Fungsi Bantalan
i. Mengikat/memegang rel dengan alat penambat, pelat andas
dan bout, sehingga geometrik rel yang terkait dengan
konsistensi lebar sepur tetap dapat terjaga, akibat gerakan rel
arah lateral dan longitudinal.
ii. Menerima beban vertikal dan lateral yang disebabkan oleh
beban statis rel dan beban dinamis akibat pergerakan kereta
dengan baik.
iii. Mendistribusikan beban yang diterima bantalan kepada
struktur di bawahnya dengan tegangan arah vertikal yang
lebih kecil dan merata.
iv. Menstabilisasikan struktur jalan rel terhadap gaya lateral yang
memaksa rel untuk bergeser ke arah luar (penyimpangan arah
lateral).
v. Menghindari kontak langsung antara rel dengan air tanah.
Klasifikasi Bantalan menurut Posisinya terhadap Rel
1. Bantalan Memanjang:
• Merupakan bentuk awal dari bantalan, tetapi saat ini
sudah tidak digunakan karena:
o Pergerakan kereta tidak mulus
o Menghasilkan kebisingan yang tinggi
o Mahal
• Terdiri dari pelat batuan atau selembar kayu yang
diletakkan sejajar dan di bawah rel.
• Untuk mempertahankan lebar jalur, dipasang balok
melintang pada interval reguler.
3) Bantalan Beton
a. Reinforced concrete
b. Pre stressed concrete
4) Slab-track
2.1. Bantalan kayu
Jenis kayu yang digunakan adalah kayu Ulin (kayu
besi), kuat memikul beban berat, dan banyak
terdapat di Kalimantan
Harus memenuhi persyaratan kayu mutu A kelas 1
dengan modulus elastisitas (E) minimum 125.000
kg/cm2
Harus mampu menahan momen maksimum sebesar
800 kg-m, lentur absolute tidak boleh kurang dari 46
kg/cm2.
Berat jenis kayu minimum = 0.9, kadar air maksimum
15%, tanpa mata kayu, retak tidak boleh sepanjang
230 mm dari ujung kayu.
PM 60/2012
2.2.a Bantalan Baja
Harus memiliki kandungan Carbon Manganese Steel
Grade 900 A, pada bagian tengah bantalan maupun pada
bagian bawah rel,
PD 10
Kelebihan Bantalan Baja
Ringan sehingga mudah diangkut
PD 10
Syarat Kekuatan
Bantalan besi pada bagian tengah bantalan maupun pada
bagian bawah rel, harus mampu menahan momen sebesar
650 kg-m.
Tegangan ijin bantalan besi adalah 1600 kg/cm2, sedang
momen tahanan bantalan besi minimal 40,6 cm3.
PD 10
Perencanaan Dimensi
Perencanaan dimensi bantalan, sepenuhnya memakai teori
tegangan lentur, dengan momen lentur dihitung berdasarkan
teori balok berhingga diatas tumpuan elastis (‘finite beam on
elastic foundation’).
M´y
s=
Ix
Dengan persyaratan tahanan momen dan tegangan ijin
yang dipakai, maka beban yang dapat diterima dapat
dihitung, baik beban statis, maupun beban dinamisnya,
sehingga beban gandar maupun kecepatan dapat
ditentukan.
PD 10
Bantalan CI dibandingkan Bantalan Baja
Kelebihan:
Tidak mudah karatan
Kemungkinan retak pada dudukan rel lebih kecil
Mudah dibuat di pabrik
Awet sampai 50-60 tahun, dan nilai sisa tinggi
Kekurangan:
Pemeliharaan lebar jalur sulit karena as tie bars get bent
Stabilitas lateral lebih rendah
Tidak sesuai untuk jalur listrik
Tidak sesuai untuk pemeliharaan mekanik dan/atau MSP
karena bagian dasar bulat
Rentan terhadap kerusakan
Cast Iron Sleepers
2.3. Bantalan Beton
Bantalan R.C.C (reinforced cement concrete) dan pre-
stressed concrete sekarang menggantikan semua jenis
bantalan kecuali untuk kebutuhan khusus seperti
persilangan, jembatan, kemungkinan digunakan
bantalan kayu.
Bantalan beton pertama digunakan di Perancis sekitar
tahun 1914 tetapi baru banyak digunakan sejak tahun
1950.
Pada saat ini di Indonesia, pemakaian bantalan beton
lebih diutamakan, karena semakin sulitnya
mendapatkan kayu dan sudah dapat diproduksi di
dalam negri.
Menurut bentuk geometri, ada dua jenis bantalan beton
yaitu :
•Bantalan beton Pratekan blok tunggal (Monoblok), baik
dengan proses 'posttension', maupun 'pretension'
•Bantalan beton blok ganda (Bi-block)
g l=1100 mm g
103 f cu
g=
b
Di mana :
fcu = kuat tekan beton saat transfer (N/mm2)
b = konstanta yang tergantung jenis dan diameter kabel
prategang, seperti pada tabel
Jenis kabel Nilai b
2 mm, wire 0,144
5 mm, wire 0,0235
7 mm, wire 0,0174
10mm, wire strand 0,144
12,5 mm, 7 wire strand 0,058
Contoh :
1. Mutu beton K-500
Pada saat transfer 80% kekuatan
Diameter kabel (f) = 5 mm
Maka : K-500, fcu = 200 x 80% = 160 kg/cm2 =16N/mm2
f = 5 mm, dari tabel b = 0,0235
103 f cu 3
10 16
g= = = 412,6mm = 80f
b 0,0235
2. Mutu campuran beton harus mempunyai kuat tekan
karakteristik tidak kurang dari 500 kg/cm2, mutu baja
untuk tulangan geser tidak kurang dari U-24 dan
mutu baja prategang ditetapkan dengan tegangan
putus minimum sebesar 17.000 kg/cm2.
3. Bantalan beton pratekan dengan proses posttension harus
dapat memikul momen minimum.
4. Pada setiap titik potong vertikal pada dudukan rel,
tegangan minimum adalah 3,5Mpa (35 kg/cm2), pada
kondisi pratekan awal.
5. Gaya cabut shoulder minimum 5500 kg/buah, pada kondisi
uncrack.
6. Bentuk penampang bantalan beton harus menyerupai
trapesium, dengan luas penampang bagian tengah
bantalan tidak kurang dari 85% luas penampang bagian
bawah rel
7. Pusat berat baja prategang diusahakan sedekat mungkin
dengan pusat berat beton
8. Perhitungan kehilangan tegangan pada gaya prategang
cukup diambil sebesar 20% gaya prategang awal, kecuali
jika diadakan hitungan teoritis, maka dapat diambil lain
dari 20%.
9. Pusat berat baja prategang harus selalu terletak pada
daerah galih sepanjang tubuh bantalan.