MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metoda Pelaksanaan Konstruksi yang
diampu oleh
Dr. H. Nanang Dalil, S.T., M.Pd.
Oleh:
Muhammad Zaaka Firdaus 1400898
Alfin Bagus Prakoso 1403510
Arya Dwi Saputra 1404097
Agung Triwibowo 1404336
Gita Islami R. 1400760
Royhan Rifki 1401738
Frida Muthia Madina 1406444
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. H. Nanang Dalil, S.T., M.Pd selaku dosen mata kuliah Metode Pelaksanaan Konstruksi;
2. Para senior, rekan-rekan seangkatan, dan orang tua
atas perhatian dan bantuannya pada makalah ini, semoga Allah SWT memberikan balasan yang
berlipat ganda.
Penulis menyadari akan banyaknya kekurangan yang terdapat pada makalah ini. Karena itu,
penulis sangat mengharapkan adanya saran-saran yang membangun dari pembaca.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca umumnya, dan penulis khususnya. Semoga
Allah SWT mencatat kegiatan ini sebagai bagian dari ibadah kepada-Nya. Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I ............................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN......................................................................................................................... 1
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 3
KESIMPULAN ........................................................................................................................... 17
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
Pembangunan MRT Jakarta
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jakarta adalah ibu kota Indonesia, menyimpan lebih dari 9 juta jiwa. Diperkirakan bahwa
lebih dari empat juta penduduk daerah sekitar Jabodetabek perjalanan ke dan dari kota setiap hari
kerja. Masalah transportasi semakin mulai menarik perhatian politik dan telah meramalkan bahwa
tanpa terobosan transportasi utama, kemacetan akan membanjiri kota itu menjadi kemacetan lalu
lintas lengkap pada tahun 2020.
Transportasi umum saat ini di Jakarta hanya melayani 56% perjalanan yang dilakukan oleh
komuter sehari-hari. Angka ini sangat perlu untuk dibesarkan sebagai tingkat kota 9,5% rata-rata
tahunan pertumbuhan kendaraan bermotor jauh melebihi kenaikan 0,01% panjang jalan antara
2005 dan 2010.
Seharusnya untuk memperlancar kegiatan kenegaraan, pusat pemerintahan negara tidak
boleh terdapat kemacetan. Kareana itu, dibangunlah MRT (Mass Rapid Transit) untuk mengurangi
kemacetan di Jakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
a. Apa yang dimaksud dengan MRT?
b. Bagaimana tahap pembangunan MRT?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini antara lain:
a. Untuk mengetahui pengertian MRT
b. Untuk mengetahui tahap-tahap pelaksanaan pembangunan MRT
Kelompok 2 1
Pembangunan MRT Jakarta
D. Sistematika Penulisan
Penyusunan makalah ini memiliki beberapa bagian di dalamnya terdiri dari:
Bab I Pendahuluan.
Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan masalah, dan sistematika
penulisan.
Bab II Pembahasan
Didalamnya membahas mengenai tentang materi yang dibahas
Bab III Penutup
Berisi tentang kesimpulan dan saran-saran
Kelompok 2 2
Pembangunan MRT Jakarta
BAB II
PEMBAHASAN
A. MRT Jakarta
MRT Jakarta, singkatan dari Mass Rapid Transit Jakarta atau Angkutan Cepat Terpadu
Jakarta adalah sebuah sistem transportasi transit cepat yang sedang dibangun di Jakarta. Proses
pembangunan telah dimulai pada tanggal 10 Oktober 2013 dan diperkirakan selesai pada tahun
2018.
Jalur MRT Jakarta rencananya akan membentang kurang lebih ±110.8 km, yang terdiri dari
Koridor Selatan – Utara (Koridor Lebak Bulus - Kampung Bandan) sepanjang ±23.8 km dan
Koridor Timur – Barat sepanjang ±87 km.
Kelompok 2 3
Pembangunan MRT Jakarta
Jalur Selatan - Utara merupakan jalur yang pertama dibangun. Jalur ini akan
menghubungkan Lebak Bulus, Jakarta Selatan dengan Kampung Bandan, Jakarta Utara.
Pengerjaan jalur ini dibagi menjadi 2 tahap pembangunan.
Gambar 4 Pase 1
Tahap I yang dibangun terlebih dahulu menghubungkan Lebak Bulus sampai dengan
Bundaran HI sepanjang 15.7 km dengan 13 stasiun (7 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah).
Proses pembangunannya sudah dimulai sejak 10 Oktober 2013, dan rencananya akan dioperasikan
mulai tahun 2018.
Kelompok 2 4
Pembangunan MRT Jakarta
Gambar 5 Tahap 2
Tahap II akan melanjutkan jalur Selatan - Utara dari Bundaran HI sampai dengan Kampung
Bandan sepanjang 8.1 km. Tahap II akan mulai dibangun saat tahap I beroperasi dan ditargetkan
beroperasi 2020. Studi kelayakan untuk tahap ini sudah selesai.
Kelompok 2 5
Pembangunan MRT Jakarta
Konstruksi bawah tanah (Underground) MRT Jakarta membentang ±6 km, yang terdiri dari
terowongan MRT bawah tanah dan enam stasiun MRT bawah tanah, yang terdiri dari Stasiun
Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, Bundaran Hotel Indonesia. Metode
pengerjaan konstruksi bawah tanah menggunakan TBM (Tunnel Boring Machine) tipe EPB (Earth
Kelompok 2 6
Pembangunan MRT Jakarta
Pressure Balance Machine), dengan pembagian koridor paket pengerjaan terbagi menjadi tiga: CP
104, CP 105 dan CP 106.
Kelompok 2 7
Pembangunan MRT Jakarta
Pada metode konstruksi Top Down, stuktur basement dilaksanakan bersamaan dengan
pekerjaan galian basement, urutan penyelesaian balok dan plat lantainya dimulai dari atas ke
bawah, dan selama proses pelaksanaan, struktur plat dan balok tersebut didukung oleh tiang baja
yang disebut King Post (yang dipasang bersamaan dengan bored pile). Sedang dinding basement
dicor lebih dulu dengan sistem diaphragm wall, dan sekaligus diaphragm wall tersebut.
Biasanya untuk penggalian basement digunakan alat khusus, seperti excavator ukuran kecil.
Bila jumlah lantai basement banyak, misal lima lantai, maka untuk kelancaran pekerjaan, galian
dilakukan langsung untuk dua lantai sekaligus, sehingga space cukup tinggi untuk kebebasan
proses penggalian. Lantai yang dilalui, nantinya dilaksanakan dengan cara biasa, menggunakan
scaffolding (seperti pada sistem bottom up biasa).
Bila struktur basement telah selesai, maka tiang king post dicor beton dan bila diperlukan
dapat ditambah penulangannya. Lubang lubang lantai basement yang dipergunakan untuk
pegankutan tanah galian, ditutup kembali. Pengecoran struktur atas, dilaksanakan seperti biasa,
yaitu dari bawah ke atas (lantai satu, dua, dan seterusnya).
Untuk pelaksanaan lantai yang dilalui agar space galian cukup longgar. Maka lantai yang
bersangkutan dicor dengan sistemscaffolding biasa. Bila struktur king post cukup kuat. Maka pada
saat menyelesaikan basement, dapat dibarengi dengan struktur atas (sering disebut dengan sistem
up and down). Pada prinsipnya metode Top down dapat disebut sebagai cara membangun terbalik,
yaitu membangun dari atas ke bawah . secara teknis, metode ini sudah bukan menjadi masalah lagi
di Indonesia, tetapi mengingat bahwa metode baru pada akhir-akhir ini dicoba, maka permasalahan
yang timbul adalah kapan digunakan metode ini serta bagaimana teknik manajemennya agar
tercapai tujuan utama proyek tersebut.
Berikut ini tahapan dalam pelaksanaan metode konstruksi top down:
a. Pengecoran bored pile dan pemasangan king post
b. Pengecoran diaphragm wall.
c. Lantai basement 1, dicor di atas tanah dengan lantai kerja
d. Galian basement 1, dilaksanakan setelah lantai basement 1 cukup strenghtmya
menggunakan excavator kecil). Disediakan lubang lantai dan ramp sementara untuk
pembuangan tanah galian.
e. Lantai basement 2, dicor diatas tanah dengan lantai kerja.
f. Galian basement 2, dilaksanakan seperti galian basement 1, begitu seterusnya.
Kelompok 2 8
Pembangunan MRT Jakarta
Kelompok 2 9
Pembangunan MRT Jakarta
Kelompok 2 10
Pembangunan MRT Jakarta
3. Pemasangan D – Wall
Diafragma Wall sebenarnya adalah merupakan konstruksi dinding penahan tanah (
retaining wall ), yang membedakan dengan konvensional retaining wall adalah pada metoda
pelaksanaan dan kelebihan lain yang tidak diperoleh pada dinding penahan tanah sistem
konvensional. Namun demikian terdapat beberapa kelemahan yang harus diperhatikan sehingga
tidak mengakibatkan terjadinya gangguan pada saat bangunan dioperasikan.
Pada umumnya dinding penahan tanah dipakai untuk kontruksi bangunan dibawah
permukaan tanah (basement ) atau penahan tebing supaya tidak longsor atas beban diatasnya dan
mungkin bangunan khusus misalnya bunkerSebelum pemasangan D-Wall dilakukan terlebih
dahulu pengerjaan guide wall. Hal ini bertujuan agar pemasangan D-Wall dapat dilakukan dengan
presisi.
Pemasangan D-Wall dilakukan untuk pembangunan dinding stasiun. D-Wall yang dipasang
berukuran tebal 1m, lebar 5 – 6 m dan tinggi 31 m.
Kelompok 2 11
Pembangunan MRT Jakarta
Pembangunan terowongan raksasa Deep Tunnel juga pernah digagas pada masa
pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Proyek ini meniru proyek terowongan serupa di
Kuala Lumpur, Malaysia, yang disebut Stormwater Management and Road Tunnel (SMART). Di
Malaysia, terowongan ini berfungsi sebagai jalan raya dan bisa berubah menjadi saluran air bila
banjir mengancam.
Pekerjaan deep tunnel dilakukan dengan alat canggih Tunnel Boring Machine (TBM). Deep
tunel juga dirancang sebagai terowongan multi fungsi sebagai solusi banjir.
Kelompok 2 12
Pembangunan MRT Jakarta
Kelompok 2 13
Pembangunan MRT Jakarta
Kelompok 2 14
Pembangunan MRT Jakarta
Pemasangan Segmen
Setelah penggerusan tanah dilakukan kemudian dipasanglah segmen – segmen untuk
dinding terowongan. Segmen – segmen ini telah dibuat sebelumnya, bisa di site langsung atau di
tempat lainnya.
Kelompok 2 15
Pembangunan MRT Jakarta
Kelompok 2 16
Pembangunan MRT Jakarta
BAB III
KESIMPULAN
1. MRT (Mass Rapid Transit) adalah sebuah sistem trasportasi trasit cepat yang mampu
menyelesaikan masalah transportasi
2. Tahapan konststuksi antara lain:
a. Metode top-down
b. Pemasangan secant pile
c. Pemasangan D-wall
d. Pekerjaan deep tunnel dengan TBM
Kelompok 2 17
Pembangunan MRT Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/MRT_Jakarta
jakartamrt.co.id
Jurnal berjudul “Pelaksanaan Konstruksi dengan Sistem Top Down” oleh Maksum Tanubrata
Jurnal berjudul “Grouting the AnularGap Inshield Tunneling-An Inportant Factor for
Minimization of Settlement and Production Performance” oleh Marcus Thewes
Kelompok 2 18