Disusun Oleh :
G1B012038
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI......................................................................................... 3
2.1 Sejarah Kereta Api............................................................................................... 3
2.2 Jalan Rel........................................................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN............................................................................................. 6
3.1 Tujuan di Bangunnya Moda Transportasi Kereta Api....................................................6
3.2 Kelebihan dan Kekurangan Moda Transportasi Kereta Api.............................................6
3.3 Komponen Struktur Jalan Rel................................................................................. 8
3.4 Komponen Penyusun Rel Kereta Api......................................................................10
BAB IV PENUTUP................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 18
2
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas,maka permasalahan yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah :
BAB II
LANDASAN TEORI
Sejarah perkeretaapian sama seperti sejarah alat transportasi umumnya yang diawali
dengan penemuan roda. Mulanya dikenal kereta kuda yang hanya terdiri dari satu kereta
(rangkaian), kemudian dibuatlah kereta kuda yang menarik lebih dari satu rangkaian serta
2
berjalan di jalur tertentu yang terbuat dari besi (rel) dan dinamakan sepur. Ini digunakan
khususnya di daerah pertambangan tempat terdapat lori yang dirangkaikan dan ditarik
dengan tenaga kuda.
Setelah James Watt menemukan mesin uap, Nicolas Cugnot membuat kendaraan
beroda tiga berbahan bakar uap. Orang-orang menyebut kendaraan itu sebagai kuda besi.
Kemudian Richard Trevithick membuat mesin lokomotif yang dirangkaikan dengan
kereta dan memanfaatkannya pada pertunjukan di depan masyarakat umum. George
Stephenson menyempurnakan lokomotif yang memenangi perlombaan balap lokomotif
dan digunakan di jalur Liverpool-Manchester. Waktu itu lokomotif uap yang digunakan
berkonstruksi belalang. Penyempurnaan demi penyempurnaan dilakukan untuk
mendapatkan lokomotif uap yang lebih efektif, berdaya besar, dan mampu menarik kereta
lebih banyak.
Penemuan listrik oleh Michael Faraday membuat beberapa penemuan peralatan listrik
yang diikuti penemuan motor listrik. Motor listrik kemudian digunakan untuk membuat
trem listrik yang merupakan cikal bakal kereta api listrik. Kemudian Rudolf
Diesel memunculkan kereta api bermesin diesel yang lebih bertenaga dan lebih efisien
dibandingkan dengan lokomotif uap. Seiring dengan berkembangnya teknologi
kelistrikan dan magnet yang lebih maju, dibuatlah kereta api magnet yang memiliki
kecepatan di atas kecepatan kereta api biasa. Jepang dalam waktu dekade 1960-an
mengoperasikan KA Super Ekspress Shinkanzen dengan rute Tokyo-Osaka yang akhirnya
dikembangkan lagi sehingga menjangkau hampir seluruh Jepang. Kemudian Perancis
mengoperasikan kereta api serupa dengan nama TGV.
3
dipasang pada bantalan sebagai dasar landasan. Rel-rel tersebut diikat pada bantalan
dengan menggunakan paku rel, sekrup penambat, atau penambat e (seperti penambat
Pandrol). Jenis penambat yang digunakan bergantung kepada jenis bantalan yang
digunakan. Puku ulir atau paku penambat digunakan pada bantalan kayu, sedangkan
penambat e digunakan untuk bantalan beton atau semen.
Rel biasanya dipasang di atas badan jalan yang dilapis dengan batu kericak atau
dikenal sebagai Balast. Balast berfungsi pada rel kereta api untuk meredam getaran dan
lenturan rel akibat beratnya kereta api. Untuk menyeberangi jembatan, digunakan
bantalan kayu yang lebih elastis ketimbang bantalan beton. Bentuk rel didesain
sedemikian rupa agar dapat menahan momen rel sehingga dibentuk sebagai batang
berbentuk profil I. Dibagi berdasarkan bentuknya, rel terdiri atas 3 macam, yaitu :
Rel berkepala dua (double bullhead rails)
Rel beralur (grooved rails)
Rel Vignola (flat bottom rails)
Bagian rel dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kepala Rel (Head) yang dirancang sesuai dengan bentuk permukaan bandasi roda
untuk memperoleh kombinasi kualitas perjalanan yang baik dengan kontak minimum.
2. Badan Rel (Web) yang dirancang untuk menghasilkan kuat geser yang cukup untuk
melindungi kerusakan khususnya di sekitar lobang sambungan rel.
3. Kaki Rel (Foot) yang dirancang untuk memberi kestabilan akibat guling dan bidang
untuk penambat, dengan bidang dasar yang datar untuk distribusi beban yang merata
ke bantalan.
Rel yang digunakan di Indonesia menggunakan standar UIC dengan Standar: Rel 25 ,
Rel 33, Rel 44, Rel 52, dan Rel 60. Angka ini menunjukkan berat rel per 1 meter
panjang.
Kegunaan Rel Kereta Api :
1. Sebagai landasan tempat melajunya kereta api
2. Sebagai medium tempat terjadinya gesekan
3. Sebagai pijakan tempat menggelindingnya roda kereta api d. Sebagai tempat
meneruskan beban roda ke bantalan
Sifat-Sifat yang Dibutuhkan untuk Menunjang Fungsi Rel
Wear Resistance
4
Heat Resistance
High Melting Point
Heavy and Strong Material
Mampu Menahan Gaya atau Beban
5
BAB III
PEMBAHASAN
2. Punya jalur sendiri (rel). Jalur (rel) kereta api memungkinkan kereta untuk memacu
dengan kecepatan tertentu sesuai dengan batas-batasnya. Bebas dari kemacetan karena
punya jalur sendiri.
3. Saat ini seluruh kereta api sudah dilengkapi dengan AC/ Pendingin Udara. KA
Ekonomi lokal yang harganya super murah pun sekarang sudah dilengkapi dengan
pendingin udara.
4. Tempat duduk sesuai dengan yang tertera pada tiket. Nah ini yang bikin lega dan
tenang, kita bisa memilih tempat duduk kereta. Sekarang untuk KA Bisnis dan
Eksekutif tidak dijual tiket tanpa tempat duduk, jadi semakin nyaman.
5. Keamanan dalam kereta juga terjamin, selain ada security, juga ada polsuska serta
pedagang asongan dan pengamen tidak bisa masuk ke dalam kereta api walaupun KA
Ekonomi sekallipun. Namun alangkah baiknya tetap menjaga kewaspadaan terhadapt
barang bawaan kita.
6
6. Toilet dan ruang tunggu yang nyaman dan bersih
7. Pesan Tiket relatif lebih mudah, kapan dan dimana pun bisa pesan.
8. Ada alat cetak tiket mandiri sehingga calon penumpang yang menukar kode booking
tidak perlu antri di loket stasiun.
Kekurangan Kereta Api :
1. Terlambat dengan sebab : lokomotif mogok, Lokomotif kehabisan daya, ada rintangan
jalan seperti kecelakaan, ada truk mogok di rel, ada pohon tumbang, serta kereta
anjlok. Dan hal lain yang mengakibatkan perjalanan kereta api terganggu karena
jalannya terganggu.
2. Kekurangan lokomotif. Saat lebaran, lokomotif yang ada di dipo dikerahkan semua,
bahkan ada loko stand by di posko tertentu. Jika ada trobel lokomotif penarik ka
tertentu, maka akan lama untuk mendapatkan pengganti lokomotif.
3. Pendingin Udara/ AC mati, Saat ini, jendela kereta api di desain tidak bisa di buka
karena ber AC, saat AC mati, maka suhu di dalam kereta akan sangat panas.
4. Suspensi atau roda yang tidak rata, Perjalanan jadi tidak begitu menyenangkan, tidak
nyaman tidur dan berisik.
5. Jadwal sudah diatur, sehingga jika kereta tepat masuk stasiun A 15 menit lebih awal,
maka kereta harus menunggu jadawl keberangkatan sebenarnya, jadi harus menunggu
15 menit.
7
3.3 Komponen Struktur Jalan Rel
Struktur jalan rel merupakan suatu konstruksi yang direncanakan sebagai prasarana
atau infrastruktur perjalanan kereta api. Gambar di bawah ini menjelaskan gambar
konstruksi jalan rel yang tampak secara visual dan secara skematik digambarkan dalam
potongan melintang.
Secara konstruksi, jalan rel dibagi dalam dua bentuk konstruksi, yaitu:
1. Jalan rel dalam konstruksi timbunan,
8
2. Jalan rel dalam konstruksi galian.
Jalan rel dalam konstruksi timbunan biasanya terdapat pada daerah persawahan atau
daerah rawa, sedangkan jalan rel pada konstruksi galian umumnya terdapat pada medan
pegunungan. Gambar di bawah ini menunjukkan contoh potongan konstruksi jalan rel
pada daerah timbunan dan galian.
Struktur jalan rel dibagi ke dalam dua bagian struktur yang terdiri dari
kumpulan komponen-komponen jalan rel yaitu:
1. Struktur bagian atas, atau dikenal sebagai superstructure yang terdiri dari komponen-
komponen seperti rel (rail), penambat (fastening) dan bantalan (sleeper, tie).
2. Struktur bagian bawah, atau dikenali sebagai substructure, yang terdiri dari komponen
balas (ballast), subbalas (subballast), tanah dasar (improve subgrade) dan tanah asli (natural
ground). Tanah dasar merupakan lapisan tanah di bawah subbalas yang berasal dari tanah asli
tempatan atau tanah yang didatangkan (jika kondisi tanah asli tidak baik), dan telah
mendapatkan perlakuan pemadatan (compaction) atau diberikan perlakuan khusus
(treatment). Pada kondisi tertentu, balas juga dapat disusun dalam dua lapisan, yaitu : balas
atas (top ballast) dan balas bawah (bottom ballast).
Konstruksi jalan rel merupakan suatu sistem struktur yang menghimpun
komponen-komponennya seperti rel, bantalan, penambat dan lapisan fondasi serta
tanah dasar secara terpadu dan disusun dalam sistem konstruksi dan analisis tertentu
9
untuk dapat dilalui kereta api secara aman dan nyaman. Gambar di bawah ini
menjelaskan bagian-bagian struktur atas dan bawah konstruksi jalan rel dan secara
skematik menjelaskan keterpaduan komponen-komponennya dalam suatu sistem
struktur.
10
3.4 Komponen Penyusun Rel Kereta Api
Gambar di bawah ini adalah skema konstruksi jalan rel KA beserta komponen-
komponennya.
11
1. Batangan Besi Baja
Batang rel terbuat dari besi ataupun baja bertekanan tinggi, dan juga
mengandung karbon, mangan, dan silikon. Batang rel khusus dibuat agar dapat
menahan beban berat (axle load) dari rangkaian KA yang berjalan di atasnya. Inilah
komponen yang pertama kalinya menerima transfer berat (axle load) dari rangkaian
KA yang lewat. Tiap potongan (segmen) batang rel memiliki panjang 20-25 m untuk
rel modern, sedangkan untuk rel jadul panjangnya hanya 5-15 m tiap segmen. Batang
rel dibedakan menjadi beberapa tipe berdasarkan berat batangan per meter
panjangnya.
Di Indonesia dikenal 4 macam batang rel, yakni R25, R33, R42, dan R54.
Misalkan, R25 berarti batang rel ini memiliki berat rata-rata 25 kilogram/meter.
Makin besar R, makin tebal pula batang rel tersebut.Berikut ini daftar rel yang
digunakan di Indonesia menggunakan standar UIC dengan Standar:
A. Rel 25 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 25 (kg).
B. Rel 33 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 33 (kg).
C. Rel 41 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 41 (kg).
D. Rel 42 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 42 (kg).
E. Rel 50 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 50 (kg).
F. Rel 54 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 54 (kg).
G. Rel 60 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 60 (kg).
Perbedaan tipe batang rel mempengaruhi beberapa hal, antara lain (1) besar
tekanan maksimum (axle load) yang sanggup diterima rel saat KA melintas, dan (2)
kecepatan laju KA yang diijinkan saat melewati rel. Semakin besar R, maka makin
besar axle load yang sanggup diterima oleh rel tersebut, dan KA yang melintas di
atasnya dapat melaju pada kecepatan yang tinggi dengan stabil dan aman.
A. Tipe rel paling besar yang digunakan di Indonesia adalah UIC R54) yang digunakan
untuk jalur KA yang lalu lintasnya padat, seperti lintas Jabodetabek dan lintas Trans
Jawa. Tak ketinggalan lintas angkutan batubara di Sumsel-Lampung yang
memiliki axle load paling tinggi di Indonesia.
12
2. Bantalan Rel
Bantalan rel (sleepers) dipasang sebagai landasan dimana batang rel diletakkan dan
ditambatkan. Berfungsi untuk (1) meletakkan dan menambat batang rel, (2) menjaga
kelebaran trek (track gauge, adalah ukuran lebar trek rel. Indonesia memiliki track
gauge 1067 mm) agar selalu konstan, dengan kata lain agar batang rel tidak meregang
atau menyempit, (3) menumpu batang rel agar tidak melengkung ke bawah saat
dilewati rangkaian KA, sekaligus (4) mentransfer axle load yang diterima dari batang
rel dan plat landas untuk disebarkan ke lapisan batu ballast di bawahnya.
Oleh karena itu bantalan harus cukup kuat untuk menahan batang rel agar tidak
bergesar, sekaligus kuat untuk menahan beban rangkaian KA. Bantalan dipasang
melintang dari posisi rel pada jarak antarbantalan maksimal 60 cm. Ada tiga jenis
bantalan,yakni:
1. Bantalan Kayu (Timber Sleepers), terbuat dari batang kayu asli maupun kayu
campuran, yang dilapisi dengan creosote (minyak pelapis kayu) agar lebih awet
dan tahanjamur.
2. Bantalan Plat Besi (Steel Sleepers), merupakan bantalan generasi kedua, lebih awet
dari kayu. Bantalan besi tidak dipasang pada trek yang ter-eletrifikasi maupun pada
trek yang menggunakan persinyalan elektrik.
3. Bantalan Beton Bertulang (Concrete Sleepers), merupakan bantalan modern saat
ini, dan paling banyak digunakan karena lebih kuat, awet, murah, dan mampu
menahan beban lebih besar daripada dua bantalan lainnya.
13
3. Plat Landas
Pada bantalan kayu maupun besi, di antara batang rel dengan bantalan dipasangi
Tie Plate (plat landas), semacam plat tipis berbahan besi tempat diletakkannya
batang rel sekaligus sebagai lubang tempat dipasangnya Penambat(Spike).
Sedangkan pada bantalan beton, dipasangi Rubber Pad, sama seperti Tie Plate, tapi
berbahan plastik atau karet dan fungsinya hanya sebagai landasan rel, sedangkan
lubang/tempat dipasangnya penambat umumnya terpisah dari rubber pad karena
telah melekat pada beton.
Fungsi plat landas selain sebagai tempat perletakan batang rel dan juga lubang
penambat, juga untuk melindungi permukaan bantalan dari kerusakan karena
tindihan batang rel, dan sekaligus untuk mentransfer axle load yang diterima dari rel
di atasnya ke bantalan yang ada tepat dibawahnya.
4. Penambat Rel
Fungsinya untuk menambat/mengaitkan batang rel dengan bantalan yang menjadi
tumpuan batang rel tersebut, agar (1) batang rel tetap menyatu pada bantalannya, dan
(2) menjaga kelebaran trek (track gauge). Jenis penambat yang digunakan bergantung
kepada jenis bantalan dan tipe batang rel yang digunakan. Ada dua jenis penambat
rel, yakni Penambat Kaku dan Penambat elastis.
Penambat kaku misalnya paku rel, mur, baut, sekrup, atau menggunakan tarpon
yang dipasang menggunakan pelat landas. Umumnya penambat kaku ini digunakan
pada jalur kereta api tua. Karakteristik dari penambat kaku adalah selalu dipasang
pada bantalan kayu atau bantalan besi. Penambat kaku kini sudah tidak layak
digunakan untuk jalan rel dengan frekuensi dan axle load yang tinggi. Namun
demikian tetap diperlukan sebagai penambat rel pada bantalan kayu yang dipasang
pada jalur wesel, jembatan, dan terowongan.
14
Penambat elastis dibuat untuk menghasilkan jalan rel KA yang berkualitas tinggi,
yangbiasanya digunakan pada jalan rel KA yang memiliki frekuensi dan axle load
yang tinggi.Karena sifatnya yang elastis sehingga mampu mengabsorbsi getaran
pada rel saat rangkaian KA melintas, oleh karena itu perjalan KA menjadi lebih
nyaman dan dapat mengurangi resiko kerusakan pada rel maupun bantalannya.
Selain itu penambat elastis juga dipakai pada rel yang disambungan dengan las
termit (istilahnya Continuous Welded Rails, karena sambungan rel dilas sehingga
tidak punya celah pemuaian) karena kemampuannya untuk menahan batang rel agar
tidak bergerak secara horizontal saat pemuaian. Penambat elastis inilah yang
sekarang banyak digunakan, terutama pada bantalan beton, meskipun ada juga yang
digunakan pada bantalan kayu dan bantalan besi.
Berbagai macam penambat elastis, antara lain:
A.Penambat Pandrol E-Clip produksi Pandrol Inggris
B. Penambat Pandrol Fastclip produksi Pandrol Inggri
C. Penambat Kupu-kupu produksi Vossloh
D. Penambat DE-Clip produksi PT. Pindad Bandung
F. Penambat KA Clip produksi PT. Pindad Bandung.
15
Perbandingan umur bantalan rel KA yang dipergunakan dalam keadaan normal dapat
ditaksir sebagai berikut :
A. Bantalan kayu yang tidak diawetkan: 3-15 tahun.
B. Bantalan kayu yang diawetkan: 25-40 tahun.
C. Bantalan besi baja: sekitar 45 tahun.
D. Bantalan beton: diperkirakan 60 tahun.
CWR biasanya diterapkan pada jalur dengan kecepatan laju KA yang tinggi,
karena permukaan rel menjadi lebih rata dan halus sehingga rangkaian KA dapat
lewat dengan lebih nyaman. Penerapan CWR juga mengurangi resiko rusaknya roda
KA, karena roda KA akan njeglong atau tersandung saat melewati celah
pemuaian. Lalu bagaimana dengan pemuaian batang rel? hal ini dapat disiasati dengan
menggunakan penambat elastis yang mampu menahan gerakan pemuaian batang rel
(gerakan mendatar dimana batang rel akan meregang saat panas dan menyusut saat
dingin). Jika penambatnya berupa penambat kaku, bisa disiasati dengan memasang
rail anchor.
16
Plat Besi Penyambung
6. Rail Anchor
Rail anchor digunakan pada rel yang disambung secara CWR. Fungsinya
untuk menahan gerakan pemuaian batang rel, karena pada sambungan CWR tidak
terdapat celah pemuaian.
Pada gambar di bawah, rail anchor dipasang di bawah permukaan batang rel
tepat disamping bantalan agar dapat menahan gerakan pemuaian rel. Rail anchor
tidak dipasang pada rel yang ditambat dengan penambat elastic, karena fungsinya
sama seperti penambat elastis, yakni untuk mencegah gerakan pemuaian batang rel.
Jadi, rail anchor dipasang bersama dengan penambat kaku pada bantalan kayu atau
besi.
17
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan :
18
DAFTAR PUSTAKA
https://hendriyana90.wordpress.com/jalan-rel/
http://www.civildoqument.com/2014/10/makalah-konstruksi-jalan-rel-kereta-api.html
http://www.railway.web.id/2014/10/kelebihan-dan-kekurangan-menggunakan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kereta_api
http://bestananda.blogspot.co.id/2013/08/struktur-jalan-rel.html
http://www.ilmutekniksipil.com/teknik-lalulintas/komponen-penyusun-rel-kereta-api
19
20
22