RSNI1
Rancangan Standar Nasional Indonesia 1
ICS: XXXXX
Badan Standardisasi Nasional
DAFTAR ISI
Page 2 of 20
PRAKATA
Melihat kondisi saat ini dimana teknologi bidang material perkeretapian yang semakin maju
serta kondisi material alam yang semakin sedikit. Permintaan terhadap bantalan sintetis
semakin meningkat dengan semakin sadarnya konsumen terhadap kuantitas dan kualitas
material bantalan kayu yang semakin sulit didapatkan.
Bantalan sintetis memiliki sifat fisik yang baik seperti tidak adanya penurunan kualitas dan
kinerja, sebagaimana telah dibuktikan dengan kondisi bantalan sintetis yang sudah terpasang
di jalur kereta api di Jepang selama sekitar 25 tahun.
Standar Nasional Indonesia (SNI) Bantalan Sintetis untuk Jalur Kereta Api Terbuat dari Fiber
Reinforced Foamed Urethane (FFU) dirumuskan dengan tujuan sebagai berikut:
- Melindungi keselamatan konsumen;
- Menstandarisasi pengadaan barang dan jasa sehingga mutu terjamin sesuai dengan
persyaratan;
- Menstandarisasi kondisi teknik bantalan sintetis untuk Jalur Kereta Api Terbuat dari Fiber
Reinforced Foamed Urethane (FFU) sehingga terjamin sesuai dengan persyaratan;
- Mewujudkan persaingan usaha yang sehat dalam pengadaan barang dan jasa.
Bantalan sintetis pada SNI ini khusus untuk bantalan sintetis yang terbuat dari fiber reinforced
foamed urethane (FFU).
Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen standar ini dapat
berupa hak paten. Badan Standardisasi Nasional (BSN) tidak bertanggung jawab untuk
pengidentifikasian salah satu atau seluruh hak paten yang ada.
Page 3 of 20
Pendahuluan
Standardisasi perlu dilakukan untuk memperoleh mutu yang terjamin dari segala pengadaan
barang dan jasa tersebut, baik dalam proses pembuatan maupun ukuran yang terdapat pada
barang tersebut. Standardisasi juga dilakukan untuk menyesuaikan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Proses standardisasi dilakukan oleh suatu instansi yang
berwenang dengan standard skala Nasional maupun Internasional sehingga diperoleh suatu
spesifikasi baku yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam proses pengadaan baik
produksi suatu alat maupun barang.
Salah satu barang dibidang perkeretaapian yang membutuhkan standarisasi adalah bantalan
sintetis untuk Jalur Kereta Api Terbuat dari Fiber Reinforced Foamed Urethane (FFU). Seperti
halnya bantalan kayu, bantalan sintetis ini memiliki fungsi sebagai berikut:
- Mengikat rel sehingga lebar jalan rel tetap terjaga;
- Mendistribusikan/meneruskan beban kereta api dan konstruksi jalan dari rel ke balas atau
ke pemikul memanjang jembatan (gaya vertikal) sistem pendukung lainnya;
- Memberikan stabilitas ke arah luar jalan rel, dengan mendistribusikan gaya longitudinal
dan lateral dari rel ke balas atau sistem pendukung lainnya. ke pemikul memanjang
jembatan.
Mengingat fungsinya yang sangat vital maka dibutuhkan standarisasi sehingga dapat
memudahkan dalam proses produksi dan pengadaan oleh instansi terkait.
Proses standardisasi bantalan sintetis untuk Jalur Kereta Api Terbuat dari Fiber Reinforced
Foamed Urethane (FFU) ini bertujuan untuk:
1. Mendukung keselamatan perjalanan kereta api;
2. Melindungi keselamatan konsumen;
3. Sebagai landasan atau acuan dalam proses pengadaan barang;
4. Menstandarisasi kondisi teknik bantalan sintetis sesuai dengan persyaratan;
5. Mewujudkan persaingan usaha yang sehat dalam pengadaan barang dan jasa.
Page 4 of 20
Bantalan Sintetis untuk Jalur Kereta Api
Terbuat dari Fiber Reinforced Foamed Urethane
1. Ruang Lingkup
Standar ini menetapkan data teknik, metode pengujian, dan persyaratan teknik lainnya terkait
bantalan sintetis untuk jalur kereta api dengan komposisi material terdiri dari serat kaca kontinu
(continuous glass fibre) dan busa poliuretan kaku (rigid polyurethane foam). Standar ini
digunakan untuk lebar jalan rel 1067 mm.
2. Acuan Normatif
Standar acuan utama adalah Japan Industrial Standard (JIS) E 1203 tahun 2007 atau edisi
standar yang terbaru (termasuk amandemen) tentang Synthetic sleepers – Made from fiber
reinforced foamed urethane atau standar internasional lainnya yang ekuivalen.
Standar-standar atau edisi standar yang terbaru (termasuk amandemen) berikut ini berisi
ketentuan sebagai bahan acuan lainnya yang dapat diterapkan dalam standar bantalan sintetis
untuk Jalur Kereta Api Terbuat dari Fiber Reinforced Foamed Urethane (FFU), antara lain:
JIS B 7502 Micrometre callipers
JIS B 7507 Vernier, dial and digital callipers
JIS B 7512 Steel tape measures
JIS B 7516 Metal rules
JIS B 7753 Light-exposure and light-and-water-exposure apparatus (Open-flame
sunshine carbon-arc type)
JIS B 7754 Light-exposure and light-and-water-exposure apparatus (xenon-arc lamp
type)
JIS E 1001 Railway – Permanent way vocabulary
JIS E 1108 Rail spikes
JIS E 1109 Screw spikes
JIS K 6911 Testing methods for thermosetting plastics
JIS Z 8703 Standard atmospheric conditions for testing
a. Bantalan sintetis
Bantalan yang dicetak dengan menggunakan material continuous glass fibre reinforced
urethane foam resin.
Page 5 of 20
c. Paking (Packing)
Blok pengisi (Filler block) yang ditempatkan pada bagian bawah permukaan bantalan jembatan
diproduksi dengan menggunakan material yang setara dengan material bantalan sintetis yang
berfungsi untuk penyesuaian tinggi bantalan jembatan. Commented [U1]: Apakah perlu dimasukkan atau tidak?
Adanya di pembahasan klasifikasi, terkait pengolahan (processing)
sedangkan pada spek ini, tidak ada klasifikasi
4. Persyaratan mutu
4.1 Ukuran dan toleransi ukuran bantalan sintetis
Ukuran bantalan sintetis mengacu pada ketentuan Tabel 1 berikut:
Kelengkungan
Page 6 of 20
Gambar 2 – Kelengkungan dan puntiran bantalan sintetis
Page 7 of 20
Resistansi isolasi arus searah Ω min. 1 x 1010
(Direct-current insulation
resistance)
Kekuatan Cabut Kekuatan cabut track spike (Track kN min. 15
(Pulling spike pulling strength)
Strength) Kekuatan cabut screw spike kN min. 30
(Screw spike pulling strength)
Unit Massa Jenis (Unit Volume Mass) g/cm3 0.74 ± 0.1
Jumlah Penyerapan Air (Amount of Water Absorption) mg/cm2 maks. 10
Uji ketahanan api (Flame resistance test) (dihilangkan mm < 25
3 des)
Tabel 4 - Nilai sifat fisik bantalan setelah mendapatkan uji ketahanan cuaca
(sumber: JIS E 1203)
Sifat Fisik Satuan Nilai
Kekuatan Kekuatan lentur (Bending strength) N/mm2 min. 50
Bahan (Material Modulus Young dalam kelenturan N/mm2 min. 4200
strength) (Young’s modulus in flexure)
Kuat tekan longitudinal N/mm2 min. 30
(Longitudinal compressive
strength)
Kuat geser adhesi (Adhesion N/mm2 min. 5
shearing strength) (kepatahan bahan
dasar/base
material breakage)
5. Metode Pengujian
5.1 Metode uji bantalan sintetis
Pengujian didasarkan pada ukuran dan toleransi yang diijinkan, didasarkan pada
dokumen ini dan mengacu pada standar JIS E 1203: 2007 atau standar yang terbaru atau
standar internasional lainnya yang ekuivalen.
5.2 Hasil pengujian terhadap bahan yang digunakan
Produsen harus menyertakan hasil uji laboratorium (mill certificate) struktur bahan yang
digunakan sebelum dan setelah proses produksi dari lembaga independen/resmi yang
telah mendapatkan persetujuan dari pemesan.
5.3 Pengujian terhadap bantalan sintetis
a. Uji kekuatan lentur dan modulus Young pada lenturan (Test of bending
strength dan Young’s modulus in flexure)
Pengujian harus dilakukan pada suhu sekitar 23˚C ± 5˚C sesuai dengan metode
berikut:
Page 8 of 20
Spesimen uji harus diambil dari produk atau bahan dasar yang dibuat dengan kondisi
yang sama dengan produk nya sehingga arah longitudinal menjadi sejajar dengan
arah serat dan vertikal terhadap arah beban.
Untuk metode pengujian, beban terpusat harus diaplikasikan ke bagian tengah
bentang (span). Kecepatan pembebanan rata-rata 14,7 N/mm2 per menit atau kurang.
Dimensi dan bentang spesimen uji seperti gambar berikut:
Gambar 3 – Dimensi dan bentang spesimen uji kekuatan lentur dan modulus Young pada
lenturan (satuan: mm)
∆𝑃 𝐼3
𝐸𝑏 = 48 𝐼 ∆𝑌
𝑃𝑚 𝑙
𝜎𝑏 =
4𝑍
𝑏 ℎ2
𝑍 = 6
Page 9 of 20
b. Uji ketahanan beban lentur (Withstand bending load test)
Pengujian harus dilakukan pada suhu normal yang ditentukan dalam tabel 1 dari 3.1
JIS Z 8703 (dilampirkan) sesuai dengan metode berikut:
Untuk metode pengujian, seperti yang ditunjukkan pada gambar 4, beban maksimum
harus dibaca saat beban terpusat diaplikasikan pada tengah bentang spesimen uji
dan spesimen uji patah. Pada saat pengujian, untuk mencegah kerusakan pada
spesimen uji, perlu ditambahkan pelat baja baik di titik pembebanan maupun titik
tumpuan.
Ukuran Pelat baja:
A. Pada titik pembebanan 12 mm x 200 mm x 140 mm dengan sudut-sudut tepi
dibuat lengkung (chamfered) dengan radius 10 mm.
B. Pada titik tumpuan 12 mm x 200 mm x 280 mm.
Pelat baja A
Gambar 4 – Dimensi dan bentang spesimen uji ketahanan beban lentur (satuan: mm)
Pelat baja B
Page 10 of 20
Gambar 5 –Spesimen uji ketahanan tekan longitudinal (satuan: mm)
𝑃𝑚
𝜎𝑐 =
𝐴
Beban
Balok
beban
Spesimen Spesimen
uji uji
𝑃𝑚
𝜏 = 𝐴
Page 11 of 20
e. Uji kuat geser adhesi
Pengujian harus dilakukan pada suhu sekitar 23˚C ± 5˚C sesuai dengan metode
berikut:
Spesimen uji harus dipotong sehingga arah beban menjadi sejajar dengan arah serat
dan permukaan perekat. Pembebanan disesuaikan sampai dengan 9,8 kN per menit
atau kurang atau kecepatan crosshead travel harus disesuaikan mencapai 0,3 s.d 0,5
mm/menit. Pembebanan harus dilakukan sesuai dengan metode pembebanan yang
ditunjukkan pada gambar 8. Spesimen uji harus dipotong dari bahan dasar yang
dilekatkan dan harus dibuat sesuai bentuk dan ukuran yang ditunjukkan pada gambar
9 sebagai berikut:
Beban
Permukaan
Balok adhesif
beban
Permu-
kaan
adhesif
Spesimen
uji
Permukaan
adhesif
Setting jig
spesimen uji
Gambar 8 –Metode pembebanan uji kuat Gambar 9 –Spesimen uji kuat geser adhesi
geser adhesi (satuan: mm)
𝑃𝑚
𝑆 = 𝐴
Page 12 of 20
pada bagian yang hampir tengah, antara bagian bawah dan bagian atas spesimen
uji, dan tekanan kontak antara elektroda kurang lebih 5 kN. Metode aplikasi tegangan
harus berupa metode short-time break-down-test, dan tegangan dadal arus bolak-
balik harus diukur dengan menaikkan tegangan dari 0 V pada kecepatan konstran
sehingga kerusakan isolasi (insulation breakage) terjadi selama jangka waktu 10 detik
sampai 20 detik rata-rata.
Untuk lingkungan uji, pengujian harus dilakukan dalam minyak silikon dan sebagainya
pada suhu 23˚C ± 1˚C sehingga pelepasan ke udara (aerial discharge) tidak terjadi.
Spesimen
uji
Gambar 10 – Spesimen uji tegangan dadal Gambar 11 – Bentuk elektroda uji tegangan
arus bolak-balik (satuan: mm) dadal arus bolak-balik
Page 13 of 20
Guard Elektroda Spesimen uji
Galvanometer
Gambar 12 – Spesimen uji resistansi isolasi Gambar 13 – Alat ukur uji resistansi isolasi
arus searah (satuan: mm) arus searah
𝑆1 × 𝜃1
𝑅 = 𝑅𝑠
𝑆2 × 𝜃2
h. Uji kekuatan cabut track spike dan screw spike (Track spike and screw spike
pulling strength test) (konfirmasi)
Uji kekuatan track spike dan screw spike sesuai dengan JIS E 1203 serta hasil uji
harus sesuai dengan ketentuan pada tabel 3.
Untuk pengujian ini, harus disiapkan lubang pada spesimen uji bantalan sintetis
berukuran 140 mm x 200 mm x 700 mm seperti yang ditunjukkan pada gambar
sebagai berikut:
Page 14 of 20
untuk Track Spike untuk Screw Spike
Lubang yang
disiapkan
𝑊
𝑝 =
𝑉
Page 15 of 20
Untuk pengujian, menggunakan air tawar yang disimpan pada suhu 25˚C ± 1˚C dan
spesimen uji harus diletakkan sedemikian rupa sehingga permukaan penyerapan air
dibuat vertikal terhadap permukaan air, ujung atasnya terletak pada kedalaman 50
mm dari permukaan air dan arah serat menjadi sejajar dengan permukaan air, dan
harus direndam selama 24 jam.
Bagian yang dilapisi
(kedap air)
𝑚 2 − 𝑚1
𝑆𝑤 = 𝐴
k. Pengukuran dimensi
Pengukuran dimensi sesuai dengan ukuran yang diberikan oleh pemesan,
sedangkan untuk toleransi dimensi bantalan sintetis harus sesuai dengan ketentuan
pada tabel 2. (masuk ke pasal keberterimaan)
Untuk pengukuran dimensi, bantalan sintetis harus diletakkan di atas pelat yang halus
dan rata, dan pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur panjang,
dengan ketentuan pengukuran sebagai berikut:
- Pengukuran dimensi
Dimensi dari masing-masing sisi harus diukur seperti yang ditunjukkan pada
gambar berikut:
Page 16 of 20
jumlah camber di tempat yang paling jauh harus diukur seperti yang ditunjukkan
pada gambar berikut:
camber
-
-
bend
- Pengukuran torsi/puntiran
Untuk pengukuran puntiran, bantalan sintetis harus diletakkan di atas pelat halus,
levelling string harus diregangkan pada garis diagonal permukaan atas, dan
selisih elevasi levelling string di tempat yang paling jauh pada permukaan atas
harus diukur seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut:
Page 17 of 20
dengan toleransi (+/-) 0,5mm. Spesimen uji di laminasi pada salah satu ujung (ujung
manapun) dengan memberikan tanda garis sepanjang 25 mm.
Pengujian dilakukan pada ruangan yang kedap udara. Arah panjang dari spesimen
uji dibuat horizontal, dan lebarnya juga dibuat horizontal dengan kemiringan 45
derajat di atas ujung nyala api. Nyala api dibiarkan pada suhu 30 derajat selama 30
detik. Saat akan menyalakan api gunakan stopwatch secara bersamaan dan matikan
stopwatch saat nyala api pada spesimen uji sudah mati. Spesimen di diamkan selama
180 detik. Selanjutnya, ukur jarak spesimen uji dari ujung bawah ke batas terakhir
bekas pembakaran dengan satuan millimeter. Apabila jarak pembakaran < 25 mm,
spesimen tersebut dapat di terima (material bagus) sedangkan apabila jarak
pembakaran > 25 mm, spesimen tersebut tidak dapat di terima (material tidak bagus).
Page 18 of 20
Gambar 21 – Skema spesimen uji ketahanan fatigue (satuan: mm)
Sisi
perekatan
adhesif
b. Pemeriksaan visual
Page 19 of 20
Pemeriksaan harus sesuai dengan spesifikasi pada klausul 4.2
c. Pemeriksaan kinerja
Pemeriksaan harus sesuai dengan spesifikasi pada klausul 4.4 tabel 3 dan 4.
7. Penandaan
Setiap bantalan sintetis harus diberi tanda (marking) yang tidak dapat dihapus dan ditempatkan
pada posisi yang dapat dilihat dengan jelas, sebagai berikut:
a. Panjang bantalan sintetis;
b. Nama pabrikan atau singkatannya;
c. Tahun pembuatan (dua angka terakhir tahun Masehi).
Page 20 of 20