. Survei 1. Kecamatan  Tabel klasifikasi  Surat


sarana kondisi Mulyorejo sarana Survei
perdagangan eksisting Dalam Angka perdagangan dan  Peta
dan jasa di jasa di Kecamatan Garis
Kecamatan Mulyorejo  ATK
Mulyorejo  Peta persebaran
Perdagangan  Persebaran sarana
Sarana
dan Jasa sarana perdagangan dan
jasa
 Bahan analisa
waktu untuk traffic
counting sebagai
variabel dalam
analisis regresi
Kebijakan Rencana Tata  RTRW Kota Terbaru 1. Studi Literatur  Data dari Badan  Arah kebijakan  Surat
Ruang Surabaya Perencanaan pada Kecamatan survei
 RDTRK UP II Pembangunan Mulyorejo, berupa
Kertajaya Kota Surabaya struktur maupun
 Perpustakaan ruang
Jurusan PWK  Mengetahui arah
ITS guna lahan 5 tahun
 Daring rencana kedepan sesuai
dan isu Rencana Pola
strategis Ruang
 Rencana Terbaru 1. Studi Literatur  Data dari Badan  Rencana maupun  Surat
atau Isu Perencanaan isu strategis survei
Strategis Pembangunan mengenai aspek
Transportasi Kota Surabaya transportasi di
Rencana
Sektoral
Kecamatan  Perpustakaan Kecamatan
Mulyorejo Jurusan PWK Mulyorejo
“Transportasi”
ITS
 Daring rencana
dan isu
strategis
 Pedoman Penyusunan Terbaru 1. Studi Literatur  Data dari Badan  Surat
Rencana Induk Jaringan Jalan Perencanaan survei
dan Angkutan Jalan Pembangunan
 Analisis Pelayanan Jaringan Kota Surabaya
Jalan  Perpustakaan
Jurusan PWK
ITS
 Daring rencana
dan isu
strategis

Anda mungkin juga menyukai