Bantalan besi/baja pada bagian tengah bantalan dan bagian rel harus mampu
menahan momen sebesar 650 kgm , sedangkan tegangan ijin antalan besi adalah
1600 kg /
C. Bantalan Beton
Saat ini PT. Kereta Api ( Indonesia) , telah menggunakan bantalan beton
dihampir seluruh jaringan jalan rel di Indonesia . Penggunaan bantalan beton
lebih di utamakan juga dikarenakan sulitnya mendapatkan kayu yang memenuhi
standard pembuatan bantalan dan berbagai kelemahan bantalan baja .
Bantalan beton terbagi atas 2 jenis bantalan :
1. Bantalan Beton Blok Tunggal (Monoblok/Monolithic)
Menurut penelitian bantalan ini dirintis sebelum perang dunia II
berakhir , yaitu pada saat Negara di Eropa mulai membangun kembali
prasarana penghubung termasuk didalamnya jalan rel .
Ide awal pembuatan bantalan beton blok tunggal pratekan bermula dari
pratekan mengurangi keretakan-keretakan yang timbul pada bagian-bagin
yang mengalami tegangan tarik .
bantalan beton blok tunggal merupakan bantalan beton yang dibuat
dengan sistem beton pra-tegang .
2. Bantalan Beton Blok Ganda (Bi-Blok)
Bantalan beton ganda merupakan bantalan beton yang terdiri dari dua
buah blok beton bertulang antara yang satu dan yang lainnya dihubungkan
oleh baja ataupun rel bekas .
Penggunaan Beantalan ini dicoba saat perang dunia 1 berakhir di
Perancis , yang disebut Magneux .
D. Slab-Track
Slab-track adalah bantalan yang langsung menjadi satu dengan badan jalan
yang dicor dalam bentuk slab. Pengerjaan harus sangat teliti untuk mendapatkan
kualitas penggunaan yang nyaman.
Investasi untuk pembangunan lintasan dengan bantalan slab lebih besar dari
bantalan beton atau baja tetapi biaya perawatannya jauh lebih rendah.
Digunakan untuk membangun lintasan kereta api cepat, lintasan yang arus lalu
lintas kereta apinya tinggi. Pemilihan jenis bantalan umumnya ditentukan oleh
karakteristik beban, umur rencana, harga bantalan serta kondisi tanah dasarnya.
digunakan untuk kereta api berkecapatan hingga 300 km/jam. Teknologi ini
dikembangkan oleh PORR dan BB (Austrian Federal Railways) di Austria.
secara berkala, dan jika diterapkan di Indonesia sangat susah karena kontur serta
kondisi tanah di Indonesia sangat beragam.
3. Slap-track Buatan Asia
a. Sarana kereta api kecepatan tinggi dengan faktor keselamatan dan kenyamanan
operasi pada kecepatan maksimum 210 km/jam.
b. Teknologi tinggi bidang keselamatan dengan sistem operasi otomatis guna
mitigasi resiko untuk fungsi vital yang andal (konsep fail-safe).
c. Model pengujian sarana dan prasarana dilakukan berulang sehingga mencapai
kinerja yang aman
d. Penyiapan pendidikan dan latihan untuk operator dan memperbaiki kualifikasi
layanan.
e. Melengkapi fasilitas operasi yang mencukupi dengan mempertimbangkan
kondisi alam.
f. Memperkuat regulasi terhadap pelaku pelintas jalan rel, guna menghindari
interupsi layanan akibat rintangan seperti batu dan mobil yang melintas jalur rel.