Anda di halaman 1dari 2

NAMA : FRYZKA BELLA SEPTIAVI

NPM : H24144037
MATA KULIAH : MANAJEMEN KOMPENSASI
TEMA ESSAY : TRANSPORTATION SERVICES

Transportasi merupakan alat yang penting dalam aktivitas manusia yang tidak ada
hentinya. Hal ini dikarenakan transportasi dapat mempermudah manusia dalam menjalankan
aktivitas kesehariannya yang padat. Indonesia sendiri memiliki cukup beragam jenis transportasi
yang digunakan, terbagi dalam 3 kategori yaitu darat, laut dan udara. Dari waktu ke waktu, alat
transportasi semakin diperbaharui seperti saat ini sedang marak diperbincangkan mengenai
pembangunan kereta api cepat yang menghubungkan kota Bandung dengan kota Jakarta hanya
dalam 45 menit dengan biaya yang cukup mahal yakni Rp. 200.000 dalam sekali pemakaian.
Alasan dibangunnya kereta api cepat tersebut seperti yang dinyatakan direktur utama PT KCIC
Hanggoro Budi Wiryawan dalam artikel yang dimuat Liputan6.com mengatakan, kereta cepat
bakal menjadi alternatif karena padatnya rute jalan tol serta kereta regular. Kereta cepat yang
akan dibangun ini untuk memenuhi kebutuhan kereta jangka panjang.
Selain dari itu, banyak persepsi yang muncul dalam pembangunan kereta api cepat
tersebut. Seperti banyaknya kerugian yang akan dialami Indonesia dalam pembangunan proyek
kereta api tersebut. Dalam artikel yang dimuat oleh sindonews.com terkait kerugian kereta cepat
terdapat paparan menurut Peneliti Junior Fitra, Gulfino Guevarrato yang mengatakan bahwa saat
ini kondisi BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang menggarap proyek tersebut belum cukup
kuat. Adapun perusahaan pelat merah yang masuk dalam konsorsium kereta cepat adalah PT
Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT KAI (Persero), PT Jasa Marga (Persero) Tbk dan PT
Perkebunan Nusantara VIII (Persero). Kemudian, dia menyebutkan, anggaran yang dibutuhkan
untuk proyek tersebut cukup fantastis, yakni sekitar USD 5,5 miliar atau setara dengan Rp.77
triliun. Sementara KAI pada tahun lalu baru saja kehilangan 25% labanya karena ditarik dividen
oleh pemerintah, lalu membayar hutang investasi sebesar Rp.1,2 triliun. Tak hanya itu lanjut dia,
konsorsium kereta cepat juga akan terbebani bunga yang tinggi dari pinjaman yang diberikan
China untuk pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. Terlebih menurutnya, utang yang
dibebankan kepada BUMN tersebut terdapat dua jenis yaitu bunga dalam dolar Amerika Serikat
(USD) dan yuan.
Dalam artikel lain yang dimuat oleh sindonews.com terpaparkan bahwa pemerintah
dalam hal ini Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengakui bahwa
proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung bukan proyek yang menguntungkan tetapi cenderung
merugikan. Paparan tersebut lebih jelasnya diungkapkan oleh Direktur Transportasi Bappenas
Bambang Prihartono yang mengatakan bahwa pembangunan proyek angkutan masal di manapun
bukan proyek yang untung. Karena itu menjadi tanggung jawab pemerintah agar proyek tersebut
dapat menutupi kerugian. Selain itu, pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung juga bisa
menurunkan biaya logistik yang diinginkan pemerintah. Target penurunan biaya logistik hingga
akhir 2019 sebesar 6,8%, dimana 3 persennya berasal dari transportasi darat. Selain menerima
rugi seperti yang dipaparkan diatas, pembangunan proyek tersebut bukan hanya kereta cepat
tetapi sebagai kunci utama sebagai pengembangan wilayah di sekitar proyek tersebut. Hal ini
belajar dari pengalaman China yang mengembangkan high speed railway (HSR) Beijing-
Shanghai yang mendatangkan manfaat aglomerasi secara signifikan. Memang dalam
pembangunan proyek tersebut akan terjadi rugi dimana-mana dan tidak ada untung. Maka dari
itu peran pemerintah harus mempercepat perizinan proyek tersebut.
Artikel lain memaparkan pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK)
memutuskan untuk membangun proyek prestisius tersebut. Direktur transportasi Bappenas
Bambang Prihartono mengungkapkan alasan pemerintahan Jokowi mengambil proyek tersebut
lantaran hasrat politik (political will) yang timbul berbeda dibanding pemerintahan sebelumnya.
Menurutnya, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 6% dibutuhkan investasi besar.
Sebab itu, pulau Jawa yang menjadi andalan untuk mendatangkan investasi dalam jumlah besar.
Bambang juga menyebutkan, jika pertumbuhan ekonomi nasional ditargetkan mencapai 5%
sampai 6%, maka di pulau Jawa harus lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional. Karena
itu, investasi yang datang ke pulau Jawa juga harus besar-besaran.
Terkait dalam pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung banyak menimbulkan
kerugian tetapi pemerintah tetap memutuskan pembangunan proyek tersebut.

Anda mungkin juga menyukai