ABSTRAK
Metode perencanaan tebal perkerasan lentur yang digunakan di Indonesia adalah metode empiris yaitu metode
yang dikembangkan dari hasil percobaan atau pengalaman. Sekarang ini mulai dikembangkan metode
mekanistik yang didasarkan pada kaidah teoritis dan karakteristik material perkerasan. Pada Penelitian ini
dilakukan evaluasi perencanaan tebal perkerasan lentur metode Bina Marga Pt T-01-2002-B dengan
menggunakan metode mekanistik dengan program KENPAVE. Tebal perkerasan direncanakan dengan struktur
perkerasan empat lapis dan struktur dua lapis (full depth), nilai CBR tanah dasar dalam perencanaan tebal
perkerasan divariasikan sebesar 2%, 4%, 6%, 8%, dan 10%. Beban lalu lintas rencana juga divariasikan
sebesar 0.5×106 ESAL, 25×106 ESAL, dan 200×106 ESAL. Dari hasil evaluasi tebal perkerasan yang
direncanakan dengan struktur empat lapis semua variasi menghasilkan jumlah repetisi beban yang lebih kecil
dari jumlah repetisi beban yang direncanakan, sedangkan tebal perkerasan struktur dua lapis pada beberapa
variasi menghasilkan repetisi beban yang lebih besar dari repetisi beban rencana.
ABSTRACT
The method of flexible pavement thickness design that used in Indonesia is the empirical method is a method
that developed from the results of the experiment or experience. Nowdays, beginning to develop a mechanistic
method based on the theoretical principle and characteristic of paving materials. This study did the evaluation of
flexible pavement thickness design method of Bina Marga Pt T-01-2002-B by using mechanistic method with
KENPAVE program. Pavement thickness planned with four layers of the pavement structure and the two layers
structure (full depth), the subgrade CBR value in the planning of pavement thickness varied by 2%, 4%, 6%, 8%,
and 10%. The Traffic load plans also varied by 0.5×106 ESAL, 25×106 ESAL, and 200×106 ESAL. The results of
the evaluation of the planned pavement thickness with four layers structure, all of variations produce amount of
load repetitions are smaller than the planned amount of load repetitions, while the two layers structure of the
pavement thickness on several variations produce the load repetitions are larger than load repetitions plan.
TINJAUAN PUSTAKA
Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur
Desain perkerasan pada dasarnya adalah penentuan ketebalan bahan berlapis yang akan memberikan
kekuatan dan perlindungan untuk tanah dasar yang lunak, perkerasan yang dirancang untuk menghindari
kerusakan langsung pada tanah dasar. Para Insinyur menggunakan pengalaman berdasarkan keberhasilan dan
kegagalan dari pekerjaan sebelumnya, menjadi pengalaman dan mengembangkannya menjadi beberapa metode
seperti metode perencanaan perkerasan berdasarkan kekuatan geser tanah dasar. (Schwartz , Charles W. &
Carvalho Regis L. 2007). Seiring berjalannya waktu dengan meningkatnya volume lalu lintas kriteria desain juga
semakin berkembang dan berubah, metode berdasarkan serviceability (indeks kualitas pelayanan perkerasan)
yang dikembangkan berdasarkan percobaan test track, The AASHO Road Test pada tahun 1960-an melakukan
sebuah eksperimen yang mana menjadi panduan desain AASHTO.
Metode yang dikembangkan dari data uji laboratorium atau percobaan tes jalur di mana kurva model
yang dilengkapi dengan data adalah contoh khas metode empiris. Selanjutnya dengan penggunaan material baru
dalam struktur perkerasan yang memberikan perlindungan tanah dasar yang baik, tetapi dengan model
kegagalan. kriteria desain baru yang diperlukan untuk memasukkan mekanisme kegagalan tersebut (misalnya,
kelelahan retak dan deformasi permanen dalam kasus beton aspal). Metode Asphalt Institute dan metode Shell
adalah contoh prosedur berdasarkan kelelahan retak dan model deformasi kegagalan permanen. Metode ini
adalah yang pertama untuk menggunakan mekanika teori linear-elastis untuk menghitung respon struktur untuk
memprediksi jumlah kegagalan untuk perkerasan lentur. Pendekatan desain mekanistik didasarkan pada teori
mekanika dan berhubungan dengan perilaku perkerasan struktural dan kinerja untuk beban lalu lintas dan
pengaruh lingkungan.
………………………………………………………...……………………………………………………..(1)
Dimana :
W18 = Perkiraan jumlah beban sumbu standar ekivalen 18-kip
ZR = Deviasi normal standar
So = Gabungan standard error untuk perkiraan lalu-lintas dan kinerja
ΔIP = Perbedaan antara indeks permukaan jalan awal (IPo) dan Indeks Permukaan jalan akhir
design (IPt), (IPo-IPt)
MR = Modulus resilient
IPo = Indeks permukaan jalan awal (initial design serviceability index )
IPt = Indeks permukaan jalan akhir (terminal serviceability index)
IPf = Indeks permukaan jalan hancur (minimum 1,5)
b. Metode Mekanistik
Metode mekanistik adalah suatu metoda yang mengembangkan kaidah teoritis dari karakteristik material
perkerasan, dilengkapi dengan perhitungan secara eksak terhadap respons struktur perkerasan terhadap beban
sumbu kendaraan. Metode mekanistik mengasumsikan perkerasan jalan menjadi suatu struktur “multi-layer
(elastic) structure” untuk perkerasan lentur dan suatu struktur “beam on elastic foundation” untuk perkerasan
kaku.
Pada metode mekanistik memiliki keuntungan yaitu peningkatan reliabilitas dari desain, kemampuan untuk
memprediksi jenis kerusakan, dan kemungkinan untuk memperkirakan data dari lapangan dan laboratorium yang
terbatas. Sedangkan kelemahan desain secara mekanistik adalah penentuan karakteristik struktural bahan
perkerasan lentur yang memerlukan alat uji mekanistik yang relatif mahal. Perhitungan metode mekanistik ini
umumnya berdasarkan teori elastik atau yang lebih dikenal dengan metode Sistem Lapis Banyak. Konsep ini
berasumsi bahwa setiap lapis perkerasan memiliki sifat-sifat seperti homogen, isotropis dan linear elastik yang
berarti akan kembali ke bentuk aslinya ketika beban dipindahkan. Dalam permodelan lapis perkerasan jalan
dengan model lapisan elastis ini diperlukan data input untuk mengetahui tegangan dan regangan pada struktur
perkerasan dan respon terhadap beban. Paramer – parameter yang digunakan adalah:
a. Parameter Setiap Lapisan
Parameter Lapisan yang dimaksud antara lain adalah sebagai berikut :
Modulus Elastisitas
Poisson Ratio
b. Ketebalan Setiap Lapisan
c. Kondisi Beban
Analisa Kerusakan Perkerasan
Analisa kerusakan perekerasan yang akan dibahas adalah retak fatik (fatigue cracking) dan rutting.
Kerusakan perkerasan disebabkan oleh beban kendaraan. Jenis kerusakan retak fatik dilihat berdasarkan nilai
regangan tarik horizontal pada lapis permukaan aspal bagian bawah akibat beban pada permukaan perkerasan.
dan jenis kerusakan rutting dilihat berdasarkan nilai regangan tekan di bagian atas lapis tanah dasar atau di
bawah lapis pondasi bawah. Dari nilai kedua jenis kerusakan struktur tersebut dapat diketahui jumlah repetisi
beban (Nf) berdasarkan nilai regangan tarik horizontal bagian bawah lapis permukaan aspal dan nilai regangan
tekan di bawah lapis pondasi bawah atau di atas tanah dasar.
Model Retak The Asphalt Institute (1982)
Nf=0.0796 (εt )-3.291(E)-0.854 ………………………………………………………………………................(2)
Nf = jumlah repetisi beban
εt = regangan tarik pada bagian bawah lapis permukaan
EAC = modulus elastis lapis permukaan
Model Rutting The Asphalt Institue (1982)
Nd = 1.365x10-9(εc)-4.477 ……………………………………………………………………….....................(3)
Nd = jumlah repetisi beban
εc = regangan tekan pada bagian bawah lapis pondasi bawah
Program KENPAVE
Program KENPAVE merupakan software desain perencanaan perkerasan yang dikembangkan oleh Dr.
Yang H Huang, P.E. Professor Emeritus of Civil Engineering University of Kentucky. Software ini ditulis dalam
bahasa pemrograman Visual Basic dan dapat dijalankan dengan versi Windows 95 atau diatasnya.
Software ini terbagi dalam empat program, yaitu LAYERINP, KENLAYER, SLABINP, KENSLAB.
LAYERINP dan KENLAYER merupakan program analisis untuk perkerasan lentur yang berdasarkan pada teori
sistem lapis banyak, sedangkan SLABINP dan KENSLAB merupakan program analisis untuk perkerasan kaku
yang berdasarkan metode elemen hingga.
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi pada tugas akhir ini berisi kajian mengenai metode perencanaan tebal perkerasan lentur, metode
Bina Marga Pt T-01-2002-B dan program KENPAVE. Selanjutnya dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Memvariasikan nilai beban lalu lintas dan nilai CBR dalam perencanaan tebal perkerasan metode Bina
Marga.
Variasi nilai beban lalu lintas rencana dan CBR tanah dasar dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1. Variasi nilai beban lalu lintas dan nilai CBR
CBR BEBAN LALU LINTAS (ESAL)
6
(%) 0.5 × 10 25 × 106 200 × 106
2 CBR 2 %, 0.5 × 106 ESAL CBR 2 %, 25 × 106 ESAL CBR 2 %, 200 × 106 ESAL
6 6
4 CBR 4 %, 0.5 × 10 ESAL CBR 4 %, 25 × 10 ESAL CBR 4 %, 200 × 106 ESAL
6 6
6 CBR 6 %, 0.5 × 10 ESAL CBR 6 %, 25 × 10 ESAL CBR 6 %, 200 × 106 ESAL
6 6
8 CBR 8 %, 0.5 × 10 ESAL CBR 8 %, 25 × 10 ESAL CBR 8 %, 200 × 106 ESAL
6 6
10 CBR 10 %, 0.5 × 10 ESAL CBR 10 %, 25 × 10 ESAL CBR 10 %, 200 × 106 ESAL
b. Merencanakan tebal perkerasan lentur metode Bina Marga dengan struktur empat lapis dan struktur dua
lapis (full depth).
Tebal Perkerasan direncanakan dengan struktur empat lapis dan struktur dua lapis. Gambar susunan
perkerasan dapat dilihat pada gambar 2. dan gambar 3. Dibawah ini.
Lapis Permukaan
Pondasi Atas
Pondasi Bawah
Tanah Dasar
Gambar 2. susunan tebal lapisan perkerasan struktur empat lapis
Lapis Permukaan
Tanah Dasar
Gambar 3. susunan tebal lapisan perkerasan struktur dua lapis (full depth)
Pada struktur dual lapis (full depth) tebal perkerasan yang dihasilkan dapat dilihat pada tabel 3. di bawah
ini:
Tebal Perkerasan yang dihasilkan melalui perencanaan dengan menggunakan program KENPAVE
dievaluasi dengan menggunakan program KENPAVE. Evaluasi dilakukan yaitu dengan menghitung regangan
yang terjadi pada perkerasan. Nilai regangan tarik horizontal di bawah lapis permukaan, dan regangan tekan
vertikal di bawah lapis pondasi bawah digunakan untuk menghitung nilai repetisi beban. Nilai repetisi beban N f -
dan Nd dihitung menggunakan persamaan 2. dan persamaan 3.
Hubungan nilai CBR dan Beban lalu lintas rencana terhadap jumlah repetisi beban menggunakan program
KENPAVE dapat dilihat melalui grafik dibawah ini.
Grafik Jumlah Repetisi Beban Struktur Empat Lapis
Repetisi Beban
500000 500000
Repetisi Beban
400000 400000
300000 300000
200000 200000
100000 100000
0 0 Nf
2 4 6 8 10 Nd
CBR (%) Nrencana
Grafik 1. Hubungan CBR tanah dasar dan beban lalu lintas rencana 0.5 × 10 6 dengan jumlah repetisi
beban.
Repetisi Beban
3000000 25000000
Repetisi Beban
2500000 20000000
2000000
15000000
1500000
1000000 10000000
500000 5000000
Nf
0 0
2 4 6 8 10 Nd
CBR (%) Nrencana
Grafik 2. Hubungan CBR tanah dasar dan beban lalu lintas rencana 25 × 10 6 dengan jumlah repetisi
beban.
12000000 250000000
10000000
200000000
8000000
150000000
6000000
4000000 100000000
2000000 50000000
0 0 Nf
2 4 6 8 10
Nd
CBR (%) Nrencana
Grafik 3. Hubungan CBR tanah dasar dan beban lalu lintas rencana 200 × 10 6 dengan jumlah repetisi
beban.
Grafik Jumlah Repetisi Beban Struktur Dua Lapis (full depth)
2500000
2000000
1500000
1000000
500000
0 Nf
2 4 6 8 10 Nd
CBR (%) Nrencana
Grafik 4. Hubungan CBR tanah dasar dan beban lalu lintas rencana 0.5 × 10 6 dengan jumlah repetisi
beban.
55000000
45000000
35000000
25000000
15000000
5000000
Nf
2 4 6 8 10
Nd
CBR (%)
Nrencana
Grafik 5. Hubungan CBR tanah dasar dan beban lalu lintas rencana 25 × 10 6 dengan jumlah repetisi
beban.
400000000
300000000
200000000
100000000
Nf
0
2 4 6 8 10 Nd
CBR (%) Nrencana
Grafik 6. Hubungan CBR tanah dasar dan beban lalu lintas rencana 200 × 10 6 dengan jumlah repetisi
beban.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan analisa dan evaluasi yang dilakukan, maka didapat beberapa ringkasan dan
kesimpulan antara lain sebagai berikut:
1. Pada penelitian ini dilakukan evaluasi tebal perkerasan metode empiris Bina Marga Pt T-01-2002-B
dengan metode mekanistik menggunakan program KENPAVE. Perencanaan tebal perkerasan
metode Bina Marga Pt T-01-2002-B direncanakan dengan struktur empat lapis dan struktur dua
lapis (full depth).
2. Tebal perkerasan lentur yang direncanakan dengan metode Bina Marga Pt T-01-2002-B struktur
empat lapis pada semua variasi CBR tanah dasar dan beban lalu lintas rencana menghasilkan
jumlah repetisi beban yang lebih kecil dari repetisi beban rencana.
3. Tebal perkerasan lentur yang direncanakan dengan struktur dua lapis (full depth) jumlah repetisi
beban dengan beban lalu lintas rencana 0,5×106 ESAL dengan variasi CBR 2%, 4%, 6%, 8%, 10%
lebih besar dari jumlah repetisi beban rencana, untuk beban lalu lintas rencana 25×10 6 ESAL tebal
perkerasan yang dihasilkan menghasilkan jumlah reptisi baban yang lebih besar dari repetisi beban
rencana pada variasi CBR 2%, dan 4%, untuk CBR 6%, 8%, dan 10% tebal perkerasan
menghasilkan jumlah repetisi baban yang lebih kecil dari yang direncanakan, dan untuk beban lalu
lintas rencana 200×106 ESAL tebal perkerasan menghasilkan jumlah repetisi beban yang lebih
besar dari repetisi beban rencana hanya pada variasi CBR 2%, pada CBR 4%, 6%, 8%, dan 10%
tebal perkerasan menghasilkan jumlah repetisi beban yang lebih kecil dari repetisi beban rencana.
4. Dari hasil evaluasi didapat bahwa jumlah repetisi beban yang dihasilkan tebal perkerasan yang
direncanakan dengan metode empiris Bina Marga sangat dipengaruhi oleh ketebalan setiap lapisan
perkerasan, semakin tebal lapisan perkerasan semakin besar jumlah repetisi beban, karena pada
metode mekanistik program KENPAVE tebal perkerasan sangat mempengaruhi jumlah repetisi
beban.
5. Terdapat perbedaan antara metode empiris Bina Marga dengan metode mekanistik program
KENPAVE. Pada metode empiris Bina Marga parameter CBR tanah dasar, beban lalu lintas
rencana, nilai reliabilitas, Indeks Permukaan, koefisien drainase dan parameter lainnya menentukan
ketebalan lapisan perkerasan yang diperlukan, sedangkan pada metode mekanistik program
KENPAVE parameter struktural (modulus elastisitas dan poisson ratio), beban statik, dan tebal
perkerasan yang menjadi kriteria perencanaan tebal perkerasan.
SARAN
1. Perencanaan tebal perkerasan dengan metode Mekanistik adalah perencanaan yang dilengkapi
dengan perhitungan secara eksak terhadap respon struktur perkerasan, perlu terus dilakukan
penelitian untuk mendapatkan struktur perkerasan yang mampu memberikan keamanan,
kenyamanan, kekuatan, dan ketahanan yang dapat mencapai umur rencana yang ditetapkan.
2. Pada penelitian selanjutnya dapat memvariasikan bahan perkerasan dalam merencanakan tebal
perkerasan dengan menggunakan metode Bina Marga, dan melakukan penelitian pada perkerasan
kaku dengan menggunakan program KENPAVE.
DAFTAR PUSTAKA
Angela L.Priest, David H.Timm, 2006. Methodology and Calibration Of Fatique Transfer Function For
Mechanistic – Empirical Flexible Pavement Design, National Center for Asphalt Technology, Alabama
Djunaedi Kosasih,Gregorius Sanjaya, 2001. Modulus Resilent Tanah Dasar Dalam Desain Struktur
Perkerasan Lentur Secara Analitis , Simposium ke-4 FSTPT Universitas Udayana . Bali
Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, 2002, Pedoman Perencanaan Tebal Perkerasan
Lentur, No. Pt T-01-2002-B, Jakarta.
Hendarsin, Shirley (2000), Petunjuk Praktis Perencanaan Teknik Jalan Raya, Politeknik Negri
Bandung – Jurusan Teknik Sipil.
Huang, Yang H. (2004). Pavement Analysis And Design. Pearson Education, Upper Saddle River, New
Jersey
Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, 2012, Manual Desain Perkerasan
Jalan, No. 22.2 / KPTS/Db/2012.
Muis, Zulkarnain A. (1993).Perencanaan Tebal Perkerasan Lanjutan bahagian I. Diktat Kuliah Jurusan
Teknik Sipil USU.Medan.
Yoder E.J & M.W Witczak. (1975). Principles Of Pavement Design. Wiley, New York
Sukirman, Silvia (1999), Perkerasan Lentur Jalan Raya, Penerbit Nova, Bandung
Kosasih, Djunaedi.(2005).Rekayasa Struktur dan Bahan Perkerasan, Modul II.Diktat Kuliah Jurusan
Teknik Sipil dan Lingkungan ITB.Bandung.
Croney, D, 1977. The Design and Performance of Road Pavements. Transport and Road Research
Laboratory, London
Sulaksono, S.W, 2000. Rekayasa Jalan. ITB. Bandung
Gedafa, Daba S. (2006). Comparison of flexible pavement performance using kenlayer and hdm-4. Fall
Student Conference Midwest Transportation Consortium Kansas State University. Manhattan
Schwartz , Charles W. & Carvalho Regis L. (2007). Evaluation of Mechanistic-Empirical Design
Procedur. Department of Civil and Environmental Engineering The University of Maryland. College
Park.