Anda di halaman 1dari 22

MRT, GAYA HIDUP BARU BERBASIS TRANSPORTASI

PUBLIK

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

Diajukan Sebagai Syarat untuk memperoleh nilai


Mata Kuliah Kuliah Kerja Lapangan
Pada Program Studi Teknik Sipil

Oleh :

Ayu Pramesti
6518500008

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
TAHUN 2020
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

MRT, GAYA HIDUP BARU BERBASIS TRANSPORTASI PUBLIK

DI PT.MRT JAKARTA

Yang dipersiapkan dan disusun oleh

Ayu Pramesti

6518500008

Telah disetujui oleh :

Tegal, Maret 2020

Koordinator KKL Dosen Pembimbing KKL

Bpk. Drs Drajat Samyono, MT Bpk. Teguh Haris Santoso, MT

NIPY : 20962771957 NIPY : 2466451973

ii
PRAKATA

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa telah memberikan rahmat dan

hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Lapangan

ini dengan baik dan tepat pada waktunya dimana dalam bentuk dan isinya masih

sangat sederhana. Kuliah Kerja Lapangan merupakan salah satu mata kuliah yang ada

dalam semester IV. Laporan hasil Kunjungan Kuliah Kerja Lapangan ini menjadi

salah satu syarat mengikuti ujian akhir semester IV dan sekaligus pemahaman tentang

apa yang terjadi dilapangan saat bekerja.

Penulis banyak-banyak mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Teguh Hari Santoso, MT selaku Dosen Pembimbing kunjungan Kuliah

Kerja Lapangan di PT. MRT Jakarta dan sekalu Dosen Wali kelas Ekstensi IVC

2. Ibu Isradias Mirajhusnita, ST.MT dan Bapak Okky Hendra Hermawan,ST.MT

selaku Dosen Pembimbing kelas pagi

3. Rekan-rekan mahasiswa Teknik Sipil yang telah membantu, menyemangati dan

mendukung sehingga laporan dapat diselesaikan.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun agar laporan ini lebih sempurna pada masa mendatang. Dan semoga

laporan ini bermanfaat bagi pembaca serta bagi penulis yang masih berada pada tahap

pembelajaran.

Tegal , 16 Maret 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... ii
PRAKATA .................................................................................................................. iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1


1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................ 1
1.2 TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN KKL .................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................. 3-4

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 5


3.1 SEJARAH PT.MRT JAKARTA ......................................................................... 5-8
3.2 VISI DAN MISI PT.MRT JAKARTA ................................................................... 8
3.3 TRANSPORTASI PUBLIK .............................................................................. 9-10

BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 11


A. SARAN ............................................................................................................... 11
B. KESIMPULAN ................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 13
LAMPIRAN .......................................................................................................... 14-17

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kegiatan KKL .......................................................................................... 1

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan suatu kegiatan perkuliahan yang

lebih cenderung pada peninjauan langsung ke lapangan yang bisa berupa pengamatan

atau mencari informasi. Kuliah ini dilaksanakan agar para mahasiswa tidak hanya

mengenal mata kuliah dalam kelas, namun juga terjun langsung ke lapangan untuk

melakukan peninjauan , pemahaman , pembelajaran , dan pengamatan terhadap

lingkungan di lapangan yang masih ada hubunganya dengan perkuliahan dalam kelas.

Kuliah Kerja Lapangan ( KKL) yang dilaksanakan oleh Jurusan Teknik Sipil

Universitas Pancasakti Tegal pada tanggal 24 Februari 2020 di Jakarta,

berkesempatan untuk mengunjungi PT. MRT Depo Lebak Bulus. Adapun kegiatan

KKL ini diharapkan dapat memberikan pengalaman nyata serta dapat meningkatkan

potensi Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Pancasakti Tegal semester IV

tahun akademik 2019/2020 sebagai calon Engineer yang profesional.

Gambar 1.1 Kegiatan KKL

1
2

1.2 TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN KKL

Tujuan yang hendak dicapai melalui kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)

adalah agar para peserta KKL (Mahasiswa semester IV Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Teknik Universitas Pancasakti Tegal tahun akademik 2019/2020) mendapatkan

pengalaman belajar di luar kampus dalam pengembangan wawasan keilmuan sebagai

calon tenaga teknik yang berkualitas dan professional.

Manfaat yang diperoleh dalam pelaksanaan KKL yakni:

1. Menambah pengetahuan dan wawasan para peserta KKL (Mahasiswa semester

IV Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal tahun

akademik 2019/2020) sebagai upaya menghasilkan tenaga teknik yang

berkualitas dan professional.

2. Para peserta KKL dapat memperoleh pengalaman keluar daerah sekaligus

berwisata untuk mengetahui dunia luar daerah.


BAB II

LANDASAN TEORI

Ilmu Teknik Sipil sangat luas, dimana dalam Teknik Sipil hampir mencakup

semua aspek pekerjaan seperti Struktur Bangunan Gedung, Struktur Rumah Tinggal,

Struktur Jembatan, Jaringan Instalasi MEP (Mechanical Mectrical Plumbing), Jalan

Raya, Irigasi, dan Transportasi. Dalam laporan kali ini saya akan mengulas tenang

Transportasi modern berupa kereta cepat Mass Rapid Transit (MRT) yang berlokasi

di Depo Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Jakarta adalah ibu kota Indonesia dengan penduduk sebanyak 10 juta jiwa.

Diperkirakan bahwa lebih dari empat juta penduduk di daerah sekitar Jabodetabek

menempuh perjalanan ke dan dari kota setiap hari kerja. Masalah transportasi

semakin mulai menarik perhatian politik dan telah diprediksikan bahwa tanpa

terobosan transportasi utama, kemacetan akan membanjiri kota dan akan menjadi

kemacetan lalu lintas yang sangat parah sehingga kendaraan tidak bisa bergerak

bahkan pada saat baru keluar dari garasi rumah pada tahun 2020. Sejak tahun 1980

lebih dari dua puluh lima studi subjek umum dan khusus telah dilakukan terkait

dengan kemungkinan sistem Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta. Salah satu alasan

utama yang menunda penanggulangan masalah ini adalah krisis ekonomi dan politik

1997-1999. Sebelum krisis, sebuah Build-Operate-Transfer (BOT) yang dianggap

sebagai bagian dari MRT baru melibatan sektor swasta. Setelah krisis, rencana

mengandalkan BOT untuk menyediakan pembiayaan terbukti tidak layak dan proyek

MRT kembali diusulkan sebagai skema yang didanai pemerintah.

3
4

Transportasi publik di Jakarta saat ini hanya melayani 56% perjalanan yang

dilakukan oleh komuter sehari-hari. Angka ini perlu ditingkatkan mengingat Jakarta

adalah kota dengan tingkat rata-rata pertumbuhan kendaraan bermotor sebesar 9,5%

per tahunnya yang jauh melebihi panjang jalan dengan kenaikan hanya sebesar 0,01%

antara tahun 2005 dan 2010. Moda transportasi MRT ini menjadi salah satu pilihan

masyarakat karena dari segi keekonimisan harga, ketepatan waktu tiba, ketepatan

waktu keberangkatan sangat baik, menjadi pilih khalayak public . melihat kota

Jakarta sangat padat penduduk.


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 SEJARAH PT. MRT JAKARTA

PT Mass Rapid Transit Jakarta (PT MRT Jakarta) berdiri pada tanggal 17 Juni

2008, berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas dengan mayoritas saham dimiliki

oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (struktur kepemilikan: Pemprov DKI Jakarta

99.98%, PD Pasar Jaya 0.02%). PT MRT Jakarta memiliki ruang lingkup kegiatan di

antaranya untuk pengusahaan dan pembangunan prasarana dan sarana MRT,

pengoperasian dan perawatan (operation and maintenance/O&M) prasarana dan

sarana MRT, serta pengembangan dan pengelolaan properti/bisnis di stasiun dan

kawasan sekitarnya, serta Depo dan kawasan sekitarnya.

Dasar hukum pembentukan PT MRT Jakarta adalah Peraturan Daerah Provinsi

DKI Jakarta Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD) Perseroan Terbatas (PT) MRT Jakarta (sebagaimana diubah dengan

Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah

Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

Perseroan Terbatas (PT) MRT Jakarta) dan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008

Tentang Penyertaan Modal Daerah Pada Perseroan Terbatas (PT) MRT Jakarta

(sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2013 Tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Penyertaan Modal

Daerah Pada Perseroan Terbatas (PT) MRT Jakarta).

5
6

Rencana pembangunan MRT di Jakarta sesungguhnya sudah dirintis sejak

tahun 1985. Namun, saat itu proyek MRT belum dinyatakan sebagai proyek nasional.

Pada tahun 2005, Presiden Republik Indonesia menegaskan bahwa proyek MRT

Jakarta merupakan proyek nasional. Berangkat dari kejelasan tersebut, maka

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai bergerak dan saling

berbagi tanggung jawab. Pencarian dana disambut oleh Pemerintah Jepang yang

bersedia memberikan pinjaman.Pada 28 November 2006 penandatanganan

persetujuan pembiayaan Proyek MRT Jakarta dilakukan oleh Gubernur Japan Bank

for International Cooperation (JBIC) Kyosuke Shinozawa dan Duta Besar Indonesia

untuk Jepang Yusuf Anwar. JBIC pun mendesain dan memberikan rekomendasi studi

kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Telah disetujui pula kesepakatan antara

JBIC dan Pemerintah Indonesia, untuk menunjuk satu badan menjadi satu pintu

pengorganisasian penyelesaian proyek MRT ini.

JBIC kemudian melakukan merger dengan Japan International Cooperation

Agency (JICA). JICA bertindak sebagai tim penilai dari JBIC selaku pemberi

pinjaman. Dalam jadwal yang dibuat JICA dan MRT Jakarta, desain teknis dan

pengadaan lahan dilakukan pada tahun 2008-2009, tender konstruksi dan tender

peralatan elektrik serta mekanik pada tahun 2009-2010, sementara pekerjaan

konstruksi dimulai pada tahun 2010-2014. Uji coba operasional rencananya dimulai

pada tahun 2014. Namun, jadwal tersebut tidak terpenuhi.


7

Desain proyek pun dilakukan mulai tahun 2008-2009, tahap konstruksi

dilakukan mulai Oktober 2013, dan dicanangkan selesai pada 2018.Proyek MRT

Jakarta dimulai dengan pembangunan jalur MRT Fase I sepanjang ± 16 kilometer

dari Terminal Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia yang memiliki 13

stasiun berikut 1 Depo. Untuk meminimalisir dampak pembangunan fisik Fase I,

selain menggandeng konsultan manajemen lalu lintas, PT MRT Jakarta juga memiliki

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Pengoperasian Fase I akan dimulai

pada tahun 2019.

Pembangunan jalur MRT Fase I akan menjadi awal sejarah pengembangan

jaringan terpadu dari sistem MRT yang merupakan bagian dari sistem transportasi

massal DKI Jakarta pada masa yang akan datang. Pengembangan selanjutnya

meneruskan jalur Sudirman menuju Ancol (disebut jalur Utara-Selatan) serta

pengembangan jalur Timur-Barat.

 Dalam tahap Engineering Service, PT MRT Jakarta bertanggung jawab terhadap

proses prakualifikasi dan pelelangan kontraktor.

 Dalam tahap Konstruksi, PT MRT Jakarta sebagai atribusi dari Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta menandatangani kontrak dengan kontraktor pelaksana

konstruksi, dan konsultan yang membantu proses pelelangan kontraktor, serta

konsultan manajemen dan operasional.

 Dalam tahap operasi dan pemeliharaan, PT MRT Jakarta bertanggung jawab terhadap

pengoperasian dan perawatan, termasuk memastikan agar tercapainya jumlah

penumpang yang cukup untuk memberikan pendapatan yang layak bagi perusahaan.
8

Pelaksanaan pembangunan MRT melibatkan beberapa instansi, baik pada

tingkatan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan PT MRT Jakarta

sendiri. Oleh karena itu, dokumen anggaran yang diperlukan juga melibatkan

lembaga-lembaga tersebut dengan nama program dan kegiatan berbeda namun

dengan satu keluaran yang sama, pembangunan MRT Jakarta.

3.2 VISI DAN MISI PT.MRT JAKARTA

3.2.1 Visi

Menjadi penyedia jasa transportasi publik terdepan yang berkomitmen untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan mobilitas, pengurangan

kemacetan, dan pengembangan sistem transit perkotaan.

3.2.2 Misi

Mencapai keunggulan yang berkesinambungan di semua elemen kinerja, melalui:

 Pengembangan dan pengoperasian jaringan transportasi publik yang aman,

terpercaya, dan nyaman;

 Menghidupkan kembali lingkungan perkotaan melalui pengembangan transit

perkotaan ternama; dan

 Membangun reputasi sebagai perusahaan pilihan dengan melibatkan,

menginspirasi, dan memotivasi tenaga kerja kami.


9

3.3 TRANSPORTASI PUBLIK

3.3.1 Stasiun dan Fasilitas

Sebagian dari konstruksi jalur MRT Jakarta merupakan struktur layang

(Elevated) yang membentang ±10 km; dari wilayah Lebak Bulus hingga

Sisingamangaraja. Dari rute tersebut, terdapat 7 Stasiun Layang, yaitu Lebak Bulus,

Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M dan Sisingamangaraja.

Sementara Depo kereta api dibangun di area Lebak Bulus, berdekatan dengan stasiun

awal/akhir Lebak Bulus. Seluruh stasiun penumpang dan lintasan dibangun dengan

struktur layang yang berada di atas permukaan tanah, sementara Depo kereta api

dibangun di permukaan tanah (on ground).

Konstruksi bawah tanah (Underground) MRT Jakarta membentang ±6 km,

yang terdiri dari terowongan MRT bawah tanah dan enam stasiun MRT bawah tanah,

yang terdiri dari Stasiun Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas,

Bundaran Hotel Indonesia. Metode pengerjaan konstruksi bawah tanah menggunakan

TBM (Tunnel Boring Machine) tipe EPB (Earth Pressure Balance Machine), dengan

pembagian koridor paket pengerjaan terbagi menjadi tiga: CP 104, CP 105 dan CP

106.
10

3.3.2 Cara Menggunakan MRT

Tata cara menggunakan kerata cepat Mass Rapid Transit (MRT) ialah sebagai

berikut:

 Penumpang pergi menuju dan masuk ke stasiun MRT Jakarta.

 Penumpang dapat membeli Single Trip Ticket ( STT ) atau Multi Trip Ticket (

MTT) melalui Ticket Vending Machine ( TMV ).

 Setelah penumpang memiliki ticker/card, dapat langsung di tempelkan pada

pintu masuk penumpang.

 Penumpang melakukan antrean di belakang garis aman.

 Dahulukan penumpang turun sebelum masuk.

 Setelag sampai di stasiun tujuan tempelkan kembali ticket/card anda ke pintu

masuk penumpang.

 Penumpang / pengguna MRT wajib mematuhi aturan dan arahan dari petugas.
BAB IV

PENUTUP

4.1 SARAN

Setelah melakukan kunjungan lapangan Kuliah Kerja Lapangan ke PT.MRT

Jakarta, terdapat beberapa saran yang akan saya sampaikan, yaitu sebagai berikut :

 Transportasi menjadi salah satu alat yang sangat membantu dalam aspek

kehidupan sehari – hari, dengan adanya perkembangan dan trobosan baru moda

transpostasi MRT ini masyarakat sangat terbantu dan lebih efisian dalam

pemanfaatan waktu.

 Design dan Konstruksi MRT dirancang dengan sedemikian nyaman, sehingga

memudahkan masyarakat publik dalam akses dan penggunaan sehari-hari.

 Penambahan jalur dan stasiun baru untuk MRT sangat dibutuhkan karena,

melihat petumbuhan jumlah penduduk dan pendatang ke kota Jakarta semakin

banyak dan meningkat setiap tahun.

 Untuk perkembangan kemajuan transportasi MRT saya harap memiliki

jangkauan yang luas, tidak hanya untuk Jakarta. Tetapi kota-kota lain padat

penduduk juga sangat membutuhkan moda transportasi cepet seperti MRT.

11
12

4.2 KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat saya ambil dalam dalam kunjungan Kuliah Kerja

Lapangan ke PT.MRT Jakarta moda transpostasi MRT menjadi gaya hidup baru bagi

masyarakat, mudah, cepat, ekonomis dan nyaman. Sebagai pengguna pasti sangat

terbantu dengan adanya trobosan moda transportasi MRT ini, pembuatan dan

perakitannya diperhitungan dengan sedemikian rupa sehingga memberikan kesan

nyaman dan ingin menggunakan kembali. Lintasan yang tidak berisik seperti kereta

pada umumnya menjadi daya tarik tersendiri, harga ticket yang terbilang relative

murah sangat pas dikantong. Perluasan jangkauan moda trasnportasi MRT ini dapat

dibangun dikota lain sehingga pengetahuan masyarakat tidak tertinggal dengan

adanya moda transportasi baru.


DAFTAR PUSTAKA

https://www.jakartamrt.co.id/

13
LAMPIRAN FOTO

14
15
16
17

Anda mungkin juga menyukai