Disusun oleh :
ENGGAR ADIKHANSAH LUKITA
5130911099
Nama
NIM
: 5130911099
Progam Studi
: Arsitektur
Fakultas
Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan Pengembangan Konsep Tugas Akhir
Ini bukan merupakan karya yang pernah diajukan untuk memperoleh
gelar
kesarjanaan di suatu perguruan tinggi lain dan sepanjang sepengetahuan saya juga
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain kecuali yang ditulis sebagai acuan dalam naskah disebutkan
dalam daftar pustaka.
BAB I
PENDAHULUAN
kehidupan
(Carr,1992).
h. Aktraktif
sehari-hari
maupun
dalam
kegiatan
periodik
http://www.negeripesona.com/2016/02/daftar-kabupaten-termiskin-di-
jawa.html)
Jumlah kemiskinan kabupaten banjarnegara berada di peringkat tiga dari
tabel peringkat kabupaten termiskin di jawa tengah,hal ini perlu adanya suatu
suatu solusi untuk mengurangi angka kemiskinan di banjarnera salah satunya
adalah transportasi yang memberikan suatu kemudahan dan ekonomis
salahsatunya adalah kereta api.
Pentingnya trasportasi kereta api di Kabupaten Banjarnegara juga di
pengaruhi oleh Pertambahan jumlah penduduk di kabbupaten banjarnegara yang
setiap tahunnya mengapertambahan jumlah penduduk yang cukuip tinggi
Jumlah penduduk penduduk Kabupaten Banjarnegara tahun 2011-2015
menurut jenis kelamin :
450,000
445,000
Laki - Laki
Column1
440,000
435,000
430,000
2011
2012
2013
2014
2015
dengan tahun 2015 jumlah kenaikan angka penduduk laki laki lebih banayak
dari pada jumlah penduduk perempuan .
Sektor
masa
jayanya,
angkutan
Wonosobo-Banjarnegara-Purwokerto
penumpang KA hingga akhir Juni 2015 berangkat dari meningkatnya minat calon
penumpang menyusul perbaikan fasilitas infrastruktur yang dilakukan oleh PT
Kereta Api Indonesia. Satu diantaranya adalah penambahan jalur ganda
atau double track yang mampu menambah jadwal keberangkatan dan kapasitas
penumpang.
Meski mengalami tren peningkatan, Suryamin mengatakan, jumlah
penumpang KA sendiri sempat tercatat menurun 1,25 persen pada media Juni
2015 dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 27,56 juta penumpang.
Penumpang kereta api secara kumulatif naik cukup drastis karena sudah
ada double track, tutur Suryamin dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (3/8).
bulannya grafis jumlah penumpang dari tahun ke tahun mengalami naik turun
jumlah penumpang setiap bulannya
Perancangan disain baru Stasiun banjarnegara sangatlah penting dimana
mode transportasi sekarang menjadi salah satu transportasi pilihan utama
masyarakat di indonesia karena biaya yang murah dan nyaman sehingga
masyarakat banjarnegara bisa beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum,
dengan adanya kereta api dan stasiun yang memadai tidak hanya masyarakat
kabupaten banjarnegara saja yang merasa diuntungkan akan tetapi masyatrakat
luar kabupaten banjarnegara atau wisatawan yang akan datang ke banjanegara
juga akn menikmatinya karena akses yang mudah sehingga di harapkan
wisatawan yang datang akan bertambah hal ini bisa di lihat dalam dua tahun
terakhir jumlah wisatawan datang ke banjarnegara mengalami pertumbuhan
jumlah wisatawan dengan kebanyakan memilih dieng sebagai tempat tujuan
wisata.
1.3 Latar belakang masalah
Latar belakang masalah
Sebagai sebuah transportasi massal, yang mampu mengangkut penumpang
dan barang dalam jumlah banyak serta murah, kereta api menjadi salah satu
alternatif transportasi darat. Keberadaan stasiun merupakan bagian terpenting
sebagai termina pemberangkatan dan menurunkan penumpang, serta dalam proses
interaksi dan aktivitas bagi pengguna transportasi kereta api yang menunggu
jadwal keberangkatannya akan tetapi fasilitas atau ruang umum untuk para
pengunjung stasiun belum cukup memadai perlu sebuah ruang aktraktif dan
sirkulasi yang meamadai.
Dalam perencanaan stasiun kereta api diperlukan sebuah ruang yang
memadai untuk para pengunjung sehingga mampu memenuhi segala aktivitas
yang ada di stasiun dan sirkulasi yang efisien untuk pengunjung stasiun kereta api
1.4 Rumusan Masalah
1.4.1 Masalah Umum
BAB V PENUTUP
Kesimpulan mengenai rancangan desain
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Stasiun Kereta Api
2.1.1 Definisi Kereta Api
Perkereta apian merupakan alat transpotasi yang bisa menampung jumlah
penumpang yang banyak dan perkereta apian biasa di definisikan sebagai berikut.
a. (Kereta Api) merupakan salah satu alat transportasi yang dapat
mengangkut
penumpang
dalam
jumlah
besar
(masal),
memiliki
Telepon umum
Kantor pos dan giro, bank/ money changer
Kantin, tempat ibadah, tempat penitipan
Toilet
Papan route dan jadwal perjalanan kereta api
Pelat bergerigi pada lantai peron sebelah tepi, sebagai tanda batas
Ruang Pertokoan
Ruang Restoran,
Ruang Parkir Kendaraan,
Ruang Gudang
Ruang Penitipan Barang,
Ruang Bongkar Muat Barang,
g. Ruang ATM,
h. Ruang Reservasi Hotel dan Travel.
i. Ruang untuk Kegiatan Pokok
Ruang untuk kegiatan pokok adalah ruang yang diperuntukan bagi
kegiatan- kegiatan yang berkaitan langsung dengan penyelenggaraan jasa
angkutan kereta api di stasiun. Ruang untuk kegiatan pokok terbagi menjadi
dua bagian utama, yaitu:
a Ruang Petugas Operasional, yang meliputi:
a. Ruang Kepala Stasiun (KS), yaitu ruang yang diperuntukan bagi Kepala
Stasiun untuk menjalankan tugasnya dalam mengatur kegiatan pelayanan
yang ada di stasiun.
b. Ruang Wakil Kepala Stasiun (WKS), yaitu ruang dinas Wakil Kepala
Stasiun yang bertugas membantu tugas Kepala Stasiun.
c. Ruang Pemimpin Perjalanan Kereta API (PPKA), yaitu ruangan khusus
PPKA yang lokasinya harus memungkinkan bagi petugas untuk melihat
kedatangan kereta api dan terlihat oleh masinis, serta bisa melihat area
emplasemen di stasiun. Ruang ini harus memadai untuk penempatan
peralatan operasional yang diperlukan oleh PPKA.
d. Ruang Pengawas Peron (PAP), yaitu ruang pengawas petugas stasiun yang
berada pada posisi bisa melihat arah datangnya kereta dan seluruh
emplasemen yang fungsinya sebagai tempat untuk memberika layanan
informasi melalui pengeras suara kepada calon penumpang kereta api.
e. Ruang Keuangan, yaitu ruang yang mempunyai fungsi utama sebagai ruang
administrasi dan perbendaharaan stasiun.
f. Ruang Serbaguna, yaitu ruang yang disediakan untuk menunjang perasional
stasiun atau bisa dijadikan tempat untuk keperluan petugas.
g. Ruang Peralatan, yaitu ruang yang disediakan untuk menyimpanalatalat yang digunakan untuk keperluan stasiun misal alat kebersihan, dan
sebagainya.
h . Ruang UPT Kru KA, yaitu ruang yang disediakan bagi Kru KA yang
berdinas
untuk
kebutuhannya.
menggunakan
fasilitas
tersebut
sesuai
dengan
i. Ruang Istirahat Kru KA, yaitu ruang khusus istirahat yang dilengkapi
dengan fasilitas tempat tidur untuk kru KA yang akan atau selesai berdinas
sehingga kondisinya selalu dalam keadaan siap tugas.
j. Ruang Petugas Keamanan, yaitu ruang petugas keamanan stasiun yang
disediakan untuk tempat koordinasi dan administrasi petugas keamanan
termasuk tempat untuk istirahat petugas keamanan stasiun.
k. Ruang Petugas Kebersihan, yaitu ruang yang disediakan bagi petugas
kebersihan stasiun untuk menyiapkan dan melakukan tugasnya di stasiun.
b. Ruang Pelayanan dan Publik,meliputi:
1.
Ruang Hall
2.
Ruang Loket
3.
4.
5.
6.
7.
Ruang Peron
8.
9.
10.
Ruang Mushola
11.
Instalasi Elektrikal
instalasi listrik merupakan peralatan, komponen dan instalasi kelistrikan
yang berfungsi untuk mensuplai dan mendistribusi tenaga Iistrik dalam memenuhi
kebutuhan operasional stasiun dan kereta api.
2.1.7Sumber Energi Listrik PLN dan Genset
Stasiun harus mempunyai sumber energi listrik utama untuk operasional
alat-alat istrik yang didapat dari sumber listrik PLN. Jika terjadi padam aliran
listrik PLN, stasiun harus mempunyai cadangan sumber listrik yaitu dari genset.
Kriteria dalam penginstalasian genset harus memenuhi hal-hal berikut :
perbedaan
yang
besar
cukup
tinggi
antara
peron
dan
lantai kereta/jalan rel. Peron yang lebih tradisional sering lebih rendah dari lantai
kereta, meskipun peron idealnya harus pada tingkat yang sama dengan lantai
kereta. Kadang-kadang peron berada pada tingkat yang lebih tinggi daripada lantai
kereta. Ini mungkin terjadi ketika sebuah stasiun dibangun dengan tingkat lantai
tinggi namun jugamelayani kereta dengan tingkat lantai yang lebih rendah.
Fungsi Peron
Peron berfungsi sebagai tempat untuk aktifitas naik turun penumpang
kereta api yang terbagi menjadi 3 jenis, yaitu peron tinggi, peron sedang dan
peron rendah. Peron ditempatkan di tepi jalur kereta api (side platform) dan di
antara dua jalur (island platform).
Ukuran Teknis Peron.
penumpang
yang
gunanya
untuk
memberi
gerbong-gerbongnya
dipisah-pisahkan
dalam
kelompok-
Menurut Bentuknya
Stasiun Siku-siku (kopstasion)
Gedung stasiunnya siku-siku pada sepur-sepur yang berakhir di situMaksud
pembuatan stasiun siku-siku supaya jalan rel dapat mencapai suatu daerah sampai
sedalam-dalamnya, misalnya daerah industri, perdagangan, dan pelabuhan.
Stasiun Paralel
Gedungnya sejajar dengan sepur-sepur.Pada stasiun pertemuan atau junction,
dapat pula gedung stasiunnya dibuat sebagai suatu kombinasi dari stasiun paralel
dan stasiun siku-siku.
Stasiun Pulau
Gedung stasiun Induk sejajar dengan sepur-sepur tetapi letaknya ada di tengahtengah antara sepur-sepur.
Stasiun Semenanjung
Gedung
stasiunnya
terletak
di
sudut
antara
dua
sepur
yang
Luas Ruangan
(m2)
BesarBerdasarkanKelas
Sedang
Kecil
Ruang KS
30
24
20
Ruang WKS
15
15
Ruang PPKA
25
18
18
Ruang PAP
Ruang Keuangan
20
16
Ruang Serbaguna
100
50
Ruang Peralatan
16
12
24
30
25
15
12
Ruang Petugas
Kebersihan
Ruang Hall
250
150
60
Ruang Loket
25
12
60
Ruang Pelayanan
Informasi
Ruang Tunggu VIP
15
12
90
75
60
600
160
40
Ruang Layanan
Kesehatan
Ruang Toilet Umum
25
15
15
54
45
30
Ruang Mushola
49
30
20
15
10
Tabel 1.5 Standar luas minimum Ruang untuk kegiatan pokok di stasiun
2.2.1 Tinjauan Ruang Pelayanan
2.3 Aksebilitas
Difable berasal dari bahasa Inggris yaitu different yang artinya berbeda dan
abled atau ability yang artinya berkemampuan. Jadi, difable people dapat
diartikan orang yang memiliki kemampuan berbeda dari kebanyakn orang lain.
Secara istilah, difable people adalah setiap orang yang memiliki kelainan fisik dan
atau mental, yang dapat mengganggu atau merupakan hambatan bagi mereka
untuk melakukan kegiatan sebagai layaknya orang normal, (Kompas, Rabu 7 Juni
2000 dalam Darmawan, 2009)
tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan tanpa
membutuhkan bantuan orang lain.
2.3.1 ELEMEN BANGUNAN
Ukuran dasar ruangan
Ukuran dasar ruang diterapkan dengan mempertimbangkan fungsi bangunan.
Bangunan dengan fungsi yang memungkinkan digunakkan oleh orang banyak
secara sekaligus dan menggunakan ukuran dasar maksimum. Ukuran dasar
minimum dan maksimum yang digunakan dalam pedoman ini bersifat relatif
(ukurannya dapat ditambah atau dikurangi dari standar) sepanjang asas-asas
aksebilitas dapat tercapai.
- Pintu dengan bentuk pegangan yang sulit dioperasikan terutama bagi tunanetra.
e. Penggunaan pintu otomatis di utamakan yang peka terhadap bahaya kebakaran.
Pintu tersebut tidak boleh membuka sepenuhnya dalam waktu lebih kurang dari 5
detik dan cepat untuk menutup kembali.
f. Alat alat penutup pintu otomatis perlu dipasang agar pintu dapat menutup
dengan sempurna karena pintu yang terbuka sebagian dapat membahayakan
penyandang cacat
g. Hindari penggunaan bahan lantai yang licin di sekitar pintu
h. Plat tending yang diletakkan dibagian bawah pintu diperlukan bagi pengguna
kursi roda
Ramp
Ramp adalah jalur sirkulasi yang memiliki bidang dengan kemiringan tertentu
sebagai alternatif bagi orang yang tidak dapat menggunakan tangga/peyandang
cacat. Berikut ini adalah persyaratan keberadaan ramp
a Kemiringan suatu ramp di dalam bangunan tidak boleh melebihi 7 (sudut antara
garis kemiringan ramp dengan bidang horizontal). Perhitungan kemiringan
tersebut tidak termasuk awalan atau akhiran ramp (curb ramps landing). Awalan
dan akhiran ramp lebih landai lagi. Sedangkan kemiringan suatu ramp yang
berada di luar bangunan maksimum 6.
b. Panjang mendatar dari satu ramp (dengan kemiringan 7) tidak boleh lebih dari
900 cm. Panjang ramp dengan kemiringan yang lebih rendah dapat lebih panjang.
Jika panjang ramp melebihi ketentuan, maka setiap 9 m terdapat bordes sebagai
tempat istirahat sementara.
c. Bordes (muka datar) pada awalan atau akhiran dari suatu ramp harus bebas dan
datar sehingga memungkinkan untuk memutar kursi roda dengan ukuran
minimum 160 cm.
d. Lebar minimum dari ramp adalah 95 cm tanpa tepi pengaman dan 136 cm
dengan tepi pengaman. Untuk ramp yang digunakan sekaligus untuk pejalan kaki
dan pelayanan angkutan barang harus dipertimbangkan secara seksama lebarnya
sehingga bisa dipakai untuk kedua fungsi tersebut atau dilakukan pemisahan ramp
dengan fungsi yang berbeda-beda.
e. Permukaan datar awalan atau akhiran suatu ramp harus memiliki tekstur
sehingga tidak licin baik diwaktu hujan.
f. Lebar tepi pengaman ramp (low curb) adalah 10 cm dirancang untuk
menghalangi roda kursi roda agar tidak terperosok atau keluar dari jalur ramp.
Apabila berbatasan langsung dengan lalu lintas jalan umum atau persimpangan
harus dibuat sedemikian rupa agar tidak mengganggu jalan umum.
g. Ramp harus diterangi dengan pencahayaan yang cukup sehingga membantu
pencahayaan di waktu malam hari. Pencahayaan disediakan pada bagian bagian
ramp yang memiliki ketinggian terhadap muka tanah sekitarnya dan bagian bagian
yang membahayakan.
h. Ramp harus dilengkapi dengan pegangan rambatan (handrail) yang dijamin
kekuatannya denga ketinggian yang sesuai sebagai pegangan sewaktu tuna daksa
tidak bersama pemandu.
Tangga
a. Harus memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang berukuran seragam.
b. Harus memiliki kemiringan tangga kurang dari 60.
c. Tidak terdapat tanjakan yang berlubang yang dapat membahayakan pengguna
tangga.
d. Harus dilengkapi dengan pegangan rambat (handrail) minimum pada salah satu
sisi tangga.
e. Pegangam rambat harus ditambah panjangnya pada bagian ujung-ujungnya
(bagian puncak dan bagian bawah tangga) dengan panjang 30 cm.
f. Pegangan rambat harus mudah di pegang dengan ketinggian 65 - 80 cm dari
lantai, bebas dari elemen konstruksi yang mengganggu dan bagian ujungnya harus
bulat atau dibelokkan dengan baik ke arah lantai, dinding, atau tiang.
g. Untuk tangga yang terletak di luar bangunan harus dirancang agar tidak ada air
hujan yang menggenang pada lantai.
Kamar Kecil
a. Toilet atau kamar kecil umum yang aksesibel harus dilengkapi dengan tampilan
rambu penyandang cacat pada bagian luarnya.
b. Toilet atau kamar kecil umum harus memiliki ruang gerak yang cukup untuk
masuk dan keluar pengguna kursi roda.
c. Ketinggian tempat duduk kloset harus sesuai dengan ketinggian pengguna kursi
roda (45 50 cm).
d. Toilet atau kamar kecil umum harus dilengkapi dengan pegangan rambat
(handrail) dengan posisi dan ketinggian yang disesuaikan dengan pengguna kursi
roda dan penyandang cacat yang lain.
e. Pegangan disarankan berbentuk siku-siku mengarah ke atas untuk membantu
pergerakan pengguna kursi roda.
f. Letak kertas tisu, air, kran air, atau pancuran (shower) dan perlengkapan seperti
tempat sabun dan pengering tangan harus di pasang sedemikian rupa hingga
mudah digunakan oleh orang yang memiliki keterbatasan fisik serta bisa
dijangkau pengguna kursi roda.
g. Kran pengungkit sebaiknya dipasang pada wastafel.
h. Bahan dan penyelesaian lantai harus tidak licin.
i. Pintu harus mudah dibuka untuk memudahkan pengguna kursi roda untuk
membuka dan menutupnya.
j. Kunci-kunci toilet atau grendel mudah dibuka dari luar jika terjadi kondisi
darurat.
k. Pada tempat-tempat yang mudah dicapai, seperti pada daerah pintu masuk,
dianjurkan untuk menyediakan tombol pencahayaan darurat (emergency light
button) guna mengantisipasi terjadinya pemadaman listrik.
Wastafel
a. Wastafel harus dipasang sedemikian sehingga tinggi permukaannya dan lebar
depannya dapat dimanfaatkan oleh pengguna kursi roda dengan baik.
b. Ruang gerak bebas yang cukup harus disediakan di depan wastafel.
http://rachmat-arsitektur.blogspot.co.id/2012/09/bangunan-aksesible-
untuk-difable.html
Tangga
Tangga merupakan fasilitas bagi pergerakan vertikal pada bangunan yang
dirancang dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Dimensi pijakan dan tanjakan harus berukuran seragam.
b. Tangga didesain dengan kemiringan maksimum 30.
c. Tidak terdapat tanjakan yang berlubang yang dapat membahayakan
pengguna
tangga.
tempat
parkir
harus
disesuaikan
dengan
ukuran
jenis
f. Garis pembatas parkir menggunakan warna putih atau kuning dengan lebar
12 20 cm yang terletak di samping dan di depan kendaraan.
g. Posisi mobil satu sama lain dibatasi oleh palang yang tingginya sekitar 10
cm seperti yang terlihat pada. Pembatas ini berfungsi menghentikan roda
mobil agar tidak berbenturan dengan mobil lain yang berada di
belakangnya.Penempatan
tempat
parkir
di
depan
dinding
dapat
Tabel perbandingan
Kesimpulan yang ada di atas yaitu ruang aktraktif merupakan sebuah
ruang yang mampu memberikan daya tarik kepada orang untuk datang berkunjung
2.4.1 Sirkulasi yang Efektif
Sirkulasi merupaka peredara atau suatu penghubung atara ruang satu
dengan yang lainnya dan yang di maksud dengan sirkulasi efektif yaitu sirkulasi
yang meminimalkan suatu sirkulasi yang di angkap tidak perlu sehingga orang
tidah mudah meng akses ke segala ruangan.
2.5 Studi kasus stasiun Kereta Api.
Stasiun Sukabumi (SI) merupakan stasiun kereta api kelas I yang terletak
di Gunungparang, Cikole, Sukabumi, Jawa Barat. Stasiun yang beralamat di Jl.
Stasiun Barat No. 2 ini berada pada ketinggian +583 m. Stasiun ini adalah stasiun
yang paling selatan di Daerah Operasi I Jakarta. Stasiun ini dibuka pada
tahun 1882. Stasiun ini dahulu mempunyai 5 jalur, namun tinggal 3 jalur yang
masih aktif. Jalur 1 biasanya digunakan untuk Kereta api Pangrango. Jalur 2
biasanya digunakan untuk Kereta api Siliwangi. Sedangkan jalur 3 adalah sepur
simpan. Selain itu, stasiun ini dahulu mempunyai dipo lokomotif dan turntable.
Dipo lokomotfnya sudah dibongkar dan tinggal turntable yang masih tersisa.
Sayangnya jembatan putarnya juga sudah tak dipakai lagi karena PT KAI saat ini
mengoperasikan lokomotif CC206, lokomotif yang mempunyai 2 kabin sehingga
tak usah diputar lagi..
Ruang Hall
2.
Ruang Loket
3.
4.
5.
6.
Ruang Peron
7.
8.
9.
Ruang Mushola
Saat ini, kereta kelas bisnis dan campuran juga berhenti di stasiun ini untuk
menaikturunkan penumpang, baik dalam perjalanan dari maupun ke Bandung.
Kebijakan ini menjadikan stasiun ini sebagai titik penurunan dan penaikan
penumpang kedua seperti Stasiun Jatinegara di Jakarta.
Kereta api yang melintas langsung/tidak berhenti di stasiun ini adalah KA Argo
Wilis, Turangga, dan angkutan barang.
Gambar
Sumber
KIARACONDONG adalah salah satu kawasan yang padat lalu lintasnya
di Kota Bandung. Apalagi sebelum jalan layang dibangun di sana, nyaris setiap
waktu tepat di rel kereta api selalu terjadi kemacetan. Rel yang dekat dengan
Stasiun Kiaracondong itu kerap dijadikan langsir oleh kereta api. Langsir adalah
mengatur sambil menggandeng-gandengkan gerbong kereta api.
Stasiun Kiaracondong adalah stasiun kedua terbesar kedua di Kota
bandung. Keseluruhan lahan stasiun ini mencapai 232.500 m2, dengan luas
bangunan 622,50 m2. Sedangkan jumlah rata-rata penumpang per harinya
mencapai 5.713 orang.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Telepon umum
Kantor pos dan giro, bank/ money changer
Kantin, tempat ibadah, tempat penitipan
Toilet
Papan route dan jadwal perjalanan kereta api
Pelat bergerigi pada lantai peron sebelah tepi, sebagai tanda batas
BAB III
METODE PERANCANGAN
Kajian yang di pergunakan dalam metode perancangan stasiun tipe B di
Kabupaten Banjarnegara,di uraikan dari beberapa tahap sebagai berikuta:
3.1 PROSES PENCARIAN IDE
Proses pencarian ide yang di gunakan dalam metode perancangan stasiun
banjarnegara tipe B di Kabupaten Banjarnegara di jelaskan sebagai berikut
a. Pencarian ide atau gagasan dengan menyesuaikan data yang berada di
Kabupaten banjarnegar tentang jumlah penduduk yang meningkat dan
sektor pariwisata yang setiap tahunnya mengalami peningkatan jumlah
wisatawan yang datang ke banjarnegara
b. Kepastian pengambilan ide perancangan melalu surve informasi mengenai
data arsitektural maupun non arsitektural dari berbagai sumber, dinas
yang bersangkutan maupun media
c. Dari pemikiran ide yang menyangkut persoalan perancangan setelah di
dapatkan kemudian di masukan dalam makalah
3.2 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Data yang di analisis untuk perancangan Stasiun Kabupaten Banjarnegar
tipe B kemudian di kumpulkan.berikut tahapannya:
a. Data Data yang di dapat dari dinas terkait dan dari sejumlah media di
kumpulkan dan di pelajari satu persatu
b. Mencarai inti data yang di perlukan dalam perancangan stasiun Kabupaten
Banjarnegara tipe B
c. Melakukan penelitian secara langsung di stasiun kereta api tipe A dan B
d. Mengumpulkan segala persoalan masalah yang ada di stasiun kereta api
3.1
ANALISA
AKTIVITAS
ASPEK
ASPEK
BANGUNAN
DAN
LINGKUNGAN
Metode yang di lakukan melalui analisis fungsional dengan menentukan
ruang ruang-ruang yang di butuhkan dalam perancangan stasiun tipe B kelompok
pengguna
perencanaan sebuah ruang karna dengan mengetahui segala aktifitas dan jumlah
pengguna nantinya baru di temukan kebutuhan ruang yang diperlukan oleh
bangunan yang akan di rancang dan kekurangan atau dan dampak yang terjadi
dalam perencanaan nantinya,diperlukan analisis terhadap faktor lingkungan
setempat.
Metode yang di gunakan adalah metode penerjemahan sirkulas dimana
sebuah sirkulasi sangatlah penting dalam melakukan sebuah perencanaan stasiun
karna dengan adanya penenmpatan sirkulasi yang baik dapat memberi
kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung maupun ruang-ruang yang berada di
di dalam bangunan setasiun.
3.2 ANALISIS TAPAK DAN LINGKUNGAN
Analisis tapak diperlukan guna mendapat data-data tentang lokasi tapak
yangberada pada kawasan stasiun Kroya analis meliputi kodisi tapak,aspek utilitas
tata ruang lua,aspek utilitas, serta kedudukannya dan hubungan yaitu
menggambakan keadaan eksisting dari tapak guna membantu menyelesaikan
dengan konteks kawasan disekitarnya.
3.3 METODE SINTESA
Langkah setelah tahapan analisis di atas adalah mrlakukan sintesa atau
menyimoulkan kesimpulan yang didapat kemudian di jabarkandalam bentuk
konsep- konsep pendukung dan konsep utama dalam bentuk verbal dan grafis.
3.4 METODE