1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang Hyang
Widhi Wasa karena atas rahmat dan berkat–Nya tim penulis dapat menyelesaikan Tugas
Mata Kuliah Sistem Transportasi Makro yang berjudul “Sistem Transportasi di Kota
Surabaya”
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih memerlukan
penyempurnaan, oleh karena itu segala bentuk kritik dan saran dari semua pihak sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah terlibat dan memberikan perhatian serta bimbingan, baik langsung maupun
tidak langsung, antara lain:
1. Bapak Dr. I Made Agus Ariawan, ST, MT selaku Dosen mata kuliah Sistem
Transportasi Makro.
2. Semua pihak yang telah memberikan informasi, bantuan, dorongan, dan
perhatian kepada tim penulis sehingga tugas mata kuliah system transportasi
makro ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Akhir kata, penulis harapkan semoga makalah ini, dapat memberikan manfaat bagi
kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
1 BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, adapun tujuan makalah ini
adalah:
1. Untuk mengetahui gambaran secara umum mengenai kondisi Kota Surabaya.
2. Untuk mengetahui sistem transportasi di Kota Surabaya.
1.4 Manfaat
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, adapun manfaat makalah ini
adalah:
1. Terciptanya sistem transportasi perkotaan yang mampu memfasilitasi seluruh
daerah di Kota Surabaya.
2. Menambah wawasan mengenai sistem transportasi di Kota Surabaya serta
dapat digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan sistem transportasi di
masa mendatang.
2
2 BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Transportasi Darat di Kota Surabaya
2.2.1 Kereta
Transportasi kota Surabaya juga dihubungkan oleh kereta api dan komuter
Surabaya – Sidoarjo. Jaringan jalan kereta api di wilayah Surabaya yang dikelola
Daerah Operasi VIII merupakan pusat dari jaringan kereta api wilayah Timur Jawa.
Dari stasiun-stasiun di Surabaya yaitu Stasiun Kota , Stasiun Pasar Turi , Stasiun
Gubeng dan Stasiun Wonokromo menyebar jaringan jalan kereta api ke seluruh
wilayah Jawa Timur, jaringan Surabaya – Jakarta lewat Pantura dan Selatan;
jaringan Surabaya – Bandung. Selain itu juga merupakan bagian jaringan angkutan
barang menggunakan kereta api Banyuwangi – Surabaya – Jakarta – Cilegon. Di
wilayah kota Surabaya terdapat 7 stasiun kereta api yaitu :
a. Pasar Turi
b. Tandes
c. Kandangan
d. Benowo
e. Surabaya Kota/Semut
f. Gubeng
g. Wonokromo.
4
4. Menanggal.
5
Bus kota (patas dan ekonomi) yang melayani transportasi publik kota
surabaya memiliki 19 rute pada jalan-jalan utama dan di dukung oleh terminal-
terminal yang representatif antara lain :
1. Terminal Purabaya (Terminal Bungurasih)
Meskipun lokasi Terminal Purabaya berada di Bungurasih Kabupaten
Sidoarjo, namun pengelolaannya oleh Dinas Perhubungan Kota Surabaya. Dalam
skala kota Surabaya, letak terminal Purabaya berada di sisi Selatan kota Surabaya.
Terminal Purabaya merupakan terminal tipe A dengan luas lahan 120.000 m2 ,
melayani angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), Angkutan Antar Kota
Dalam Provinsi (AKDP), dan Angkutan Kota. Jaringan trayek angkutan kota yang
dilayani Terminal Purabaya adalah bus kota.
6
Gambar 2. 4 Terminal Oso Wilangun
sumber : google image
3. Terminal Joyoboyo
Lokasi terminal ini terletak di sebelah selatan. Terminal Joyoboyo merupakan
terminal tipe B dengan luas lahan 11.134 m2 , dimana melayani angkutan Antar
Kota Dalam Provinsi (AKDP), dan angkutan kota. Jaringan trayek angkutan kota
yang dilayani Terminal Joyoboyo ini yakni bus dan angkutan kota.
7
Gambar 2. 6 Terminal Bratang
sumber : google image
5. Sub Terminal
Sub-sub terminal yang dikelola oleh Pemerintah Kota antara lain yaitu :
Sub Terminal Menanggal
Sub Terminal Benowo
Sub Terminal Petekan/Kalimas Barat
Sub Terminal Manukan Kulon
Sub Terminal Balongsari
Sub Terminal Darmo Permai
Sub Terminal Kenjeran
Pangkalan Angkutan Kota (Lyn)
Selain terminal dan sub terminal, fasilitas transportasi kota yang
klasifikasinya lebih kecil yaitu pangkalan angkutan kota yang pada umumnya
dikelola oleh ”Paguyuban” angkutan kota. Lokasi pangkalan angkot ini biasanya
merupakan simpul akhir trayek angkot dari terminal. Untuk pelayanan penumpang
8
di sepanjang rute, tersedia fasilitas tempat pemberhentian berupa Halte atau Shelter,
dan berupa Rambu (tanpa ada bangunan). Jumlah Halte atau Shelter sekitar 53 buah,
sedangkan rambu sejumlah 29 buah.
Tabel 2. 1 Rute Bis Kota
Sumber : blogspot.com
9
Sumber : blogspot.com
10
transportasi tidak berjalan dengan efektif dan efisien. Hal ini dapat dilihat dengan
adanya on street parking di area pertokoan yang menyebabkan kemacetan lalu
lintas.
3. Pendekatan Sistem Arus
Perkembangan penggunaan lahan di suatu perkotaan cenderung memicu
perkembangan aktivitas. Keberadaan jalan sangat vital dalam mewadahi dan
melayani pergerakan aktivitas perkotaan dan mengarahkan perkembangan kota.
Namun ketika aktivitas yang diwadahinya sudah tidak dapat ditampung lagi,
masalah-masalah seperti kemacetan akan mudah terjadi. Hal inilah yang terjadi
pada Jalan Dharmawangsa. Adanya bangunan perdagangan dan jasa ternyata juga
membawa dampak negatif. Letaknya yang saling berdekatan tersebut
mengakibatkan pembeli berkumpul pada satu titik saja.
11
3 BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut maka dapat ditarik simpulan sebagai
berikut :
1. Kota Surabaya merupakan ibukota Provinsi Jawa Timur dengan luas wilayah
Kota Surabaya seluruhnya kurang lebih 326,36 km2 yang terbagi dalam 31
Kecamatan dan 154 Desa/Kelurahan.
2. Transportasi darat di Kota Surabaya antara lain bus kota, angkutan kota
(angkot), angguna (angkutan serba guna), dan becak. Angkutan kota dan
angguna melalui cukup banyak rute yaitu 57 rute. Bus kota (patas dan
ekonomi) yang melayani transportasi publik kota surabaya memiliki 19 rute.
12
4 DAFTAR PUSTAKA
13