Anda di halaman 1dari 20

REKAYASA JALAN KERETA API

STASIUN
Disusun Oleh :

1. Tomi Husein A C.141.16.0049


2. Siska Fitri L C.141.16.0051
3. Fransiskus Satria Adi Nugroho C.141.16.0052
4. Hilda Natasia Arabella C.141.16.0053
5. Septian Jati Wijaya C.141.16.0055
PENGERTIAN DAN FUNGSI STASIUN
Pengertian Stasiun secara umum adalah
Prasarana kereta api sebagai tempat pemberangkatan dan
pemberhentian kereta api

Fungsi Stasiun secara umum adalah


a. Memberi kesempatan kepada penumpang untuk naik dan
turun kereta api dengan mudah dan nyaman
b. Bongkar dan muat barang serta mengirim dan menerima
barang kiriman
c. Menyusun kereta dan gerbongnya menjadi satu rangkaian
kereta api dan menyimpan sementara kereta dan gerbongnya
yang tidak dipakai
d. Memberi kesempatan kepada kereta api saling bersusulan
dan bersimpangan
e. Fasilitas-fasilitas penunjang lainnya bagi kepentingan
penumpang
TIPE STASIUN
1. Menurut Jenis Barang yang Diangkut

A. Stasiun Penumpang
Adalah stasiun yang digunakan untuk menaikkan/menurunkan penumpang. Stasiun
penumpang memiliki gedung stasiun, peron-peron dan kelengkapan lain untuk mengangkut
orang.

B. Stasiun Barang
Untuk angkutan barang muatan dan barang potongan yang mana barang muatan dapat di
angkut oleh pemilik, tetapi untuk barang potongan di bongkar muat oleh dinas.

C. Stasiun Langsir
Untuk menyusun dan mengatur kereta gerbong yang akan di berangkatkan atau datang
yang sifatnya dinas sehingga tidak ada kepentingan umum secara langsung.
CONTOH STASTIUN

Stasiun Penumpang Stasiun Barang


Stasiun Jakarta Kota Kota Jakarta Stasiun Pasoso Kota Jakarta
2. Menurut letaknya

A. Stasiun Penghabisan

Dimana Kereta Api mulai atau mengakhiri perjalanannya.

B. Stasiun Antara

Semua stasiun yang terletak di antara dua buah stasiun. Dari pengertian tersebut maka stasiun
antara dapat di bedakan lagi menjadi 4 jenis yaitu ;

Stasiun antara sederhana tanpa ada hubungan dengan Lin cabang,

Stasiun penghubung setasiun antara Lin utama dan stasiun akhir untuk Lin cabang,

Stasiun persilangan tempat persilangan 2 jalan KA yang keduanya merupakan Lin Raya,

Stasiun yang merupakan gabungan stasiun peralihan dan stasiun persilangan.


CONTOH STASIUN

Stasiun Penghabisan Stasiun Antara


Stasiun Rangkas Bitung Provinsi Banten Stasiun Tanah Abang Kota Jakarta
3. Menurut bentuknya

Stasiun Siku-siku/Ujung

Adalah stasiun yang memiliki gedung berbentuk siku-siku dimana kereta api akan berakhir di situ. Maksud
pembuatan stasiun siku-siku supaya jalan rel dapat mencapai suatu daerah sampai sedalam-dalamnya,
misalnya daerah industri, perdagangan, dan pelabuhan.

Stasiun Paralel/Sejajar

Adalah stasiun yang memiliki gedung berbentuk sejajar dengan kereta api. Pada stasiun pertemuan atau
junction, dapat pula gedung stasiunnya dibuat sebagai suatu kombinasi dari stasiun paralel dan stasiun siku-
siku.

Stasiun Pulau

Adalah stasiun dengan gedung stasiun Induk sejajar dengan kereta api tetapi letaknya ada di tengah-tengah
antara kereta api.

Stasiun Semenanjung

Adalah stasiun dengan gedung stasiunnya terletak di sudut antara dua kereta api yang bergandengan.
CONTOH STASIUN

Stasiun Paralel / Sejajar


Stasiun Gubeng Surabaya

Stasiun Siku Siku / Ujung


Stasiun Tanjung Priuk Jakarta Utara

Stasiun Pulau
Stasiun Tegalsari Indramayu
4. Menurut ukuran stasiun (sesuai UU no 23 tahun 2007)

Stasiun besar (utama)


Stasiun besar termasuk stasiun kelas A. Melayani perjalanan kereta api jarak jauh
(kereta api antar kota antar provinsi) seperti Stasiun Gambir ke stasiun Gubeng.

Stasiun sedang (sekunder)


Stasiun sedang termasuk stasiun kelas B (sekarang stasiun kelas 2). Melayani
perjalanan kereta api untuk jarak sedang atau regional (kereta api antar kota dalam
provinsi) seperti stasiun Simpang Haru (Padang, Sumatera Barat) ke stasiun Solok
(Sumatera Barat).

Stasiun kecil lokal (stasiun kota)


Stasiun kecil lokal termasuk stasiun kelas C (sekarang stasiun kelas 2 dan 3). Stasiun ini
hanya melayani perjalanan kereta api dalam lokal atau jarak dekat (kereta api dalam
kota) seperti kereta api Jabodetabek dari Stasiun Manggarai ke stasiun Cikini.
CONTOH STASIUN

Stasiun Sedang ( Sekunder )


Stasiun Solok Sumbar

Stasiun Besar ( Utama ) antar provinsi


Stasiun Gambir
Stasiun Kecil Lokal ( stasiun kota )
Stasiun Manggarai
Bangunan Pelengkap Stasiun
1. Menara Pengawas

Suatu bangunan menara yang fungsinya sebagai tempat untuk mengawasi


keadaan atau situasi track di stasiun dan mengontrol dari atas kereta api kereta
api yang akan masuk ke stasiun dan yang akan keluar/ meninggalkan stasiun.

2. Jembatan Pemutar Lokomotif


Menara Pengawas
Suatu konstruksi dengan bentuk tertentu yang menyerupai track, namun alat itu
dapat memutar lokomotif sebesar 180 sehingga arah lokomotif berubah sesuai
dengan kebutuhan.

3. Fasilitas untuk Kontainer atau Angkutan Barang

Fasilitas berupa gudang-gudang penyimpanan untuk angkutan barang, open


storage dan CFS (Container Freight Station) untuk muatan kontainer dan tangki-
tangki penyimpanan untuk muatan cair.

Jembatan Pemutar Lokomotif


Fasilitas Pendukung
A. Pelataran parkir di muka stasiun
Pelataran parkir ini selain untuk memarkir kendaraan
para penumpang, juga dapat digunakan untuk tempat
penginapan kendaraan yang ditinggal oleh
pemiliknya pergi selama beberapa hari.

B. Tempat penjualan tiket dan loket informasi


Tempat penjualan tiket terletak di pintu masuk
stasiun. Para calon penumpang bisa membeli tiket di
loket tersebut atau sekedar ingin bertanya jadwal
kereta api. Namun sekarang pemesanan tiket telah
dilakukan secara online. Jadi sudah tidak ada lagi
antrian panjang para calon penumpang yang ingin
membeli tiket kereta api.
C. Ruang kepala stasiun dan Ruang PPKA (Pengatur Perjalanan Kereta
Api)
Ruang kendali pimpinan PPKA merupakan jantung operasional pelayanan
kereta. Sebab, dari ruang itulah petugas mengawasi lintasan mana yang akan
dilalui setiap kereta, baik masuk maupun keluar stasiun. petugas akan
mengatur perjalanan kereta api dalam suatu wilayah kerja tertentu. Dalam
ruang tersebut dilengkapi dengan peralatan, seperti sinyal, wesel (alat
pemindah jalur), telepon, telegraf, dan lain sebagainya.
Ruang kepala stasiun dan Ruang PPKA
(Pengatur Perjalanan Kereta Api)
D. Jalur rel
Pada umumnya stasiun kecil memiliki tiga jalur rel kereta api yang menyatu
pada ujung-ujungnya. Penyatuan jalur-jalur tersebut diatur dengan alat
pemindah jalur yang dikendalikan dari ruang PPKA. Selain sebagai tempat
pemberhentian kereta api, stasiun juga berfungsi bila terjadi persimpangan
antar kereta api sementara jalur lainnya digunakan untuk keperluan cadangan
dan langsir. Pada stasiun besar, umumnya memiliki lebih dari 4 jalur yang
juga berguna untuk keperluan langsir. Pada halte umumnya tidak diberi jalur
tambahan serta percabangan. Pada masa lalu, setiap stasiun memiliki pompa
dan tangki air serta jembatan putar yang dibutuhkan pada masa kereta api
masih ditarik oleh lokomotif uap.
Jalur Rel
E. Peron atau ruang tunggu
Peron adalah tempat naik-turun para
penumpang di stasiun, jadi peron
adalah lantai pelataran tempat para
penumpang naik-turun dan jalur rel
melintas di stasiun.
Jenis Peron menurut kementrian
perhubungan di bagi menjadi 3 jenis ;
1. Peron tinggi
2. Peron sedang
3. Peron rendah
Syarat Teknis Peron
1. Tinggi & jarak tepi ke As rel

Peron tinggi ; 1000mm dari KR, dengan jarak ke As Rel 1600mm (jalan rel lurusan) 1650mm
(jalan rel lengkungan),

Peron sedang ; 430mm dari KR, dengan jarak ke As Rel 1350mm,

Peron rendah ; 180mm dari KR, dengan jarak ke As Rel 1200mm.

2. Panjang peron sesuai dengan rangkaian terpanjang gerbong yang sedang beroprasi.

3. Lebar Peron di hitung dengan formula berikut :


4. Hasil penghitungan lebar peron menggunakan formula di atas tidak boleh kurang dari
ketentuan lebar peron minimal sebagai berikut:

5. Menggunakan material lantai yang tidak licin.

6. Peron dilengkapi dengan

- Lampu

- Signage

- Batas aman peron


TIPE EMPLASEMEN
a. Emplasemen Stasiun/ Penumpang

Emplasemen penumpang digunakan untuk memberi kesempatan kepada penumpang untuk membeli karcis,
menunggu datangnya kereta api sampai naik ke kereta api melalui peron.

b. Emplasemen Barang (stasiun kereta api barang)

Emplasemen barang khusus melayani pengiriman atau penerimaan barang (bongkar muat kereta api barang).
Biasanya letaknya dekat dengan daerah industri, perniagaan, dan lalu lintas umum. Misalnya stasiun Cilincing
(Jakarta).

c. Emplasemen Langsir

Kereta Api barang dari semua jurusan yang menuju ke emplasemen langsir gerbong-gerbongnya dipisah-pisahkan
dalam kelompok-kelompok menurut jurusan dan tempat tujuannya. Letak emplasemen harus jauh dari
pemukiman agar pekerjaan melangsir gerbong tidak mengganggu ketertiban umum.
d. Emplasemen Penyusun/ Depo Kereta

Tempat untuk membersihkan, memeriksa, memperbaiki kerusakan kecil pada


gerbong dan melengkapi kereta-kereta kembali menjadi rangkaian kereta
api untuk disiapkan berangkat dari stasiun penumpang.

e. Emplasemen Depo Lokomotif

Digunakan untuk melayani perbaikan lokomotif-lokomotif yang rusak.


Diperlukan ditempat-tempat peralihan dari jalan dataran ke jalan
pegunungan untuk pergantian lokomotif dan di tempat-tempat yang harus
melayani lokomotif-lokomotif untuk keperluan di emplasemen langsir.

f. Emplasemen Pelabuhan

Emplasemen pelabuhan berada di kawasan pelabuhan laut yang melayani


pembongkaran barang-barang khusus seperti semen, batu bara, minyak
untuk disimpan di tempat penampungan sementara misalnya gudang.
Contoh stasiun yang ada di Tanjung Priok (Jakarta).
PERSYARATAN PENEMPATAN BANGUNAN STASIUN MENURUT
KEMENTRIAN PERHUBUNGAN
1. Gedung Kegiatan Pokok

Lokasi sesuai dengan pola operasi perjalanan kereta api,

Menunjang operasional sistem perkeretaapian,

Tidak mengganggu lingkungan,

Terjamin keamanan dan keselamatan oprasi kereta api.

2. Gedung Kegiatan Penunjang dan Pelayanan Khusus di Stasiun Kereta Api

Tata letak ruang tidak menggangu alur proses kedatangan dan keberangkatan
penumpang kereta api dan pengaturan perjalanan kereta api,

Menunjang kegiatan stasiun kereta api dalam rangka pelayanan pengguna jasa stasiun.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai