TRANSIT)
Segala Puji syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan berkah,
rahmat dan Karunia-Nya sehingga Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini dapat
diselesaikan.
Dengan kerendahan hati, pada kesempatan yang sangat baik ini, penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
1. Orang Tua dan Keluarga yang senantiasa memberi dukungan dan
do’a;
2. Bapak Ahmad Yani ATD.,M.T sebagai Direktur Politeknik Transportasi
Darat Indonesia-STTD;
3. Bapak Rachmat Sadili, ATD, MT selaku ketua Jurusan D-III
Manajemen Transportasi Jalan beserta Dosen-dosen, yang telah
memberikan bimbingan selama Pendidikan;
4. Seluruh Staf dan Dosen pengajar pada program Studi Diploma III
Manajemen Transportasi Jalan;
5. Seluruh rekan Taruna/i Politeknik Transportasi Darat Indonesia-STTD
Angkatan XLI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................................
B. Maksud dan Tujuan...............................................................................................
C. Ruang lingkup.......................................................................................................
BAB II GAMBARAN UMUM................................................................................................
A. Kondisi Geografis DKI Jakarta.................................................................................
B. Kondisi Demografis DKI Jakarta..............................................................................
BAB III PELAKSANAAN KKL..............................................................................................
A. Pengertian MRT.....................................................................................................
B. Manfaat Kehadiran MRT.........................................................................................
C. Infrastruktur yang Harus Disiapkan.........................................................................
BAB IV PENUTUP...........................................................................................................
A. Kesimpulan..........................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu dari 5 besar Negara dengan
penduduk terbanyak di dunia. Otomatis, perlu adanya pengembangan –
pengembangan alat yang mendukung produktifitas para penghuninya.
Tak terkecuali dalam bidang transportasi. Luasnya wilayah Indonesia
tentu saja membutuhkan teknologi transportasi yang memadai.
Di Indonesia sendiri, sekarang sudah tersedia teknologi transportasi
darat, laut maupun udara. Armadanya pun tergolong mendunia. Namun,
dibalik semua kelengkapan itu pasti ada sesuatu yang kurang. Banyaknya
kecelakaan yang terjadi di jalan raya, rel kereta api, perairan Indonesia
dan jalur udara nasional membuktikan bahwa Indonesia masih jauh dari
kata sempurna. Kemacetan dimana-mana membuat warga tak nyaman
untuk berlama – lama di angkutan umum dan membeli kendaraan pribadi
yang sejatinya malah menambah kemacetan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan perangkutan memiliki peran
penting dalam menggerakkan perekonomian kota-kota besar di
Indonesia. Permintaan layanan perangkutan juga akan semakin
meningkat seiring dengan semakin besarnya jumlah penduduk. Karena
ruang yang terbatas, kota-kota besar seperti Jakarta tidak mampu
memenuhi tingginya permintaan pergerakan penduduk hanya melalui
penambahan jalan dan angkutan umum berkapasitas kecilKondisi
tersebut semakin parah dengan munculnya emisi kendaraan yang dapat
menimbulkan gangguan kondisi kesehatan dan penurunan kualitas
lingkungan. Selain itu, lamanya waktu yang dihabiskan di jalan dapat
menimbulkan dampak psikologis berupa penurunan ketidakstabilan emosi
dan dampak ekonomis berupa penurunan tingkat produktivitas kerja.
Menyadari bahwa penataan kota yang tak memungkinkan untuk
menambah armada di jalan tanah, pemerintah merencanakan untuk
membangun MRT (Mass Rapid Transit) di sepanjang Jakarta. Rencananya
akan dimulai dari Lebak Bulus dan akan terus berkembang hingga
C. Ruang lingkup
Ruang lingkup dalam penyusunan Laporan Kuliah Kerja Lapangan
adalah:
1. Lokasi yang dikunjungi di DKI Jakarta, yaitu:
b. Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta
c. Terminal Pulo Gebang
d. Kawasan TOD Dukuh Atas
e. Halte Transjakarta Tendean
f. Stasiun MRT Lebak Bulus
g. Halte Transjakarta Ciledug
GAMBARAN UMUM
PELAKSANAAN KKL
A. Pengertian MRT
MRT (Mass Rapid Transit) adalah suatu sistem tranportasi
perkotaan yang mempunyai 3 kriteria utama, mass (daya angkut besar),
rapid (waktu tempuh cepat dan frekuensi tinggi), dan transit (berhenti di
banyak stasiun di titik utama perkotaan). Namun, belakangan ini kita
sering salah kaprah tentang maksud definisi MRT itu sendiri.
Pemeberitaan media yang cenderung asal-asalan dan kurang
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pembangunan MRT sebenarnya masih kurang berdampak bagi warga
DKI Jakarta dikarenakan jumlah volume kendaraan bermotor tidak
akan berkurang.
2. MRT diharapkan menjadi sebuah solusi dalam dunia trasnsportasi
Indonesia.
3. Dalam perkembangan berkelanjutan ini, MRT diharapkan mampu
untuk memberikan manfaat bagi warga DKI Jakarta dalam
menanggulangi kemacetan yang ada.
B. Saran
1. Upaya-upaya terobosan yang cukup kreatif yang dapat secara tidak
langsung menunjang pengembangan MRT perlu terus dikembangkan.
Misalnya, program car free day.
2. Pemerintah perlu secara konsisten mengelola dampak industri
kendaraan melalui misalnya penerapan pajak yang tinggi dan subsidi
BBM yang lebih selektif.
3. Dalam kerangka pengembangan MRT yang terpadu, pemerintah harus
mulai memikirkan misalnya sarana angkutan feeder (antara) yang
handal yang dapat menghubungkan rute MRT dengan pusat-pusat
permukiman.
4. Pemerintah juga perlu memperbaiki jalur-jalur pejalan kaki yang
menghubungkan halte-halte dengan pusat-pusat kegiatan.
5. Pengembangan MRT yang tangguh harus bertahap dan
memperhatikan dampak sosial selama proses transisi.
6. Pengembangan MRT sebaiknya dimulai dengan yang sederhana
seperti busway. Lalu, seiring dengan bertambah rumitnya sistem
pergerakan di suatu kota, program berikutnya dapat melibatkan moda
yang lebih rumit pula seperti monorail, tram, atau subway.
7. Pemerintah harus memikirkan proses adaptasi dan pengalihan
sebagian tenaga kerja dan pengusaha sektor transportasi secara