LAPORAN PERENCANAAN
i
Daftar Isi
ii
Daftar Gambar
iii
Bab 1
1. Pendahuluan
1.1 Umum
Bencana alam gempa bumi dengan kekuatan 7,4 skala richter yang melanda Sulawesi Tengah telah
menyebabkan kerusakan pada bangunan – bangunan infrastruktur seperti jembatan. Kerusakan –
kerusakan yang dialami jembatan pada umumnya terjadi pada element penahan gaya lateral seperti
bracing, lateral stopper, dan bearing pad. Begitu juga yang terajadi pada jembatan dolago. Akibat gempa
bumi jembatan mengalami pergeseran sejauh 30 cm.
iv
Gambar 1.2 Tampak Samping Jembatan
v
Bab 2
2. Assestment Jembatan
Gaya gempa merupakan gaya yang bekerja pada arah lateral jembatan. Gaya gempa ini merupakan
gaya yang diakibatkan oleh massa inersia jembatan dikalikan dengan percepatan gempa. Akibat gaya
gempa tersebut terjadi pergeseran pada arah lateral jembatan. Sehingga element struktur yang
berkontribusi secara langsung untuk menahan beban tersebut ikut mengalami kerusakan. Element –
element struktur jembatan yang secara langsung menerima beban gempa adalah tumpuan jembatan dan
pengaku lateral.
Akibat gempa yang terjadi pada tanggal 28 September 2018 di Palu mengakibatkan beberapa kerusakan
pada jembatan dolago. Kerusakan yang terjadi antara lain :
Kerusakan elastomerik bearing
Elastomerik bearing yang rusak berada pada posisi tumpuan yang bergeser
Kerusakan ekspantion joint
Ekspansion joint yang rusak berada pada posisi tumpuan yang bergeser
Retak pada element penggantung
Element penggantung jembatan berupa beton prategang dengan diameter 400 mm.
Retak pada element pengaku pelengkung
Element pengaku pelengkung jembatan berupa balok beton bertulang
Lateral stopper rusak berat
Lateral stopper beton bertulang
vi
Retak pada pengaku
Retak pada penggantung
vii
2.2 Kerusakan yang Terjadi pada Jembatan
Perletakan jembatan pada pilar terdekat ke arah kota palu mengalalmi pergeseran sejauh 30 cm sehingga
mengakibatkan kerusakan pada bearing jembatan, lateral stopper, dan ekspansion joint.
1
Gambar 2.4 Kondisi bearing pad pasca gempa
2
c) Element Pengaku Jembatan Mengalami Keretakan
3
Bab 3
3. Analisis Struktur Jembatan
4
b) Beban Superimposed dead load
Beban superimposed dead load adalah beban mati element non struktural jembatan.
Beban aspal = 0,05 m x 22 kN/m3 x 2,05 m
= 2,255 kN/m
d) Beban Rem
Beban rem diambil sebesar 5 % beban D ditambah 5 % beban truk rencana 500 kN
Beban rem 1 = 0,05 x 9 kN/m2 x 2,05 m
= 0,9225 kN/m
5
Gambar 3.5 Beban rem 1
e) Beban Gempa
6
Gambar 3.8 Mode shape 1
7
f) Beban Angin
Beban angin diambil sebesar 2,4 kN/m2.
Beban angin = 2,4 kN/m2 x 1 m
= 2,4 kN/m
Kombinasi Service :
a. BS + SDL + D + Rem
b. BS + SDL + T + Rem
c. BS + SDL + T + Rem + Temp
d. BS + SDL + T + Angin
e. BS + SDL + T + Sentrifugal
Kombinasi Ultimate :
a. 1,3 BS + 2 SDL + 1,8 D + 1,8 Rem
b. 1,3 BS + 2 SDL + 1,8 T + 1,8 Rem
c. 1,3 BS + 2 SDL + 1,8 T + 1,8 Rem + 1,2 Temp
d. 1,3 BS + 2 SDL + 1,8 T + 1,2 Angin
e. 1,3 BS + 2 SDL + 1,8 T + 1,8 Sentrifugal
f. 1,3 BS + 2 SDL + Gempa
g. 1,3 BS + 2 SDL + Gempa
8
Bab 4
4. Rehabilitasi Jembatan
9
4.3. Perbaikan Element Penggantung
Perbaikan beton yang retak dilakukan dengan pengisian celah beton retak dengan presssure grouting dan
pemasangan frp pada selimut beton.
10
Gambar 4.4 Detail penggantung jembatan
11
Gambar 4.6 Detail perbaikan pengaku jembatan
12