STASIUN TULUNGAGUNG
Disusun oleh :
JURUSANSIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan Laporan Survey Stasiun Tulungagung,
Tulungagung dengan baik. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Dr. Abdul Samad, ST., MT sebagai dosen pengampu mata kuliah Rekayasa Jalan Rel dan
Teman – teman yang telah membantu menyelesaikan laporan ini, dan harapan kami
semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Karena keterbatasan
pengetahuan kami yakin masih banyak kekurangan dalam laporan ini, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan laporan ini.
Penulis
2
PENDAHULUAN
3
PENGERTIAN UMUM KOMPONEN-KOMPONEN PENDUKUNG KERETA API
1. JALAN REL
` Jalan rel kereta api (UK: Railway Tracks, US: Railroad Tracks) atau biasa
disebut dengan rel kereta api, merupakan prasarana utama dalam perkeretaapian dan
menjadi ciri khas moda transportasi kereta api. Ya, karena rangkaian kereta api hanya
dapat melintas di atas jalan yang dibuat secara khusus untuknya, yakni rel kereta api.
Rel inilah yang memandu rangkaian kereta api bergerak dari satu tempat ke
tempat yang lain. Dalam pengamatan secara awam, kita melihat rel sebagai jalan
untuk lewat kereta api yang terdiri atas sepasang batang rel berbahan besi baja yang
disusun secara paralel dengan jarak yang konstan (tetap) antara kedua sisinya.
Batang rel tersebut ditambat (dikatikan) pada bantalan yang disusun secara
melintang terhadap batang rel dengan jarak yang rapat, untuk menjaga agar rel tidak
bergeser atau renggang.
4
2. PENAMPANG MELINTANG JALAN REL
Merupakan potongan pada jalan rel dengan arah tegak lurus sumbu spoor
dimana terlihat pembagian dan ukuran jalan rel daslam arah melintang. Pada tempat –
tempat khusus seperti perlintasan, penampang melintang dapat disesuaikan dengan
keadaan setempat.
5
Gambar penampang melintang rel ganda di tikungan
4. BANTALAN REL
Bantalan rel (sleepers) dipasang sebagai landasan dimana batang rel
diletakkan dan ditambatkan yang berfungsi untuk :
(1) Meletakkan dan menambat batang rel.
6
(2) Menjaga kelebaran trek (track gauge, adalah ukuran lebar trek rel. Indonesia
memiliki track gauge 1067 mm) agar selalu konstan, dengan kata lain agar batang rel
tidak meregang atau menyempit.
(3) Menumpu batang rel agar tidak melengkung ke bawah saat dilewati rangkaian
KA, sekaligus.
(4) Mentransfer axle load yang diterima dari batang rel dan plat landas untuk
disebarkan ke lapisan batu ballast di bawahnya.
Oleh karena itu bantalan harus cukup kuat untuk menahan batang rel agar tidak
bergesar, sekaligus kuat untuk menahan beban rangkaian KA. Bantalan dipasang
melintang dari posisi rel pada jarak antarbantalan maksimal 60 cm. Ada tiga jenis
bantalan, yakni :
(1) Bantalan Kayu (Timber Sleepers), terbuat dari batang kayu asli maupun kayu
campuran yang dilapisi dengan creosote (minyak pelapis kayu) agar lebih awet
dan tahan jamur.
(2) Bantalan Plat Besi (Steel Sleepers), merupakan bantalan generasi kedua, lebih
awet dari kayu. Bantalan besi tidak dipasang pada trek yang ter-eletrifikasi
maupun pada trek yang menggunakan persinyalan elektrik.
(3) Bantalan Beton Bertulang (Concrete Sleepers), merupakan bantalan modern saat
ini, dan paling banyak digunakan karena lebih kuat, awet, murah, dan mampu
menahan beban lebih besar daripada dua bantalan lainnya.
Gambar bantalan beton (saat ini stasiun gubeng sudah menggunan bantalan jenis ini)
7
Gambar bantalan kayu
8
sampai 4 potong batang rel dapat dilas menjadi satu rel yang panjang tanpa diberi
celah pemuaian, sehingga tiap CWR memiliki panjang sekitar 40-100 m.
CWR biasanya diterapkan pada jalur dengan kecepatan laju KA yang tinggi,
karena permukaan rel menjadi lebih rata dan halus sehingga rangkaian KA dapat
lewat dengan lebih nyaman. Penerapan CWR juga mengurangi resiko rusaknya roda
KA, karena roda KA akan “njeglong” atau “tersandung” saat melewati celah
pemuaian. Lalu bagaimana dengan pemuaian batang rel? hal ini dapat disiasati dengan
menggunakan penambat elastis yang mampu menahan gerakan pemuaian batang rel
(gerakan mendatar dimana batang rel akan meregang saat panas dan menyusut saat
dingin). Jika penambatnya berupa penambat kaku, bisa disiasati dengan memasang
rail anchor.
6. PENAMBAT REL
Fungsinya untuk menambat/mengaitkan batang rel dengan bantalan yang
menjadi tumpuan batang rel tersebut, agar (1) batang rel tetap menyatu pada
bantalannya, dan (2) menjaga kelebaran trek (track gauge). Jenis penambat yang
digunakan bergantung kepada jenis bantalan dan tipe batang rel yang digunakan. Ada
dua jenis penambat rel, yakni Penambat Kaku dan Penambat elastis.
Penambat kaku misalnya paku rel, mur, baut, sekrup, atau menggunakan
tarpon yang dipasang menggunakan pelat landas. Umumnya penambat kaku ini
digunakan pada jalur kereta api tua. Karakteristik dari penambat kaku adalah selalu
9
dipasang pada bantalan kayu atau bantalan besi. Penambat kaku kini sudah tidak
layak digunakan untuk jalan rel dengan frekuensi dan axle load yang tinggi. Namun
demikian tetap diperlukan sebagai penambat rel pada bantalan kayu yang dipasang
pada jalur wesel, jembatan, dan terowongan.
10
HASIL SURVEY STASIUN TULUNGAGUNG
11
Stasiun ini kini juga telah dilengkapi papan penunjuk arah untuk menuju ruang/nomor
jalur/fasilitas tertentu, penunjuk arah jalur disertai jarak tempuhnya.
Gambar perletakan posisi jalur pada Stasiun Tulungagung (3 jalur kereta api)
Kelas Eksekutif
Gajayana (reguler dan fakultatif), tujuan Jakarta via Madiun-Solo-Yogyakarta-
Purwokerto-Cirebon dan tujuan Malang via Blitar (tersedia kereta eksekutif jenis
luxury pada jadwal reguler)
Kelas campuran
Malabar, tujuan Jakarta via Madiun-Solo-Yogyakarta-Tasikmalaya-Bandung
dan tujuan Malang via Blitar (eksekutif-bisnis-ekonomi AC)
Singasari, tujuan Jakarta via Madiun-Solo-Yogyakarta-Purwokerto-Cirebon
dan tujuan Blitar (eksekutif-ekonomi AC plus)
Brantas, tujuan Jakarta via Madiun-Solo-Semarang-Cirebon dan tujuan Blitar
(reguler: eksekutif-ekonomi AC, tambahan: bisnis-ekonomi AC plus)
Malioboro Ekspres, tujuan Yogyakarta via Madiun-Solo dan tujuan Malang
via Blitar (eksekutif-ekonomi AC plus)
12
13
Kelas ekonomi AC plus
Majapahit, tujuan Jakarta via Madiun-Solo-Semarang-Cirebon dan tujuan Malang
via Blitar
Kelas ekonomi AC
Matarmaja (reguler dan tambahan), tujuan Jakarta via Madiun-Solo-
Semarang-Cirebon dan tujuan Malang via Blitar
Kahuripan, tujuan Bandung via Madiun-Solo-Yogyakarta-Tasikmalaya dan
tujuan Blitar
Lokal ekonomi AC
Dhoho, tujuan Kertosono via Kediri bersambung Surabaya dan tujuan Blitar
14
Berikut ini adalah jadwal kereta api penumpang yang berhenti di Stasiun Tulungagung per 16
Januari 2020 (revisi Gapeka 2019).
KA Reguler
No.
KA Tujuan Kelas Tiba Berangkat
KA
Ekonomi
292 Matarmaja 00.35 00.38
AC
Malang Kotabaru (ML)
Malioboro
174 Eksekutif 01.13 01.16
Ekspres
&
Ekonomi
AC Plus
110 Singasari 02.47 02.50
Kertosono Lokal
431/440 Dhoho (KTS) bersambung Surabaya Ekonomi 05.27 05.30
Kota (SB) AC
Eksekutif
76 Gajayana Malang Kotabaru (ML) Satwa 06.37 06.41
& Luxury
Eksekutif
Jakarta Pasar Senen &
109 Singasari 08.04 08.07
(PSE) via Purwokerto (PWT) Ekonomi
AC Plus
Eksekutif,
Bisnis &
108 Malabar Malang Kotabaru (ML) 08.50 08.53
Ekonomi
AC
Lokal
439/432 Dhoho Blitar (BL) Ekonomi 09.25 09.28
AC
15
No.
KA Tujuan Kelas Tiba Berangkat
KA
Ekonomi
252 Majapahit Malang Kotabaru (ML) 10.47 10.56
AC Plus
Eksekutif
Malioboro &
171 Yogyakarta Tugu (YK) 10.51 10.54
Ekspres Ekonomi
AC Plus
Kertosono Lokal
433/442 Dhoho (KTS) bersambung Surabaya Ekonomi 11.00 11.05
Kota (SB) AC
Ekonomi
291 Matarmaja 11.34 11.37
AC
Jakarta Pasar Senen
(PSE) via Semarang Tawang
(SMT) Eksekutif
&
117 Brantas 12.30 12.33
Ekonomi
AC
Eksekutif
Malioboro &
172 Malang Kotabaru (ML) 12.50 12.53
Ekspres Ekonomi
AC Plus
Ekonomi
294 Kahuripan 13.08 13.11
AC
Blitar (BL)
Eksekutif
Jakarta Gambir
75 Gajayana Satwa 15.43 15.46
(GMR) via Purwokerto (PWT)
& Luxury
16
No.
KA Tujuan Kelas Tiba Berangkat
KA
Lokal
443/436 Dhoho Blitar (BL) Ekonomi 16.54 16.57
AC
Ekonomi
293 Kahuripan Bandung Kiaracondong (KAC) 17.34 17.38
AC
Kertosono Lokal
437/446 Dhoho (KTS) bersambung Surabaya Ekonomi 18.07 18.10
Kota (SB) AC
Eksekutif,
Jakarta Pasar Senen Bisnis &
107 Malabar 18.23 18.26
(PSE) via Bandung Hall (BD) Ekonomi
AC
Lokal
445/438 Dhoho Blitar (BL) Ekonomi 21.53 21.57
AC
Eksekutif
Malioboro &
173 Yogyakarta Tugu (YK) 22.29 22.32
Ekspres Ekonomi
AC Plus
No.
KA Tujuan Kelas Tiba Berangkat
KA
17
No.
KA Tujuan Kelas Tiba Berangkat
KA
(PSE) via Semarang Tawang
(SMT)
Matarmaja
7017 Ekonomi AC 09.21 09.27
Tambahan
Matarmaja
7018 Malang Kotabaru (ML) Ekonomi AC 23.32 23.35
Tambahan
Menurut hasil survey yang telah kami lakukan, pembelian tiket dilakukan dua
hari sebelum keberangkatan kami membeli tiket Kereta Api tujuan Kediri -
Tulungagung seharga 10000 rupiah untuk kelas ekonomi. Perjalanan dimulai dari
Stasiun Kediri pukul 08.45 WIB dan tiba di tujuan 09.28 WIB. Sebelum berangkat
kami terlebih dahulu melalui pengecekan, yaitu tiket dan KTP, setelah itu kami
berangkat ke stasiun tujuan. Karena kami menggunakan kereta api kelas ekonomi,
18
maka kereta yang kami gunakan berhenti di beberapa stasiun-stasiun diantaranya,
Stasiun Ngadiluwih, Stasiun Kras, Stasiun Ngujang, Stasiun Tulungagung. Dari segi
pelayanan menurut kami sudah cukup baik dari beberapa tahun yang lalu, yaitu sudah
tidak adanya penjual di dalam kereta api, menggunakan AC, pelayanan yang baik dan
ramah, serta di setiap seat terdapat sumber daya listrik (port-charger) serta gerbong
yang sudah cukup bersih
19
DOKUMENTASI
20
Gambar langsir elektrik
21
Gambar loket pembelian tiket
22
Gambar runag tunggu penumpang
Gambar
toilet
stasiun
Tulungagung
23
Gambar minimarket stasiun Tulungagung
24