Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PENGGUNAAN MESIN-MESIN LISTRIK


PERHITUNGAN KEBUTUHAN LIFT
DI RS AWAL BROS MAKASSAR
Dosen Pengampu Haris Santosa, ST, M. Kom

KELOMPOK 1:

FREDY BAKTIYAR 3.31.16.0.10


MUHSONUL FARID 3.31.16.0.17
NUR FAISAL SETIYAWAN 3.31.16.0.18
SATRIA DWI MAHARDIKA 3.31.16.0.23

LT-3A

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2018

1
PRAKATA

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat
dan rahmat-Nya kami bisa menyusun tugas Makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akademik Penggunaan Mesin
Listrik semester Genap. Adapun topik yang dibahas di dalam makalah ini adalah
mengenai Perhitungan Kebutuhan Lift Di Rs Awal Bros Makassar. Dimana
setelah membahas topik ini, diharapkan pembaca dapat memahami cara
menghitung kebutuhan lift .
Lift adalah seperangkat alat angkut transportasi vertikal yang mempunyai
gerakan periodik dan digunakan untuk mengangkut (menaikkan/menurunkan)
orang atau barang secara vertikal melalui suatu guide rail vertical (jalur rel
vertikal) dengan menggunakan seperangkat alat mekanik baik disertai alat
otomatis ataupun manual.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Haris Santosa, ST, M.
Kom sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal itu
dikarenakan keterbatasan materi yang ada, bagi penulis. Sehingga penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.
Kiranya makalah ini memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita semua.
Sehingga permasalahan penggunaaan alat ini dapat terselesaikan. Atas
perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Semarang, 25 Oktober 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

PRAKATA .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 5

1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 5

1.2. Permasalahan ......................................................................................... 5

1.3. Tujuan ..................................................................................................... 6

BAB II DASAR TEORI ....................................................................................... 7

2.1 Sejarah lift ............................................................................................. 7

2.2 Prinsip kerja lift ..................................................................................... 7

2.3 Sistem putar lift ..................................................................................... 8

2.4 Pertimbangan tenaga putaran ................................................................ 9

2.5 Ratio roda gigi ....................................................................................... 9

2.6 Mempercepat beban dengan inersia-inersia variabel ............................ 9

2.7 Gesekan ............................................................................................... 10

BAB III PROFIL RS AWAL BROS MAKASSAR ........................................ 12

3.1. Lokasi gedung ...................................................................................... 12

3.2. Luas gedung ......................................................................................... 12

3.3. Kapasitas gedung .................................................................................. 12

3.4. Denah gedung ...................................................................................... 13

BAB IV PEMBAHASAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN LIFT .............. 14

4.1 Menentukan Building Population dan Building Efficiency ................... 14


4.2 Menentukan pHC minimal ................................................................... 15

4.3 Menetukan Handling Capacity ............................................................. 15

3
4.4 Menetapkan spesifikasi lift ................................................................... 16

4.5 Menentukan Car Passenger Capacity ................................................... 16

4.6 Menetukan Round Trip ........................................................................ 17

4.7 Menentukan kapasitas dalam 1 x pengangkutan .................................. 17

4.8 Menentukan jumlah lift ........................................................................ 17

4.9 Menghitung daya motor lift .................................................................. 18

4.10 Menentukan Building Population dan Building Efficiency .................. 18


4.11 Menentukan pHC minimal ................................................................. 19

4.12 Menetukan Handling Capacity ........................................................... 20

4.13 Menetapkan spesifikasi lift ................................................................. 20

4.14 Menentukan Car Passenger Capacity ................................................. 21

4.15 Menetukan Round Trip ...................................................................... 21

4.16 Menentukan kapasitas dalam 1 x pengangkutan ................................ 22

4.17 Menentukan jumlah lift ...................................................................... 22

4.18 Menghitung daya motor lift ................................................................ 22

BAB V PEMBAHASAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN LIFT ................ 23

5.1 Jenis pengereman lift ......................................................................... 23

5.2 Jenis motor penggerak ........................................................................ 23

5.3 Sistem kendali .................................................................................... 24

5.4 Daya .................................................................................................. 24

BAB VI PENUTUP ............................................................................................ 25

6.1 Kesimpulan Lift Pasien ....................................................................... 25

6.2 Kesimpulan Lift Pengunjung ............................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyaknya gedung-gedung tinggi yang dibangun pada zaman sekarang
menyebabkan transportasi vertical di antara lantai gedung – gedung tersebut
semakin dibutuhkan. Lift merupakan salah satu dari alat transportasi vertical
yang banyak digunakan saat ini, hal ini disebabkan perjalanan antar lantai
dengan menggunakan lift di dalam gedung tersebut lebih menghemat waktu
dan tenaga dibandingkan dengan menggunakan tangga.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi salah satunya bertujuan untuk
mempermudah pekerjaan manusia, salah satunya elevator atau lift. Lift adalah
seperangkat alat angkut transportasi vertikal yang mempunyai gerakan
periodik dan digunakan untuk mengangkut (menaikkan/menurunkan) orang
atau barang secara vertikal melalui suatu guide rail vertical (jalur rel vertikal)
dengan menggunakan seperangkat alat mekanik baik disertai alat otomatis
ataupun manual.
Dalam perencanaan lift ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti
kondisi gedung, luas bangunan, kapasitas orang dalam gedung, aktifitas yang
dilakukan dalam gedung, dan beberapa hal lainnya. Sehingga dapat
ditentukan jenis lift yang dapat direncanakan untuk bangunan tersebut. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini, kami akan membahas tentang perencanaan
lift pada sebuah gedung atau bangunan.

1.2 Permasalahan
Adapun permasalahan yang kami temukan dan kami angkat dalam makalah
ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Lift ?
2. Bagaimana cara menghitung kebutuhan lift di RS Awal Bros Makassar ?

5
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan dalam makalah ini, tujuan yang
ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
pengertian dari lift itu sendiri, berapa lift yang dibutuhkan di RS Awal Bros
Makassar, berapa daya outputnya dan berapa kWh untuk penggunaan lift
selama sebulan. Diharapkan dengan adanya pembahasan mengenai masalah
yang kami angkat dalam makalah ini segala permasalahan tersebut dapat
terjawab dan dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan
pembaca serta dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

6
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Sejarah Lift


Mulai dari jaman kuno sampai jaman pertengahan dan memasuki abad ke-13,
tenaga manusia dan binatang merupakan tenaga penggerak. Pada tahun 1850
telah diperkenalkan elevator uap dan hidrolik. Tahun 1852 terjadi babak baru
dalam sejarah elevator yaitu penemuan elevator yang aman pertama di Dunia
oleh Elisha Graves Otis.
Elevator penumpang pertama dipasang oleh Otis di New York pada tahun
1857. Setelah meninggalnya Otis pada tahun 1861, anaknya, Charles dan
Norton mengembangkan warisan yang ditinggalkan oleh Otis dengan
membentuk Otis Brothers & Co. pada tahun 1867. Pada tahun 1873 lebih dari
2000 elevator Otis telah dipergunakan di gedung-gedung perkantoran, hotel,
dan department store di seluruh Amerika, dan lima tahun kemudian
dipasanglah elevator penumpang hidrolik Otis yang pertama. Era Pencakar
Langit pada tahun 1889 Otis mengeluarkan mesin elevator listrik direct-
connected geared pertama yang sangat sukses.
Pada tahun 1903, Otis memperkenalkan desain yang akan menjadi tulang
punggung industri elevator, yaitu elevator listrik gearless traction yang
dirancang dan terbukti mengalahkan usia bangunan itu sendiri. Hal ini
membawa pada berkembangnya jaman struktur-struktur tinggi, termasuk
yang paling menonjol adalah Empire State building dan World Trade Center
di New York, John Hancock Center di Chicago dan CN Tower di Toronto.

2.2 Prinsip Kerja Lift


Cara kerja elevator secara umum yaitu elevator berjalan ke arah atas atau ke
arah bawah. Perubahan arah atas dan arah bawah tersebut diatur berdasarkan
permintaan tertinggi dan permintaan terendah. Maksudnya adalah jika
elevator sedang berjalan ke arah atas, arah elevator akan berubah menjadi
bawah jika telah melayani permintaan pada lantai paling atas, begitu pula
dengan arah bawah jika elevator sedang berjalan ke arah bawah, arah elevator

7
akan berubah menjadi atas jika telah melayani permintaan lantai paling
bawah.
Sistem kerja elevator dapat dibagi menjadi dua yaitu Simplex (tunggal) dan
Duplex (ganda). Yang dimaksud dengan sistem kerja Simplex adalah elevator
bekerja secara masing-masing atau tidak saling berhubungan satu sama lain.
Contohnya adalah dalam sebuah gedung terdapat 4 buah elevator dengan 4
buah tombol, apabila tombol pertama ditekan tidak akan mempengaruhi
elevator lainnya, sedangkan yang dimaksud dengan sistem kerja Duplex
adalah sistem elevator yang saling berhubungan satu sama lain untuk
menyelesaikan tugasnya. Contoh dalam sebuah gedung bertingkat di
dalamnya terdapat 4 buah elevator dengan 2 tombol, jika salah satu tombol
ditekan maka kedua tombol akan menyala dan salah satu dari keempat
elevator akan melayani permintaan yang diminta.

2.3 Sistem Putar Lift


Sistem Lift ini digerakkan oleh pengerak motor yang terhubung dengan
Kereta.Motor bergerak dalam keadaan berbeban atau tidak berbeban.Motor
ini selalumemutar beban dilengkapi dengan sistem transmisi Geared ataupun
transmisi Gearless.
Motor yang terhubung dengan beban memiliki persamaan dasar yaitu :

Dimana TL = Torka Beban (Nm)


Tm = Torka mekanik (Nm)
ω m = Kecepatan sudut motor (rad/s)
ω Itot = total momen inertia (kg.m2)
ω B = Damping Ratio system mekanik (Ns/rad)

8
Bila kecepatan sudut berubah dari ω 1 ke ω 2 pada saat beban berubah
maka energi kinetik sistem lift tersebut adalah :

2.4 Pertimbangan-pertimbangan tenaga putaran


Tenaga putaran yang harus dipergunakan untuk mengizinkan beban yang
dipercepat dapat dipertimbangkan dengan memiliki komponen-komponen
sebagai berikut:
1. Momen gesek, Tf, diakibatkan oleh gerak nisbi antara permukaan-
permukaan, dan itu ditemukan sedang bergerak, sekrup-sekrup
kepemimpinan, gearboxes, slideways, dll. suatu friksi yang linier
model dapat diberlakukan bagi suatu sistim yang berputar.
2. Tenaga putaran pengaruh angin,
3. Tenaga putaran beban, TL

2.5 Ratio roda gigi


Di suatu kelajuan yang sempurna yang mengubah sistim (lihat gambar 2.3),
daya masukan akan memadai jika sama dengan daya keluaran, dan
hubungan-hubungan yang berikut akan menerapkan

Dimana : IL inersia beban, Im = inersia motor.

2.6 Mempercepat beban dengan inersia-inersia variabel


Seperti sudah ditunjukkan, ratio gerigi yang optimal adalah suatu fungsi
inersia beban: jika ratio gerigi itu adalah nilai jumlah maksimum , tenaga
memindahkan antara motor dan beban adalah optimised. bagaimanapun, di
sejumlah besar aplikasi-aplikasi, inersia beban bukanlah konstan, karena

9
penambahan massa yang diberikan kepada beban, atau suatu perubahan di
dalam dimensi beban.

2.7 Gesekan
Dalam penentuan gaya yang menjadi hal penting yang perlu
dipertimbangkan adalah faktor gesekan.Karena gesekan ini akan
mengurangi percepatan.Sehingga sistem lift kerjanya terganggu dengan
adaya gesekan.Gesekan terjadi ketika dua permukaan bertemu dalam suatu
pergerakan.Kadang kala faktor gesekan sering diabaikan, namun hal ini
menjadi penting bila kinerja sistem dirancang untuk beberapa tahun
sebelum perbaikan.Berikut persamaan dasar gaya gesek: Ff= µ N
Model gesekan ada 2 yaitu ada model gesekan klasik dan model gesekan
kinetik umum.

Fungsi Transfer:

Persamaan Motor DC:

Untuk mendapatkan fungsi transfer,kita transformasikan persamaan 3 dan 4 ke


dalam bentuk laplace. Sehingga seperti persamaan di bawah ini :

10
Dengan mensubstitusikan I(s) persamaan 5 ke persamaan 6 makan didapatkan
persamaan baru, yaitu:

11
BAB III
PROFIL RS AWAL BROS MAKASSAR

3.1 Lokasi Gedung


Lokasi dari gedung yang menjadi objek yang akan kami gunakan oleh
kelompok kami untuk perencanaan dan perhitungan kebutuhan lift adalah RS
Awal Bros Makassar yang terletak di Jl. Jendral Urip Sumoharjo No.43
Makassar 90232 Telp. (+62-411) 454 567.

Gambar 3.1 RS Awal Bros Makassar


3.2 Luas Gedung
Gedung RS Awal Bros Makassar ini memiliki luas sekitar 1800 m2. Gedung ini

terdiri dari 9 lantai, dengan masing-masing lantai itu terdiri dari 15 kamar pasien,
1 ruang bedah, 1 ruang dokter, 1 apotek dan 2 toilet. Setiap kamar pasien tersebut
memiliki ukuran panjang 6 meter dan lebar 4 meter. Selain itu, setiap lantai
memiliki 2 buah lift dan sebuah tangga.

3.3 Kapasitas Gedung

Gedung ini memiliki luas sekitar 1800 m2/lantai dengan kapasitas

keseluruhan gedung sebesar ±1500 orang. Dimana dalam keadaan traffic


hours atau pada saat jam perkuliahan kapasitas gedung dapat mencapai
sekitar ± 2000 orang.

12
3.4 Denah Gedung

Gambar 3.2 Tampak Depan Lift Gambar 3.3 Tombol Lift

Gambar 3.4 Dimensi system lift

13
BAB IV
PEMBAHASAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN LIFT

A. Lift Pasien
4.1 Menentukan Building Population dan Building Efficiency
Building population merupakan populasi dalam bangunan atau estimasi
jumlah orang dalam bangunan. Jika jam kunjungan tidak dibatasi, populasi
pengunjung menentukan jumlah elevator. Jika pengunjung dibatasi pada jam
tertentu maka jumlah staf menentukan jumlah elevator. Jika lalu lintas rumah
sakit sangat sibuk, maka kombinasi lift penumpang dan lift rumah sakit yang
lebih besar dapat digunakan untuk pelayanan yang optimum.
Cara menghitung building population atau jumlah dari populasi pengguna
bangunan dapat dilakukan berdasarkan fungsi dan luas bangunan (net area
atau efisiensi bangunan), adapun perhitungan building population adalah
sebagai berikut:
 Menghitung Building Population, berdasarkan tabel population of typical
buildings for estimating elevator and escalator requirements berikut:

Dengan menganggap gedung yang direncanakan merupakan Hospital


dengan jenis General Private, maka Building Populationnya (Jumlah
Orang Dalam Bangunan):

Berdasarkan table diatas maka D ( kebutuhan standar gerak per


orang)nya adalah 1.5. Maka untuk rumah sakit 9 lantai dengan jenis
general private yang terdiri dari 15 kamar tiap lantai:

Building Population = jumlah kamar x D


=135 x 1.5

14
= 202.5 = 203 orang
 Menghitung Building Efficiency, berdasarkan tabel office buildings
efficiency berikut:

Karena gedung yang direncanakan terdiri dari 9 lantai, maka building


efficiency (efisiensi bangunan) dari gedung untuk 0 – 10 lantai adalah
85%.

4.2 Menentukan Minimal pHC (Prosentase Handling Capacity)


Handling Capacity atau HC, yaitu jumlah atau populasi pengguna bangunan
yang harus diangkut oleh seluruh lift yang ada dalam gedung selama 5 menit
(orang), penentuan minimal pHC dapat dilihat dari tabel Minimum Handling
Capacity berikut:

Dengan menganggap gedung yang direncanakan adalah Hospitals dengan


jenis general private, maka pHC = 10 – 11 %.

4.3 Menghitung Handling Capacity


Setelah menentukan minimal pHC seperti yang telah dilakukan sebelumnya,
dimana telah ditentukan pHC = 10-11 %, maka Handling Capacity (HC)
adalah:
HC = pHC x Populasi Bangunan ( Building Population)
= 10 % x 203 orang
= 20,3 = 20

15
4.4 Menetapkan Spesifikasi Lift
Penetapan spesifikasi lift terdiri atas penentuan kapasitas muatan dan
kecepatan lift yang dianjurkan, adapun untuk menentukan itu dapat dilakukan
dengan melihat tabel berikut:
 Menentukan kapasitas muatan dan kecepatan lift yang dianjurkan sesuai
tabel:

Maka, untuk gedung yang direncanakan dengan mengkategorikan


gedung merupakan bangunan rumah sakit , maka:
 Car Capacity = 3500 Pounds = 1588 kg
 Minimum Car Speed = 250 Feet per Minute = 1,3 m/detik
 Car Travel = 101 to 125 Feet = 30,3 – 37,5 m

4.5 Menentukan Car Passenger Capacity (P)


Penentuan car passenger capacity (P) atau muatan normal penumpang lift
(orang) dapat dilakukan dengan melihat table berikut:

Karena Elevator Capacity (Pounds) untuk gedung yang direncanakan adalah


3500, maka:
muatan penumpang maksimal adalah 23 orang
muatan normal penumpang adalah 19 orang.

16
4.6 Menentukan Round Trip (RT)
Round trip (RT) atau waktu perjalanan bolak balik lift (satuan jarak adalah
meter dan satuan kecepatan: meter/dtk), adapun cara menentukan Round Trip
adalah sebagai berikut:

Dimana:
h = jarak lantai ke lantai (m) = 5 meter
s = kecepatan rata-rata lift (m/detik) = 1,3 m/s
n = jumlah lantai yang dilayani lift = 9 lantai
m = daya angkut/kapasitas lift (orang) = 19 orang
Maka:

Sehingga, RT = 154,5 detik

4.7 Menghitung Kapasitas Dalam 1x Pengangkutan


Cara menghitung kapasitas yang akan diangkut dalam 1x pengangkutan (h)
adalah sebagai berikut :

4.8 Menentukan Jumlah Lift (N)


Cara menghitung jumlah lift yang dibutuhkan pada gedung yang
direncanakan adalah sebagai berikut:

17
4.9 Daya Listrik Untuk Lift
Daya motor lift adalah daya yang diperlukan untuk lift bekerja dalam suatu
gedung betingkat.Faktor yang mempengaruhi perhitungan daya motor lift
adalah sebagai berikut:
a) Kapasitas lift dalam kg = 1.588 kg
b) Kecepatan lift = 1,3 m/s.
c) overbalance (0,425 s/d 0,50)
Dari data diatas dapat diperhitungkan untuk menghitung daya motor lift yang
akan di optimasi dengan rumus sebagai berikut:

Dimana:
Poutout = Daya yang menghasilkan kerja (kw)
K = Kapasitas lift (kg)
s = kecepatan lift (mpm)
O/B = overbalance (0,425 s/d 0,50)
6120 = angka konversi dalam kgm/m/kw
Η = rendemen system instalasi

B. Lift Pengunjung
4.10 Menentukan Building Population dan Building Efficiency
Building population merupakan populasi dalam bangunan atau estimasi
jumlah orang dalam bangunan. Jika jam kunjungan tidak dibatasi, populasi
pengunjung menentukan jumlah elevator. Jika pengunjung dibatasi pada jam
tertentu maka jumlah staf menentukan jumlah elevator. Jika lalu lintas
rumah sakit sangat sibuk, maka kombinasi lift penumpang dan lift rumah
sakit yang lebih besar dapat digunakan untuk pelayanan yang optimum.
Cara menghitung building population atau jumlah dari populasi pengguna
bangunan dapat dilakukan berdasarkan fungsi dan luas bangunan (net area

18
atau efisiensi bangunan), adapun perhitungan building population adalah
sebagai berikut:
 Menghitung Building Population, berdasarkan tabel population of typical
buildings for estimating elevator and escalator requirements berikut:
Dengan menganggap gedung yang direncanakan merupakan Hospital
dengan jenis General Private, maka Building Populationnya (Jumlah
Orang Dalam Bangunan):

Berdasarkan table diatas maka D ( kebutuhan standar gerak per


orang)nya adalah 1.5. Maka untuk rumah sakit 9 lantai dengan jenis
general private yang terdiri dari 15 kamar tiap lantai:
Building Population = jumlah kamar x D
= 135 x 1.5
= 202.5 = 203 orang
 Menghitung Building Efficiency, berdasarkan tabel office buildings
efficiency berikut:

Karena gedung yang direncanakan terdiri dari 9 lantai, maka building


efficiency (efisiensi bangunan) dari gedung untuk 0 – 10 lantai adalah
85%.

4.11 Menentukan Minimal pHC (Prosentase Handling Capacity)


Handling Capacity atau HC, yaitu jumlah atau populasi pengguna bangunan
yang harus diangkut oleh seluruh lift yang ada dalam gedung selama 5
menit (orang), penentuan minimal pHC dapat dilihat dari tabel Minimum
Handling Capacity berikut:

19
Dengan menganggap gedung yang direncanakan adalah Hospitals dengan
jenis general private, maka pHC = 10 – 11 %.

4.12 Menghitung Handling Capacity


Setelah menentukan minimal pHC seperti yang telah dilakukan sebelumnya,
dimana telah ditentukan pHC = 10-11 %, maka Handling Capacity (HC)
adalah:
HC = pHC x Populasi Bangunan ( Building Population)
=10 % x 203 orang
= 20,3 = 20

4.13 Menetapkan Spesifikasi Lift


Penetapan spesifikasi lift terdiri atas penentuan kapasitas muatan dan
kecepatan lift yang dianjurkan, adapun untuk menentukan itu dapat
dilakukan dengan melihat tabel berikut:
 Menentukan kapasitas muatan dan kecepatan lift yang dianjurkan sesuai
tabel:

Maka, untuk gedung yang direncanakan dengan mengkategorikan gedung


merupakan bangunan rumah sakit tapi karena lift yang diperuntukkan buat
pengunjung, maka:
 Car Capacity = 2500 Pounds = 1134 kg
 Minimum Car Speed = 200 Feet per Minute = 1 m/detik
 Car Travel = 61 to 100 Feet = 18,3 – 30 m

20
4.14 Menentukan Car Passenger Capacity (P)
Penentuan car passenger capacity (P) atau muatan normal penumpang lift
(orang) dapat dilakukan dengan melihat table berikut:

Karena Elevator Capacity (Pounds) untuk gedung yang direncanakan adalah


2500, maka:
 muatan penumpang maksimal adalah 17 orang
 muatan normal penumpang adalah 13 orang.

4.15 Menentukan Round Trip (RT)


Round trip (RT) atau waktu perjalanan bolak balik lift (satuan jarak adalah
meter dan satuan kecepatan: meter/dtk), adapun cara menentukan Round
Trip adalah sebagai berikut:

Dimana:
h = jarak lantai ke lantai (m) = 5 meter
s = kecepatan rata-rata lift (m/detik) = 1,3 m/s
n = jumlah lantai yang dilayani lift = 9 lantai
m = daya angkut/kapasitas lift (orang) = 19 orang
Maka:

Sehingga, RT = 155 detik

21
4.16 Menghitung Kapasitas Dalam 1x Pengangkutan
Cara menghitung kapasitas yang akan diangkut dalam 1x pengangkutan (h)
adalah sebagai berikut :

4.17 Menentukan Jumlah Lift (N)


Cara menghitung jumlah lift yang dibutuhkan pada gedung yang
direncanakan adalah sebagai berikut:

4.18 Daya Listrik Untuk Lift


Daya motor lift adalah daya yang diperlukan untuk lift bekerja dalam suatu
gedung betingkat.Faktor yang mempengaruhi perhitungan daya motor lift
adalah sebagai berikut:
a) Kapasitas lift dalam kg = 1.134 kg
b) Kecepatan lift = 1 m/s.
c) overbalance (0,425 s/d 0,50)
Dari data diatas dapat diperhitungkan untuk menghitung daya motor lift
yang akan di optimasi dengan rumus sebagai berikut:
Dimana:
Poutout = Daya kerja (kw)
K = Kapasitas lift (kg)
s = kecepatan lift (mpm)
O/B = overbalance (0,425 s/d 0,50)
6120 = angka konversi dalam kgm/m/kw
Η = rendemen system instalasi

22
BAB V
DESKRIPSI LIFT

5.1 Jenis Pengereman Lift


Jenis pengereman yang di pakai pada lift ini menggunakan jenis
pengereman mekanik. Sesuai dengan namanya, pengereman mekanik
adalah cara memberhentikan motor listrik dengan memberlakukan gesekan
atau friksi motor. Friksi tersebut diterapkan dengan cara yang sama seperti
halnya blok rem mobil seperti ditunjukkan pada gambar

Gambar 5.1 Blok rem mobil


Rem tersebut bekerja setelah daya hilang, yaitu blok rem mengunci motor
dengan daya kerja pegas. Pada saat daya dihubungkan, solenoid diberi energi
menjaga agar armature atau jangkar tetap tertutup. Dengan armature tertutup,
pegas tertahan balik sehingga tetap mengerem motor. Rem mekanik dipakai
pada sistem pengereman yang ada tidak cukup untuk membawa motor
sehingga benar-benar berhenti. Contoh, dengan rem dinamik tidak akan bisa
memberhentikan motor secara total sehingga diperlukan penggunaan rem
mekanik menahan motor setelah daya diputus hubungkan. Solenoid rem dapat
disambungkan antara dua saluran suplai atau antara satu dari suplai tersebut
dan netral. Solenoid tersebut disambungkan secara langsung pada saluran
suply motor.

23
5.2 Jenis Motor Penggerak
Jenis Motor penggerak pada lift ini menggunakan penggerak motor AC
geared yang biasanya dpergunakan pada lift berkecepatan rendah dan sedang.
Type motor geared menggunakan motor AC yang dilengkapi dengan worm
gear atau gear reducer yang berfungsi untuk menurunkan putaran motor ke
speed elevator yang diinginkan. Karena pada motor AC ini mempunyai
putaran yang tinggi antara 900 RPM sampai dengan 1460 RPM atau lebih.
Motor penggerak elevator ini memiliki asupan daya tegangan bolak-balik
(Ac) dari PLN yang sangat berperan dalam pelaksanaan kerja elevator.

Gambar 5.2 Motor AC Geared



 Sistem Kontrol
Kontrol utama lift ini menggunakan PLC ( Programmable Logic Control)
dengan merk mitsubishi tipe FX2N 32 I\O.

Gambar 5.3 Panel Kontrol


dengan PLC
Pergerakan cepat atau lambat pada elevator ini diatur oleh PLC
(Programmable Logic Control) yang terdapat pada ruang kontrol.

5.4 Daya Listrik


Gedung RS Awal Bros Makassar memiliki daya listrik sebesar 555 KVA
untuk memenuhi kebutuhan listrik pada gedung tersebut. Daya listrik untuk
lift pasien sebesar 13,7 kW dan untuk lift pengunjung sebesar 7,5 kW.

24
BAB VI
PENUTUP

6.1 Untuk Lift Pasien


Dari perhitungan kebutuhan lift pasien pada Gedung RS Awal Bros Makassar
didapatkan:
a) Kecepatan yang dibutuhkan adalah 78 mpm atau 1,3 m/s.
b) Kapasitas daya angkut lift adalah 1.588 kg atau maksimal 23 orang.
c) Daya output untuk motor lift adalah 13,7 kw.
d) Jumlah lift yang harus dipasang 1 Unit

6.2 Untuk Lift Pengunjung


Dari perhitungan kebutuhan lift pengunjung pada Gedung RS Awal Bros
Makassar didapatkan:
a) Kecepatan yang dibutuhkan adalah 60 mpm atau 1 m/s.
b) Kapasitas daya angkut lift adalah 1.134 kg atau maksimal 17 orang.
c) Daya output untuk motor lift adalah 7,5 kw.
d) Jumlah lift yang harus dipasang 1 Unit

25
DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/38619920/Perhitungan-Kebutuhan-Revisi
http://www.slideshare.net/MohdMuljana/lift-by-martin-muljana
http://www.scribd.com/doc/100136275/Prinsip-Kerja-Elevator

26
SESI TANYA JAWAB

1. Dari : Elang Ihza Lesmono (3.31.16.0.08)


Pertanyaan : Pengereman jenis apa yang digunakan pada lift yang anda bahas ?
Jawaban :
Jenis pengereman yang di pakai pada lift ini menggunakan jenis pengereman
mekanik. Sesuai dengan namanya, pengereman mekanik adalah cara
memberhentikan motor listrik dengan memberlakukan gesekan atau friksi
motor. Friksi tersebut diterapkan dengan cara yang sama seperti halnya blok
rem mobil.
Rem tersebut bekerja setelah daya hilang, yaitu blok rem mengunci motor
dengan daya kerja pegas. Pada saat daya dihubungkan, solenoid diberi energi
menjaga agar armature atau jangkar tetap tertutup. Dengan armature tertutup,
pegas tertahan balik sehingga tetap mengerem motor. Rem mekanik dipakai
pada sistem pengereman yang ada tidak cukup untuk membawa motor
sehingga benar-benar berhenti.

2. Dari : Jusura Mulahesa (3.31.16.0.02)


Pertanyaan : Motor jenis apa yang digunakan pada lift yang anda bahas ?
Jawaban :
Jenis Motor penggerak pada lift ini menggunakan penggerak motor AC geared
yang biasanya dpergunakan pada lift berkecepatan rendah dan sedang. Type
motor geared menggunakan motor AC yang dilengkapi dengan worm gear atau
gear reducer yang berfungsi untuk menurunkan putaran motor ke speed
elevator yang diinginkan. Karena pada motor AC ini mempunyai putaran yang
tinggi antara 900 RPM sampai dengan 1460 RPM atau lebih.

3. Dari : Muhammad Nur Rizal Ansari (3.31.16.0.15)


Pertanyaan : Sistem kendali apa yang digunakan pada lift yang anda bahas ?
Jawaban : Kontrol utama lift ini menggunakan PLC ( Programmable Logic
Control) dengan merk mitsubishi tipe FX2N 32 I\O. Pergerakan cepat atau
lambat pada elevator ini diatur oleh PLC (Programmable Logic Control) yang
terdapat pada ruang kontrol.

27

Anda mungkin juga menyukai