Anda di halaman 1dari 5

NASKAH SOAL

UJIAN TENGAHSEMESTER (UAS)


SEMESTER GENAP
TAHUN AKADEMIK 2021

MATA UJI : REKAYASA JALAN REL


PROGRAM STUDI : TEKNIK SIPIL
SEMESTER : VI (ENAM)
PENGAMPU : OOM ABDURAHMAN, S.T.,M.PSDA.
HARI / TANGGAL :
SIFAT UJIAN : OPEN BOOK
WAKTU :

Jawablah soal di bawah ini dengan baik dan benar !

1. Direncanakan sebuah konstruksi jalan rel baru (tanpa pelumasan) dengan daya lintas
10 juta ton per tahun, dengan menggunakan rel tipe R 54. Jalan rel rencana
bergeometrik sebagai berikut : 10 km bergeometrik lurus, 5 km lengkung horizontal
dengan R = 800 m, 10 km dengan R = 650 m dan 15 km dengan R = 450 m.

Ditanyakan :

a. Hitung nilai Konstanta (K)


b. Hitung nilai ( T ) dan umur rel

2. Buatlah essay yang memuat perbandingan jenis-jenis penambat rel yang pernah dan
yang saat ini sedang digunakan di Indonesia, mulai dari penambat kaku hingga
berelastik ganda. Berilah ulasan keunggulan dan batasan pemakaian pada masing-
masing penambat !

3. Sebutkan faktor-faktor apakah yang membatasi penggunaan bantalan baja/besi


untuk struktur jalan rel?

4. Kenapa diperlukan pelebaran sepur ? jelaskan ? dan metode apa saja yang
dapat digunakan untuk menghitungnya ?

--------------Selamat Mengerjakan---------------
Jawaban :

1.
a. Perhitungan nilai konstanta, K.

Untuk jalan baru digunakan nilai K = 0,9538, karena tidak semua jalan merupakan jalur
lurus, maka nilai K dihitung sebagai berikut :

K1 = 10 km jalur lurus : 10 × 0,9538 × 1,0 = 9,538


K2 = 5 km jalur lengkung R = 800 m : 5 × 0,9538 × 0,74 = 3,52906
K3 =10 km jalur lengkung R = 650 m : 10 × 0,9538 × 0,61 = 5,81818
K4 = 15 km jalur lengkung R=450 m : 15 × 0,9538 × 0,49 = 7,01043

Total Nilai K K 1+ K 2+ K 3 + K 4
K = Total Jarak = 40 km = 0,647

b. Perhitungan nilai T.

W = berat rel = 54 kg/m × 2.016 = 108,9 lbs/yd


D = 10 juta ton = 11.001 mgt

T = K W D0.565 = 0,647 × 108,9 × 11.0010.565 = 273.11 mgt = 248,257 juta ton

- Umur rel

248,257 juta ton


U = 10 juta ton/tahun = 24,82 tahun

2.

Penggunaan penambat Pada awalnya penambat yang digunakan untuk menahan


dog-spike rel di atas permukaan bantalan kayu masih menggunakan
konstruksi yang dipasang secara langsung dengan
menggunakan paku (dog-spike), dan untuk mengatasi gaya
muai rel, diberikan celah (gap) yang cukup dan memakai
alat anti creeps yang dipasang di kaki rel untuk panjang rel
maksimum 6,8 meter.

Penggunaan penambat Penggunaan paku sudah tidak sesuai lagi, ketika tuntutan
tirpon dan pelat andas suatu lasti penambat yang mampu menahan pergerakan
kendaraan rel yang semakin cepat dan berat. Penambat
paku sering terdesak dan kendor sehingga jarak sepur
menjadi semakin lebar, selain itu, sering terjadi bantalan
kayu yang patah pada kedudukan rel. Untuk mengatasi
masalah ini, digunakan penambat jenis lasti sedangkan
untuk mengatasi tegangan kontak yang besar di antara
kaki rel dan bantalan digunakan pelat andas untuk
memperbesar luas permukaan kontak yang
berimplikasipada tegangan kontak yang semakin rendah.

Keterbatasan Dengan semakin tinggi tuntutan suatu lasti penambat


penggunaan penambat yang mampu menahan gaya akibat beban gandar yang
tirpon dan pelat andas tinggi, gaya desak akibat pergerakan kereta yang semakin
cepat dan penggunaan rel yang semakin panjang, maka
penggunaan lasti menjadi semakin terbatas. Untuk
contohnya, kecepatan kereta 120 kph, vibrasi rel dapat
mencapai 100 gram, dan pada kecepatan 330
kph,percepatan vibrasinya mencapai 305 gram. Pada
kondisi ini, penambat lasti menjadi terdesak, kendor
(tidak mampu menahan gaya akibat perubahan suhu
tetapi masih mampu menahan gaya lateral) dan
selanjutnya tercabut dari bantalan. Kondisi ini akan
mengakibatkan kerusakan pada rel dan geometric jalan rel
yang dapat mengurangi keamanan dan kenyamanan
kereta api.

Penggunaan penambat Untuk mengatasi hal tersebut, digunakan penambat elastis


elastis tunggal dan (elastic fastening). Penambat elastis, selain mampu
elastis ganda menahan getaran, juga dapat menghasilkan gaya jepit
(clamping force) yang tinggi sehingga dapat memberikan
perlawanan gaya rangkak (creep resistance) yang baik
Penambat elastis menurut lasti penambatnya dibagi
dalam dua kelompok yaitu penambat lastic tunggal dan
penambat lastic ganda. Penjelasan kedua jenis penambat
ini diberikan pada pembahasan jenis penambat.

3. Penggunaan bantalan baja dalam jalan kereta api mempertimbangkan


beberapa keunggulan, antara lain : umur bantalan yang relatif panjang memiliki
berat struktur bantalan yang ringan, kemudahan dalam pemasangan dan
pengangkutan. Bantalan besi terbuat dari bahan baja dapat menghindari
keretakan yang terdapat pada bantalan beton dan kayu. Keretakan dapat
tereliminasi karena besi/baja memiliki elastisitas yang lebih besar. Meskipun
demikian, jika dilihat dari penampang bantalan besi, tipe ini memiliki kelemahan
dalam stabilitas lateral dan axialnya yang kurang baik dibandingkan bantalan
kayu dan beton. Ini disebabkan berat sendiri bantalan besi yang kecil (47,1 kg)
dan gesekan di antara permukaan bantalan dengan balas relatif lebih kecil
sehingga tidak bisa dipakai untuk jalan dengan kecepatan tinggi dan pemakaian
rel yang menerus.
Selain itu, untuk meminimalkan adanya karat, bantalan besi harus senantiasa
kering sehingga struktur bawah jalan rel harus mampu meloloskan air secara
baik. Demikian seterusnya, pemakaian bantalan besi untuk daerah yang sulit
kering dan sering terendam (misalnya: daerah perlintasan), maka tidak
diperbolehkan memakai bantalan besi.

4. Untuk mengurangi gaya tekan akibat terjepitnya roda kereta, maka perlu
diadakan pelebaran rel agar rel dan roda tidak cepat aus. Pada saat gerbong
dengan dua gandar kokoh melalui suatu tikungan, maka roda di muka
bagian sisi terluar (pada rel luar) dapat akan menekan rel. Oleh karena
gandar muka dan belakang gerbong merupakan satu kesatuan yang kaku
(rigid wheel base), maka gandar belakang berada pada posisi yang sejajar
dengan gandar muka akan memungkinkan tertekannya rel dalam oleh roda
belakang. Flens roda luar akan membentuk sudut dalam posisi di tikungan,
namun sumbu memanjang gerbong letaknya selalu tegak lurus terhadap
gandar depan Supaya kedudukan roda dan rel tidak terjepit diperlukan
pelebaran sepur (w) dengan pendekatan matematis.

Metode Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Indonesia dan


pendekatan Jepang (PD.No.10 tahun 1986).
YAYASAN PENDIDIKAN TINGGI BINA PUTERA

Anda mungkin juga menyukai